Anda di halaman 1dari 6

TUGAS TUTORIAL WEBINAR 2

PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

OLEH
EKA FITRIANA
856993588
BI KELAS B
SEMESTER 2

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ BANDAR LAMPUNG
2021
Pertanyaan

1. Jelaskan devinisi anak berbakat versi amerika (francoya gangen) dan versi indonesia !
Jawab :
a. Definisi anak berbakat versi Amerika (Francoya Gagne) adalah sebagai berikut
Giftedness berhubungan dengan kecakapan yang secara jelas berada di atas rata-rata
dalam satu atau lebih ranah (domains) bakat manusia. Talented berhubungan dengan
penampilan (performance) yang secara jelas berbeda di atas rata-rata dalam satu atau
lebih bidang aktivitas manusia” (Gagne dalam Calongelo dan Davis, 1991:65).

b. Definisi anak berbakat versi Indonesia, seperti dirumuskan dalam seminar/lokakarya


Program Alternatives for the gifted and talented yang diselenggarakan di Jakarta (1982)
bahwa yang disebut anak berbakat, adalah mereka yang didefinisikan oleh orang-orang
profesional mampu mencapai prestasi yang tinggi karena memiliki kemampuan-
kemampuan luar biasa. Mereka menonjol secara konsisten dalam salah satu atau beberapa
bidang, meliputi bidang intelektual umum, bidang kreativitas, bidang seni/kinetik, dan
bidang psikososial/kepemimpinan. Mereka memerlukan program pendidikan yang
berdiferensiasi dan/atau pelayanan di luar jangkauan program sekolah biasa, agar dapat
merealisasikan urunan mereka terhadap masyarakat maupun terhadap diri sendiri.
Kemampuan-kemampuan tersebut baik secara potensial maupun yang telah nyata,
meliputi kemampuan intelektual umum, kemampuan akademik khusus, kemampuan
berpikir kreatif-produktif, kemampuan memimpin, kemampuan dalam salah satu bidang
seni, dan kemampuan psikomotor, seperti dalam olahraga. ( Utami Munandar,1995:41).

2. Jelaskan disain pembelajaran anak berbakat menurut Renzulli!


Jawab :

Karakteristik anak berbakat secara umum, seperti yang dikemukakan Renzulli, 1981 (dalam
sisk, 1987) Anak berbakat merupakan satu interaksi diantara tiga sifat dasar manusia yang
menyatu ikatan terdiri dari kemampuan umum yang menyatakan bahwa keberbakatan
(giftedness) menunjukkan keterkaitan antara 3 kelompok ciri-ciri yaitu a) kemampuan
kecerdasan jauh diatas rata-rata, b) kreatifitas tinggi , c) tanggung jawab atau pengikatan diri
terhadap tugas (task commitment) masing-masing ciri mempunyai peran yang menentukan.

a. High Potential Ability (Kecerdasan Tinggi) Standard yang ditetapkan untuk anak
berbakat oleh Diknas tahun 2003 adalah 140 . Kalau hasil tes menunjukkan IQ anak
mencapai 140 ke atas, maka anak itu otomatis disebut gifted child. Tetapi kemudian
muncul pembagian tertentu untuk anak berbakat dilihat dari IQnya. Keberbakatan ringan
(IQ 115 – 129), keberbakatan sedang (IQ 130 – 144), keberbakatan tinggi (IQ 145 ke
atas).

b. Task Commitment adalah sejauh mana tanggung jawab dalam meyelesaikan tugas. Tidak
hanya tugas dari sekolah tapi juga tugas di rumah. Task commitment dapat diukur melalui
tes tertentu yang hanya boleh dilakukan oleh psikolog. Task commitment ini mencakup
tanggung jawab, motivasi, keuletan, kepercayaan diri, memiliki tujuan yang jelas sebelum
melakukan sesuatu dan kemandirian.
c. Kreativitas bisa diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan hal-hal baru atau
kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru dari yang sudah ada. Kreativitas
dapat dinilai dari 4 hal, produk, pribadi, proses dan pencetus / penghambat. Suatu produk
dikatakan kreatif kalau produk itu baru, berbeda dari yang sudah ada, lebih baik dari yang
lain dan tentu saja berguna. Sifat pribadi kreatif yang lain adalah terbuka pada hal-hal
baru, punya rasa ingin tau yang besar, ulet, mandiri, berani mengambil resiko, berani
tampil beda, percaya diri dan humoris.

Seseorang dikatakan berbakat intelektual jika mempunyai intelengensia tinggi. Sedangkan


kreatifitas adalah sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, memberikan
gagasan baru, kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan yang baru antara unsur-unsur
yang sudah ada. Demikian pula berlaku bagi pengikatan diri terhadap tugas. Hal inilah yang
mendorong seseorang untuk tekun dan ulet meskipun mengalami berbagai rintangan dan
hambatan diri terhadap tugas atas kehendaknya sendiri.

3. Jelaskan dua jenis definisi sebuhubungan dengan kehilangan penglihatan!


Jawab :
Terdapat sejenis konsensus internasional untuk menggunakan dua jenis definisi sehubungan
dengan kehilangan penglihatan, yakni sebagai berikut :

a. Definisi legal (definisi berdasarkan peraturan perundang-perundangan)


Definisi legal terutama dipergunakan oleh profesi medis untuk menentukan apakah
seseorang berhak memperoleh akses terhadap keuntungan –keuntungan tertentu
bagaimana diatur oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku, seperti jenis
asuransi tertentu bebas bea transportasi atau untuk mementukan perangkat alat bantu
yang sesuai dengan kebutuhannya dan sebagainya. ada dua aspek yang diukur
1. Ketajaman penglihatan (visual actuity)
2. Medan pandang (visual field)
Cara mengukur ketajaman penglihatan adalah menggunakan snellen chart yang terdiri
dari huruf-huruf atau angka- angka atau gambar-gambar yang disusun berbaris
berdasarkan ukurann besarnya.

Setiap baris snellen ini dapat dikenali dari jarak tertentu oleh orang yang berpenglihatan
normal. Misalnya jarak 60,36, 24, 18, 12, 9, atau 6 meter. Anak berdiri 6 meter dari tabel
iyu, dan jika dia dapat membaca tabel itu sejauh baris yang berisi huruf-huruf untuk
jarak 6 meter berarti ketajaman penglihatannya adalah 6/6 atau “normal”. Jika dia dapat
membaca hanya sejauh baris yang berisi huruf-huruf untuk jarak 24 meter maka
ketajaman penglihata adalah 6/24. Angka yang diatas (pembilang) selalu menunjukkan
jarak dari tabel dan angka bawah (penyebut) menunjukkan jarak mata normal dapat
membaca huruf-huruf itu. Dengan kata lain bila ketajaman penglihatan seorang anak
adalah 6/24 ini berarti bahwa huruf-huruf yang dapat dibaca oleh mata normal dari jarak
24 meter hanya dapat dibaca dari jarak 6 meter oleh anak itu. Bilangan ini tidak
menunjukkan pecahan dari penglihatan normal. Bukan sesuatu yang luar biasa jika
kedua belah mata mempunyai ketajaman penglihatan yang sangat berbeda misalnya 6/6
dan 6/24.

Jika anak tidak dapat membaca baris untuk 60 meter (huruf paling atas pada tabel) dari
jarak 6 meter, ini berarti penglihatannya kurang dari 6/60, dan tes dilkukan lagi dari
jarak yang lebih dekat. Jika anak itu dapat membaca huruf yang diata ini dari jarak 3
meter maka ketajaman penglihatannya adalah 1/60. Bila penglihatannya kurang dari 1/60
kadang-kadang penglihatan anak itu ditentukan berdasarkan kemampuannya untuk
menghitung jari dari jarak yang berbeda-beda antara 15 cm dan 1 meter. Jika anak itu
juga tidak mampu melakukannya maka penglihatannya dapat dicatat sebagia PL, LP,
atau LPO yang merupakan variasi dari perception of light only (hanya persepsi cahaya)
b. Definisi edukasional (definisi untuk untuk tujuan pendidikan) atau definisi fungsional,
yaitu yang difokuskan pada seberapa banyak sisa penglihatan seseorang dapat
bermanfaat untuk keberfungsiannya sehari hari.

Dua orang yang mempunyai tingkat ketajaman penglihatan yang sama dan bidang
pandang yang sama belum tentu menunjukkan keberfungsian yang sama. Pengalaman
telah menunjukkan bahwa pengetahuan tentang ketajaman penglihatan saja tidak cukup
untuk memprediksikan bagaimana orang akan berfungsi, baik secara penglihatannya
maupun pada umumnya. Definisi seyogyanya membantu kita memahami bagaimana
kita dapat memenuhi kebutuhan orang yang bersangkutan.
Definisi edukasional mengenai ketunanetraan lebih dapat memenuhi persyyaratan
tersebut daripada definisi legal, dan oleh kareananya dapat menujukkkan :
 Metode membaca dan metode pembelajaran membaca yang mana yang sebaiknya
dipergunakan
 Alat bantu serta bahan ajar yang sebaiknya dipergunakan
 Kebutuhan yang berkaitan dengan orientasi dan mobilitas

Secara edukasional, seseorang dikatakan tunantera apabila untuk kegiatan


pembelajarannya dia memerlukan alat bantu khusus, metode khusus atau teknik-teknik
tertentu sehingga ia dapat belajar tanpa penglihatan atau dengan penglihatan yang
terbatas.

Berdasarkan cara pembelajarannya, ketunanetraan dibagi dalam dua kelompok yaitu buta
(blind) atau tunanetra berat yaitu apabila seseorang sama sekali tidak memiliki
penglihatan atau hanya memiliki persepsi cahaya sehingga untuk belajarnya ia
menggunakan indra-indra non penglihatan dan kurang awas atau tunanetra ringan yaitu
apabila seseorang setelah dikoreksi penglihatannya masih sedemikian buruk tetapi fungsi
penglihatannya dapat ditingkatkan melalui penggunaan alat-alat bantu optic dan
modifikasi lingkungan.

Definisi edukasional, meskipun tidak sempurna, namun dapat memberikan pandang yang
lebih holistik mengenai kebutuhan anak serta orang dewasa penyandang ketunanetraan,
baik tunanetra sejak lahir maupun ketunanetraannya didapat setelah kelahiran.

4. Jelaskan strategi WHO untuk memerangi kebutaan dan kurang waras!


Jawab :
Secara internasional, WHO mempunyai satu strategi yang terdiri dari tiga langkah untuk
memerangi kebutaan dan kurang waras. Ketiga langkah tersebut adalah :
a. Memperkuat program kesehatan dasar mata di dalam program pelayanan kesehatan dasar
untuk menghapuskan faktor-faktor penyebabnya yang dapat dicegah

b. Mengembangkan pelayanan terapi dan pembedahan untuk menangani secara efektif


gangguan mata yang dapat disembuhkan

c. Mendirikan pusat pelayanan optik dan pelayanan bagi penyandang tunanetra.

5. Jelaskan pengertian dari tunarungu menurut beberapa ahli!


Jawab :
Banyak ahli mengemukakan pengertian mengenai tunarungu antara lain sebagai berikut:

a. Hallahan dan Kauffman (1991 : 266) menyatakan bahwa tunarugu (hearing


impairment) merupakan satu istilah umum yang menunjukkan ketidakmampuan
mendengar dari yang ringan sampai yang berat sekali yang digolongkan kepada tuli
(deaf) dan kurang dengar (hard of hearing).

b. Frisina (Moores, 200 : 11 ; Kirk, S & Gallagher, J., 1989 : 300) mengemukakan orang
yang tuli adalah seseorang yang mengalami ketidakmampuan mendengar sedemikian
besar, yang menghambat pemahaman bicara melalui pendengarannya dengan atau tanpa
menggunakan alat bantu dengar. Sedangkan orang yang kurang dengar adalah seseorang
yang mengalami ketidakmampuan mendengar sedemikian besar sehingga mengalami
kesulitan, tetapi tidak menghambat pemahaman pembicaraan melalui pendengarannya,
tanpa atau dengan menggunakan alat bantu dengar.

c. Murni Winarsih (2007: 23), menyatakan tunarungu merupakan orang yang mengalami


kehilangan atau kekurangan kemampuan mendengar baik sebagian atau seluruhnya yang
diakibatkan tidak berfungsinya sebagian atau seluruh alat pendengaran, sehingga anak
tersebut tidak dapat menggunakan alat pendengarannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal
tersebut berdampak pada kehidupannya secara kompleks utamanya kemampuan
berbahasa sebagai alat komunikasi yang sangat penting.

d. Iwin Suwarman (Edja Sadjaah. 2005: 75), pakar medik, mempunyai pandangan yang
sama bahwa anak tunarungu dikelompokkan menjadi dua kelompok. Pertama Hard of
hearing yakni seseorang yang masih mempunyai sisa pendengaran sedemikian rupa
sehingga masih cukup untuk digunakan sebagai alat penangkap proses mendengar
sebagai bekal primer penguasaan kemahiran bahasa dan komunikasi dengan yang lain
baik dengan maupun tanpa mengguanakan alat bantu  dengar.  Kedua  Deaf  yakni
seseorang  yang  tidak  mempunyai indera dengar   sedemikian   rendah   sehingga   tidak   
mampu   berfungsi   sebagi   alat penguasaan bahasa dan komunikasi, baik dengan
ataupun tanpa menggunakan alat bantu dengar.

e. Permanarian Somad dan Tati Hernawati (1995: 27) menyebut bahwa anak tunarungu
adalah seseorang yang mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar
baik sebagian atau seluruhnya yang diakibatkan karena tidak berfungsinya seluruh alat
pendengaran atau sebagian , sehingga ia tidak dapat menggunakan alat pendengarannya
dalam kehidupan sehari-hari yang berdampak pada kehidupananya secara kompleks.

f. Mohammad Efendi (2006: 57), anak berkelainan pendengaran atau tunarungu


merupakan anak yang mengalami kerusakan atau gangguan pada satu atau lebih organ
telinga bagian luar, organ telinga bagian tengah, dan organ telinga bagian dalam yang
disebabkan  kecelakaan,  penyakit, atau  sebab  lainnya   yang  tidak diketahui sehingga
organ tersebut tidak dapat menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya.

g. Murni Winarsih (2007: 23) mengungkapkan bahwa tunarungu yakni seseorang yang


mengalami kekurangan atau kemampuan mendengar baik sebagian atau seluruhnya yang
diakibatkan oleh tidak berfungsinya sebagian atau seluruh alat pendengaran, sehingga ia
tidak dapat menggunakan alat pendengarannya  dalam  kehidupan  sehari-hari,  yang 
berdampak pada kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi yang sangat penting.

h. Tin Suharmini (2009: 35) mengemukakan bahwa tunarungu adalah keadaan dimana


seorang individu yang mengalami kerusakan pada indera pendengaran sehingga
berdampak tidak bisa menangkap berbagai rangsang suara, atau rangsang lain melalui
indera pendengaran.

i. Andreas Dwidjosumarto (dalam Sutjihati Somantri, 1996: 74)   berpendapat seseorang


yang tidak atau kurang mampu mendengar suara dikatakan tunarungu. Ketunarunguan
dibedakan menjadi dua kategori, antara lain tuli (deaf) dan kurang dengar (hard of
hearing). Tuli adalah  seseorang  yang  indera  pendengarannya  mengalami  kerusakan
dalam taraf berat sehingga pendengarannya tidak berfungsi lagi. Sedangkan kurang
dengar, indera pendengarannya mengalami kerusakan, tapi masih dapat berfungsi untuk
mendengar, baik dengan maupun tanpa alat bantu dengar (hearing aids).

Anda mungkin juga menyukai