Kegiatan Belajar 1
Hakikat Kurikulum
A. PENGERTIAN KURIKULUM
Kata kurikulum berasal dari bahasa Yunani yang berarti jarak yang harus ditempuh.
Dari dunia atletik istilah ini dipakai dalam dunia pendidikan dengan arti sejumlah mata
pelajaran tertentu yang harus ditempuh atau Sejumlah pengetahuan yang harus dikuasai untuk
mencapai suatu tingkat atay ijazah (Nasution, 1986).
Pengertian kurikulum di atas dianggap terlalu sempit karena membatasi pengalaman
anak kepada situasi belajar di dalam kelas dan tidak menghiraukan pengalaman-pengalaman
edukatif di luar kelas. Dengan demikian pandangan ini (yang termasuk pandangan
tradisional) memandang kurikulum tidak lebih dari sekadar rencana pelajaran di suatu
sekolah, tidak Sesuai lagi dengan kemajuan zaman. Dewasa ini kurikulum diartikan sebagai
segala hal yang berhubungan dengan upaya pendidikan.
Dalam perkembangan selanjutnya kurikulum mendapat pengertian yang lebih luas,
seperti yang dikemukakan oleh para ahli berikut ni.
Mungkin Anda dapat menjelaskan fungsi kurikulum, bukan? Baik mungkin jawaban
Anda itu Anda kaitkan dengan uraian di atas bahwa kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman
guru untuk menjalankan tugasnya yang sehari-hari. Sebenarnya secara umum fungsi
kurikulum itu sangat luas yang dapat dikaitkan dengan sekolah, anak didik, dan masyarakat.
Bagi sekolah fungsi kurikulum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (1) bagi sekolah
yang bersangkutan yang berfungsi sebagai (a) alat untuk mencapai tujuan, (b) pedoman bagi
guru dalam menyusun dan mengorganisasikan pengalaman belajar siswa, serta sebagai
pedoman mengevaluasi perkembangan siswa, (c) pedoman supervisi bagi kepala sekolah
yaitu untuk memperbaiki/menciptakan situasi belajar yang baik dan membantu guru
memperbaiki situasi belajar, serta sebagai pedoman dalam pengembangan kurikulum. Di
samping itu sebagai pedoman mengevaluasi kegiatan belajar mengajar, (2) bagi sekolah
tingkat di atasnya, kurikulum berfungsi (a) untuk keseimbangan proses pendidikan, dan (b)
penyiapan tenaga baru.
Fungsi kurikulum bagi anak didik, diharapkan mereka akan mendapat sejumlah
pengetahuan dan kecakapan yang baru yang dapat dikembangkan dan melengkapi bekal
hidup mereka setelah terjun dalam masyarakat.
Sedangkan fungsi kurikulum bagi masyarakat, yaitu orang tua anak didik serta
pemakai lulusan adalah sebagai berikut. Dengan memahami kurikulum, orang tua akan
mengetahui program-program apa saja yang akan dilaksanakan oleh sekolah. Untuk
memperlancar pelaksanaan program tersebut orang tua perlu juga memikirkan sarana apa saja
yang diperlukan. Demi keberhasilan anak-anaknya orang tua bersedia membantu sekolah
untuk mengadakan sarana-sarana tersebut di bawah koordinasi Ketua Komite Sekolah
(dahulu BP3), sedangkan bagi pemakai lulusan dengan memahami kurikulum yang sedang
dilaksanakan tidak segan-segannya ikut membantu memperlancar pelaksanaan program dan
akan memberikan kritik/saran untuk menyempurnakan program pendidikan yang sedang
direncanakan/dilaksanakan.
Di samping macam-macam fungsi kurikulum yang telah disebutkan di atas, marilah
kita pahami fungsi kurikulum menurut Alexander Inglis yang dikutip oleh Iskandar
Wiryokusuma (1996:8-12) berikut ini.
1. The adjustive of adaptive funtion atau fungsi penyesuaian adalah penyesuaian anak
didik terhadap lingkungannya. Anak didik adalah individu yang hidup dalam
masyarakat. Oleh karena itu, anak didik harus dapat menyesuaikan diri dengan
masyarakat lingkungannya di mana dia hidup. Lingkungan masyarakat yang bersifat
dinamis yang selalu berubah menurut perkembangan zaman harus diikuti oleh
kedinamisan hidup setiap anggota masyarakat. Dengan demikian, kurikulum harus
mampu menata keadaan masyarakat agar dapat dibawa ke lingkungan sekolah untuk
dijadikan objek pelajaran para siswa.
2. The integrating function atau fungsi pemaduan adalah terciptanya kepaduan pribadi
anak didik. Anak didik merupakan anggota sosial masyarakat. Pengaruh kelompok
terhadap tingkah laku anak didik dapat bersifat positif atau negatif. Pengaruh yang
baik diperoleh anak didik melalui kerja sama yang baik, harmonis, serta ada upaya
pemecahan masalah bersama. Perasaan saling bergantung, saling menghormati,
menghargai diri sendiri, human relation akan mempengaruhi perkembangan
kepribadian anak didik. Oleh karena itu, kurikulum harus mampu menyiapkan
pengalaman belajar yang dapat mendidik pribadi yang terintegrasi karena individu-
individu yang berada di sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang harus
mampu melakukan pengintegrasian sesuai dengan norma-norma masyarakat.
3. The differentiating function atau fungsi pembedaan, maksudnya kurikulum harus
mampu melayani perbedaan-perbedaan individu anak didik. Perbedaan-perbedaan
individu tersebut harus menjadi dasar pertimbangan dalam memberikan pelayanan.
Perbedaan individu itu mungkin disebabkan oleh latar belakang ekonomi sosial yang
berbeda di samping perbedaan potensi yang dimiliki oleh setiap anak didik. Jadi, jelas
bahwa kurikulum harus mampu melayani pengembanganpengembangan potensi
individu yang akan hidup terjun di lingkungan masyarakat.
4. The prapaedetic function atau fungsi penyiapan, yaitu kurikulum harus mampu
menyiapkan anak didik untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Setiap anak
didik pasti mempunyai cita-cita dan keinginan menjangkau pengetahuan yang lebih
tinggi. Untuk itu fungsi kurikulumdalam kaitannya dengan hal ini harus mampu
mempersiapkan anak didik agar dapat melanjutkan studi atau meraih ilmu
pengetahuan yang lebih tinggi dan lebih mendalam dengan jangkauan yang luas.
5. The selective function atau fungsi pemilihan berhubungan dengan pemilihan program.
Dalam usaha memuaskan kebutuhan akar perkembangan bakat dan minat anak didik,
sekolah harus berupaya menyiapkan program yang mampu mendukung,
mengembangkan baka, masing-masing anak didik.
6. The diagnostic function atau fungsi diagnostik ini berhubungan dengan pelayanan
terhadap anak didik agar dia memahami akan dirinya sendiri, Upaya untuk melakukan
pelayanan terhadap anak didik harus sampai pada tingkat mengarahkan agar mereka
mampu memahami diri mereka, mampu mengarahkan diri mereka sendiri, mampu
mengembangkan diri, mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan, sekolah,
keluarga, maupun masyarakat. Selain itu mampu memecahkan masalah dalam
lingkungan keluarga, masyarakat serta menyadari akan kelemahankelemahan yang
dimiliki sehingga anak didik dapat memperbaiki dirinya sendiri dengan bimbingan
dan pengarahan guru.
1. Fungsi mata pelajaran Bahasa Indonesia dikaitkan dan merupakan konsekuensi dari
kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara
serta sastra Indonesia sebagai hasil cipta intelektual produk budaya, yaitu sebagai (1)
sarana pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa, (2) sarana peningkatan
pengetahuan dan keterampilan dalam rangka pelestarian dan pengembangan budaya,
(3) sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk meraih dan
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, (4) sarana penyebarluasan
pemakaian bahasa Indonesia yang baik untuk berbagai peruan menyangkut berbagai
masalah, (5) sarana pengembanganpenalaran dan (6) sarana pemahaman beragam
budaya Indonesia melalui susastraan Indonesia.
2. Secara umum tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah sebagai berikut
a. Siswa menghargai dan membanggakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan (nasional) dan bahasa negara.
b. Siswa memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi, serta
menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk bermacam-macam tujuan,
keperluan, dan keadaan.
c. Siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesia untuk
meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional,
dankematangan sosial.
d. Siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara dan menulis).
e. Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk
mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta
meningkatkan pengetahuan, dan kemampuan berbahasa.
f. Siswa menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah
budaya dan intelektual manusia Indonesia.
C. KOMPONEN-KOMPONEN KURIKULUM
Gambar 4.1
Alokasi Waktu
Mata Pelajaran
Kelas I dan II Kelas III-VI
1. Pendidikan Agama 3
2. Bahasa Indonesia 6
3. Matematika 6
4. Sains 27 4
5. Pengetahuan Sosial 5
6. Kerajinan Tangan dan Kesenian 4
7. Pendidikan Jasmani 3
Jumlah 27 31
Seperti yang telah Anda ketahui bahwa fungsi bahasa yang utama adalah sebagai alat
untuk berkomunikasi. Untuk itu, pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan agar siswa
terampil berkomunikasi, sedangkan fungsi utama sastra adalah sebagai penghalusan budi,
peningkatan rasa kemanusiaan dan kepedulian sosial, penumbuhan apresiasi budaya dan
penyaluran gagasan, imajinasi dan ekspresi secara kreatif dan konstruktif, baik secara lisan
maupun tertulis.
Siswa dilatih lebih banyak menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, bukan dituntut
lebih banyak untuk menguasai pengetahuan tentang bahasa, sedangkan pengajaran sastra
ditujukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menikmati, menghayati, dan
memahami karya sastra.
Kurikulum 2004 bertujuan untuk mencapai standar kompetensi. Standar kompetensi
mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan
menulis, dan seperti Anda ketahui pada uraian di atas aspek-aspek tersebut dalam
pembelajarannya dilaksanakan secara terpadu. Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa
Indonesia ini merupakan kerangka tentang standar kompetensi mata pelajaran Bahasa
Indonesia yang harus diketahui, dilakukan, dan dimahirkan oleh siswa pada setiap tingkatan.
Kerangka ini disajikan dalam lima komponen utama, yaitu (1) Standar Kompe-tensi, (2)
Kompetensi Dasar, (3) Hasil belajar, (4) Indikator, dan (5) Materi Pokok.
Adapun Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar dan
Madrasah Ibtidaiyah di kelas rendah (Kelas 1 dan 2) dapat Anda pahami pada tabel berikut
ini.