Model Pembelajaran
Apresiasi Sastra di SD
Kelompok 5
Tujuan yang diperoleh dari modul
9:
Kegiatan Belajar 2
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1999:53), apresiasi didefinisikan dalam 3 hal, yakni (1) Kesadaran terhadap nilai – nilai seni dan budaya (2)
Penilaian (penghargaan) terhadap sesuatu (3) Kenaikan nilai barang karena pasarnya naik atau permintaan akan barang itu bertambah
Jadi, jika merujuk pada KBBI, maka pengertian apresiasi sastra adalah kesadaran terhadap nilai karya sastra, dan penghargaan kita terhadap karya tersebut.
Apresiasi sastra adalah penghargaan (terhadap karya sastra) yang di dasarkan pada
pemahaman. (Sujiman dalam Santosa, 2008)
Apresiasi sastra adalah penghargaan atas karya sastra sebagai hasil pengenalan,
pemahaman, menafsiran, penghayatan, dan penikmatan yang didukung oleh kepekaan
batin terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam suatu karya sastra. (Zaidan dalam Santosa,
2008).
KB 1
B. Tujuan Pembelajaran Apresiasi Sastra SD
Dalam hal ini pembelajaran sastra bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengapresiasi karya
sastra. Di dalamnya terkandung maksud agar siswa dapat menghargai kesusastraan bangsa sendiri serta dapat
menghayati secara langsung nilai - nilai yang terkandung di dalamnya.
Huck, dkk. (1987 dalam www.mbahbrata.wordpress.com) menyatakan bahwa pembelajaran apresiasi sastra di
SD harus memberikan pengalaman pada siswa yang berkontribusi pada empat tujuan, yakni:
1.Pencarian kesenangan pada buku (discovering delight in book)
2.Menginterpretasi bacaan sastra (interpreting literature)
3.Mengembangkan kesadaran bersastra (literary awareness)
4.Mengembangkan apresiasi (developing appreciation)
Untuk memperkuat pemahaman kita, apakah pembelajaran apresiasi sastra memberikan
pengalaman kepada siswa dengan bermuara pada empat tujuan, perhatikan puisi berikut:
Perlu disepakati bersama bahwa pemikiran dunia anak – anak masih belum stabil, artinya
mereka mudah dibentuk dan mudah pula mendapat pengaruh.
Anak – anak SD kelas rendah pada umunya sudah dapat menangkap cerita yang dikisahkan
oleh orang tua atau guru mereka. Di antara mereka juga sudah memiliki kemampuan tinggi
dalam membaca buku cerita atau puisi, hanya saja mereka belum mampu membedakan
antara khayalan dengan kenyataan mengingat pengamatan mereka belum fokus pada satu
hal atau satu masalah
Karena karakteristik yang demikian bahan bacaan yang dipilihkan untuk mereka harus
mampu mewakili dunianya, bukan dunia yang “asing”. Untuk mengawalinya, mungkin siswa
dikenalkan dengan syair – syair lagu yang selaras dengan dunia anak, yang sangat mudah
merasuk dalam keindahan dan kecerdasan otak, misalnya syair “Lihat Kebunku” atau “Kasih
Ibu”.
D. Langkah – langkah Pembelajaran Apresiasi Sastra
Indonesia Kelas Rendah
Jika Anda hendak mengajar siswa kelas rendah di SD (kelas l-lll), maka langkah awal yang harus disiapkan adalah persiapan “hati”.
Mulailah hari Anda dengan sebuah niat bahwa Anda akan memberikan hari Anda sepenuhnya bagi siswa – siswi yang akan dihadapi. Ketulusan
hati adalah pancaran jiwa yang memancarkan sinyal yang akan mudah direspons oleh siswa – siswi yang ada di dalam kelas.
Sebagai guru kelas yang telah memiliki pengalaman mengajar tentu kita pernah mengembangkan
materi pembelajaran apresiasi sastra Indonesia, bukan?
Dalam melaksanakan apresiasi sastra anak, kita dapat melakukan beberapa kegiatan, yakni kegiatan
apresiasi secara langsung, apresiasi tidak langsung, pendokumentasian sastra anak, dan melatih
kegiatan mencipta sastra (rekreatif).
Pelaksanaan pembelajaran apresiasi sastra anak di SD kelas rendah dapat dimulai dari kegiatan pra KBM
hingga KBM di kelas seperti yang sudah disebutkan pada sebelumnya. setelah itu baru diadakan tanya jawab,
menulis pendapat, Mat dan berdiskusi bersama merumuskan isi, tema, dan amanat. tentu saja, isi, tema,
dan amanat tersebut dapat ditentukan dengan rata-rata usia siswa.
F. Pembelajaran Apresiasi Sastra Secara Terpadu Di SD Kelas Rendah
Pembelajaran apresiasi sastra secara terpadu di kelas rendah, dapat mengantarkan anak ke dalam kemampuan berbahasa sampai pada tataran
apresiasi, ekspresi, dan kreasi. Sementara itu, kekuatan apresiasi sastra terletak pada pesan yang terkandung di dalamnya. Sebagai contoh adalah
cerita “ kancil dan buaya” yang bagi orang dewasa atau anak remaja akan terlihat lucu dan tidak masuk akal, tetapi tidak demikian bagi anak-anak.
Apalagi dalam masa globalisasi seperti sekarang ini budaya mendongeng Bagi sebagian kalangan ibu di Indonesia sudah semakin berkurang.
Dengan demikian, pembelajaran sastra di SD kelas rendah diharapkan benar-benar dapat menjadi pembelajaran sastra anak. Sastra anak adalah
karya sastra yang secara khusus dapat dipahami oleh anak-anak dan berisi tentang dunia yang akrab dengan anak-anak. Bagi siswa SD kelas rendah,
sifat sastra anak adalah imajinasi semata, bukan berdasarkan pada fakta. Unsur imajinasi ini sangat menonjol. Hakikat sastra anak harus sesuai dengan
dunia dan alam kehidupan anak-anak yang khas milik mereka dan bukan milik orang dewasa. Dalam pembelajaran apresiasi sastra SD di kelas rendah
secara terpadu, tema-tema yang ada dipadukan dengan pembelajaran yang lain, misalnya budi pekerti dan kebersihan.