Anda di halaman 1dari 7

Tugas Ke : 2 (Dua)

NIM : 858803035
Nama Mahasiswa : AULIA AKBAR KUSUMA FARDANI
Kode/NamaMatkul : PDGK 4104 Prespektif Pendidikan SD
Masa Registrasi/ Smt : 2021/3

SOAL:
1. Pengaruh pengembangan moral dan agama diantaranya dari lingkungan rumah,
lingkungan sekolah, teman sebaya dan aktivitasnya, intelegensi dan jenis kelamin.
Bagaimana pengaruh lingkungan terhadap perkembangan moral dan agama
peserta didik. Bagaimana pula usaha-usaha yang dilakukan dalam
mengembangkan moral dan agama sehingga peserta didik tidak terpengaruh
oleh nilai moral yang tidak bisa diterima di masyarakat.
Jawab :
Lingkungan memberi pengaruh yang besar terhadap perkembangan moral dan
agama yang dimiliki oleh peserta didik. Dalam perkembangan nilai-nilai moral dan
agama adalah kemampuan peserta didik untuk dapat bersikap dan bertingah laku sesuai
dengan ajaran agama. Setiap agama juga telah mengajarakan nilai-nilai positif yang
bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat. Begitu pula dalam lingkungan sekitar, ada
aturan-aturan atau kaidah yang berlaku di dalam masyarakat. Hal tersebut
menyebabkan perlunya pengembangan pembelajaran terkait nilai-nilai moral dan
agama. Penerapan nilai moral dan agama sangat penting di terapkan pada peserta didik
sejak usia dini. Untuk itu, lingkungan sekitar yang baik akan memberi dampak yang baik
untuk peserta didik. Begitu sebaliknya, ketika lingkungan sekitar kurang baik akan
memberi pengaruh yang buruk terhadap peserta didik.
Usaha yang di lakukan dalam pengembangan moral dan agama sehingga anak
tidak terpengaruh jelek adalah seperti :
❖ Menanamkan kepada anak agar taat kepada agamanya, karena setiap
agama pasti akan mengajarkan hal hal yang baik
❖ Mengajak peserta didik untuk beribadah sesuai dengan agama yang
dianutnya.
❖ Berbakti kepada kedua orang tua, menanamkan nilai nilai kebaikan agar
anak tahu dan mengerti mana yang baik dan mana yang kurang baik
❖ Membiasakan anak untuk saling tolong menolong, kepada siapapun,
kepada keluarga, saudara, teman , tetangga dan semuaorang yang
membutuhkan bantuan kita.
❖ Membiasakan anak agar saling menyayangi antar sesama umat manusia.

2. Seorang guru hendaknya mampu menemukan metode yang tepat untuk


menarik minat peserta didik dalam mengikuti pelajaran. Guru harus banyak
mengumpulkan informasi tentang bentuk-bentuk kegiatan belajar yang biasa
dilakukan oleh peserta didik pada umumnya, kemudian mengadopsi dan
memodifikasi sesuai dengan karakteristik peserta didik masing-masing. Pilihlah
salah satu bentuk kegiatan belajar siswa (misalnya: Belajar Mengamati),
kemudian berikan beberapa contoh kegiatan belajar inovatif yang dilakukan.
Jawab :
Salah satu bentuk kegiatan belajar siswa (misalnya: Belajar Mengamati) dengan contoh
kegiatan belajar inovatif yang dilakukan sebagai berikut :
Pembelajaran dimulai dengan tanya jawab tentang tanaman, apa yang diketahui
oleh siswa tentang tanaman. Guru menanyakan apakah ciri-ciri tanaman/ tumbuhan
yang ada di sekitar sekolah. Siswa diarahkan pada bagian-bagian tanaman seperti
daun, batang, akar, bunga, buah, dan sebagainya. Kemudian guru meminta siswa
mendiskusikan perbedaan ‘tanaman kelapa dan tanaman mangga’. Siswa diminta
bekerja kelompok mengindentifikasi perbedaan kedua tanaman tersebut ditinjau
dari ciri-ciri daun, buah, batang, akar, kambium, dan pembiakan. Jawaban siswa
disiskusikan dan dibahas bersama di kelas. Guru kemudian meminta siswa mencari
contoh-contoh tanaman sejenis dengan ‘tanaman kelapa’ dan ‘tanaman mangga’.
Siswa diminta menuliskan tanaman dalam kedua kelompok itu. Setelah
didiskusikan, guru meminta siswa memasukkan ke dalam kelompok mana tanaman
seperti: padi, jagung, rumput-rumputan, mahoni, jati, matoa, dan sebagainya.
Setelah hasilnya didiskusikan guru mengenalkan istilah bahwa tanaman yang ada
dalam kelompok ‘tanaman kelapa’ disebut tanaman jenis monokotil sedangkan yang
termasuk dalam kelompok ‘tanaman mangga’ disebut tanaman dikotil. Siswa
kemudian diminta mendefinisikan apakah yang dimaksud dengan ‘tanaman
monokotil’ dan ‘tanaman dikotil.
3. Seleksi masuk Sekolah Dasar didasarkan pada usia, bukan dari segi
intelektualnya. Hal ini memungkinkan adanya kemampuan intelektual peserta
didik yang beragam. Anak yang berbakat tentu saja membutuhkan layanan
pendidikan yang berbeda dari anak pada umumnya. Uraikan layanan yang
Saudara berikan kepada peserta didik yang memiliki kemampuan di atas rata-
tata.
Jawab :
a. Kelas dan Sekolah Unggul
Anak-anak berbakat membutuhkan strategi pembelajaran tersendiri. Menurut Kitano
(dalam Moch. Soleh. Y.A. Ichrom, 1988), sedikitnya terdapat 3 strategi utama, yaitu
akselerasi, pengayaan (enrichment) dan pengelompokan (grouping).
1) Akselarasi
Dalam strategi akselerasi dapat dilakukan pendekatan berikut ini:
(a) Masuk sekolah di usia lebih muda (early entrance)
Sekolah mengijinkan anak berbakat untuk masuk kelas 1 SD pada usia yang lebih
muda dibandingkan usia standar karena secara akademis intelektual memiliki
kemampuan itu. Hal yang patut diperhatikan dalam pendekatan ini adalah sejauh
mana kematangan emosional anak tersebut untuk mampu bergaul dengan
mereka yang lebih tua usianya.
(b) Lompat kelas (Grade Skipping)
Anak berbakat diberi kesempatan untuk lompat kelas sehingga secara
keseluruhan dapat menyelesaikan pendidikan lebih cepat.
(c)Perkembangan Berkelanjutan (Continous Progress)
Sekolah memberi kesempatan pada anak-anak berbakat untuk melanjutkan
pelajarannya untuk subjek-subjek tertentu mendahului teman-teman sekelasnya
secara berkelanjutan tanpa harus menunggu teman-temannya ataupun
mengikuti standar kelas yang ada.
2) Pengayaan (enrichment)
Secara garis besar sekolah mengadakan program pembelajaran yang berbeda
atau memberi kesempatan untuk memperdalam bidang studi tertentu di luar jam
pelajaran. Guru dapat memberikan pembelajaran yang berbeda kepada anak-
anak berbakat dengan cara memberi tugas yang lebih kompleks yang menuntut
cara berpikir tinggi dan pemecahan masalah. Berbagai pendekatan praktis
berikut ini dapat dilakukan oleh sekolah untuk membantu anak-anak berbakat.
(a) Program khusus (Pull-out Programs)
Dalam program ini anak-anak berbakat dikumpulkan dengan teman-temannya
yang memiliki tingkat keberbakatan yang sama di luar kelas regular. Mereka
mendapatkan mentor khusus dan berkumpul dengan teman-teman yang sama
untuk belajar bersama, mendapatkan materi yang lebih dalam dan tantangan
yang lebih besar.
(b) Program Suplemen
Program suplemen dilakukan diluar dilakukan di akhir pekan ataupun selama
masa liburan. Topik-topik dalam program suplemen disesuaikan dengan jenis
keberbakatan anak yang ada di sekolah. Itu bisa berkaitan dengan seni kreatif,
olahraga, matematika, IPA ataupun kepemimpinan.
(c) Menyediakan Mentor
Dalam program sekolah mengambil inisiatif untuk memperkuat minat anak-anak
berbakat dengan mempertemukan mereka dengan orang dewasa yang memiliki
prestasi dalam bidang tersebut. Sekolah menghadirkan para mentor ini untuk
berdiskusi, memberikan inspirasi, bimbingan dan menyedikan diri untuk
menjadi teman anak-anak berbakat. Mereka yang menjadi mentor biasanya
adalah mereka yang memiliki minat, reputasi dan keterampilan khusus.
3) Pembedaan (diffrentiation)
Keberbakatan dalam diri anak-anak berbakat memang membutuhkan
pembedaan dari sisi bahan pelajaran, proses pembelajaran dan hasil akhir yang
dapat dituntut dari mereka. Sekolah dapat melakukan insiatif-inisiatif berikut ini:
(a) Kurikulum yang dibuat kompak (Compacting Curriculum)
Anak-anak berbakat dijinkan untuk mengikuti program pembelajaran yang
berkaitan dengan bidang studi tertentu dengan lebih cepat. Ini berarti mereka
diijinkan untuk tidak mengikuti jam-jam tertentu dan dapat menggunakan waktu
untuk mempelajari hal yang lebih kompleks dalam bidang studi.
(b) Pengelompokan berdasarkan kemampuan
Anak-anak dengan keberbakatan yang sama pada saat belajar mata pelajaran
tertentu. Misalnya pada saat belajar bahasa terdapat satu kelas untuk mereka
dengan yang memiliki kemampuan yang lebih tinggi dari kebanyakan teman-
teman sebaya dalam bidang tersebut.
(c) Pengelompokan yang fleksibel
Ini dapat dilakukan ketika guru memberikan tugas kepada anak-anak dalam satu
kelas. Guru dapat mengelompokkan anak berdasarkan keberbakatannya dan
dapat juga memberikan tingkat penugasan yang berbeda.
(d) Grup Kluster (Cluster Grouping)
Sekolah mengelompokkan anak-anak berbakat bukan hanya dalam mata
pelajaran tertentu saja namun mereka dikelompokkan dalam kelas yang sama
selama tahun ajaran. Jadi terdapat kelas untuk mereka yang dalam kelompok
berbakat matematika, bahasa ataupun IPA misalnya.
(e) Pendidikan dalam kelompok khusus (special grouping segregation)
Ada beberapa kemungkinan untuk melaksanakan ini, yakni:
• Model A
Model ini berupa anak berbakat mengikuti secara penuh acara di sekolah dan
setelah itu memperoleh pelajaran tambahan dalam kelas khusus. Waktu
belajarnya bertambah dan mata pelajaran dasar atau yang berhubungan dengan
kemampuan khusus (misalnya matematika) ditambah.
• Model B
Pada model ini anak mengikuti kelas biasa tetapi tidak seluruhnya (bisa 75%,
60%, 50%) dan ditambah dengan mengikuti kelas khusus. Jumlah jam pelajaran
tetap dan hal ini menguntungkan anak sehingga ia masih mempunyai waktu
untuk melakukan dalam mengembangkan aspek-aspek kepribadiannya.
Keuntungan lain ialah jumlah jam belajar yang cukup lama di kelas khusus
(meskipun mungkin kelas mini) masih memperoleh kesempatan bersaing
dengan teman-teman yang mempunyai potensi berbeda.
• Model C
Pada model ini semua anak berbakat dimasukkan dalam kelas secara penuh.
Kurikulum dibuat secara khusus demikian pula guru-gurunya. Keuntungan pada
model ini ialah mudah mengatur pelaksanaannya dan pada murid sendiri merasa
ada persaingan dengan teman-temannya yang seimbang kemampuannya dan
jumlah pelajaran serta kecepatan dalam menyelesaikan suatu mata pelajaran
bisa disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan anak.
• Model D
Pada model ini, merupakan sekolah khusus yang hanya mendidik anak berbakat.
Dari sudut administrasi sekolah jelas mudah diatur. Tapi dari sudut anak banyak
kerugiannya karena dengan mengikuti pendidikan sekolah khusus, anak
terlempar jauh dari lingkungan sosialnya dan menjadi anggota kelompok sosial
khusus dan istimewa.
(f) Individualisasi
Sekolah memberikan kesempatan dan dukungan bagi anak-anak berbakat untuk
mengembangkan minatnya dalam bidang keberbakatannya. Mereka mendapat
bimbingan untuk memperdalam topik dan memperluas pengetahuan secara
individu. Guru membimbing anak-anak berbakat ini untuk menetapkan sasaran,
menemukan sumber belajar, membuat jadwal dan mempresentasikan hasil
kepada guru dan teman sekelas.

4. Mengapa guru harus meningkatkan profesionalitasnya? Bagaimana cara guru


meningkatkan profesionalitas tersebut?
Jawab :
Guru harus meningkatkan profesionalitasnya karena guru sekarang menghadapi
generasi milenial atau generasi digital yang ditandai dengan adanya fenomena baru.
Perubahan peradaban termasuk di bidang teknologi mesti disikapi dengan tepat oleh
para guru. Oleh sebab itu, strategi pembelajaran di dunia pendidikan juga harus
disesuaikan. Agar anak didik kita bisa bersaing menghadapi persaingan tersebut, maka
guru harus merespon dengan strategi yang tepat agar anak didik bisa memenangi
persaingan.
Cara guru meningkatkan profesionalitas tersebut dengan cara :
1. Menempuh Pendidikan Pada Jenjang yang Lebih Tinggi Sesuai Kualifikasi Akademik
Berdasarkan Undang-Undang Guru Dosen bahwa guru untuk mendapatkan kompetensi
profesional harus melalui pendidikan profesi dan guru juga dituntut untuk memiliki
kualifikasi akademik minimal S-1 atau D4.
Di jaman sekarang ini, dunia pendidikan dan sistem pendidikan semakin meningkat.
Diharapkan dengan melanjutkan tingkat pendidikan guru mampu menambah
pengetahuannya dan mendapatkan informasi-informasi baru dalam pendidikan serta
dapat mengetahui perkembangan ilmu pendidikan.
2. Melalui Program Sertifikasi Guru
Salah satu upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru adalah melalui sertifikasi
dimana dalam sertifikasi tercermin adanya suatu uji kelayakan dan kepatutan yang
harus dijalani seseorang, terhadap kriteria-kriteria yang secara ideal telah ditetapkan.
Program sertifikasi ini mampu menumbuhkan semangat guru untuk memperbaiki diri,
meningkatkan kualitas ilmu, dan profesionalisme dalam dunia pendidikan.
3. Memberikan Diklat dan Pelatihan Bagi Guru
Diklat dan pelatihan merupakan salah satu teknik pembinaan guna menambah wawasan
atau pengetahuan guru. Kegiatan diklat dan pelatihan perlu dilaksanakan oleh guru
dengan diikuti usaha tindak lanjut untuk menerapkan hasil-hasil diklat dan pelatihan.
4. Gerakan Guru Membaca ( G2M )
Selain anak didik, guru juga harus rajin membaca guna menambah wawasan. Sikap guru
yang rajin membaca ini dapat memberikan contoh baik kepada anak didik.
5. Melalui organisasi Kelompok Kerja Guru (KKG)
Kelompok kerja guru merupakan wadah kerja sama guru-guru dan sebagai tempat
mendiskusikan masalah yang berkaitan dengan kemampuan profesional baik dalam hal
merencanakan, melaksanakan dan menilai kemajuan murid.
6. Senantiasa Produktif Dalam Menghasilkan Karya-Karya di Bidang Pendidikan
Metode yang digunakan agar dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menuangkan
konsep-konsep dan gagasan yaitu dengan banyak menulis. Jika seorang guru ingin
menumbuhkan kreativitas bisa dilakukan dengan menulis. Misalnya menulis PTK, bahan
ajar, artikel, dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai