Oleh Kelompok 5
Julia Vironika (859006584)
Juniardhi Setiawan (859006506)
Ni Putu Putri Mahati (859006498)
Sri Jayanthi Surahmiathi Mashuni (859006538)
Ni Kadek Wahyuni Antari (859006316)
Ida Ayu Komang Tri Dewi (859006348)
UPBJJ-UT DENPASAR
PROVINSI BALI
2019
MODUL 9
KEGIATAN BELAJAR 1
KEGIATAN REMEDIAL
A. Hakikat, Tujuan, dan Fungsi Kegiatan Remedial
Hakikat Kegiatan Remedial
Dalam Random House webster’s College Dictionary (1991) remedial diartikan sebagai
kegiatan yang dilaksanakan untuk memperbaiki keterampilan yang kurang baik dalam
suatu bidang tertentu. Kegiatan remedial adalah kegiatan membantu siswa dalam
menguasai materi pelajaran.
Tujuan Remedial
Tujuan guru melaksanakan kegiatan remedial adalah membantu siswa yang mengalami
kesulitan menguasai kompetensi yang telah ditentukan agar mencapai hasil belajar yang
lebih baik. Secara umum tujuan kegiatan remedial adalah sama dengan pembelajaran pada
umumnya yakni memperbaiki miskonsepsi siswa sehingga siswa dapat mencapai
kompetensi yang telah ditetapkan berdasarkan kurikulum yang berlaku. Secara khusus
kegiatan remedial bertujuan membantu siswa yang belum tuntas menguasai kompetensi
ditetapkan melalui kegiatan pembelajaran tambahan. Melalui kegiatan remedial siswa
dibantu untuk mengatasi kesulitan belajar yang dihadapinya.
Fungsi Kegiatan Remedial
Pengajaran remedial mempunyai fungsi yang penting dalam proses pembelajaran.
Beberapa fungsi pengajaran tersebut bila dirinci adalah sebagai berikut:
1. Fungsi korektif, artinya melalui pengajaran remedial dapat diadakan perbaikan
terhadap sesuatu yang dipandang masih belum mencapai apa yang diharapkan dalam
keseluruhan proses pembelajaran. Hal-hal yang diperbaiki dan dibetulkan melalui
pengajaran remedial antara lain: perumusan tujuan, penggunaan metode mengajar,
cara-cara belajar, materi dan alat pengajaran, materi dan alat pengajaran, evaluasi dan
segi-segi pribadi murid.
2. Fungsi pemahaman, artinya pengajaran remedial dapat membantu murid untuk lebih
menyesuaikan dirinya terhadap tuntutan kegiatan belajar. Murid dapat belajar sesuai
dengan keadaan dan kemampuan pribadinya sehingga mempunyai peluang yang lebih
besar untuk memperoleh prestasi belajar yang lebih baik.
3. Fungsi pengayaan, artinya bahwa materi pengajaran remedial dapat memperkaya
varian/jenis metode pengajaran. Materi yang disampaikan dalam pengajaran dalam
pengajaran tidak menggunakan metode pembelajaran yang digunakan dalam
pengajaran reguler, metode pembelajaran yang digunakan dalam pengajaran remedial
lebih mengacu pada materi yang telah lalu yang sulit dipahami, sehingga pengajaran
lebih bersifat pengayaan.
4. Fungsi akselerasi, artinya pengajaran remedial dapat membantu mempercepat proses
pembelajaran, karena pengajaran remedial memberi pengajaran khusus yang
memudahkan penangkapan materi oleh siswa-siswi yang mengalami kesulitan belajar
untuk mengerti dan menguasai materi sesuai dengan tujuan instruksional dan kurikuler
sesuai waktu yang telah ditentukan dalam kurikulum.
5. Fungsi terapeutik, artinya secara langsung maupun tidak langsung menyembuhkan
atau memperbaiki kondisi-kondisi kepribadian murid yang diperkirakan menunjukan
ada penyimpangan (bimbingan dan konseling).
Perbedaan Kegiatan Remidial dari Pembelajaran Biasa
Komponen Pelajaran Kegiatan
Pembelajaran Biasa Remedial
Tujuan Berlaku bagi semua siswa Bersifat individual
(klasikal)
Materi Sama untuk semua siswa Sesuai dengan kesulitan siswa
Kegiatan - Diikuti semua siswa - Diikuti oleh siswa yang
Pembelajaran - Metode dan media bermasalah
bersifat klasikal - Metode dan media bersifat
individu dan kelompok
Evaluasi Sama untuk semua siswa Bersifat individu atau kelompok
KEGIATAN BELAJAR 2
KEGIATAN PENGAYAAN
A. Hakikat Pembelajaran Pengayaan
Kegiatan pengayaan adalah suatu kegiatan yang diberikan kepada siswa kelompok
cepat agar mereka dapat mengembangkan potensinya secara optimal dengan
memanfaatkan sisa waktu yang dimilikinya. Pengayaan merupakan pembelajaran
tambahan dengan tujuan untuk memberikan kesempatan pembelajaran baru bagi peserta
didik yang memiliki kelebihan sedemikain rupa sehingga mereka dapat mengoptimalkan
perkembangan minat, bakat, dan kecakapannya.
Pembelajaran pengayaan berupaya mengembangkan keterampilan berpikir, kreativitas,
keterampilan memecahkan masalah, eksperimentasi, inovasi, penemuan, keterampilan
seni, keterampilan gerak, dsb. Pembelajaran pengayaan memberikan pelayanan kepada
peserta didik yang memiliki kecerdasan lebih dengan tantangan belajar yang lebih tinggi
untuk membantu.
PENGELOLAAN KELAS
KEGIATAN BELAJAR 1
HAKIKAT PENGELOLAAN KELAS
Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru dihadapkan pada masalah-masalah
pembelajaran dan pengelolaan kelas. Untuk mengatasi masalah pembelajaran dituntut
pendekatan yang berbeda dengan pendekatan untuk mengatasi masalah pengelolaan kelas.
Dari ketiga pengertian pengelolaan kelas tersebut, tidak satupun yang paling baik karena
guru tidak harus terikat pada satu pengertian pengelolaan kelas dalam menciptakan dan
memelihara kondisi kelas yang memungkinkan siswa-siswa dapat belajar. Jadi,
pengelolaan kelas adalah usaha guru untuk menciptakan, memelihara dan
mengembangkan iklim belajar yang kondusif. Sejalan dengan Winzer (1995) pengelolaan
kelas adalah cara-cara yang ditempuh guru dalam menciptakan lingkungan kelas agar tidak
terjadi kekacauan dan memberikan kesempatan pada siswa untuk mencapai tujuan
alademis dan sosial.
KEGIATAN BELAJAR 2
PENATAAN LINGKUNGAN KELAS
Keadaan ruang kelas dapat mempengaruhi kegiatan pembelajaran. Selain itu, hubungan
sosio-emosional antara guru-siswa dan siswa-siswa juga dapat mempengaruhi kelancaran
kegiatan pembelajaran.
A. PENATAAN LINGKUNGAN FISIK KELAS
Pengelolaan kelas yang efektif bermula dari penataan ruangan kelas dan isinya. Penataan
lingkungan kelas yang tepat berpengaruh terhadap tingkat keterlibatan dan partisipasi siswa
dalam proses pembelajaran (Winzer, 1995)
1. Prinsip-prinsip Penataan Lingkungan Fisik Kelas
Lingkungan fisik kelas yang baik adalah ruangan kelas yang menarik, efektif serta
mendukung siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Tujuan utama penataan
lingkungan fisik kelas ialah mengarahkan kegiatan siswa dan mencegah munculnya
tingkah lakusiswa yang tidak diharapkan melalui penataan tempat duduk, perabot,
pajangan dan barang-barang lainnya. Menurut Louisell (1992), ketika menata lingkungan
fisik kelas, guru harus mempertimbangkan lima hal yaitu:
a. Keleluasaan pandangan (visibility)
Artinya penempatan atau penataan barang-barang didalam kelastidak mengganggu
pandangan siswa dan gurusehingga siswa secara leluasa dapat memandang guru atau
benda atau kegiatan yang sedang berlangsung.
b. Mudah dicapai (accessibility)
Barang-barang yang digunakan siswa dalam pembelajaran diletakkan pada tempat
yang dapat dengan mudah dijangkau oleh siswa.
c. Keuiwesan (flexibility)
Mudah untuk menata dan memindahkan baran-barang untuk kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan oleh siswa dan guru.
d. Kenyamanan
Prinsip kenyamanan berkenaan dengan temperature ruangan, cahaya, suara dan
kepadatan kelas.
e. Keindahan
Prinsip ini berkenaan dengan usaha guru menata ruangan kelasyang menyenangkan
dan kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Kelas yang indah dan menyenangkan
menggambarkan harapan guruterhadap prosesbelajar yang harus dilakukan dan
tingkah laku siswa selama kegiatan pembelajaran.
2. Penataan Tempat Duduk
Setiap strategi pembelajaran yang diterapkan guru menuntut tatanan tempat duduk yang
berbeda-beda. Dengan kata lain, guru harus menata tempat duduk siswa untuk
memperlancar kegiatan pembelajaran. Pengaturan tempat duduk berpengaruh pada
waktu yang digunakan siswa untuk mengerjakan tugas-tugas (Winzer, 1995). Hasil
penelitin (Louisell, 1992) menunjukkan bahwa tempat duduk yang ditata berjejer
menghadap guru meningkatkan jumlah kerja yang dilakukan siswa.