April 2020
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/index p-ISSN: 2442-9511 e-ISSN: 2656-5862
terakreditasi Peringkat 4 (No. SK: 36/E/KPT/2019)
dicurahkan pada hal yang administratif. Oleh manusia memiliki sifat selalu tidak puas
sebabnya kebebasan untuk berinovasi, belajar terhadap apa yang telah dicapainya, ingin
dengan mandiri, dan kreatif dapat dilakukan mencari sesuatu yang baru untuk mengubah
oleh unit pendidikan, guru dan siswa. keadaan agar menjadi lebih baik sesuai
Saat ini antara guru dan siswa memiliki dengan kebutuhannya (Nur Djazifah ER,
pengalaman yang mandiri termasuk di 2012 : 3). Dengan berbekal akal-budi
lingkungan. Dan dari pengalaman yang ada tersebut manusia memiliki tujuh kemampuan
tersebut akan didiskursuskan di ruang kelas yang berfungsi untuk: menciptakan,
dan lembaga pendidikan. Adaptasi sistem mengkreasi,memperlakukan, memperbarui,
pendidikan di era Revolusi Industri 4.0 harus memperbaiki, mengembangkan, dan
distimulasi dengan proses literasi baru meningkatkan segala hal dalam interaksinya
tersebut. Siswa/peserta didik pada era industri dengan alam maupun manusia lainnya
4.0 memiliki pengalaman yang padat dengan (Herimanto dan Winarno dalam Nu Nur
dunia digital atau visual saat ini. Dan tugas Djazifah ER, 2012 : 3-4). Ketujuh
guru, kepala sekolah termasuk lembaga kemampuan tersebut merupakan potensi yang
pendidikan dapat mengarahkan, memimpin, dimiliki manusia untuk kepentingannya dalam
dan menggali daya kritis dan potensi upaya memenuhi kebutuhan hidupnya, yaitu
siswanya. mempertahankan dan meningkatkan derajat
Dalam proses pembelajaran dibangunkan kehidupannya, mengembangkan sisi
ekosistem pendidikan yang memfasilitasi kemanusiaannya, dengan cara menciptakan
tumbuh dan berkembangnya nalar, karakter, kebudayaan (selanjutnya manusia juga
inovasi, kemandirian, kenyamanan, dan mengkreasi, memperlakukan, memperbarui,
keahlian siswa. Maka merdeka belajar dampat memperbaiki, mengembangkan dan
membentuk sumber daya yang unggul atau meningkatkan kebudayaan) (Nur Djazifah
berkualitas untuk menuntaskan peluang ER, 2012 : 4).
pendidikan pada era Industri 4.0 dengan Kebudayaan yang dihasilkan melalui akal
tujuan kemajuan bangsa dan negara. budi manusia sering menjadi pencetus
Berdasarkan uraian latar belakang dan terjadinya perubahan sosial. Artinya
masalah di atas, maka sangat perlu untuk perubahan sosial tidak terlepas dari perubahan
meneliti dan mendalami metode pembelajaran kebudayaan. Bahkan Kingsley Davis (2000)
dalam sistem pendidikan merdeka belajar. berpendapat bahwa perubahan sosial
Dalam artikel ini akan menjawab pertanyaan merupakan bagian dari perubahan
penelitian, bagaimana metode pembelajaran kebudayaan. Adapun menurut PB Horton dan
dalam menunjang pembangunan pendidikan CL Hunt ( 1992 ), hampir semua perubahan
mereka belajar? besar mencakup aspek sosial budaya. Oleh
TINJAUAN PUSTAKA karena itu dalam menggunakan istilah
Dalam artikel ini, penulis menggunakan teori perubahan sosial dan perubahan budaya,
perubahan sosial. Teori ini unuk menjawab perbedaan di antara keduanya tidak terlalu
pertanyaan peneltian tentang metode diperhatikan. Di samping itu, kedua istilah
pemebelajaran dalam menunjang tersebut seringkali ditukar pakaikan;
pembangunan pendidikan merdeka belajar. kadangkala digunakan istilah perubahan
Teori perubahan sosial, didukung oleh tren sosial - budaya ( sosiocultural change ) agar
kecenderungan pendidikan pada era industri dapat mencakup kedua jenis perubahan
4.0 Peter Fisk. tersebut. Yang jelas perubahan - perubahan
Dalam teori perubahan sosial yang paling sosial dan kebudayaan mempunyai satu aspek
mendasar yaitu menjelaskan peran penting yang sama yaitu kedua – duanya bersangkut-
manusia terhadap terjadinya perubahan paut dengan suatu penerimaan cara-cara baru
masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai atau suatu perbaikan dalam cara suatu
dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang masyarakat memenuhi kebutuhan –
selalu ingin melakukan perubahan, karena kebutuhannya (Nur Djazifah ER, 2012 : 4).
Termasuk di dalam sistem pendidikan saat ini ruang kelas dan membawa alat belajar sendiri
yaitu pada era revolusi industri 4.0. Pada saat (bring your own device) membentuk
ini, sistem pendidikan membutuhkan cara- terminologi penting dalam perubahan ini.
cara baru atau membutuhkan ekosistem yang Empat, pembelajaran berbasis proyek. Siswa
baru untuk mewujudkan perbaikan saat ini harus sudah dapat beradaptasi dengan
masyarakat atau menunjang kebutuhan- pembelajaran berbasis proyek, demikian juga
kebutuhan seperti sumber daya manusia yang dalam hal bekerja. Ini menunjukkan bahwa
berkualitas dan unggul. Peter Fisk (2019) mereka harus belajar bagaimana menerapkan
mengatakan ada sembilan tren atau keterampilan mereka dalam jangka pendek ke
kecenderungan terkait dengan pendidikan 4.0 berbagai situasi. Siswa sudah harus
(Peter Fisk dalam Delepiter Lase, 2019 : 29- berkenalan dengan pembelajaran berbasis
30). Pertama, belajar pada waktu dan tempat proyek di sekolah menengah. Inilah saatnya
yang berbeda. Siswa akan memiliki lebih keterampilan mengorganisasi, kolaborasi, dan
banyak kesempatan untuk belajar pada waktu manajemen waktu diajarkan kepada peserta
dan tempat yang berbeda. E-learning didik untuk kemudian dapat digunakan setiap
memfasilitasi kesempatan untuk pembelajaran siswa dalam karir akademik mereka
jarak jauh dan mandiri. Kedua, pembelajaran selanjutnya.
individual. Siswa akan belajar dengan Lima, pengalaman lapangan. Kemajuan
peralatan belajar yang adaptif dengan teknologi memungkinkan pembelajaran
kemampuannya. Ini menunjukkan bahwa domain tertentu secara efektif, sehingga
siswa pada level yang lebih tinggi ditantang memberi lebih banyak ruang untuk
dengan tugas dan pertanyaan yang lebih sulit memperoleh keterampilan yang melibatkan
ketika setelah melewati derajat kompetensi pengetahuan siswa dan interaksi tatap muka.
tertentu. Siswa yang mengalami kesulitan Dengan demikian, pengalaman lapangan akan
dengan mata pelajaran akan mendapatkan diperdalam melalui kursus atau latihan-
kesempatan untuk berlatih lebih banyak latihan. Sekolah akan memberikan lebih
sampai mereka mencapai tingkat yang banyak kesempatan bagi siswa untuk
diperlukan. Siswa akan diperkuat secara memperoleh keterampilan dunia nyata yang
positif selama proses belajar individu mereka. mewakili pekerjaan mereka. Ini menunjukkan
Ini dapat menghasilkan pengalaman belajar disain kurikulum perlu memberi lebih banyak
yang positif dan akan mengurangi jumlah ruang bagi siswa untuk lebih banyak belajar
siswa yang kehilangan kepercayaan tentang secara langsung melalui pengalaman lapangan
kemampuan akademik mereka. Di sini, guru seperti magang, proyek dengan bimbingan
akan dapat melihat dengan jelas siswa mana dan proyek kolaborasi.
yang membutuhkan bantuan di bidang mana. Enam, interpretasi data. Perkembangan
Ketiga, siswa memiliki pilihan dalam teknologi komputer pada akhirnya mengambil
menentukan bagaimana mereka belajar. alih tugas-tugas analisis yang dilakukan
Meskipun setiap mata pelajaran yang secara manual (matematik), dan segera
diajarkan bertujuan untuk tujuan yang sama, menangani setiap analisis statistik,
cara menuju tujuan itu dapat bervariasi bagi mendeskripsikan dan menganalisis data serta
setiap siswa. Demikian pula dengan memprediksi tren masa depan. Oleh karena
pengalaman belajar yang berorientasi itu, interpretasi siswa terhadap data ini akan
individual, siswa akan dapat memodifikasi menjadi bagian yang jauh lebih penting dari
proses belajar mereka dengan alat yang kurikulum masa depan. Siswa dituntut
mereka rasa perlu bagi mereka. Siswa akan memiliki kecakapan untuk menerapkan
belajar dengan perangkat, program dan teknik pengetahuan teoretis ke angkaangka, dan
yang berbeda berdasarkan preferensi mereka menggunakan keterampilan mereka untuk
sendiri. Pada tataran ini, kombinasi membuat kesimpulan berdasarkan logika dan
pembelajaran tatap muka dan pembelajaran tren data.
jarak jauh (blended learning), membalikkan
Namun selain literasi baru, sistem pendidikan penguatan peran guru yang memiliki
di era Revolusi Industri 4.0 tetap melakukan kompetensi digital. Guru berperan
pembangunan karakter, seperti kejujuran, membangun generasi berkompetensi,
religius, kerja keras/tekun, tanggung jawab, berkarakter, memiliki kemampuan literasi
adil, disiplin, toleran, dan lain-lain. baru, dan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Hamidulloh Ibda dan E Rahmadi mengatakan
juga bahwa lembaga pendidikan sebagai dasar
penentu kecerdasan intelektual, spiritual, dan
emosional pada anak, harus memperkuat
keterampilan literasi abad 21. Mulai aspek
kreatif, pemikiran kritis, komunikatif, dan
kolaboratif. Lembaga pendidikan harus
memperkuat literasi baru dan revitalisasi
kurikulum berbasis digital. Revitalisasi
kurikulum mengacu pada lima nilai dasar dari
peserta didik yang baik, yaitu ketahanan,
kemampuan beradaptasi, integritas,
kompetensi, dan peningkatan berkelanjutan.
Gambar 1. Pendidikan Di Era Industri Pendidik harus menjadi guru digital, paham
4.0/Pendidikan Merdeka Belajar komputer, dan bebas dari penyakit akademis
Sumber : Diolah Oleh Penulis dari Berbagai (Lihat Hamidulloh Ibda dan E Rahmadi,
Literatur 2018: 1).
Ada beberapa scholar yang telah meneliti Artikel yang ditulis oleh Hamidulloh Ibda dan
sistem pembelajaran dalam merespon era E Rahmadi hasil penelitianya di Guru
Industri 4.0 di Indonesia. Hamidulloh Ibda Madrasah Ibtidaiyah, jadi fokusnya hanya
dan E Rahmadi (2018), Muhammad Alfarizqi pada lembaga pendidikan dasar Islam.
Nizamuddin Ghiffar, Eliza Nurisma, Cucu Walaupun terfokus di lembaga pendidikan
Kurniasih, dan Caraka Putra Bhakti (2018), Islam, hasil penelitian ini disepakati oleh
Ayik Wulandari, Putri Handayani, dan Dody semua scholer tentang tantangan dan peluang
Rahayu Prasetyo (2019), Aprilia Riyana Putri lembaga pendidikan di era Revolusi Industri
dan Muhammad Alie Muzakki (2019), Eko 4.0. Lihat juga tulisan Eko Rusdianto (2019),
Rusdianto (2019), Dan Delipiter Lase (2019). Delipiter Lase (2019). Namun kekurangan
Scholar di atas dapat memberikan gambaran dalam artikel ini tidak membahas secara
metode pembelajaran yang dapat digunakan khusus metode pembelajaran yang harus
dalam sistem pendidikan merdeka belajar. diterapkan oleh lembaga pendidikan dan guru
Hamidulloh Ibda dan E Rahmadi (2018) dalam sistem pembelajaran. Sehingga artikel
menyebutkan bahwa dalam era Revolusi ini masih secara umum.
Industri 4.0 lembaga pemdidikan harus Muhammad Alfarizqi Nizamuddin Ghiffar,
mengutakan literasi baru. Artikel yang ditulis Eliza Nurisma, Cucu Kurniasih, dan Caraka
Hamidulloh Ibda dan E Rahmadi menegaskan Putra Bhakti (2018) menjawab kekurangan
bahwa lembaga pendidikan tidak cukup dari riset Hamidulloh Ibda dan E Rahmadi.
menerapkan literasi lama (membaca, menulis, Mereka menawarkan model atau metode
berhitung), tetapi harus menerapkan literasi pembelajaran berbasis Blended Learning
baru (literasi data, literasi teknologi dan dalam era Revolusi Industri 4.0. Model
literasi sumber daya manusia atau Blended Learning merupakan penggabungan
humanisme). Selain itu, Hamidulloh Ibda dan dari metode belajar yang offline (tatap muka,
E Rahmadi juga membahas tantangan dan dan lain-lain) dengan metode pembelajaran
peluang pendidikan di era Revolusi Industri yang online (e-learning). Secara khusus
4.0. Penguatan literasi baru, guru menjadi Muhammad Alfarizqi Nizamuddin Ghiffar,
kunci perubahan, yang didukung oleh Eliza Nurisma, Cucu Kurniasih, dan Caraka
revitalisasi kurikulum berbasis literasi dan
Jurnal Ilmiah Mandala Education 131
Jurnal Ilmiah Mandala Education Vol. 6. No. 1. April 2020
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/index p-ISSN: 2442-9511 e-ISSN: 2656-5862
terakreditasi Peringkat 4 (No. SK: 36/E/KPT/2019)
Putra Bhakti menulis artikel ini secara khusus siswa yang belum mncapai Kriteria
meningkatkan critical thinking. Dalam era Ketuntasan Minimum (KKM) yang di
Revolusi Industri 4.0 merupakan era dimana tetapkan pihak sekolah setelah di terapakan
hidup manusia berorientasi pada teknologi, metode EMC ini siswa semua telah mencapai
seperti penguasaan teknologi, dunia maya, big KKM (Ayik Wulandari, Putri Handayani, dan
data, dan lain-lain. Hal ini dikarenakan Dody Rahayu Prasetyo, 2019 : 51).
permasalahan di era Revolusi Industri 4.0 Riset yang dilakukan oleh Ayik Wulandari,
lebih kompleks, dan manusia harus mampu Putri Handayani, dan Dody Rahayu Prasetyo
bertahan dan mengatasi permsalahannya mengamati Kriteria Ketuntasan Minimum
(Muhammad Alfarizqi Nizamuddin Ghiffar, (KKM) dengan menggunakan metode EMC
Eliza Nurisma, Cucu Kurniasih, dan Caraka pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Putra Bhakti, 2018: 85). (IPA). Dalam sistem pendidikan di era
Namun artikel ini hanya mementingkan Revolusi Industri 4.0 murid atau peserta didik
dimensi literasi baru yaitu literasi teknologi, diharuskan untuk menguasai literasi baru dan
data, dan manusia dalam metode mencapai pembangunan karakter. Agar dapat
pembelajaran Blended Learning. Masalah mencapai kesuksesan pendidikan di era
yang kompleks akan menghinggapi manusia Revolusi Industri 4.0, yang menjadi kunci
kedepan yaitu berkaitan dengan keterampilan utamanya adalah guru dengan terlebih dahulu
dalam penguasaan teknologi, dunia maya, dan untuk mengusai literasi baru. Oleh sebab itu,
big data. Padahal masalah moral dan etika dalam riset ini, ketuntasan yang menjadi
tetap menjadi masalah utama juga di era indikator dalam penilainnya cenderung belum
Revolusi Industri 4.0 atau masalah dalam mensyaratkan sepenuhnya tantangan
pembangunan critical thinking. Jadi pendidikan di era Revolusi Industri 4.0. Dan
kekurangan dalam artikel yang ditulis oleh penelitian ini sudah cukup memberikan
Muhammad Alfarizqi Nizamuddin Ghiffar, masukan secara metodelogi model dan atau
Eliza Nurisma, Cucu Kurniasih, dan Caraka metode yang dapat digunakan dalam
Putra Bhakti mengesampingkan aspek atau pembelajaran di era Revolusi Industri 4.0.
dimensi pembangunan karakter dalam model Terutama menjawab tantangan model
pembelajaran. pembelajaran yang terlalu monoton atau tidak
Sedangkan Ayik Wulandari, Putri Handayani, adanya inovasi.
dan Dody Rahayu Prasetyo (2019) Setelah diskursus pembangunan metode
menawarkan metode Education Mini Club pembelajaran dalam pendidikan era Revolusi
(EMC) sebagai solusi dalam menghadapi Industri 4.0, Aprilia Riyana Putri dan
tantangan pendidikan di era Revolusi Industri Muhammad Alie Muzakki (2019)
4.0. Metode EMC yang ditawarkan oleh Ayik menyempurnakan dengan menawarkan media
Wulandari, Putri Handayani, dan Dody pembelajaran. Dalam metode pembelajaran,
Rahayu Prasetyo sebagai respon terhadap media pembelajaran membuat peserta didik
proses pembelajaran yang kurang sesuai (siswa/mahasiswa) akan lebih mudah
dengan keadaan siswa yang tidak suka dengan memahami apa yang di terangkan oleh guru
metode pembelajaran yang monoton. Dari maupun dosen dalam proses pembelajaran
hasil pengamatannya di MTs Nu Ibtidaul baik di dalam kelas maupun diluar kelas. Ada
Falah, ada peningkatan hasil belajar dengan berbagai macam jenis media, seperti media
menggunakan metode Education Mini Club cetak yaitu; buku, modul, lks dan juga media
(EMC). Data tersebut diperoleh dari hasil elektronik yaitu; video, audio, presentasi
nilai pree test (sebelum di terapkan nya multimedia dan juga bisa menggunakan
medode Educatin Mini Club (EMC) di konten daring atau online. Di setiap akhir
bandingkan dengan nilai setelah di terapkanya proses pembelajaran, setiap pendidik
metode EMC ini hasil nilai yang diperoleh melakukan evaluasi pembelajaran untuk
lebih bagus setelah di terapkannya metode mengukur sejauh mana kemampuan siswa
EMC. Sebelum di terapkannya ada beberapa dalam memahami apa yang sudah diterangkan
dengan berbagai macam cara, bisa dengan dijadikan sistem pendidikan yang baru di
memberi kuis, presentasi secara berkelompok, Indonesia. Langkah pemerintah untuk
test tertulis dan juga menggunakan media meneruskan kebijakan pendidikan merdeka
kahoot yaitu dengan cara memasukkan soal belajar akan merombak kurikulum pendidikan
pilihan ganda ke aplikasi kahoot yang dengan lebih menekankan pada konsep
memang menggunakan fasilitas internet agar STEAM (Science, Technology, Engineering,
handphone siswa bisa terkoneksi langsung the Arts, dan Mathematics), menyelaraskan
untuk menjawab kuis yang disajikan oleh kurikulum pendidikan nasional dengan
pendidik melalui media kahoot tersebut. Para kebutuhan industri di masa mendatang. Dan
siswa bisa melihat hasilnya secara langsung metode pembelajaran harus dapat
dengan urutan peringkat. Ada dua tipe dalam merepresentasikan keberangaman yang ada di
menggunakan kahoot yaitu klasik dan mode. Indonesia. Agar capaian tujuan satuan
Pemanfaatan media kahoot untuk menghadapi pendidikan, yaitu menciptakan sumber daya
revolusi industri 4.0 dalam dunia pendidikan manusia yang berkualitas dan unggul. Jika
sesuai karena hampir semua pendidik maupun pendidikan meredeka belajar sudah benar-
siswa bisa menggunakan media kahoot dan benar program yang baik, maka disini
dalam realisasinya mereka juga menggunakan dibutuhkan ketegasan dan keberanian untuk
internet sebagai alat untuk mencari referensi mewujudkan dan menjalankan program
tambahan dalam proses belajar maupun program tersebut dengan baik. Jangan sampai
mengajar baik untuk mencari informasi program yang sudah tersusun dengan baik
materi, audio dan video pembelajaran serta namun dalam pelaksanaannya hanya sebatas
memanfaatkan aplikasi-aplikasi pendidikan formalitas belaka (Eko Rusdianto, 2019 : 4).
yang tersedia secara gratis di play store yang BLENDED LEARNING DAN
digunakan dalam proses pembelajaran untuk ORIENTASI PENDIDIKAN
meningkatkan proses pembelajaran yang Berdasarkan sembilan tren atau
mudah di fahami dan menarik serta kecenderungan terkait dengan pendidikan di
menyenangkan (Aprilia Riyana Putri dan era Revolusi Industri 4.0 yaitu antara lain.
Muhammad Alie Muzakki, 2019). Pertama, belajar pada waktu dan tempat yang
Riset yang dilakukan oleh Aprilia Riyana berbeda. Kedua, pembelajaran individual.
Putri dan Muhammad Alie Muzakki tidak Ketiga, siswa memiliki pilihan dalam
hanya menawarakan media pembelajaran. menentukan bagaimana mereka belajar.
Namun kahoot tepatnya menjadi instrumen Empat, pembelajaran berbasis proyek. Lima,
dalam metode pembelajaran. Jadi riset ini pengalaman lapangan. Enam, interpretasi
sesungguhnya menyimpulkan metode data. Tujuh, penilaian beragam. Delapan,
pembelajaran dalam era Revolusi Industri 4.0 keterlibatan siswa. Terakhir, mentoring.
yaitu menggunakan metode E-Learning. Blended Learning merupakan metode
Walaupun tidak menyebut, e-learning secara pembelajaran yang digunakan dalam sistem
langsung, namun aplikasi dan cara kahoot pendidikan merdeka belajar. Blended learning
digunakan sebagai pelaksanaan metode disimpulkan juga dari berbagai riset dan
pembelajaran e-learning (belajar online). perdebatan scholar dalam merespon sistem
Dari diskurus scholer, metode pembelajaran dan metode pembelajaran di era Revolusi
di era Revolusi Industri 4.0 dapat menentukan Industri 4.0. Secara khusus, riset yang
kesuksesan pembelajaran. Dan metode yang dilakukan oleh Muhammad Alfarizqi
digunakan beragam, dan dalam artikel ini Nizamuddin Ghiffar, Eliza Nurisma, Cucu
pemangku kependingan sedapat mungkin Kurniasih, dan Caraka Putra Bhakti (2018)
menentukan metode pembelajaran yang dapat akan disempurnakan dalam artikel ini.
mencapai tujuan dari sistem pendidikan Menerapkan konsep cara belajar yang aktif,
merdeka belajar. Oleh sebabnya, artikel ini inovatif, dan nyaman harus dapat
menjadi reverensi dalam menepurnakan mewujudkan perserta didik sesuai kebutuhan
sistem pendidikan merdeka belajar, yang akan zaman atau era industri 4.0. Demi tercapainya
siswa, dan dapat lebih nyaman dalam sikapi baru, sistem pendidikan merdeka belajar tetap
hidup, tindakan, keputusan, dan pendekatan melakukan pembangunan karakter pada
terhadap segala jenis pengetahuan yang peserta didik, seperti kejujuran, religius, kerja
didasari dengan penuh kegembiraan. keras/tekun, tanggung jawab, adil, disiplin,
Termasuk bebas dan merdeka dalam toleran, dan lain-lain.
menggunakan semua media pembelajaran. Tujuannya tentu ingin mencapai tujuan
Baik media cetak yaitu; buku, modul, LKS. pendidikan yaitu mewujudkan murid atau
Maupun media elektronik yaitu; video, audio, peserta didik yang berfikir kritis dan
presentasi multimedia dan juga bisa memecahkan masalah, kreatif dan berinovasi,
menggunakan konten daring atau online. terampil berkomunikasi dan berkolaborasi,
Media pembelajaran tersebut memenuhi dan berkarakter. Oleh sebab itu, dalam
kecenderungan pendidikan di era Revolusi rencana pelaksanaan kegiatan belajar harus
Industri 4.0 yang disebut oleh Peter Fisk. mampu melewati tantangan dan
Kemudian akselerasi terhadap penuntasan memanfaatkan peluang pendidikan di era
kopetensi utama dalam pembelajaran yaitu Revolusi Industri 4.0. Dan guru menjadi
literasi baru dapat dipenuhi segera. Dan dalam kunci keberhasilan sistem pendidikan
metode Blended Learning tetap dapat merdeka belajar, oleh sebab itu harus dapat
membangun pendidikan karakter. Artinya beradaptasi dengan sistem pendidikan yang
selain, mewujudkan siswa atau peserta didik baru agar memiliki kopetensi dan
yang mampu berfikir kritis atau memecahkan keterampilan. Penguatan literasi baru pada
masalah, kreatif dan inovatif, dapat guru sebagai kunci perubahan, termasuk
berkomunikasi dan berkolaborasi, dan revitalisasi kurikulum berbasis literasi dan
berkarakter. Namun juga dapat mewujudkan penguatan peran guru yang memiliki
siswa dan peserta didik yang jujur, relegius, kompetensi digital. Maka metode Blended
kerja keras/tekun, tanggung jawab, adil, Learning sangat ideal sebagai metode
disiplin, toleran, dan lain-lain. Singkatnya pembelajaran di sistem pendidikan merdeka
dalam metode ini, dapat mewujudkan tujuan belajar. Metode pembelajarannya yaitu
sistem pendidikan merdeka belajar yaitu menggabungkan keunggulan pembelajaran
mewujudkan sumber daya manusia yang yang dilakukan secara tatap-muka dan secara
berkualitas dan unggul. virtual.
KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA
Pembangunan pendidikan merdeka belajar Ahmad, Fandi. (2015). Pemikiran KH. Ahmad
dalam telaah metode pembelajaran yaitu Dahlan tentang Pendidikan dan
sistem dan pengajarannya harus memenuhi Implementasinya di SMP
kecenderungan dalam pendidikan di era Muhammadiyah 6 Yogyakarta tahun
Revolusi Industri 4.0. Di era Revolusi Industri 2014/2015. Profetika, Vol. 16, No. 2.
4.0 kebutuhan utama yang ingin dicapai Ariyani, Nur Indah. (2014). Digitalisasi
dalam sistem pendidikan atau lebih khusus Pasar Tradisional Persepektif Teori
dalam metode pembelajaran yaitu siswa atau Perubahan Sosial. Jurnal Analisa
peserta didik yaitu penguasaan terhadap Sosiologi.
literasi baru. Literasi baru tersebut yaitu. ER, Nur Djazifah. (2012). Modul Pelajaran
Pertama, literasi data. Kedua, literasi Sosiologi: Proses Perubahan Sosial
teknologi. Terakhir, literasi manusia. Dan Masyarakat. Lembaga Penelitian dan
sistem dan atau metode pembelajaran pada Pengabdian Masyarakat Universitas
pendidikan merdeka belajar mempunyai target Negeri Yogyakarta.
yang sama. Jika perserta didik atau siswa Ghiffar, Muhammad Alfarizqi Nizamuddin.,
dapat mengusai literasi baru ini, maka akan Nurisma, Eliza., Kurniasih, Cucu.,
menjadi sumber daya manusia yang dan Bhakti, Caraka Putra. (2018).
berkualitas dan unggul dalam membangun Model Pembelajaran Berbasis
masa depan Indonesia. Namun selain literasi Blended Learning Dalam