Anda di halaman 1dari 18

DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIMALUNGUN

UPT PUSKESMAS TIGARUNGGU


KECAMATAN PURBA
Jl. Raya Seribubolok Kec.Purba Kode Pos : 21165

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS TIGARUNGG


KABUPATEN SIMALUNGUN
NOMOR : / /Pusk.TR/22017

TENTANG
KEWAJIBAN TENAGA KLINIS DALAM PENINGKATAN MUTU KLINIS
DAN KESELAMATAN PASIEN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

KEPALA PUSKESMAS TIGARUNGGU,

MENIMBANG :a. Bahwa dalam upaya peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan
pasien menjadi tanggung jawab seluruh tenaga klinis yang memberikan
asuhan pasien;

b. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan klinis dan keselamatan


pasien di Puskesmas Tigarunggu perlu adanya peran aktiftenaga klinis
dalam merencanakan dan mengevaluasi mutu layanan klinis dan upaya
peningkatan keselamatan pasien;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf


a dan b di atas maka perlu kebijakan Kepala Puskesmas Tigarunggu
tentang Kewajiban Tenaga Klinis dalam Peningkatan Mutu Klinis dan
Keselamatan Pasien di Puskesmas Tigarunggu;

MENGINGAT :1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan ;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang


Praktik Kedokteran;

3. Peraturan Menteri Kesehatan Repoblik IndonesiaNomor 32 Tahun 1996


tentang Tenaga Kesehatan;

4. Peraturan Menteri Kesehatan Repoblik Indoneia Nomor 1691/MENKES


/PER/VII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit;

5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1457


/MENKES /SK/2003 tentang Standr Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di Kabupaten / Kota;

6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 128 tahun 2004


tentang Puskesmas;
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIMALUNGUN
UPT PUSKESMAS TIGARUNGGU
KECAMATAN PURBA
Jl. Raya Seribubolok Kec.Purba Kode Pos : 21165

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEWAJIBAN TENAGA KLINIS DALAM PENINGKATAN


MUTU KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN

Kesatu : Semua tenaga klinis mempunyai kewajiban dalam peningkatan


mutu klinis dan keselamatan pasien.

Kedua : Tenaga Klinis adalah dokter, perawat, bidan dan tenaga kesehatan
yang lain yang bertanggung jawab dalam melakukan asuhan.
pasien.

Ketiga : Panduan peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien


sebagaimanaTertera dalam lampiran keputusan ini harus
dijadikan acuan dalam melakukan peningkatan mutu kklinis dan
keselamatan pasien di Puskesmas Tigarunggu.

Keempat : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal di tetapkan dengan


ketemtuam akan di ubah kembali sebagai mana mestinya jika
ditemukan kekeliruan dalam penetapannya.

Ditetapkan Di : Tigarunggu
Pada Tanggal : 2017
Kepala Puskesmas Tigarunggu

Anita R. Simarmata
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIMALUNGUN
UPT PUSKESMAS TIGARUNGGU
KECAMATAN PURBA
Jl. Raya Seribubolok Kec.Purba Kode Pos : 21165

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TIGARUNGGU


NOMOR :
KEPALA PUSKESMAS TIGARUNGGU

Menimbang : Bahwa untuk mendukung terwujudnya pelayanan yang menjamin


keselamatan pasien di Rumah Sakit tipe C perlu ditetapkan Pedoman
Keselamatan Puskesmas Tigarunggu;

Mengingat : 1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.133 3/MenKes


/SK/XII/1999, tentang standard pelayanan Rumah Sakit;
2. Peraturan Menteri Kesehatan No.1691/Menkes/PER/VIII/2011
tentang keselamatan pasien di Rumah sakit;

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

Pertama : Pedoman pelaksanaan keselamatan pasiendi puskesmas


Tigarunggu sebagai mana lampiran keputusan ini.
Kedua : Pola operasional pelayanan untuk tiap-tiap sasaran keselamatan
pasien dibuat dalam bentuk juknis berupa Panduan dan SOP.
Ketiga : Semua kegiatan yang berkaitan dengan keselamatan pasien
Puskesmas, dikoordinasikan oleh Tim Keselamatan Puskesmas
yang di bentuk dengan SK Kepala Puskesmas.
Keempa : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan,bila kemudian
hari ditemukan kekeliruan akan diaadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan Di :
Pada Tanggal :
KEPALA PUSKESMAS TIGARUNGGU

Anita R.Simarmata
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIMALUNGUN
UPT PUSKESMAS TIGARUNGGU
KECAMATAN PURBA
Jl. Raya Seribubolok Kec.Purba Kode Pos : 21165

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS TIGARUNGGU


KECAMATA PURBA KABUPATEN SIMALUNGUN
NOMOR : / /Pusk TR/2017

TENTANG

PEMILIHAN DAN PENETAPAN INDIKATOR MUTU KLINIS

Menimbang :a. Bahwa dalam upaya meningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien
Puskesmas ,perlu disusun aturan tentang kewajiban tenaga klinis dalam
peningkatan mutu klinis;
b. Bahwa sehubungan dengan butir aterdebut di atas maka perlu
menetapkan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Tigarunggu
tentang Kewajiban Tenaga Klinis Dalam Peningkatan Mutu klinis dan
Keselamatan Pasien;
Mengingat :1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan ( Lembaran
Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran negara Nomor
3495);
2. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 116,Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4431);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
(Lembaga Negara Tahun 1996 Nomor 49,Tambahan Lembaran Negara
3637);
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 159.b/Menkes/Per/II/998 tentan
Rumah sakit;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit;

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : PEMILIHAN DAN PENETAPAN INDIKATOR MUTU KLINIS


PUSKESMAS TIGARUNGGGU.
Kesatu : Memilih dan menetapkan prioritas indikator mutu klinis di
Puskesmas Tigarunggu Sebagaimana terlampir dalam keputusan
ini;
Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkandan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya, maka
akan di adakan perbaikan sebagaimana mestinya;

Ditetapkan Di :
Pada Tanggal :
Kepala Puskesmas Tigarunnggu

Anita R.Simarmata
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIMALUNGUN
UPT PUSKESMAS TIGARUNGGU
KECAMATAN PURBA
Jl. Raya Seribubolok Kec.Purba Kode Pos : 21165

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TIGARUNGGU


NOMOR: / /PUSK TR/2017 `

TENTANG

PENANGAN KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN (KTD),


KEJADIAN TIDAK CEDERAVV(KTC), KONDISI POTENSI CIDERA (KPC),DAN
KEJADIAN NYARIS CIDERA (KNC)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA PUSKESMAS TIGARUNGGU

Menimbang : a. bahwa Kejadian Tidak diharapkan (KTD), Kejadian Tidak Cedera


(KTC), Kejadian Potensi cedera (KPC), Kejadian Nyaris Cedera
(KNC)adalah kejadian-kejadian yang nyaris terjadi di Puskesmas
Tigarunggu;

b. bahwadalam Penanganan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD),


Kejadian Tidak Cedera (KTC), Kondisi Potensi Cedera (KPC), dan
Kejadian Nyaris Cedera (KNC) merupakan kewajiban bagi seluruh
pemberi layanan kesehatan di Puskesmas Tigarunggu;
.
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagai mana dimaksud pada huruf
a dan b perlu ditetapkan dengan keputusan Kepala Puskesmas
Tigarunggu ;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja;


2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Kesehatan;
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 351 / MENKES / SK / III /
2003 Tentang Komite Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Sektor
Kesehatan;
5. KEPUTUSAN Menteri Kesehatan Nomor 128 /MENKES / SK / II /
2004 Tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas);
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIMALUNGUN
UPT PUSKESMAS TIGARUNGGU
KECAMATAN PURBA
Jl. Raya Seribubolok Kec.Purba Kode Pos : 21165

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TIGARUNGGU TENTANG


PENANGANAN KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN (KTD), ,
KEJADIAN TIDAK CIDERA (KTC), KONDISI POTENSI
CIDERA (KPC), DAN KEJADIAN NYARIS CIDERA (KNC).

Kesatu : Kejadian Tidak diharapkan (KTD) merupakan suatu


kejadian yang mengakibatkan cidera atau hasil yang tidak
sesuai dengan harapan yang terjadi bukn karena kondisi
pasien tetapi oleh karena penanganan klinis.

Kedua : Kejadian Tidak Cidera (KTD) merupakan penanganan klinis


yang tidak sesuai,kadang tidak menimbulkan cidera.

Ketiga : Kejadian Potensi cidera (KPC) merupakan keadaan tertentu dalam


pelayanan klini yang berpotensi menimbulkan cidera.

Keempat : Kejadian Nyaris Cidera (KNC) merupakan kondisi yang dalam


penangan klinis hampir saja dilakukan kesalahan tetapi kesalahan
tersebut tidak jadi dilakukan.

Kelima : Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Tidak Cedera (KTC),


Kondisi Potensial Cidera (KPC), dan Kejadia Nyaris Cidera (KNC)
merupakan penanganan yang terintegrasi yang bisa meliputi seluruh
layanan di Puskesmas Tigarunggu.

Keenam : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan Di :
Pada Tanggal :
Kepala Puskesmas Tigarunnggu

Anita R.Simarmata
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIMALUNGUN
UPT PUSKESMAS TIGARUNGGU
KECAMATAN PURBA
Jl. Raya Seribubolok Kec.Purba Kode Pos : 21165

Kepada :

Pegawai Puskesma Tigarunggu

Di Tempat

Nomor :
Lampiran :
Perihal :

Mengharapkan dengan hormat atas kehadirannya untuk dapat mengikuti pertemuan besok
pada :

Hari / Tanggal :
Waktu :
Tempat : Ruang aula UPT Puskesmas Tigarunggu
Acara : Membahas Tata Nilai Budaya Mutu Dan Keselamatan Pasien

Demikian undangan ini kami sampaikan atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih

Ditetapkan Di :
Pada Tanggal :
Kepala Puskesmas Tigarunnggu

Anita R.Simarmata
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIMALUNGUN
UPT PUSKESMAS TIGARUNGGU
KECAMATAN PURBA
Jl. Raya Seribubolok Kec.Purba Kode Pos : 21165

KATA PENGANTAR

Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pada umumnya perlu


diperhatikan, salah satu diantaranya yang dianggap mempunyai peranan yang cukup penting
Adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan.

Agar peyelenggaraan pelayanan kesehatan dapat mencapai tujuan yang diinginkan,


Makapelayanan harus memenuhiberbagai syarat diantaranya tersedia dan berkesinambungan,
dapat diterima dan waja, mudah dicapai,mudah dijangkau dan bermutu.

Dengan mengucapkan Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,Puskesmas


Tigarunggutelah menyusun Pedoman Keselamatan Pasien dan Menejemen Resiko Klinis sebagai
Pedoman dalam melaksanakan upaya dalam menanggulangi semua resiko yang mungkin terjadi
di Puskesmas Tigarunggu.

Kami sampaikan terimakasih yang tak terhingga kepada berbagai pihak atas sumbangan
pikiranya sehingga tersusunlah Pedoman Keselamatan Pasien dan Menejemen Resiko ini.
Semoga podaman ini akan bermamfaatdan Tuhan Yang Maha Esaakan selalu melimpahkan
berkatnya.

Penyusunan pedoman ini dirasakan masih belum sempurna betul,sehubungan dengan


adanya keterbatasan-keterbatasan. Saran yang konstruktif sangatlah diharapkan demi
penyempurnaan di masa yang akan datang.

Ditetapkan Di :
Pada Tanggal :
Kepala Puskesmas Tigarunnggu

Anita R.Simarmata
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIMALUNGUN
UPT PUSKESMAS TIGARUNGGU
KECAMATAN PURBA
Jl. Raya Seribubolok Kec.Purba Kode Pos : 21165

BAB I

PENDAHULUAN
a.Latar Belakang
Sarana pelayanan kesehatan merupakan tempat yang dikategorikan tidak aman
dan beresikoterjadinya kejadian yang tidak diharapka, baik dr ruang lingkup yang paling
kecil bahkan sampai dengan Rumah Sakit sekali pun.
Resiko mungkin saja dialami setiap orang yang berda dalam sarana pelayanan
kesehatan mulai dari pasien atau pengunjung sarana kesehatan maupun petugas
kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan. Resiko atau kejadian yang tidak
diharapkan terjadi bukan karena ada ungsur kesengajaan, tetapi karena rumitnya
pelayanan kesehatan. Banyak faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya resiko atau
kejaian yang tidak diharapkan sebagai contoh tidak tersedianya sumber daya manusia
yang kompeten,kondisi fasilitas,maupun ketersediaan obat dan peralatan kesehatan yang
tidak memenuhi standar.
Tidak hanya pelayanan klinis saja yang beresiko terhadap psien, pengunjung,
lingkungan, tetapi kegiatan –kegiatan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan
masyarakat juga beresiko terhadap keselamatan sasaran kegiatan, masyarakat maupun
lingkungan.
Pasien,pengunjung dan masyarakat dapat mengalami cedera atau kejadian yang
tidak diharapkan terkait dengan infeksi, kesalahan pemberian obat, keslahan identifikasi,
kondisi asilitas yang tidak aman, maupun akibat penyelenggaraan kegiatan pada upaya
kesehatan masyarakat yang tidak memperhatikan aspek keselamatan.
Resiko-resiko yang mungkin terjadidalam pelayanan kesehatan perlu
diidentifikasi dan dikelola dengan baik untuk mengupayakan keselamatan pasien,
pengunjung dan masyarakat yang dilayani.

b.Tujuan Pedoman
Pedoman ini disusun dengan menyediakan pedoman bagi Puskesmas Tigarunggu
dalam mengupayakan keselamatan pasien, pengujung dan masyarakat melalui penerapan
manejemen resikodalam seluruh aspek pelayanan yang disediakan oleh Puskesmas
Tigarunggu.

c. Sasaran Pedoman
Sasaran dari pedoman ini adalah semua petugas kesehatan yang ada dalam
instansikesehatan di Kecamatan Purba, dimulai dari Puskesmas Pembantu, Pos Kesehatan
Desa serta Puskesmas Tigarunggu,Petugas pendaftaran, Petugas sanitasi, Petugas
Farmasi, Petugas laboratorium,Petugas keamanan dan Petugas kebersihan.

d. Batasan Operasional
1. Keselamatan pasien adalah upaya yang dirancang untuk mencegah
terjadinya outcome yang tidak diharapkan sebagai akibat tindakan yang tidak
aman atau kondisi laten disarana pelayanan kesehatan.
2. Manajemen resiko adalah metode penanganan sistematis formal dimana
dikonsentrasikan pada mengidentifikasikan dan pengontrolan peristiwa atau
kejadian yang memiliki kemungkinan perubahan yang tidak diinginkan.
3. Resiko adalah hal yang tidak akan pernah dapat dihindari pada suatu
kegiatan/aktifitas yang dilakukan oleh manusia ( probalitas insiden).
4. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) adalah cedera yang diakibatkan oleh
tata kelola klinis bukan karena latar belakang kondisi pasien.
5. Kejadian Tidak Cedera (KTC) adalah terjadinya penangan klinis yang tidak
6. Kejadian Nyaris Cedera (KNC) adalah kejadian atau situasi yang sebenarnya
dapat menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi karena secara kebetulan
diketahui atau upaya pencegahan segera dilakukan.
7. Kondisi Berpotensi Cedera (KPC) suatu keadaan yang mempunyai potensi
menimbulkan edera.
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIMALUNGUN
UPT PUSKESMAS TIGARUNGGU
KECAMATAN PURBA
Jl. Raya Seribubolok Kec.Purba Kode Pos : 21165

BAB II

a. Upaya Keselamatan Pasien di FKTP

Sesuai dengan standarakredidasFKTP,upaya upaya keselamatan pasien yang perlu


dilakukan di FKTP antara lain adalah mengupayakan tercapainya sasaran keselamatan
pasien, penanganan dan tindak lanjut jika terjadi insiden keselamatan pasien, penerapan
manajemen resiko klinis dalam pelayanan pasien, meningkatkan mutu dan keselamatan
pasien dalam pelayanan obat, pelayanan laboratorium dan pelayanan penunjang yang
lain, serta pengendalian infeksi dalam pelayanan klinis.
1. Saaran keselamatan pasien
Terdapat enam sasaran keselamatan pasien yang perlu diperhatikan dalam
upaya meningkatkan keselamatan pasien di FKTPyaitu :
a. Tidak terjadinya salah identifikasi pasien.
b. Komunikasi efektif dalam pelayanan.
c. Tidak terjadinya kesalahan pemberian obat.
d. Tidak terjadinya kesalahan prosedur tindakan.
e. Pengurangan terjadinya resiko infeksi dalam pelyanan klinis.
f. Tidak terjadinya pasien jatuh.

b. Manajemen resiko di FKTP

Manajemen resiko adalah upaya menanggulangi semua resiko yang mungkin


terjadi di sebuah instansi, diperlukan sebuah proses yng dinmkan sebagai manajemen
resiko. Manajemen resiko merupakan metodepenanganan sistematis formal dimana
dikonsentrasikan pada mengidentifikasikan dan pengontrolan peristiwa atau kejadian
yang memiliki kemungkinana perubahan yang tidak diinginkan. Resiko adalah hal yang
tidak akan pernah dihindari pada suatu kegiatan / aktifitas yang dilkukan manusia.
Di Puskesmas Tigarunggu terdapat tiga kegiatan manajemen resiko yang menjadi
acuan sebagai dasar pencegahan terhadap resiko yang mungkin terjadi, yaitu:
1. Manajemen resiko lingkungan
Manajemen resiko lingkungan di Puskesmas adalah penerapan manajemen
resiko untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan oleh aktifitas atau
kegiatan di Puskesmas pada kesehatan pasien, petugas maupun pada
lingkungan.
2. Manajemen resiko klinis
Manajemen resiko layanan klinis adalah suatu pendekatan untuk mengenal
keadaan yang menempatkan pasien pada suatu resiko dan tindakan untuk
mencegah terjadinya resiko tersebut.
Manajemen resiko layanan klinis di Puskesmas dilaksanakan untuk
meminimalkan resiko akibat adanya layanan klinis oleh tenaga kesehatan di
Puskesmas yang dapat berdampak pada pasien ataupun petugas.
Tujuan utama penerapan manajemen resiko layanan klinis di Puskesmas
adalahuntuk keelamatan pasien dan petugas. Penyusunan panduan manajemen
resiko layanan klinis bertujuan untuk memberikan panduan bagi petugas
kesehatan dalam memeberikan pelayanan kesehatan yang paling aman untuk
pelanggan Puskesmas.
3. Manajemen resiko pelaksana program
Manajemen resiko pada pelaksanaan program Puskesmas merupakan
upaya untuk mengidentifikasi, menganalisa dan meminimalkan dampak atau
resiko atas pelaksanaan program Puskesmas.
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIMALUNGUN
UPT PUSKESMAS TIGARUNGGU
KECAMATAN PURBA
Jl. Raya Seribubolok Kec.Purba Kode Pos : 21165

BAB III
TATALAKSANA

A. Tata Laksana Manajemen Resiko Lingkungan


Manajemen resiko lingkungandi Puskesmas Tigarunggu diterapkan
pada seluruh kegiatan yang menimbulkan dampak resiko terhadap lingkungan yaitu ;
1. Kegiatan pelayanan klinis di Puskesmas.
2. Kegiatan pelyanan kesehatan di Pustu,Poskesdes dan Posyandu.
3. Kegiatan pasien / pengunjung Puskesmas.
4. Kegiatan karyawan/staf Puskesmas.

Kegiatan penerapan manajemen resiko lingkungan

a. Penilain persyaratan bangunan, sarana dan prasarana Puskesmas


1. Bangunan Puskesmas terdiri dari bangunan dengan kontruksi kuat, atap tidak
bocor, lantai tidak licin, permukaan dingding kuat dan rata serta menggunakan
mennggunakan bahan bangunan yang tidak membahayakan.
2. Lingkungan Puskesmas tidak panas, ventilasi cukup,pencahayaan
cukup,seluruh ruangan tidak lembab dan berdebu.
3. Rasio kecukupan toilet karyawan mengikuti indeks perbandingan jumlah
4. Tata ruang
 Zona ruangdepan
 Resiko rendah : meliputi ruang administrasi TU, Ruang
Kepala Puskesmas, Ruang pertemuan, Ruang rekam medis
bersatu dengan loket ( unit pendaftaran ), Ruang
penyimpanan obat dan Ruang akreditasi.
 Resiko sedang : meliputi rawat jalan
Resiko tnggi : meliputi Poli P2, Laboratorium, UGD, dan
tempat penampungan sampah medis.
 Penataan ruangan memperhatikan zona resiko penularan
b. Identifikasi resiko kondisi lingkungan
Setiap unit kerja melakukan identifikasi resiko kondisi lingkungan antara lain:
1. Sarana
 Kerusakan bangunan atau sarana prasarana
 Fasilitas sanitasi seperti watafel rusak ,air tidak lancar,sampah
medis tidak tersedia dll
2. Kondisi pencahayaan, penghawaan, kelembabpan dsb
3. Kebersihan ruang dan fasilitas
4. Limbah, misalnya sarana pembuangan limbah yang penuh, paparn limbah pada
lingkungan dll.
c. Tatalaksana penerapan manajemen resiko lingkungan
1. Toilet dan Kamar Mandi,
 Tersedia dalam keadaan bersih dan layak pakai
 Lantai kedap air dan mudah dibersihkan
 Terpisah antara toilet pasien dan karyawan
 Tidak terdapat perindukan nyamuk
2. Pembuangan sampah,
 Tersedia fasilitas tempat sampah organik dan non organik disetiap
ruangan.
 Tempat sampah tertutup
 Sampah / limbah non medis di tampung dalam kantong warna
hitam,sampah medis di tampung dalam kantong warna kuning.
 Sampah setiap hari dibuang di tempat penampungan sementara
3. Penyediaan air minum dan air bersih
 Tersedia air bersih
 Tersedia air minum untuk karyawan sesuai kebutuhan
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIMALUNGUN
UPT PUSKESMAS TIGARUNGGU
KECAMATAN PURBA
Jl. Raya Seribubolok Kec.Purba Kode Pos : 21165

4. Hygiene dan sanitasimakanan


 Kebersihan peralatan makan di Puskesmas
5. Pengelolaan limbah
 Limbah limbah cair di tampung dalam SPAL Puskesmas
6. Pengelolaan limbah medis
 Limbah medis tajam ditampung dalam safety box
 Limbah medis padat ditampung dalam tempat sampah edis dengan
kantong warna kuning
 Limpah medis padat selanjutnyan ditampung pada penampungan
sementara untuk di kirim ketempat pemusnahan
7. Pengendalian serangga dan binatang pengganggu
 Dilakukan pengatan terhadap serangga nyamuk, kecoa dan tikus
 Kebersihan ruangan dijaga untuk menegah binatang pengganggu
 Dilakukan pemberantasan jika terdapat binatang pengganggu
8. Dekontaminasi dan sterilisaasi
 Seluruh peralatan yangterkontaminasi dilakukan proses
dekontaminasidan sterilisasi
 Proses dekontaminai dilakukan segera setelah proses pelayanan,
sterilisasi dilakukan di ruangsterilisasi
9. Promosi hygene dan sanitasi
 Tersedia promosi untuk menjaga kebersihan ruangan, membuang
sampah, kebersihan kamar mandi dan cara mencui tangan, etika
batuk dan volume suara saat berbicara.

10. Pemantauan penerapan manajemen resiko lingkungan


Pematauan penerapan manajemen resiko lingkungan dilaksanakan oleh petugas
sanitasi.

B. TATALAKSANA MANAJEMEN RESIKO PELAYANAN KLINIS

Proses penerapan manajemen resiko layanan klinis meliputi


1. Identifikasi resiko
Masing-masing unit pelayanan dan jaringan Puskesmas menyusun daftar
resiko yang berpotensi membahayakan pasien dan petugas yang bisa
didapatkan dari :
 Hasil temuanpada audit internal
 Keluhan pasien / pelanggan Puskesmas
 Adanya insiden atau kejadian berbahaya yang pernah terjadi di unit
pelayanan tersebu.
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIMALUNGUN
UPT PUSKESMAS TIGARUNGGU
KECAMATAN PURBA
Jl. Raya Seribubolok Kec.Purba Kode Pos : 21165

Contoh daftar resiko pada pelayanan klinis di Puskesmas:

Unit layanan Resiko

Loket Pendaftaran dan  Kesalahan pemberian identitas rekam medis


Rekam Medis  Kesalahan pengambilan Rekam Medis
Poli Umum, Poli Anak dan  Kesalahan diagnosis
UGD  Kesalahan identifikasi pasien / salah orang
 Keelahan pemberian terapi
 Kesalahan pemberian resep
 Kesalahan tindakan yang menimbulkan perlukaan
 Monitoring pengobatan atau tindakan yang kurang
baik
 Insiden tertusuk jarum bekas pakai
 Limbah medis berceceran
 Paparan dengan luka terbuka atau cairan tubuh
pasien
 Tidak menggunakan alat pelindung diri
 Menggunakan peralatan tidak steril
Laboratorium  Kegagalan mengambil sampel sehingga
menimbulkan perlukaan
 Kesalahan pengambilan sampel
 Kesalahan Pengambilan lebel sampel
 Kesalahan penulisan hasil pemeriksaan laboratorium
 Hasil pemeriksaan hilang
 Sampel rusak atau hilang
Kamar obat  Kesalahan memba caresep
 Kesalahan pemberian obat
 Kesalahan dosis
 Kesalahan identifikasi pasien
 Kesalahan edukasi cara minum / pemakaian obat
 Pemberian obat kdaluarsa
 Kesalahan penulisan lebel
 Pemberian obat rusak
 Kesalahan pengambilan obat

Daftar resiko yang telah teridentifikasi, dicatat dalam formulir identifikasi


manajemen resiko puskesmas dan dilaporkan kepada Tim Mutu Puskesmas.

2. Analisis resiko ( Risk assesment )


Daftar resiko telah diidentifikasi kemudian dilakukan analisis oleh tim
mutu.Analisis resiko delakukan dengan cara menilai tinFMEAgkat kegawatan
dari resiko ( severty assesment ) dan dengan metode ( failurie Mode and
Effect analysis ) seperti dalamformulir terlampir.

3. Evaluasi Resiko
Evaluasi resiko dilakukan pada kasus yang terpilih berdasarkan kegawatan
resiko. Evaluasidilakukan dengan mencari penyebab masalah menggunakan
analisis akar masalah,kemudian ditentukan apaakah memerlukan tindakan
perbaikan atau tidak.

4. Tindakan atau perbaikan


Jika diperlukan tindakan perbaikan maka Tim Mutu merekomendasikan
rencana tindakan perbaikan dan monitoring terhadap tindakan perbaikan.
Setiap tindakan perbaikan dikonsultasikan kepadaKepala Puskesmasdan
dikomunikasikan kepada petugas Puskesmas lainya.
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIMALUNGUN
UPT PUSKESMAS TIGARUNGGU
KECAMATAN PURBA
Jl. Raya Seribubolok Kec.Purba Kode Pos : 21165

C. MANAJEMEN RESIKO PELAKSANAAN PROGRAM

Penerapan majemen resiko pelaksanaan programmeliputikegiatan


1. Identifikasi resiko
Resiko yang dapat timbul karena pelaksanaan program antara lain ;

Program Resiko
Posyandu Balita  Kesalahan penentuan kebutuhan imunisasi
 Kesalahan cara pemberian imunisasi
 Kesalahan jenis imunisasi
 Kesalahan dosis vaksin
 Insiden kegagalan pemberian imunisasi
 Insiden efek samping imunisasi
 Ceceran limbah medi
 Insiden petugas tertusuk jarum
 Insiden balita terluka pada proses penimbangan
menggunakan dacin
 Kesalah cara penimbangan
 Kesalahan pencatatan hasil pengukuran dan pemeriksaan
Posyandu Lansia  Kesalahan identifikasi
 Kesalahan pemeriksaan dan diagnosis
 Insiden perlukaan karena penggunaanalat periksa
 Kesalahan hasilpemeriksaan laboratorium
 Insiden perlukaan karena pemeriksaan laboratorium
 Insiden tertusuk jarum
 Insiden kontak dengan cairantubuh penderita
 Tidak menggunakan APD
 Kesalahan pemberian obat
 Kesalahan dosis obat

2. Analisis resiko
Daftar resiko yang telah diidentifikasi kemudian dilakukan analisis oleh Tim
Mutu.Analisis resiko dilakukan dengan cara menilai tingkat kegawatan dari resiko
( severity assesment ) dan dengan metode FMEA ( Failure Mode and effect Analysis )
seperti dalam Formulir terlampir.

3. Evaluasi resiko
Resiko yang di identifikasi di analisis menggunakan formulir FMEA dan analisis
penyebab denganmenggunakan metode RCA ( Root caused Analysis ). Tingkat
resiko yang memiliki nilai yang tinggi merupakan prioritas untuk dilakukan
pemecahan masalah. Identifikasi resiko dilaporkan kepada Tim Mutu Puskesmas.

4. Tindakan perbaikan
Jika diperlukan tindakan perbaikan maka Tim Mutu merekomendasikan
rencana tindakan perbaikan dan monitoring terhadap tindakan perbaikan. Setiap
tindkan perbaikan dikonsultasikan kepada Kepala Puskesmas dan dikomunikasikan
kepada petugas Puskesmas lainya.

Identifikasi Resiko dapat dikategorikan berdasarkan dampak sesuai dengan


jenis-jenis insiden keselamatan pasien di contohkan dalam table berikut
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIMALUNGUN
UPT PUSKESMAS TIGARUNGGU
KECAMATAN PURBA
Jl. Raya Seribubolok Kec.Purba Kode Pos : 21165

Eror Kategori Hasil

No Eror A Kejadian atau yang berpotensi untuk terjadinya kesalahan (KPC)


Error, B Terjadi kesalahan sebelum obat mencapai pasien(KNC)
No
Harm
C Terjadinya kesalahan dan dan obat sudah diminum atau
digunakan pasien tetapi tidak membahayakan pasien ( KTC)
D Terjadinya kesalahan sehingga monitoring ketat harus dilakukan
tetapi tidak membahayakan pasien
Error E Terjadi kesalahan sehingga terapi dan itervensi lanjut diperlukan
Harm dan kesalahan ini memberikan efek yang buruk yang sifatnya
sementara (KTD)
F Terjadi kesalahan dan mengakibatkan pasien harus dirawat lebih
lama di Puskesmas Serta memberikan efek buruk yang sifatnya
sementara (KTD)

G Terjadi kesalahan yang mengakibatkan efek buruk yang bersifat


permanen (KTD)
H Terjadi kesalahan dan hampir merenggut nyawa pasien contoh
shock anafilaktik (KTD)
Error I Terjadi kesalahan dan pasien meninggal dunia ( Sentinel)
Death

D. ANALISA RESIKO
Analisa dilakukan dengan menentukan skore resiko atau insiden tersebut untuk
menentuka prioritas penanganan.
a. Peluang
TINGKAT RESIKO DESKRIPSI PELUANG / FREKUENSI
1 Sangat Jarangt / rare (>5 tahun/ kali)
2 Jarang / unlikely (>2-5 tahun / kali)
3 Mungkin / possible (1-2 tahun / kali)
4 Sering / likely (beberapa kali/ tahun)
5 Sangat sering / almost certain (tiap minggu / bulan)

b. Dampak
TINGKAT DESKKRIPSI DAMPAK
RESIKO PELUANG/
FREKUENSI
1 Tidak Tidak ada cidera
signifikan
2 Minor  Cedera ringan, mis. luka lecet
 Dapat diatasi dengan P3K
3 Moderat  Cedera sedang, mis. Luka robek
 Berkurangnya fungsi motorik/ sensorik/ psikologis/
intelektual (reversible), tidak berhubungan dengan
penyakit)
 Setiap kasus yang memperpanjang perawatan
4 Mayor  Cedera Luas/ berat, mis. Cacat, lumpuh
 Kehilangan Fungsi motoric/ sensorik/ psikologis/
intelektual (ireversibel) tidak berhubungan dengan penyaki
5 Katatropik  Kematian yang tidak berhubungan dengan perjalanan
penyakit

Hal ini menentukan evaluasi dan tatalaksana selanjutnya.


DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIMALUNGUN
UPT PUSKESMAS TIGARUNGGU
KECAMATAN PURBA
Jl. Raya Seribubolok Kec.Purba Kode Pos : 21165

E. EVALUASI RESIKO
Resiko yang sudah dianalisa akan dievaluasi lebih lanjut sesuai skor dan grading yang
di dapat.

SKOR RESIKO = DAMPAK X PELUANG

LEVEL TOTAL SKOR

Rendah 1-3

Sedang 4-6

Tinggi 8-12

Extreme 15-25

KELOLA RESIKO
LEVEL TINDAKAN
Extreme Memerlukan tindakan segera, peling lambat 2 x 24 jam.

Tinggi Kaji dengan detail dan perlu tindakan segara, sampai 2 minggu.

Sedang Dilakukan penelitian sederhana paling lama 2 minggu.

Sebaiknya menilai dampak terhadap bahaya dan kelola resiko.

Target waktu pengendalian sampai 6 minggu.

Rendah Dilakukan penelitian sederhana palinng lam 1 minggu diselesaikan dengan


prosedur rutin. Target waktu pengendalian sampai 12 minggu.

Respon Manajemen
Setelah Resiko yang mungkin terjadi diidentifikasi dan dianalisa tim manajerial akan
mulai memformulasikan stategi penanganan resiko yang tepat. Strategi ini didasarkan kepada
sifat dan dampak potensial dan resiko itu sendiri. Adapun Tujuan dan staregi ini adalah untuk
memindahkan dapak potensial resiko sebanyak mungkin untuk meningkatkan control
terhadap resiko.

Ada lima strategi alternative menangani resiko :


1. Menghindari resiko
2. Mencegah resiko dan mengurangu kerugian
3. Meretensi resiko
4. Mentransfer resiko
5. Asuransi

1. Pengertian Penanganan dan pelaporan KTD, KPC, Knc dan Resiko Klinis adalah
prosedur ini mencakup semua kegiatan yang terkait dengan identifikasi
dokumentasi dari pelaporan kasus KTD, KNC, dan resiko Teknis.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penanganan KTD,
KPC, KNC dan Resiko Klinis
3. Kebijakan Surat Keputusan Pimpinan UPT Puskesmas Tigarunggu ……………..
Tentang ……………….
4. Rekrensi Promosi Kesehatan di Daerah Bermasalah Kementerian Kesehatan
Indonesia 2011
5. Prosedur 1. Alat :
a. ATK
2. Bahan :
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIMALUNGUN
UPT PUSKESMAS TIGARUNGGU
KECAMATAN PURBA
Jl. Raya Seribubolok Kec.Purba Kode Pos : 21165

6. Langkah- Langkah- langkah Bagan air


langkah dan
Bagan 1. Petugas mengidentifikasi adanya
KTD, PC, KNC dan Resiko Klinis
serta melaporkanya kepada tim.
peningkatan mutu layanan klinis
2. Petugas mendokumentasikan hasil
identifikasi adanya KTD, KPC,
KNC dan Resiko KLinis.
3. Petugas membuat rencana tindakan
lanjut dari hasil identifikasi.
4. Petugas melakukan perrtolongan
dan penanganan awal sesuai
konflikasi.
5. Petugas memberikan tingdakan
medis dan observasi.
6. Petugas tim peningkatan mutu
melakukan identifikasi dan
mengumpulkan informasi
7. Pempinan UPT Puskesmas
Tigarunggu dan tim mutu
mengadakan analis dan tindakan
lanjut.
8. Petugas melalukan sosialisasi dan
rapat rutin Puskesmas

7. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
8. Unit terkait 1. Pemimpin UPt Puskesmas Tigarunggu , Penanggung Jawab Klinis,
tim peningkatan mutu layanan klinis dokter, pwrawat, analis
kesehatan, resepsionis, sanitarian
9. Dokumen terkait 1. Blangko Manajeman KTD, KPC, KNC dan Resiko KLinis
10. Rekaman historis
perusahaan No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SIMALUNGUN
UPT PUSKESMAS TIGARUNGGU
KECAMATAN PURBA
Jl. Raya Seribubolok Kec.Purba Kode Pos : 21165

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan tanggung jawab bersama seyiap individu, keluarga,
masyarakat,pemerintah dan swasta. Keberhasilan pembangunan kesehatan
ditentukan oleh kontribusi dari semua sektor, berdaarkan fungsi dan peranya
masing – masing. Tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan
kesdaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Setiap individu berkewajiban ikut serta
dalam memelihara dan meningkatkan derajatkesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai