Anda di halaman 1dari 2

Pendekatan Kognitif dalam pembelajaran Ips SD

Kurikulum Pendidikan dasar tahun 1994, telah merumuskan bahwa mata pelajaran ips
berfungsi sebagai ilmu pengetahuan untuk mengembangkan kemampuan dan sikap rasional
tentang gejala-gejala social serta kemampuan tentang perkembangan masyarakat Indonesia
dan masyarakat duniadimasa lampau dan masa mini. Ilmu pengetahuan social mempelajari
kenyataan social dalam kehidupan sehari-hari yang bersumber dari ilmu bumi, ekonomi
sejarah, antropologi, sosiologi, dan tata negara ( Depdikbud: 1994)
Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa karakteristik pembelajaran ips di
SD secara umum merupakan Pendidikan kognitif sebagai dasar partisipasi social, artinya
pusat perhatian utama pembelajaran ips adalah murid sebagai actor social yang cerdas. Untuk
menjadi actor social yang cerdas diperlukan pengembangan aspek kecerdasan rasional dan
juga kecerdasan emosional.

Menurut Banks( 1977) pendekatan yang khas dalam IPS yang potensial dapat
mengembangkan kecerdasan rasional adalah social Science inquiry atau penelitian ilmu
social. Pendekatan ini memiliki karakteristik sebagai berikut :
A. Tujuan
Tujuan utama pendekatan penelitian social adalah membangun teori atau secara umum
membangun pengetahuan. Untuk membangun pengetahuan atau teori diperlukan fakta konsep
dan generalisasi . Pendekatan penelitian social untuk murid SD tentunya harus disesuaikan
tingkat perkembangan kognitif anak usia kelas 3,4,5,6 yakni kira-kira umur 8-12 tahun
berada pada tahap operasi kongkret dan operasi formal. Oleh karena itu, tujuan dari
pendektan penelitian social di SD adalah memperkenalkan dan melatih anak cara berpikir
ilmu social yang dapat dibangun tentu saja belum sampai pada teori pengetahuan social,
tetapi berupa pengetahuan social dengan kerangka keilmuan sederhana

B. Proses Penelitian
Menurut Banks (1977: 43) ilmu pengetahuan merupakan proses dan produk berupa tumbuh
pengetahuan teoretis. Oleh karena itu, proporsi(pernyataan) dan generalisasi ( kesimpulan)
selalu terbuka untuk direvisi. Proses dan produk ilmu pengetahuan selalu bersifat interaktif.
Metode ilmiah ini memungkinkan para ilmuan merevisi dan menyempurnakan teorinya. .
Bagi siswa SD proses penelitian berfungsi sebagai media untuk mengenal gejala-
gejala social dan perkembangan masyarakat dengan menggunakan kaca mata atau cara kerja
social, Barr, Barth dan shermis( 1978) memberi label proses ini sebagai pengajaran social
sebagai ilmu social.

C. Model-model penelitian social


Banks( 1977-57), memperkenalkan model, seperti gambar 5.1 model Banks( 1977)
tersebut pada asarnya merupakan pengembangan lebih lanjut dari model dasar proses
penelitian, yaitu model pembelajaran dikelas tinggi. Tentunya anda dapat membayangkan
modelnya dan bentuknya sebagai berikut.
Masalah ------- Hipotesi------------- Data----------- Kesimpulan
Oleh karenaitu, model dari Banks di modeifikasi supaya lebih sederhana dan cocok untuk
diterapkan dengan mudah disekolah dasar.

( sumber : modifikasi winataputra : 1997) Gambar 5.1


1. Masalah
Masalah ada dalam pikiran berkaitan dengan gejala yang tampak atau dapat ditangkap
oleh panca indra. Misalnya suatu waktu terjadi hujan lebat sehingga air sungai melimpah
keluar dari badan sungai dan masuk kekawasan sekitaran aliran sungai.
Yang dapat diamati dari masalah diatas adalah apa akibat banjir, bagaimana
penangulangannya, mulai ada masalah dalam pemikiran kita . pikiran kita mulai mencari
kaitan antara hal, misalnya berikut ini.
a. Debit/ volume air besar----- badan sungai sempit dan dangkal-----air meluap----
timbul banjir.
b. Debit air besar

Anda mungkin juga menyukai