Anda di halaman 1dari 4

NAMA : NOVITA RAHMAWARTI

NIM : 836905367
MAKUL : EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD
TUGAS 3

1. Memanfaatkan hasil Pre Test dan Post test


Pre-test adalah tes yang dilaksanakan pada awal proses pembelajaran, sedangkan post-test
dilaksanaan setelah prses pembelajaran.
Pre-test bertujuan untuk mengetahui pengetahuan siswa terhadap materi yang akan
diajarkan. Pengembangan butir soal pre-test didasarkan pada tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan dalam rencana pembelajaran. Cakupan materi pre-test meliputi seluruh materi yang
akan disampaikan dalam proses pembelajaran.
Dengan melakukan pre-test maka aka nada kemungkinan bahwa kita tidak mengajarkan
konsep suatu materi dari awal tetapi dapat dimulai dengan konsep yang memang belum dikuasai
oleh siswa. Jika kita tetap mengajarkan konsep yang telah dikuasai dengan baik oleh siswa maka
besar kemungkinan siswa tidak akan memperhatikan lagi apa yang kita jelaskan dan mereka
cenderung membuat kegaduhan yang tentu saja akan sangat mengganggu proses pembelajaran.
Untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran maka kita dapat melakukan post-
test. Post-test adalah set tes yang pararel yaitu tes yang disusun dari kisi-kisi tes yang sama. Set
tes untuk post-test harus mengukur indikator yang sama dengan soal pre-test.
Untuk melihat apakah ada perbedaan atau tidak antara hasil pre-test dan post-test, dapat
dilihat dari sekor tertinggi, sekor terendah, rentang skor, dan skor rata-rata kedua hasil test
tersebut.

2. Memanfaatkan Hasil  Tes formatif   


Test formatif merupakan salah satu jenis test yang diberikan kepada siswa setelah siswa
menyelesaikan satu unit pembelajaran. Test formatif digunakan untuk memonior apakah proses
pembelajaran yang telah dilakukan telah mencapai tujuan pemelajaran yang di tetapkan.
Test formatif merupakan alat untuk melihat efektifitas proses pembelajaran. Jika dari
hasil test formatif ternyata terdapat sejumlah kompetensi yang belum dkuasai siswa, maka guru
harus mencari penyebabnya. Penyebab tidak dikuasainya kompetensi tersebut dapat berasal dari
diri siswa mapun dari pelaksanaan proses pembelajaran, seperti penggunaan metode dan media
pembelajaran yang tidak tepat. Titik berat test formatif adalah pada pencapaian kompetensi siswa
bukan mencari penyebab kesulitan belajar siswa.
Apabila kita perhatikan test formatif yang ada pada setiap modul Universitas Terbuka,
Pada setiap akhir kegiatan belajar terdapat kurang lebih 10 butir soal test formatif. Test formatif
tersebut dimaksudkan untuk mengukur ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan pada setiap
modul. Apabila tingkat penguasaan mahasiswa sama dengan atau lebih besar dari 80%,
Mahasiswa dapat melanjutkan untuk melakukan kegiatan belajar berikutnya.
Perbaikan proses pembelajaran dilakukan dengan memperbaiki metode Pembelajaran
misalnya dengan lebih banyak melibatkan siswa pada hal-hal yan konkret dan contoh-contoh
untuk menuju pada kesimpulan konsep yang lebih abstrak. Perbaikan dapat pula dengan lebih
meningkatkan penggunaan alat bantu dan media yang sesuai sehingga siswa dapat lebih mudah
memahami konsep-konsep yang dipelajari. Perbaikan pula dapat dlakukan secara klasikal dan
individual sampai siswa dapat menguasai kompetensi yang di tetapkan.

3. Memanfaatkan Hasil Test Diagnostik


Dengan tes diagnostik guru dapat mengetahui penyebab kesulitan belajar yang dialami
siswa selama proses pembelajaran. Karena tes dianostik akan digunakan untuk untuk
menemukan kesulitan pemahaman konsep yang dialami siswa, maka materi tes diagnostik
dikembangkan dari konsep-konsep yang sulit dipahami siswa.
Kesulitan belajar siswa dapat disebabkan karena proses pembelajaran yang kurang tepat
dan dapat pula diseabkan oleh berbagai factor di luar pembelajaran.
Factor diluar pembelajaran yang dapat menjadi peyebab kesulitanbelajar siswa antara lain
adanya hambatan fisik, psikologis, dan social.
Kemungkinan-kemungkinan hambatan proses belajar lainnya dapat saja terjadi dalam
berbagai mata pelajaran. Hambatan/kesulitan dalam proses pembelajaran dapat diungkap dengan
jelas dengan menggunakan tes diagnostik. Tes diagnostik memang disusun untuk dapat
mengungkap penyebab kesulitan belajar siswa. Dengan mengetahui hasil tes diagnostik maka
guru dapat mengambil keputusan tindakan atau perlakuan yang tepat untuk mengatasi kesulitan
belajar siswa.
4. Pemanfaatan Hasil penilaian Non-Tes
Teknik penilaian non-tes dapat memberikan informasi umpan balik bagi proses
pembelajaran. Hasil penilaian sikap, penilaian diri, dan portofolio dapat dianalisis untuk menjadi
masukan bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Teknik non-tes yang digunakan
antara lain penilaian diri, penilaian sikap, dan portofolio.
Manfaat utama penilaian sikap adalah untuk memperoleh masukan dan umpan balik bagi
peningkatan profesionalisme guru, perbaikan proses pembelajaran dan pembinaan sikap siswa.
Hasil penilaian sikap dapat dimanfaatkan untuk meminimalisir kecenderungan sikap negatif
siswa secara umum terhadap bahasan materi atau mata pelajaran tertentu. Berdasarkan hasil
penilaian sikap seperti itu, selanjutnya guru berupaya mengkaji lebih dalam penyebabnya,
sehingga dapat dilakukan tindakan mengatasi sikap negatif tersebut. Dengan demikian
pembelajaran akan lebih efektif.
Selain itu, berdasarkann hasil penilaian sikap, guru dapat memperoleh informasi tentang
kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya berdasarkan persepsi siswa. Informasi tersebut sangat
berguna untuk peningkatan kualitas pribadi dan profesionalisme guru.
 Portofolio merupakan rangkaian atau kumpulan karya atau hasil kerja siswa yang
dilakukan dalam kurun waktu tertentu, misalnya satu semester atau tahun ajaran, bahkan selama
siswa mengikuti pendidikan pada suatu jenjang tertentu.
Penilaian portofolio menekankan pada penilaian proses dan hasil. Oleh karena itu
penilaian portofolio diharapkan dapat memberikan informasi yang menyeluruh mengenai :
1) Perkembangan pemahaman dan pemikiran siswa dalam kurun waktu tentang konsep,
topik dan isi
2) Hasil karya siswa yang berkaitan dengan bakat dan keterampilan khusus
3) Dokumen kegiatan siswa selama periode waktu tertentu
4) Refleksi nilai siswa sebagai individu dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Dengan cakupannya yang lebih komprehensif, penilaian portofolio memberikan manfaat


bagi siswa, guru, dan orang tua siswa. Bagi siswa penilaian portofolio berguna sebagai :
1) Umpan balik penguasaan dan kemampuannya dalam kurun waktu tertentu
2) Pendorong peningkatan pembelajaran pada aspek kemampuan yang masih  lemah melalui
bahan yang dikumpulkannya
3) Pemahaman tentang keterbatasan kemampuan di bidang tertentu.

Bagi guru, penilaian portofolio berguna sebagai :


1) Umpan balik penguasaan siswa selama kurun waktu tertentu
2) Kemampuan yang belum dikuasai siswa
3) Gambaran tingkat pencapaian keberhasilan proses belajar
4) Strategi pembelajaran dan penilaian siswa
5) Pertimbangan penempatan siswa dalam jurusan/program studi
6) Kecenderungan perilaku belajar siswa.
Berdasarkan hasil analisis terhadap penilaian portofolio yang dilakukannya, guru  dapat
membuat langkah-langkah yang diperlukan untuk meningkatkan proses pembelajaran.
Dengan informasi yang komprehensif dari hasil penilaian, guru dapat memahami faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap proses pembelajaran sehingga dapat lebih mampu menentukan
langkah yang paling tepat dalam melaksanakan pembelajaran.  Di sisi lain siswa dapat lebih
memahami dirinya dan perilaku belajarnya, sehingga lebih dapat mempersiapkan diri dalam
mengikuti proses pembelajaran .

Anda mungkin juga menyukai