Tugas Partisipasi ke 2
Soal :
Jawab :
a. Pendekatan Lingkungan
c. Pendekatan Faktual
d. Pendekatan Konseptual
Menurut Funk.dkk.(1979), apabila menyodorkan fakta memberikan pandangan
terhadap IPA agak sempit dan hasil pembelajarannya tidak dapat diingat terlalu lama,
mungkin mengajarkan konsep diharapkan akan memberikan hasil yang lebih baik.
Konsep adalah suatu pendapat yang merupakan rangkaian dari fakta-fakta.
Agar dapat memahami suatu konsep, suatu pembelajaran memerlukan objek yang
kontkret, eksplorasi, mendapatkan fakta, dan melakukan manipulasi atau- pemrosesan
pendapat secara mental. Pendekatan konseptual memungkinkan siswa untuk
mengorganisasikan fakta kedalam suatu model atau penjelaan tentang sifat alam
semesta. Pendakatan ini menekankan pada penyampaian produk
atau hasil IPA tidak mengajarkan tentang proses bagaimana produk tersebut
dihasilkan.
Esler dan Esler (1984) menyatakan bahwa pada umumya, seorang guru terlebih
dahulu akan memikirkan tentang materi IPA apa yang akan diajarkan sebelum ia
memutuskan tentang bagaimana cara mengajarkannya. Bagaimana
mengorganisasikan konsep seorang siswa melakukan observasi dan menyimpan
pengetahuannya banyak tingkatan konseptual. Siswa akan mengidentifikasikan suatu
objek, mempertimbangkannya berdasarkan pembuktian, mengenali,
menkonseptualisasikan ( misalkan berdasarkan proses atau karateristik objek).
Konsep-konsep sederhana yang diobservasi secara berulang kali kemudian diterima
sebagai fakta. Begitu siswa memanipulasi dan menggeneralisasi berdasrkan
pengamatan dan fakta maka konseptualisasiyang lebih rumit akan terjadi padanya.
Suatu generalisasi ilmiah yang lebih kompleks disebut skema konsep. Konsep IPA
sendiri masih bersifat agak umum, terdiri dari beberapa subkonsep. Subkonsep
merupakan tingkat konseptual terbaik yang cocock untuk membangun pengalaman
belajar siswa, yang dapat digunakan untuk menjelaskan banyak pengamatan dan
fakta, namun mempersentasikan suatu konseptualisasi yang cukup sempit untuk diuji.
Tingkatakan konsep yang lebih tinggi dan skema konsep yang yang diterima secara
universal dikenal sebagai prinsip atau hukum IPA. Pada umumya, para ahli
mengembangkan kurikulum berdasarkan ide besar, berupa skema konseptual, konsep,
subkonsep. Hal tersebut disebabkan oleh karena pengetahuan IPA berkembang secara
cepat. Tidak ada siswa yang diharapkan dapat mempelajari semua fakta IPA
f. Pendekatan Nilai
g. Pendekatan Inkuiri
Menurut Funk dkk. (1979), pendekatan ketermpilan prose adalah cara mengajrkan
IPA dengan mengarjakan berbagi keterampilan prose yang biasa digunakan pada
ilmuan dalam mendapatkan atau memformulasikan hasil IPA. Pendekatan ini lebih
melibatkan siswa dengan materi konkret dan bekerja ilmiah. Keterampilan proses
yang umum diajarkan adalah mengorvasi, menyampaikan hasil pengamatan, dan
menyimpulkan serta melakukan percobaan/penelitian. Pendekatan keterampilan
proses dibahsa pada model tersendiri.
i. Pendekatan Sejarah