Anda di halaman 1dari 18

TUGAS PRESENTASI

MATEMATIKA (PDGK4108/4SKS)

Tutor: Drs. Mukholil, M.Pd

MODUL 3
PENALARAN MATEMATIKA

OLEH
KELOMPOK 2

1. EKA FITRIANA 856993588


2. EMI DARMAWATI 856984801
3. NIKMAH OKTAVIANI 856984937
4. ADA DUA TIPE PENALARAN DALAM MATEMATIKA

1. Penalaran Induktif

Penalaran induktif adalah kemampuan berpikir seseorang dari hal-hal yang bersifat
khusus untuk menarik kesimpulan yang bersifat umum. Penalaran ini digunakan untuk
memperoleh dugaan-dugaan tetang rumus atau teorema

2. Penalaran Deduktif

Penalaran deduktif terjadi proses penarikan kesimpulan dari hal-hal umum menuju ke
hal- hal khusus. Penalaran deduktif ini merupakan salah satu penalaran pokok/ utama dalam
matematika. Penalaran ini banyak digunakan dalam membuktikan atau menurunkanrumus/ dalil/
teorema dari devnisi, aksioma/ postulat dan rumus / teorema yang telah dibuktikan sebelumnya.

 Cotoh dari penalaran induktif:


berapakah hasil penjumlahan : 1+3 +5+7 +.... +199

Menyusun data sederhana  dapat kita lihat pola untuk membuat terkaan/ dugaan

Maka dapat disimpulkan : 1+3 +5+7 +.... +199= 1002 = 10000


Cara untuk mencari hasil penjumlahan yang menggunakan penalaran deduktif

Penjumlahan tersebut dapat dilanjutkan hingga n suku. Suku ke n atau bilangan ganjil ke n
adalah (2n-1) maka penjumlahan n suku pertama adalah

1 + 3 + 5+ 7 + ... + (2n-1) = ?

Maka dengan memperhatikan kembali pola hasil penjumlahan yang berupa bilagan kuadrat
sempurna maka dengan mudah bahwa

1 + 3 + 5+ 7 + ... + (2n-1) = n2

Maka jumlah n bilagan ganjil pertama adalah n2

Pada contoh 3.3 (3.7)

jika U1, U2, U3, U4, .... Un berturu adalah suku pertama, suku kedua,, suku ketiga, suku
keempat , ... , suku ke n, ..., maka

U1 = a, U2 = a+b, U3 = a+2b, U4 =a+3b..., Un =

Sehingga dapat dengan mudah bahwa Un =a+ (n-1)b (brisn aritmatika dengan a sbg suku pertama
(suku awal) dan b sebabagai beda/selisih suku ke n adalah Un =a+ (n-1)b
Mencari jumlah n suku pertamanya. Misalkan penjumlahan n suku pertama adalah Sn yaitu :

Sn=a+n(a+b) +(a+2b)+(a+3b)+ ... + (a+(n-1)b


Sn=

= 1 + 3+ 5 + 7 ... + 199

Pada deret ini, suku pertama a = 1 dan bedanya b= 2 maka jumlahnya 100 suku pertama adalah:

1
Sn= n a+u n
2

1
S100= 100 1+199 = 50 x 200 = 10000
2

Contoh

berapakah banyaknya diagonal segi empat, banyaknya diagonal segi lima, banyaknya diagonal
segi enam, banyaknya diagonal segi tujuh dan seterusnya. Buatlah suatu kesimpulan untuk
menentukan dugaan banyaknya diagonal segi n.
1
Banyaknya diagonal segi n adalah n n−3
2
Kegiatan Belajar 2
Sistem Matematika

1. Sifat tertutup penjumlahan


Jika a dan b bilangan asli sekarang, maka (a+b) adalah suatu bilangan asli pula

2. Sifat asosiatif penjumlahan


Jika a, b, dan c bilangan- bilangan asli sebarang, maka (a+b)+c = a+(b+c)

Misalnya kita dapat menjumlahkan 3 bilangan asli lebih dahulu dan hasilnya dijumlahkan
dengan bilangan asli ketiga.

9 + 4 + 6 dapat dilakukan dengan (9+4) =13+ 6 = 19 atau 4 + 6= 10, 9 + 10 = 19

3. Sifat komutatif penjumlahan


Jika a dan b bilangan –bilangan asli sebarang, maka a+b=b+a

Contoh :

a. 6 + 27 = 27 + 6,
b. 35 + 12 = 12+ 35
c. 8+6=6=8
4. Sifat tertutup perkalian
Jika a dan b bilangan –bilangan asli sebarang, maka (a x b) adalah suatu bilangan asli
pula.

Kita dapat melakukan perkalian tiga, Misalnya:

8 x 4 x 7 = 8 x 4 =32, 32 x 7= 224

Atau

(8 x 4) x 7 = 8 x (4x 7)

5. Sifat asosiatif perkalian


Jika a, b dan c bilangan –bilangan asli sebarang, maka (a x b) x c= a x (b x c)

Misal

37 x 4 x 25= ...

Karena (37 x 4) x 25= 37 x (4 x 25)


00Lebih mudah melakukan perhitugan dengan melakukan perkalian 4 x 25= 100 lalu
diteruskan dengan 37 x 100 = 37

6. Sifat komutatif perkalian


Jika a, b dan c bilangan –bilangan asli sebarang, maka a x b= b x a

Contoh :

6894 6894

32 x 32 x

..... .......

7. Elemen identitas (elemen netral) perkalian


Sistem bilangan asli dengan perkalian memiliki elemen identitas, yaitu 1 sebab untuk
sebarang bilangan asli a berlaku a x 1 = 1 x a = a

8. Sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan


Jika a, b, dan c sebarang bilangan –bilangan asli, maka

a x (b+c) = a x b + a x c distibutif kanan

( a + b) x c = a x c + b x c distributif kiri

Misal:

83 x 125 =

( 80 + 3 ) x 125 sehingga dengan menerpkan sifat distributif kanan diperoleh 80 x 125 +


3x 125 = 10000 + 375 = 10375

9. Elemen identitas penjumlahan


Sistem bilangan bulat memiliki elemen identitas, yaitu 0 sebab untuk sebarang bilangan
bulat a, a + 0 = 0 + a = a

10. Elemen invers penjumlahan (lawan)


Untuk sebarang bilangan bulat a mempunyai invers penjumlahan (lawan) yaitu suatu
bilangn bulat –a, sebab a + (-a) = (-a) + a = 0

Misalnya:

5 +(-5) = (-5) + 5 = 0
8 + (-8) = (-8 ) + 8 = 0 adalah invers penjumlahan (lawan) dari 5 dapat dinyatakan bahwa
jika a sebarang bilangan bulat, maka –a adalah invers penjumlahan (lawan) dari a

11. Elemen invers perkalian (balikan)

Untuk seberang bilangan rasional a, dengan a ada invers perkalian (balikan) dari a
1
(ditulis a−1), sedemikian hingga a x a−1 = a−1 x a = 1 dalam hl ini a−1 =
a

Misalkan:

1 1
Balikan dari 5 adalah karena 5 x = 1
5 5

4 4 −19
Berapakah balikan dari Berapakah balikan dari -3 ? karena −3 = maka
5 5 5
−5 −19 −5 4 −1 4 −1 −5
balikannya adalah sebab x atau dapat ditulis ( -3   ¿ ¿ -3   ¿ ¿ =
19 5 19 5 5 19
RESUME MODUL 4 MATEMATIKA KELOMPOK 2

PEMECAHAN MASALAH

KB. 1 PROSES PEMECAHAN MASALAH


Ada empat langkah pemecahan masalah :
1. Memahami masalah
Pada langkah ini membaca soal/masalah dan memerinci antara lain, hal-hal :
a. Apakah semua kata yang ada dalam soal telah dimengerti ?
b. Katakan isi soal dengan kata-katamu sendiri
c. Apa saja yang ditentukan dalam soal tersebut
d. Apa saja yang ditanyakan dalam soal itu
e. Informasi apa saja (jika ada) yang kurang atau tidak diperlukan

2. Menyusun perencanaan
Tahapan strategi antara lain :
a. Mencari pola yang sesuai
b. Mencari soal-soal yang mungkin penyelesaian mirip dengan soal tersebut
c. Menyederhanakan soal untuk keadaan khusus yang diperkirakan dapat menuju pada
pemecahan soal
d. Membuat tabel dari ketentuan-ketentuan dalam soal
e. Membuat diagram dari ketentuan-ketentuan dalam soal
f. Membuat gambar dari ketentuan-ketentuan dalam soal
g. Menggunakan penalaran langsung
h. Menggunakan penalaran tidak langsung
i. Mencari dan menerapkan rumus yang sesuai
j. Menuliskan persamaan
k. Membuat dugaan dan memeriksa kebenarannya
l. Bekerja mundur, dari hasil yang diharapkan menuju pada ketentuan soal
m. Mengidentifikasi bagian-bagian yang menuju pada penyelesaian keseluruhan

3. Melaksanakan yang telah direncanakan


a. Mengimplementasikan strategi yang telah diputuskan pada langkah 2 dan dilanjutkan
dengan penyelesaian yang diperlukan atau perhitungan
b. Dalam menyelesaikan selalu menjaga ketelitian, baik dalam menulis atau menghitung
c. Memeriksa setiap langkah pada perencanaan yang telah dipilih

4. Melihat / memeriksa kembali


a. Mencocokkan hasil penyelesaian dengen ketentuan-ketentuan dan yang ditanyakan
dalam soal
b. Mencari apakah ada vara lain untuk menyelesaikan soal itu
c. Jika mungkin, mengembangkan soal tersebut menjadi soal yang lebih umum yang
mempunyai kemiripan pemecahan atau cara pemecahan yang berlainan.

Contoh soal
Contoh 4.2
Tentukan tiga suku berikutnya untuk melengkapi polanya.
1, 2, 4, ----, ----, ----

Langkah 1, memahami soal


Terdapat suatu barisan yang suku ke-1, ke-2 dan ke-3 berturut-turut adalah 1, 2, dan 4. Harus
dicari 3 suku berurutan berikutnya.

Langkah 2, merencanakan pemecahan


Dari ketentuan diperoleh data bahwa suku ke-2 adalah 2 kali suku ke-1, suku ke 3 adalah 2 kali
suku ke-2.

Langkah 3 melaksanaan rencana


Suku ke-4 sama dengan 2 x 4 = 8, suku ke 5 = 2 x 8 = 16, dan suku ke-6 = 2 x 16 = 32 sehingga
diperoleh barisan :

1, 2, 4, 8, 16, 32

Langkah 4, melihat/memeriksa kembali


Kita periksa kebenaran dari perkalian, mulai dari 1 x 2 = 2, 2 x 2 = 4, 4 x 2 = 8, dan seterusnya.

Contoh 4.3

Lengkapilah 4 suku berikutnya pada barisan bilangan ini dan tentukanlah suku ke 11 dan suku
ke-n

1, 3, 6, 10, ----, ----, ----, ----


Dengan melengkapi tabel 4.1 kita juga akan memperoleh empat suku berikutnya, suku ke-11 dan
suku ke n. suku ke-n adalah ½ x n (n+1)

Langkah 4, melihat/memeriksa kembali

Diperiksa kebenaran dari semua perhitungan dan di cek dengan rumus yang diperoleh. Ternyata
dengan membuat tabel data sederhana dari barisan , sedemikian hingga diperoleh pola untuk
membuat kesimpulan tentang rumus umum dapat diperoleh besar suku-suku lain yang
ditanyakan.
Contoh 4.4
Ketika ahli matematika terkenal Karl Gauss masih kecil, gurunya minta agar menghitung jumlah
100 bilangan asli pertama. Dalam benak guru, siswa akan lama mengerjakannya, tettapi gauss
dengan cepat dapat menjawabnya dengan benar. Dapatkah anda menjawabnya dengan benar ?

Langkah 4. Memeriksa kembali


Kita dapat memeriksa dengan cara lain, yaitu dengan mencari pola dari penjumlahan mulai satu
suku, dua, tiga suku dan seterusnya seperti tampak pada tabel 4.2.

KB. 2 STRATEGI PEMECAHAN MASALAH

Banyaknya strategi dalam memecahkan soal-soal matematika, diantaranya :


1. Mencari pola dari ketentuan dalam soal
2. Membuat dugaan jawaban soal dan mengecek kebenarannya
3. Membuat gambar/diagram/tabel dari ketentuan dalam soal dan melengkapinya untuk
memperoleh jawaban soal
4. Menggunakan suatu variable dan membentuk model matematika dari ketentuan dan yang
ditanyakan
5. Membuat daftar yang terorganisasi dari ketentuan dalam soal
6. Memilih dan menerapkan rumus yang sesuai
7. Menyelesaikan soal dengan menggunakan penalaran langsung
8. Bekerja mundur

Contoh 4.7 (strategi pemecahan masalah dengan penyederhanaan lalumencari pola)


Berapakah banyaknya semua persegi (dengan ukuran sama atau berbeda) pada papan catur
seperti tergambar pada Gambar 4.8 ?

Langkah 1, memahami soal


Kita harus memahami arti dari persegi. Beberapa persegi dengan ukuran sama dan beberapa
persegi dengan ukuran berbeda. Persegi dengan ukuran berbeda adalah persegi dengan ukuran 1
x 1, 2 x 2, 3 x 3, …, dan 8 x 8.

Langkah 2, menyusun perencanaan


Jika kita langsung menghitung banyaknya persegi yang sama atau yang berbeda ukuran akan
menemukan kesulitan. Oleh karena itu, kita akan melakukan strategi penyederhanaan yaitu
dimulai dari gambar persegi ukuran 1 x 1, dan seterusnya.

Langkah 3, melaksanakan rencana


Dengan strategi penyederhanaan masalah, perhatikan gambar dan tabel berikut ini :
Langkah 4 memeriksa kembali
Memperhatikan cara menghitung banyaknya persegi pada suatu papan catur dengan strategi
penyederhanaan soal, mulai dengan papan catur berukuran 1 x 1, dan seterusnya sampai 8 x8.

Contoh 4.8

Tempatkanlah angka-angka 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 dalam lingkaran gambar 4.10 sehingga jumlah


tiga bilangan pada setiap sisi segitiga sama dengan 12.

Langkah 1, memahami soal


Setiap bilangan harus digunakan untuk mengisi lingkaran, agar jumlah bilangan 12 pada setiap
sisi segitiga.

Strategi pemecahannya dengan menduga secara sistematis


Langkah 2, pemecahan masalah
Menempatkan 1 pada salah satu sudut/pojok segitiga, maka jumlah dua bilangan pada kali-kali
sudut masing-masing harus 1, selanjutnya memilih bilangan-bilangan lain dan menempatkannya
pada lingkaran lain.

Langkah 3 melaksanakan rencana


Jika 1 ditempatkan disalah satu pojok, maka jumlah dua bilangan pada kaki-kaki sudut harus 11.
Tetapi hanya 5+6 = 11 dan jumlah dua bilangan lainnya tidak ada yang berjumlah 11 jadi tidak
mungkin 1 ditempatkan pada pojok.

Langkah 4. Memeriksa kembali


Jumlah bilangan-bilangan pada tiap sisi sama dengan 12. Ternyata strategi menduga secara
sistematis lebih bisa dipertanggungjawabkan penalarannya.
Contoh 4.9 (strategi penggunaan tabel / daftar yang terorganisir)
Berapakah banyaknya cara menukarkan uang kertas Rp. 2.500,00 dengan uang ratusan,
limaratusan, dan seribuan rupiah ?
Jawab :
Dengan menggunakan strategi tabel/daftar terorganisir

Jika penukaran tanpa menggunakan uang seribuan, maka cara penukaran tampak seperti tabel
(a). penukaran menggunakan 1 uang seribuan tampak pada tabel (b) dan penukaran dengan
menggunakan 2 uang seribuan pada tabel (c). jadi terdapat 6 + 4 + 2 = 12 cara penukaran uang
Rp. 2.500,00 dengan uang seribuan, limaratusan, dan seratusan.

Anda mungkin juga menyukai