Anda di halaman 1dari 11

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI MENGENAL

LAMBANG BILANGAN MELALUI METODE PERMAINAN KARTU


BILANGAN PADA SISWA KELAS 1 SD KALAM KUDUS SIBOLGA

Eva Ria Sony


Baihaqi Siddik Lubis
Nida’ul Munafiah
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka
Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka
Dosen Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini Universitas
Singaperbangsa Karawang
riaevasony@gmail.com
nidaul@fai.unsika.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan hasil nilai rendah yang biasa siswa sekolah dasar
dapatkan dalam pembelajaran matematika di kelas. Penelitian ini bertujuan agar hasil
belajar siswa meningkat pada pelajaran matematika pada materi mengenal lambang
bilangan. Metode yang digunakan ialah permainan kartu bilangan. Siswa kelas I SD
Swasta Kalam Kudus Sibolga sebanyak dua puluh delapan siswa merupakan subyek
Penelitian ini. Studi tindakan kelas ini merupakan studi dengan tiga siklus. Dimulai dari
Prasiklus, Siklus I dan Siklus II, setiap siklus terdiri dari satu sesi dan setiap sesi
berdurasi 2 x 35 menit. Setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi dan
refleksi. Teknik akuisisi data menggunakan lembar observasi. Untuk mengukur kinerja
siswa maka hasil tes di akhir siklus menjadi titik ukur. Lembar penilaian digunakan
untuk mencatat kinerja siswa dalam pembelajaran matematika dan mengamati kegiatan
peneliti dalam pembelajaran melalui metode permainan kartu bilangan. Bahan
penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
Hasil belajar siswa meningkat setiap siklusnya. Penelitian ini menunjukkan bahwa
dengan menggunakan metode permainan kartu angka dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.

Kata Kunci : hasil belajar, permainan, kartu angka

1
Pendahuluan
Mata pelajaran matematika melatih anak untuk dapat membantu anak
berpikir secara rasional, logis, cermat, jujur dan sistematis. Dalam kehidupan sehari-
hari anak jadi dapat berfikir secara rasional, logis, jujur, dan sistematis. Matematika
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga manusia dapat terbantu
dalam memecahkan masalah yang ditemukan sehari-hari.

Matematika selalu lebih menekankan mata pelajaran yang berorientasi pada


angka. Menurut Beth dan Piaget (dalam Runtuhaku dan Kandou, 2014:28)
mengatakan bahwa yang dimaksud dengan matematika adalah pengetahuan yang
berkaitan dengan berbagai struktur abstrak dan hubungan antar struktur tersebut
sehingga terorganisasi dengan baik. Sedangkan menurut Sundayana (2016:2)
matematika merupakan salah satu komponen dari serangkaian mata pelajaran yang
mempunyai peranan penting dalam pendidikan. Matematika merupakan salah satu
bidang studi yang mendukung perkembangan ilmu pengetauan dan teknologi.

Guru kadang hanya berfokus dalam memberikan rumus dan contoh-contoh


soal, dengan menggunakan metode ceramah, sehingga proses pembelajaran terasa
membosankan dan membuat anak didik menjadi tidak fokus dalam kegiatan
pembelajaran dan banyak siswa yang menjadi malas selama proses pembelajaran
sehingga hasil belajar siswa menurun.

Ihsana (2017:4) Belajar adalah suatu aktivitas di mana terdapat sebuahproses


dari tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjad imengerti, tidak bisa menjadibisa
untuk mencapa ihasil yang optimal .Menurut Syaiful dan Aswan (2014:5) Belajar
adalah perubahan prilaku berkat pengalaman dan latihan. Begitu juga Tirtarahardja
dan Sulo (2015:129) mengemukakan belajar adalah perubahan prilaku yang relative
tetap karena pengaruh pengalaman (interaksi individu dengan lingkungannya).
Menurut Sary (2015:180) Belajar adalah sebuah proses perubahan prilaku yang di
dasari oleh pengalaman dan berdampak relative permanen.

Menurut Slameto (2015:2) belajar adalah suatu proses yang dilakukan


seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam intraksi dengan lingkungannya.

2
Adapun menurut Skinner dalam Dimyati dan Mudjiono (2015:10) belajar
adalah suatu prilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik
sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun.

Mengajar adalah keterampilan yang berupa pengalaman dan kreativitas yang


dimiliki guru untuk menyampaikan pembelajaran guna mencapai pembelajaran yang
efektif. Dalam mengajar, guru harus mampu mentolerir setiap perubahan yang
terjadi pada siswanya yang dapat menambah pengetahuan dan membentuk nilai-nilai
karakter dan sikap yang baik.

Slameto (2015:29) mengajar adalah penyerahan kebudayaan berupa


pengalaman-pengalaman dan kecakapan kepada anak didik kita. Atau usaha
mewariskan kebudayaan masyarakat pada generasi berikut sebagai generasi penerus.
Menurut Alvin W.Howerd dalam Asep Jihad (2013:10) mengajar adalah suatu
aktivitas untuk mencoba menolong, membimbing, seseorang untuk dapat mengubah,
atau mengembangkan skill, attitude, ideals, (cita-cita), penghargaan, pengetahuan.

Berdasarkan pendapat diatas maka penulis bisa menyimpulkan bahwa


mengajar ialah suatu proses kegiatan yang melibatkan guru dan siswa yang berupa
memberikan bimbingan pengetahuan kepada anak didik untuk meningkatkan
pengetahuan sikap yang baik.

Menurut (Pitadjeng, 2006 : 82) Proses belajar yang baik dapat


membangkitkan kegiatan belajar yang efektif bermakna, dan menyenangan. Dalam
kegiatan di kelas I SD Swasta kalam Kudus Sibolga khususnya pembelajaran
mengenal lambang bilangan, Tidak ada yang namanya proses pembelajaran yang
baik. Proses belajar mengajar siswa masih kurang efektif, dan beberapa dari siswa
masih ada yang tidak memperhatikan proses pembelajaran dikelas. Kegiatan
pembelajaran menjadi tidak efisien dikarenakan guru harus mengulang kembali
materi pembelajarannya bagi siswa yang tidak memperhatikan pembelajarannya.
proses pembelajaran juga menjadi terasa tidak nyaman. Hal ini terlihat dari beberapa
anak yang masih lebih suka bermain dengan temannya ketika guru menjelaskan
pelajaran dikelas, untuk itu sebagai guru kita harus memahami seperti apa dunia
anak kita. Bermain tak pernah lepas dari yang namanya dunia anak.

3
(Andang Ismail,2006:40) mengemukakan bahwa Perkembangan Bermain
Anak di Sekolah Dasar Menurut Hurlock 4, perkembangan bermain anak memasuki
tahap permainan atau play stage. Dalam masa pertumbuhan bermain adalah salah
satu kebutuhan anak. Monks dalam Pitadjeng (2006:95) berpendapat bahwa Anak-
anak dan permainan adalah dua arti yang hampir tidak dapat dipisahkan. Melalui
belajar sambil bermain, anak diharapkan dapat memenuhi persyaratan tingkatannya
dan Perkembangan. Belajar itu mengasyikan, Agar dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman anak dengan mudah yaitu melalui bermain sambil belajar. (Andang
Ismai, 2006:296) berpendapat bahwa permainan kartu bilangan adalah salah satu
metode yang bisa dipilih guru didalam pembelajaran matematika dikarenakan
permainan yang edukatif dan lebih menyenangkan supaya dapat menarik perhatian
siswa dan tidak monoton.
Melihat hasil tes formatif siswa pada pra siklus dapat diidentifikasikan bahwa
dalam pembelajaran matematika materi mengenal lambang bilangan pada siswa kelas I
SD Swasta Kalam Kudus Sibolga Tahun Ajaran 2022/ 2023, hasil belajar siswa masih
rendah. Fakta tersebut di tunjukkan berdasarkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) Matematika yaitu 75, yang mana hanya 30 % siswa yang mampu mencapai
nilai KKM tersebut.
Solusi yang dapat dilakukan penelitian untuk menyelesaikan masalah tersebut
yaitu dengan menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa
dengan media yang dapat memberikan pengalaman belajar pada siswa sehingga siswa
lebih bisa memahami materi yang diajarkan, untuk itu peneliti menggunakan media lain
yaitu media kartu bilangan.
Dalam proses pembelajarannya guru dapat mempergunakan media kartu
bilangan dengan diterapkan dalam bentuk permainan yang menyenangkan. Bentuk dari
kartu bilangan yang menarik membuat siswa merasa lebih senang bermain dan secara
tidak langsung sudah mempelajari matematika. Menurut Rahmanita dan
Samawi(2014:110 ) penggunaan media kartu bilangan dapat meningkatkan aktivitas
anak pada saat merespon kegiatan menggunakan kartu bilangan, melakukan kegiatan
bermain kartu bilangan secara antusias, anak melakukan kegiatan secara aktif dan
cepat dalam penggunaan kartu bilangan, dapat melakukan sendiri tanpa bantuan guru
dengan tepat dan berdasarkan fakta di atas peneliti merasa terdorong dalam melakukan

4
penelitian yang dibutuhkan ialah supaya bisa membantu siswa dalam meningkatkan
hasil belajarnya di kelas I SD khususnya pada mata pelajaran matematika yaitu
mengenal lambang bilangan.
Dalam kegiatan penelitian ini yang dilakukan dengan menggunakan penerapkan
suatu Tindakan kegiatan lain dalam melakukan pembelajaran matematika. Alternatif
tindakan yang dilakukan ialah dengan menerapkan metode permainan kartu bilangan.
Dengan menggunaan media kartu angka, siswa dapat dengan mudah mengenal lambang
bilangan, media kartu angka tersebut dapat dimanfaatkan guru dan siswa supaya lebih
inovatif dan kreatif. Berdasarkan pendapat yang disampaikan di atas maka peneliti
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dengan melakukan penelitian
yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Mengenal Lambang
Bilangan Melalui Metode Permainan Kartu Bilangan Pada Siswa Kelas 1 SD Swasta
Kalam Kudus Sibolga.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan peningkatan hasil
belajar siswa melalui penggunaan kartu bilangan pada pelajaran matematika materi
mengenal lambang bilangan pada siswa kelas I SD swasta Kalam Kudus Sibolga.

Metode

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan


kelas. Penelitian Tindakan Kelas umumnya disingkat menjadi PTK. Menurut
Arikunto (Afrianti, Daulay, Asihlestari, 2018:55) menyatakan bahwa
penelitian tindakan kelas dilakukan guru untuk atau penelitian untuk mencari
solusi dalam memecahkan permasalahan yang terjadi dikelas yang dialami
langsung dalam interaksi antara guru dengan anak yang sedang belajar secara
lebih rinci.

Penelitian ini dilakukan di kelas I SD Swasta Kalam Kudus Sibolga


yang berjumlah 28 siswa, yang terdiri dari 14 perempuan dan 14 laki-laki.
Penelitian ini dilakukan dalam 3 siklus yaitu Pra Siklus , Siklus 1 dan Siklus 2.
Tiap siklus dilakukan dalam satu kali pertemuan dengan alokasi waktu di tiap
pertemuan 2 x 35 menit. Tahapan-tahapan yang dilalui dalam satu siklus
penelitian tindakan kelas yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi.

5
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
observasi dan teknik tes. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
perangkat pembelajaran yang berupa silabus, RPP dan Lembar kerja siswa.

Pembahasan

Berdasarkan analisis data hasil pelaksanaan tindakan pembelajaran


menggunakan metode kartu bilangan yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah
siswa kelas I SD Swasta Kalam Kudus Sibolga, dimana jumlah siswa 28 orang, yang
terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan, yang berumur rata-rata 6 -7
tahun. mata pelajaran Matematika materi Mengenal Lambang Bilangan.
Sebelum dilaksanakan tindakan dengan menggunakan metode permainan kartu
bilangan, selama kegiatan pembelajaran siswa kelas 1 SD Swasta Kalam Kudus
Sibolga, guru selalu menggunakan metode ceramah. dan cenderuung hanya menjelaskan
dari awal hingga akhir tanpa menggunakan media dalam pembelajaran. Sehingga siswa
merasa bosan dan tidak tertarik dengan proses pembelajaran, yang mengakibatkan
turunnya hasil belajar siswa. Kegiatan pembelajaran lebih didominasi oleh guru, ketika
guru meminta siswa mengajukan pertanyaan seputar materi masih banyak siswa yang
tidak mau bertanya, masih ada siswa yang belum bisa mengerjakan latihan-latihan yang
diberikan oleh guru. Oleh sebab itu diperlukan perbaikan dengan menggunakan metode
permainan kartu bilangan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Table 3.1 jadwal pelaksanaan Tindakan kelas


No Kegiatan Tanggal Pelaksanaan Waktu

1. PraSiklus 28 Oktober 2022 2x35 menit


2 Siklus I 04 November 2022 2x35 menit
3 Siklus II 11 November 2022 2x35 menit

Secara umum terdapat empat tahapan desain dalam pengembangan kegiatan


penelitian ini, yaitu tahap perencanaan, tahap tindakan, tahap observasi dan refleksi
(Kasboh, 1998) melalui orientasi Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan

6
kelas dirancang untuk dilakukan dalam dua periode. Setiap siklus memiliki beberapa
tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan atau tindakan, observasi dan refleksi, setiap
siklus menggunakan pembelajaran. Setiap fase dari setiap siklus dapat digambarkan
sebagai berikut :
Dalam pengolahan data Menggunakan Teknik analisis data yaitu :
Analisis Kualitatif
Teknik analisis ini terdiri dari 3 rangkaian operasi terjadi secara sama-sama,
yaitu reduksi, representasi, dan inferensi atau verifikasi. Reduksi merupakan pemilihan
data, penyederhanaan data dan transformasi data mentah dari catatan pengamatan. Hasil
pengurangan berupa gambaran singkat yang berkaitan dengan tindakan tertentu.
informasi disajikan bentuk kumpulan informasi dalam teks naratif yang disusun,
dikategorikan sedemikian rupa sehingga makna yang terkandung mudah dipahami.
Analisis Kualitatif
Hasil tes siswa dievaluasi secara kuantitatif dan deskriptif. Untuk setiap
penilaian, dihitung nilai rata-rata untuk mendapatkan rata-rata nilai ujian pra siklus,
nilai ujian rata-rata tertulis di siklus I dan nilai ujian rata-rata tertulis siklus II.
Kemudian rata - rata nilai tes siswa terdaftar, apabila hasil nilai tes siswa bertambah
sesuai nilai standar yang telah ditentukan, berarti melalui penggunakan metode
permainan kartu bilangan dianggap bisa meningkatkan kemampuan mengenal lambang
bilangan.
Berikut indikator keberhasilan penelitian ini :
Secara kualitatif ditandai dengan peningkatan kemampuan mengenal simbol
angka menggunakan metode permainan kartu angka di setiap sesi.
Secara Kuantitatif dengan :
Rata – rata kelas dan kemampuan persentase mengenal lambang bilangan
dimulai Prasiklus ke Siklus 1, Siklus 1 hingga Siklus 2 dengan ketuntasan belajar siswa
di kelas memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal Matematika (KKM) di SD Kalam
Kudus Sibolga. Persyaratan minimal adalah 100% dari siswa yang berpartisipasi dalam
belajar mengajar telah mencapai KKM 75. Tes menguji keterampilan siswa (khusus
topik). Soal-soal tersebut terdiri dari 10 soal untuk setiap bagian yang diberikan pada
akhir setiap sesi.

7
Teknik analisis menurut rumus :
Ketuntasan klasikal
𝐏 = n/N
P = Presentase
n = Skor yang diperoleh
N = Skor Total Kriteria
( 0 % ≤ P < 75 % ) siswa belum tuntas belajar
( 75 % ≥ P ≤ 100 % ) siswa sudah tuntas dalam belajar

Untuk mengetahui ketuntasan belajar secara klasikal dapat diketahui dengan


menggunakan rumus :
P = f/n x 100%
Keterangan :
P : Jumlah Persentase siswa dikatakan yang mengalami perubahan
f : Jumlah siswa yang tuntas
n : Jumlah siswa keseluruhan

Secara indvidu dikatakan sudah tuntas belajar apabila P ≥ 75%, tetapi suatu
kelas dikatakan sudah tuntas belajar jika kelas tersebut terdapat 85 % yang telah tuntas.
Berdasarkan hasil analisis data penerapan metode permainan kartu bilangan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi Mengenal Lambang Bilangan di
kelas 1 SD Swasta Kalam Kudus Sibolga Tahun Pelajaran 2022/2023, selanjutnya dapat
dikemukakan rekapitulasi ketuntasan belajar dan peningkatan rata-rata hasil belajar
siswa melalui tabel berikut :
Tabel 3.2 Rekapitulasi Hasil Ketuntasan Belajar Siswa per siklus
No Pelaksanaan PersentaseKetuntasan
TidakTuntas Tuntas
1 Pra-siklus 71% 29%
2 Siklus 1 57% 43%
3 Siklus 2 0% 100%

8
Berdasarkan rekapitulasi hasil tes kemampuan siswa yang dimulai dari
prasiklus,siklus I, dan siklus II terhadap siswa kelas 1 SD Swasta Kalam Kudus Sibolga
Tahun Pelajaran 2022/2023 diketahui bahwa terjadi peningkatan tingkat ketuntasan
belajar siswa. Berdasarkan kriteria ketuntasan sebesar (KKM) 75 diketahui bahwa pada
prasiklus sebesar 29 % siswa mengalami ketuntasan sebelum menggunakan metode
permainan kartu bilangan , pada siklus I sebesar 43 % siswa mengalami ketuntasan dan
pada siklus II sebesar 100% siswa mengalami ketuntasan setelah menggunakan metode
permainan kartu bilangan.

Tabel 3.3 Hasil rata-rata belajar Siswa per siklus


No Pelaksanaan Rata-Rata Hasil Belajar
1 PraSiklus 58,92
2 Siklus 1 70,35
3 Siklus 2 96,42

Melihat rangkuman hasil tes kemampuan siswa SD Swasta Kalam Kudus Sibolga siswa
di kelas 1 SD Tahun Ajaran 2022/2023 pra siklus, siklus 1, siklus 2 dapat dilihat hasil
siswa dalam belajar meningkat di tiap siklusnya. Dari tabel peningkatan hasil belajar di
atas diketahui hasil belajar pada siklus sebelumnya rata-rata 58,92, siklus 1 sebesar
70,35 dan siklus 2 sebesar 96,42. Menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan hasil
belajar siswa dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran setelah penggunaan metode
permainan kartu bilangan. Peneliti dianggap berhasil jika 85 % dari semua siswa yang
mencapai target.
Simpulan
Melihat hasil dari analisis data penelitian maka dapat dirangkumkan bahwa
Penggunaan Metode Permainan Kartu Bilangan dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada kelas I SD Swasta Kalam Kudus Sibolga Tahun Pelajaran 2022/2023 pada
pelajaran matematika yaitu materi mengenal lambang bilangan. Berdasarkan hasil
analisis data dapat diketahui bahwa pada prasiklus diperoleh sebanyak 8 orang ( 29%)
siswa yang mencapai target KKM sebesar 75, setelah pelaksanaan tindakan siklus I

9
terdapat 16 siswa (43%) yang telah mencapai target KKM, dan pada hasil evaluasi
siklus II terdapat28 siswa (100%) siswa yang telah mencapai nilai KKM.

Saran
Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian dan kesimpulan di atas, maka dapat
dikemukakan saran sebagai berikut :
1. Kepada Kepala SD Swasta Kalam Kudus Sibolga untuk memperhatikan terhadap
peningkatan kinerja mengajar guru.
2. Kepada guru SD Swasta Kalam Kudus Sibolga untuk lebih mengoptimalkan
pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran yang variatif
3. Kepada siswa diharapkan untuk lebih aktif selama mengikuti pembelajaran sehingga
lebih mampu meningkatkan hasil belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Andang Ismail. 2006. Education Games, Menjadi cerdas dan ceria dengan Permainan
Edukatif. Yogyakarta: Pilar Media.
Adjie, N. dan Rostika, R. D. (2006). Konsep Dasar Matematika. Bandung.UPI PRESS.
Ahmad Susanto. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: KencanaPrenada.Media
Group
A.A. Anwar Prabu Mangkunegara. 2003, ManajemenSumberDayaManusia
Perusahaan,
Bandung: Remaja Rosdakarya
Berhitung BSE – Nur Fajriyah, Defi Triratnawati (2010:149) Gemar Belajar
Matematika, BuchoriJumadi (2011:114)
Dimyati dan Mudjiono. (2015). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: RinekaCipta. Abdul
Djamarah, Syaifulbahri dan Zain, Aswan. strategi belajar mengajar. Jakarta :
PT. RinekaCipta, 2014)
Haris dan Jihad Asep. 2013. EvaluasiPembelajaran. Yogyakarta:Multi Pressindo.
Hudojo, Herman. 2003. Pengembangan kurikulum dan pembelajaran matematika.
Malang: UM PRESS
Ihsana, 2017. Belajar dan Pembelajaran.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Kasihani, Kasbolah (1998), Penelitian Tindakan Kelas, Malang, Depdikbud. Sugiyono,

10
2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung :Alfabeta
Nana Sudjana 2010. Dasar-dasar Proses Belajar, Sinar Baru Bandung Cerdas
Nana Sudjana 2010. Dasar-dasar Proses Belajar, SinarBaru Bandung
Robbins, Stephen P., 2008, Perilaku Organisasi (alihbahasa Drs. Benjamin
Molan),Edisi
Bahasa Indonesia, PT IntanSejati, Klaten.
Sary, Yessy Nur Endah. 2015. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Parama Publishing
Slameto. (2015). Belajar dan Faktor-faktor yang Memengaruhinya. Jakarta:
RinekaCipta
Tirtarahardja, Umar dan S. L. La Sulo. 2015. Pengantar pendidikan. Jakarta:
RinekaCipta.

11

Anda mungkin juga menyukai