TENTANG
KEWAJIBAN TENAGA KLINIS DALAM PENINGKATAN MUTU KLINIS
DAN KESELAMATAN PASIEN
MENIMBANG :a. Bahwa dalam upaya peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan
pasien menjadi tanggung jawab seluruh tenaga klinis yang memberikan
asuhan pasien;
MEMUTUSKAN
Kedua : Tenaga Klinis adalah dokter, perawat, bidan dan tenaga kesehatan
yang lain yang bertanggung jawab dalam melakukan asuhan.
pasien.
Ditetapkan Di : Tigarunggu
Pada Tanggal : 2017
Kepala Puskesmas Tigarunggu
Anita R. Simarmata
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIMALUNGUN
UPT PUSKESMAS TIGARUNGGU
KECAMATAN PURBA
Jl. Raya Seribubolok Kec.Purba Kode Pos : 21165
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Ditetapkan Di :
Pada Tanggal :
KEPALA PUSKESMAS TIGARUNGGU
Anita R.Simarmata
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIMALUNGUN
UPT PUSKESMAS TIGARUNGGU
KECAMATAN PURBA
Jl. Raya Seribubolok Kec.Purba Kode Pos : 21165
TENTANG
Menimbang :a. Bahwa dalam upaya meningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien
Puskesmas ,perlu disusun aturan tentang kewajiban tenaga klinis dalam
peningkatan mutu klinis;
b. Bahwa sehubungan dengan butir aterdebut di atas maka perlu
menetapkan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Tigarunggu
tentang Kewajiban Tenaga Klinis Dalam Peningkatan Mutu klinis dan
Keselamatan Pasien;
Mengingat :1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan ( Lembaran
Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran negara Nomor
3495);
2. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 116,Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4431);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
(Lembaga Negara Tahun 1996 Nomor 49,Tambahan Lembaran Negara
3637);
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 159.b/Menkes/Per/II/998 tentan
Rumah sakit;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit;
MEMUTUSKAN
Ditetapkan Di :
Pada Tanggal :
Kepala Puskesmas Tigarunnggu
Anita R.Simarmata
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIMALUNGUN
UPT PUSKESMAS TIGARUNGGU
KECAMATAN PURBA
Jl. Raya Seribubolok Kec.Purba Kode Pos : 21165
TENTANG
MEMUTUSKAN
Ditetapkan Di :
Pada Tanggal :
Kepala Puskesmas Tigarunnggu
Anita R.Simarmata
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIMALUNGUN
UPT PUSKESMAS TIGARUNGGU
KECAMATAN PURBA
Jl. Raya Seribubolok Kec.Purba Kode Pos : 21165
Kepada :
Di Tempat
Nomor :
Lampiran :
Perihal :
Mengharapkan dengan hormat atas kehadirannya untuk dapat mengikuti pertemuan besok
pada :
Hari / Tanggal :
Waktu :
Tempat : Ruang aula UPT Puskesmas Tigarunggu
Acara : Membahas Tata Nilai Budaya Mutu Dan Keselamatan Pasien
Demikian undangan ini kami sampaikan atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih
Ditetapkan Di :
Pada Tanggal :
Kepala Puskesmas Tigarunnggu
Anita R.Simarmata
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIMALUNGUN
UPT PUSKESMAS TIGARUNGGU
KECAMATAN PURBA
Jl. Raya Seribubolok Kec.Purba Kode Pos : 21165
KATA PENGANTAR
Kami sampaikan terimakasih yang tak terhingga kepada berbagai pihak atas sumbangan
pikiranya sehingga tersusunlah Pedoman Keselamatan Pasien dan Menejemen Resiko ini.
Semoga podaman ini akan bermamfaatdan Tuhan Yang Maha Esaakan selalu melimpahkan
berkatnya.
Ditetapkan Di :
Pada Tanggal :
Kepala Puskesmas Tigarunnggu
Anita R.Simarmata
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIMALUNGUN
UPT PUSKESMAS TIGARUNGGU
KECAMATAN PURBA
Jl. Raya Seribubolok Kec.Purba Kode Pos : 21165
BAB I
PENDAHULUAN
a.Latar Belakang
Sarana pelayanan kesehatan merupakan tempat yang dikategorikan tidak aman
dan beresikoterjadinya kejadian yang tidak diharapka, baik dr ruang lingkup yang paling
kecil bahkan sampai dengan Rumah Sakit sekali pun.
Resiko mungkin saja dialami setiap orang yang berda dalam sarana pelayanan
kesehatan mulai dari pasien atau pengunjung sarana kesehatan maupun petugas
kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan. Resiko atau kejadian yang tidak
diharapkan terjadi bukan karena ada ungsur kesengajaan, tetapi karena rumitnya
pelayanan kesehatan. Banyak faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya resiko atau
kejaian yang tidak diharapkan sebagai contoh tidak tersedianya sumber daya manusia
yang kompeten,kondisi fasilitas,maupun ketersediaan obat dan peralatan kesehatan yang
tidak memenuhi standar.
Tidak hanya pelayanan klinis saja yang beresiko terhadap psien, pengunjung,
lingkungan, tetapi kegiatan –kegiatan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan
masyarakat juga beresiko terhadap keselamatan sasaran kegiatan, masyarakat maupun
lingkungan.
Pasien,pengunjung dan masyarakat dapat mengalami cedera atau kejadian yang
tidak diharapkan terkait dengan infeksi, kesalahan pemberian obat, keslahan identifikasi,
kondisi asilitas yang tidak aman, maupun akibat penyelenggaraan kegiatan pada upaya
kesehatan masyarakat yang tidak memperhatikan aspek keselamatan.
Resiko-resiko yang mungkin terjadidalam pelayanan kesehatan perlu
diidentifikasi dan dikelola dengan baik untuk mengupayakan keselamatan pasien,
pengunjung dan masyarakat yang dilayani.
b.Tujuan Pedoman
Pedoman ini disusun dengan menyediakan pedoman bagi Puskesmas Tigarunggu
dalam mengupayakan keselamatan pasien, pengujung dan masyarakat melalui penerapan
manejemen resikodalam seluruh aspek pelayanan yang disediakan oleh Puskesmas
Tigarunggu.
c. Sasaran Pedoman
Sasaran dari pedoman ini adalah semua petugas kesehatan yang ada dalam
instansikesehatan di Kecamatan Purba, dimulai dari Puskesmas Pembantu, Pos Kesehatan
Desa serta Puskesmas Tigarunggu,Petugas pendaftaran, Petugas sanitasi, Petugas
Farmasi, Petugas laboratorium,Petugas keamanan dan Petugas kebersihan.
d. Batasan Operasional
1. Keselamatan pasien adalah upaya yang dirancang untuk mencegah
terjadinya outcome yang tidak diharapkan sebagai akibat tindakan yang tidak
aman atau kondisi laten disarana pelayanan kesehatan.
2. Manajemen resiko adalah metode penanganan sistematis formal dimana
dikonsentrasikan pada mengidentifikasikan dan pengontrolan peristiwa atau
kejadian yang memiliki kemungkinan perubahan yang tidak diinginkan.
3. Resiko adalah hal yang tidak akan pernah dapat dihindari pada suatu
kegiatan/aktifitas yang dilakukan oleh manusia ( probalitas insiden).
4. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) adalah cedera yang diakibatkan oleh
tata kelola klinis bukan karena latar belakang kondisi pasien.
5. Kejadian Tidak Cedera (KTC) adalah terjadinya penangan klinis yang tidak
6. Kejadian Nyaris Cedera (KNC) adalah kejadian atau situasi yang sebenarnya
dapat menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi karena secara kebetulan
diketahui atau upaya pencegahan segera dilakukan.
7. Kondisi Berpotensi Cedera (KPC) suatu keadaan yang mempunyai potensi
menimbulkan edera.
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIMALUNGUN
UPT PUSKESMAS TIGARUNGGU
KECAMATAN PURBA
Jl. Raya Seribubolok Kec.Purba Kode Pos : 21165
BAB II
BAB III
TATALAKSANA
3. Evaluasi Resiko
Evaluasi resiko dilakukan pada kasus yang terpilih berdasarkan kegawatan
resiko. Evaluasidilakukan dengan mencari penyebab masalah menggunakan
analisis akar masalah,kemudian ditentukan apaakah memerlukan tindakan
perbaikan atau tidak.
Program Resiko
Posyandu Balita Kesalahan penentuan kebutuhan imunisasi
Kesalahan cara pemberian imunisasi
Kesalahan jenis imunisasi
Kesalahan dosis vaksin
Insiden kegagalan pemberian imunisasi
Insiden efek samping imunisasi
Ceceran limbah medi
Insiden petugas tertusuk jarum
Insiden balita terluka pada proses penimbangan
menggunakan dacin
Kesalah cara penimbangan
Kesalahan pencatatan hasil pengukuran dan pemeriksaan
Posyandu Lansia Kesalahan identifikasi
Kesalahan pemeriksaan dan diagnosis
Insiden perlukaan karena penggunaanalat periksa
Kesalahan hasilpemeriksaan laboratorium
Insiden perlukaan karena pemeriksaan laboratorium
Insiden tertusuk jarum
Insiden kontak dengan cairantubuh penderita
Tidak menggunakan APD
Kesalahan pemberian obat
Kesalahan dosis obat
2. Analisis resiko
Daftar resiko yang telah diidentifikasi kemudian dilakukan analisis oleh Tim
Mutu.Analisis resiko dilakukan dengan cara menilai tingkat kegawatan dari resiko
( severity assesment ) dan dengan metode FMEA ( Failure Mode and effect Analysis )
seperti dalam Formulir terlampir.
3. Evaluasi resiko
Resiko yang di identifikasi di analisis menggunakan formulir FMEA dan analisis
penyebab denganmenggunakan metode RCA ( Root caused Analysis ). Tingkat
resiko yang memiliki nilai yang tinggi merupakan prioritas untuk dilakukan
pemecahan masalah. Identifikasi resiko dilaporkan kepada Tim Mutu Puskesmas.
4. Tindakan perbaikan
Jika diperlukan tindakan perbaikan maka Tim Mutu merekomendasikan
rencana tindakan perbaikan dan monitoring terhadap tindakan perbaikan. Setiap
tindkan perbaikan dikonsultasikan kepada Kepala Puskesmas dan dikomunikasikan
kepada petugas Puskesmas lainya.
D. ANALISA RESIKO
Analisa dilakukan dengan menentukan skore resiko atau insiden tersebut untuk
menentuka prioritas penanganan.
a. Peluang
TINGKAT RESIKO DESKRIPSI PELUANG / FREKUENSI
1 Sangat Jarangt / rare (>5 tahun/ kali)
2 Jarang / unlikely (>2-5 tahun / kali)
3 Mungkin / possible (1-2 tahun / kali)
4 Sering / likely (beberapa kali/ tahun)
5 Sangat sering / almost certain (tiap minggu / bulan)
b. Dampak
TINGKAT DESKKRIPSI DAMPAK
RESIKO PELUANG/
FREKUENSI
1 Tidak Tidak ada cidera
signifikan
2 Minor Cedera ringan, mis. luka lecet
Dapat diatasi dengan P3K
3 Moderat Cedera sedang, mis. Luka robek
Berkurangnya fungsi motorik/ sensorik/ psikologis/
intelektual (reversible), tidak berhubungan dengan
penyakit)
Setiap kasus yang memperpanjang perawatan
4 Mayor Cedera Luas/ berat, mis. Cacat, lumpuh
Kehilangan Fungsi motoric/ sensorik/ psikologis/
intelektual (ireversibel) tidak berhubungan dengan penyaki
5 Katatropik Kematian yang tidak berhubungan dengan perjalanan
penyakit
E. EVALUASI RESIKO
Resiko yang sudah dianalisa akan dievaluasi lebih lanjut sesuai skor dan grading yang
di dapat.
Rendah 1-3
Sedang 4-6
Tinggi 8-12
Extreme 15-25
KELOLA RESIKO
LEVEL TINDAKAN
Extreme Memerlukan tindakan segera, peling lambat 2 x 24 jam.
Tinggi Kaji dengan detail dan perlu tindakan segara, sampai 2 minggu.
Respon Manajemen
Setelah Resiko yang mungkin terjadi diidentifikasi dan dianalisa tim manajerial akan
mulai memformulasikan stategi penanganan resiko yang tepat. Strategi ini didasarkan kepada
sifat dan dampak potensial dan resiko itu sendiri. Adapun Tujuan dan staregi ini adalah untuk
memindahkan dapak potensial resiko sebanyak mungkin untuk meningkatkan control
terhadap resiko.
1. Pengertian Penanganan dan pelaporan KTD, KPC, Knc dan Resiko Klinis adalah
prosedur ini mencakup semua kegiatan yang terkait dengan identifikasi
dokumentasi dari pelaporan kasus KTD, KNC, dan resiko Teknis.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penanganan KTD,
KPC, KNC dan Resiko Klinis
3. Kebijakan Surat Keputusan Pimpinan UPT Puskesmas Tigarunggu ……………..
Tentang ……………….
4. Rekrensi Promosi Kesehatan di Daerah Bermasalah Kementerian Kesehatan
Indonesia 2011
5. Prosedur 1. Alat :
a. ATK
2. Bahan :
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIMALUNGUN
UPT PUSKESMAS TIGARUNGGU
KECAMATAN PURBA
Jl. Raya Seribubolok Kec.Purba Kode Pos : 21165
7. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
8. Unit terkait 1. Pemimpin UPt Puskesmas Tigarunggu , Penanggung Jawab Klinis,
tim peningkatan mutu layanan klinis dokter, pwrawat, analis
kesehatan, resepsionis, sanitarian
9. Dokumen terkait 1. Blangko Manajeman KTD, KPC, KNC dan Resiko KLinis
10. Rekaman historis
perusahaan No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIMALUNGUN
UPT PUSKESMAS TIGARUNGGU
KECAMATAN PURBA
Jl. Raya Seribubolok Kec.Purba Kode Pos : 21165
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan tanggung jawab bersama seyiap individu, keluarga,
masyarakat,pemerintah dan swasta. Keberhasilan pembangunan kesehatan
ditentukan oleh kontribusi dari semua sektor, berdaarkan fungsi dan peranya
masing – masing. Tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan
kesdaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Setiap individu berkewajiban ikut serta
dalam memelihara dan meningkatkan derajatkesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat.