Anda di halaman 1dari 10

1

MAKALAH
MODUL 2
Materi dan Pembelajaran Individu sebagai Insan Tuhan Yang
Maha Esa, Makhluk Sosial dan Warga Negara Indonesia

Disusun untuk memenuhi


tugas mata Kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
di Sekolah Dasar

Tutor : AGUS SANTOSA, M.Pd

Disusun Oleh : Kelompok 2


1. AHMADI 858404035
2. FAHRURAJI. N 858404067
3. HASTUTI 858404074
4. ROKHBAH 858407972
5. NURUL ANWARIAH 858404225
6. FENSY ESTER PISUK 858404192
7. TIARA AGUSTINE 858403975
8. MILDA RIANTI 858404218

Kelas : BI Semester 1

UPBJJ-SAMARINDA
POKJAR LONGKALI
TAHUN 2019
2
i

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam
semoga dilimpahkan kepada Rasulullah Saw. Saya bersyukur kepada Illahi Rabbi
yang telah memberikan hidayah serta taufik-Nya kepada kami sehingga makalah
yang berjudul ”Modul 2 Materi dan Pembelajaran Individu sebagai Insan Tuhan
Yang Maha Esa, Makhluk Sosial dan Warga Negara Indonesia” dapat
terselesaikan.
Adapun tujuan kami membuat makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar. Dalam
penyelesaian makalah ini kami mengalami hambatan waktu dan keterbatasan
pengetahuan serta bahan referensi yang dapat dijadikan acuan. Namun, berkat
kerja keras dan saling bertanya dengan teman dan di bimbing oleh Dosen,
akhirnya makalah ini dapat diselesaikan.
Seperti kata pepatah, tiada gading yang tak retak, kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih memiliki banyak kekurangan.
Apalagi pengetahuan dari kami juga masih belum seberapa mengenai hal yang
dibahas dalam makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang positif sangat
kami harapkan agar makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Long Kali, 5 Oktober 2019

Penulis
ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................ ii


Daftar Isi ................................................................................................. .... iii
MODUL 2 Materi dan Pembelajaran Individu sebagai Insan Tuhan Yang
Maha Esa, Makhluk Sosial dan Warga Negara Indonesia .......................... 1
Kegiatan Belajar 1 : Individu sebagai Insan Tuhan Yang Maha Esa ........... 1
Kegiatan Belajar 2 : Individu sebagai Makhluk Sosial ............................... 1
Kegiatan Belajar 3 : Individu sebagai Warga Negara Indonesia ................. 2
Kegiatan Belajar 4 : Pembelajaran Individu sebagai Insan Tuhan, Makhluk
Sosial, dan Warga Negara Indonesia ........................................................... 4
Daftar Pustaka .............................................................................................. 6
1

MODUL 2
Materi dan Pembelajaran Individu sebagai Insan Tuhan Yang
Maha Esa, Makhluk Sosial dan Warga Negara Indonesia

Kegiatan Belajar 1 : Individu sebagai Insan Tuhan Yang Maha Esa


Dalam pembahasan tentang materi individu sebagai insan Tuhan Yang
Maha Esa difokuskan sebagai warga Negara yang menganut agama, dan
berperilaku baik secara horizontal juga vertikal sesuai dengan keyakinannya.
Misalnya Islam beribadat di masjid, Katolik dan Protestan beribadat di gereja,
Hindu beribdat di Kelenteng, Budha beribadat di Pura.
Agama Islam mengajarkan bahwa belum sempurna iman seseorang kalau
kasih sayang kepada orang belum sama dengan kasih sayang kepada dirinya.
Bahkan mengajarkan salah satu ciri orang beriman adalah orang yang mencintai
negaranya.
Agama Kristen Katolik mengajarkan bahwa tujuan Tuhan menciptakan
manusia untuk kebahagiaan manusia, dosa menghancurkan kebahagiaan manusia,
dan Yesus Kristus pembebas manusia dari dosa.
Agama Hindu dikenal dengan ajaran yang tersirat dalam “Sloka
Mokasarthan jagat hitaca iti dharma” artinya tujuan agama (dharma) ialah
tercapainya kesejahteraan dunia (jagat hita) dan kebahagiaan spiritual (moksa).
Selanjutnya dirinci menjadi empat yang disebut “Catur Purusa Artha” (empat
tujuan hidup manusia), yaitu: 1) Dharma, 2) Artha, 3) Kama, 4) Moksa.
Agama Budha dikenal dengan ajaran Catur Paramitha yaitu empat sifat
luhur di dalam hati nurani manusia, yaitu Metta atau Meitri, Karuna, Mudita, dan
Upekha.

Kegiatan Belajar 2 : Individu sebagai Makhluk Sosial


Untuk menjalin hubungan satu sama lain memerlukan aktivitas
komunikasi. Kecenderungan manusia berkeinginan untuk hidup serasi sebagai
timbal balik satu sama lain karena manusia mempunyai dua hasrat, yaitu
2

berkeinginan menjadi satu dengan manusia yang lainnya, dan berkeinginan


menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya.(Soerjono Soekanto;1990).
Dalam kehidupan berkelompok daan dalam hubungannya dengan manusia
yang lain, pada dasarnya setiap manusia menginginkan bebrapa niai. Harold
Lasswell merinci ada delapan nilai yang terdapat dalam masyarakat, yaitu :
1. Kekuasaan,
2. Pendidikan/ penerangan (enlightment)
3. Kekayaan (wealth)
4. Kesehatan (well-being)
5. Keterampilan (skill)
6. Kasih saying (affection)
7. Kejujuran (rectitude) dann Keadilan (rechtschapenheid)
8. Keseganan, respek (respect)

Menurut Robert Mac Iver “Society means a system of ordered relations” yang
berarti masyarakat suatu sistem hubungan-hubungan yang ditertibkan. Sedangkan
menurut Harold J. Laski “A society is a group of their mutual wants” artinya
masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup bersama dan bekerja sama
untuk memuaskan keinginan mereka bersama.
Dalam kehidupan bermasyarakat ada beberapa norma yang perlu ditaati yaitu
norma agama, kesusilaan, kesopanan, dan hokum. Bangsa Indonesia dikenal
dengan kemajemukannya baik suku bangsa, suku bahasa, budaya dan agama.
Dalam kondisi seperti ini diperlukan character building agar perbedaan itu bukan
merupakan faktor pemisah, akan tetapi merupakan kekayaan bangsa serta dipupuk
rasa kebersamaan dan persatuan yang semakin kokoh.

Kegiatan Belajar 3 : Individu sebagai Warga Negara Indonesia


Ada beberapa pengertian Negeri, yaitu :
1. Miriam Budiarjo, “suatu organisasi dalam suatu wilayah yang mempunyai
kekuasaan yang sah dan ditaati oleh rakyatnya”.
2. Roger H. Soltau “alat (agency) atau wewenang (authority) yang mengatur atau
mengendalikan persoalan-persoalan bersama, atas nama masyarakat”.
3

3. Harold J. Laski “suatu masyarakat yang diintegrasikan karena mempunyai


wewenang yang bersifat memaksa dan yang secar sah lebih agung dari pada
individu atau kelompok yang merupakan bagian dari masyarakat itu”.
4. Max Weber “suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam penggunaan
kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah”.
5. Robert M. Maclver “Asosiasi yang menyelenggarakan penertiban di dalam
suatu masyarakat dalam suatu wilayah berdasarkan sistem hokum yang
diselenggrakan oleh suatu pemerintah yang untuk maksud tersebut diberi
kekuasaan memaksa”.

Menurut Coogan (1998) mengelompokkan warga Negara ke dalam 5 kategori,


yaitu :
1. A sense of identify (warga Negara harus memiliki identitas atau jati diri)
2. The enjoyment of certaint rights (warga Negara memiliki hak-hak teretentu)
3. The fulfillment of corresponding obligation (warga Negara memiliki
kewajiban yang menjadi keharusan dan seimbang antara pribadi dan publik)
4. A degree of interest and involvement in public affairs (memiliki tanggung
jawab untuk berpartisipasi demi kepentingan umum)
5. An acceptance of basic sociental values (memiliki sikap menerima nilai-nilai
dasar kemasyarakatan).
Karakteristik yang perlu dimiliki warga Negara menurut Coogan, yaitu sebagai
berikut :
1. Ability to look at and approach problem as a member of a global society
(Kemampuan mengamati dan melakukan pendekatan terhadap masallah atau
tantangan sebagai masyarakat global)
2. Ability to work with others in a cooperative way and to take responsibility for
one’s roles/duties within society(Kemampuan bekerja sama dengan orang lain
dengan memkul tanggung jawab atas peran dan kewajibannya dalam
masyarakat)
3. Ability to understand, accept, and tolerate cultural differences (Kemampuan
memahami, menerima dan toleran terhadap perbedaan budaya)
4

4. Capability to think in a critical and systematic way (Kemampuan berpikir


secara kritis dan sitematis)
5. Willingness to resolve conflict in a non-violent manner (Kemampuan
menyelesaikan konflik tanpa kekerasan)
6. Willingness to change one’s lifestyle and consumption habits to protect the
environment(Kemampuan mengubah gaya hidup dan kebiasaan konsumtif
guna melindungi lingkungan)
7. Ability to be sensitive towards and to defend human rights (leg, rights of
women, ethnic minorities, etc) Berarti (Kemampuan peka terhadap hak asasi
manusia, berani menegakkan hak asasi manusia juga melaksanakan
kewajibannya)
8. Willingness and ability to participate in politics at local, national, and
intenational levels(Kesadaran dan kemampuan untuk berpartisipasi dalam
kehidupan politik pada tingkat lokal, nasional dan internasional.

Kegiatan Belajar 4 : Pembelajaran Individu sebagai Insan Tuhan, Makhluk


Sosial, dan Warga Negara Indonesia
Menurut S Winataputra (1999) untuk mengetahui pengetahuan moral yang
dapat diserap siswa dalam pengembangan paradigma baru pendidikan Pkn yaitu :
1. Rekonseptualisasi jati diri PKn atas dasar kajian teoritik dan empiric
2. Perumusan asumsi progmatik tentang masyarakat madani Indonesia, warga
Negara Indonesia, pendidikan untu warga Negara, tantangan masa depan
Indonesia
3. Perumusan kompetensi kewarganegaraan Indonesia atas dasar asumsi
progmatik
4. Penegmbangan paradigma baru PKn dalam msyarakat dan Negara Indonesia
5. Pengidentifikasian sarana pendukung yang diperlukan untuk mewujudkan
paradigm baru Pendidikan Kewarganegaraan.

Dalam pembelajaran materi individu sebagai Insan Tuhan, Makhluk Sosial


dan Warga Negara tidak lepas dari strategi, metode, media dan evaluasi. Salah
satu pembaharuan dalam PPKN 1999/ PKn baru ialah strategi pembelajarannya
5

tidak hanya mempelajari meteri pelajaran, tetapi mempelajari materi dan sekaligus
praktek, berlatih dan mampu mebakukan diri bersikap dan berperilaku sebagai
materi yang akan dipelajari.
Kosasih Djahri (1999) memberikan penjelasan dalam CICED (Center for
Indonesian Civic Education) bahwa strategi yang harus digelar guru hendaknya
sebagai berikut :
1. Membina dan menciptakan keteladanan baik fisik dan materiil
2. Membiasakan/ membakukan atau mempraktekkan yang diajarkan
3. Memotivasi minat/gairah untuk terlibat dalam proses belajar, untuk dikaji
lanjutan dan mencoba membiasakan.

Dalam pembelajaran materi individu sebagai Insan Tuhan, Makhluk Sosial


dan Warga Negara tidak lepas dari :
1. Strategi (Keteladanan, mempraktekkan, dan memberikan motivasi pada siswa)
2. Metode (Disesuaikan dengan kondisi siswa dan tidak membosankan, yang
penting efektif dan efisien)
3. Media (Menggunakan gambar, langsung berkunjung, menggunakan contoh)
4. Evaluasi (Menggunakan model evaluasi portofolio).

Kosasih Djahri menganjurkan evaluasi merupakan dari proses belajar,


maka evaluasi tidak hanya formatif atau sumatif tetapi dilakukan pra dan
sepanjang proses KBM melalui berbagai model alat serta kegiatan secara terarah
dan terkendali.
6

DAFTAR PUSTAKA

Azra, Azumardi. 2002. Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta:

Rosyada, Dede. 2004. Paradigma Pendidikan Demokratis. Jakarta:


Prenada Media

Suparno, Paul. 2004. Guru Demokratis di Era Reformasi. Jakarta:


Gramedia

Tim Penyusun. 1993. Bahan Penataran P4, UUD 1945, GBHN. Jakarta:
BP-7 Pusat

Tim Penyusun. 2004. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Blitar:


Karya Muda

Tim Penyusun. 2005. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Blitar:


Karya Muda

Widodo. 1998. Pendidikan Pancasila dan Filsafat Pancasila. Malang:


Universitas Wisnuwardana.

Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.

Anda mungkin juga menyukai