Anda di halaman 1dari 9

NAMA : AMRINA MUTHI’AH

NIM : 856623861
MATA KULIAH : PENDIDIKAN IPS DI SD
PGSD BI SEMESTER 1

RANGKUMAN MODUL 5
Pendekatan dalam Pembelajaran IPS Sekolah Dasar

Kegiatan Belajar 1
Pendekatan Kognitif dalam Pembelajaran IPS SD
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sekolah dasar tahun 2006, telah
merumuskan bahwa mapel IPS berfungsi sebagai ilmu pengetahuan untuk mengembangkan
kemampuan dan sikap rasional tentang gejala gejala sosial serta kemampuan tentang
perkembangan msyarakat indonesia dan masyarakat dunia di masa lampau dan masa kini.
Karakteristik pembelajaran IPS di SD secara umum merupakan pendidikan kognitif sebagai
dasar partisipasi sosial yang artinya pusat perhatian utama pembelajaran IPS SD adalah
pengembangan diri peserta didik sebagai aktor sosial yang cerdas.
Dalam kegiatan pendekatan ini kita akan mengkaji berbagai pendekatan pembelajaran
IPS di SD. Apa yang dimaksud pendekatan pembelajaran, strategi, metode, dan teknik
pembelajaran.
1. Pendekatan pembelajaran
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu
proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi,
menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat
dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan
pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan
(2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered
approach).
2. Strategi pembelajaran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998:203), pengertian strategi (1) ilmu
dan seni menggunakan sumber daya bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu
dalam dan perang damai, (2) rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai
sasaran khusus. Lalu menurut Soedjadi (1999:101) menyebutkan strategi
pembelajaran adalah suatu siasat melakukan kegiatan pembelajaran yang bertujuan
mengubah keadaan pembelajaran menjadi pembelajaran yang diharapkan. Dalam satu
pendekatan dapat dilakukan lebih dari satu metode dan dalam satu metode dapat
digunakan lebih dari satu teknik.
3. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran menurut Ruseffendi (1980) adalah cara mengajar guru secara
umum yang dapat diterapkan pada semua mata pelajaran, misalnya mengajar dengan
ceramah, ekspositori, tanya jawab, penemuan terbimbing dan sebagainya.
4. Teknik Pembelajaran
Teknik mengajar adalah penerapan secara khusus suatu metode pembelajaran yang
telah disesuaikan dengan kemampuan dan kebiasaan guru, ketersediaan media
pembelajaran serta kesiapan peserta didik.
5. Model pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu desain yang menggambarkan proses rincian dan
penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan peserta didik berinteraksi sehingga
terjadi perubahan atau perkembangan pada diri peserta didik. Ismail (2003) menyatakan
istilah Model pembelajaran mempunyai 4 ciri khusus yaitu :
a. rasional teoritik yang logis disusun oleh perancangnya
b. tujuan pembelajaran yang akan dicapai
c. tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan secara
berhasil
d. lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai

Menurut Banks (1977) pendekatan yang khas dalam IPS dapat mengembangkan
kecerdasan rasional yaitu Social Science Inquiry atau Penelitian Ilmu Sosial. Pendekatan ini
memiliki karakteristik sebagai berikut.
A. TUJUAN
Tujuan utama pendekatan penelitian sosial adalah membangun teori atau secara
umum membangun pengetahuan. Untuk membangun pengetahuan atau teori diperlukan
fakta konsep dan generalisasi. Menurut teori pieget (Bell Gradler:1986) pada usia kelas
3,4,5,6 yakni kira-kira usia 8-12 tahun berada dalam tahap operasi konkret dan operasi
formal. Oleh karena itu, tujuan pendekatan penelitian sosial di SD adalah
memperkenalkan dan melatih anak cara berfikir ilmu sosial yang dapat dibangun tentu
saja belum sampai pada teori pengetahuan sosial, tetapi berupa pengetahuan sosial
dengan kerangka keilmuan sederhana.

B. PROSES PENELITIAN
Menurut Banks (1977:43) ilmu pengetahuan merupakan proses dan produk berupa
tubuh pengetahuan teoritis (body of theoritical knowledge). Oleh karena itu, proposisi
(pernyataan) dan generalisasi (kesimpulan) selalu terbuka untuk direvisi (diperbaiki,
disempurnakan).
Bagi siswa SD proses penelitian berfungsi sebagai media untuk mengenal gejala-
gejala sosial dan perkembangan masyarakat dengan menggunakan kaca mata atau cara
kerja ilmu sosial, barr, barth, dan shermis (1978) memberi label proses ini sebagai
pengajaran sosial sebagai ilmu sosial.

C. MODEL-MODEL PENELITIAN SOSIAL


Bank (1977-57), memperkenalkan model pembelajaran yang pada dasarnya
merupakan pengembangan lebih lanjut dari model pembelajaran dikelas tinggi.
Bayangan model dan bentuknya sebagai berikut.
MASALAH ---------- HIPOTESIS ---------- DATA ---------- KESIMPULAN

Oleh karena itu, penulis memodifikasi model Banks (1977) dengan menambahkan
kotak garis putus untuk langkah–langkah yang memiliki ikatan yang sangat erat.
Dengan demikian, model tersebut tampak lebih sederhana dan cocok untuk diterapkan
dengan mudah disekolah dasar.
1. Masalah
Masalah ada dalam pikiran berkaitan dengan gejala yang tampak atau dapat
ditangkap oleh pancaindra kita. Misalnya, suatu waktu terjadi hujan lebat sehingga air
sungai melimpah keluar dari badan sungai masuk ke kawasan sekitar aliran sungai.
Bisa persawahan, bisa perkampungan atau perkotaan yang dilanda banjir tersebut.
tidak dapat menampung volume debit air sungai yang besar.
menurut Piaget dalam Winataputra (1997) proses berpikir terjadi bila ada proses
asimilasi (kontak objek dengan pikiran) dan keterkaitan konsep-konsep dalam pikiran
dengan informasi tentang objek yang disebut proses akomodasi. Dalam tahap masalah
model tersebut diatas tugas guru adalah menyajikan situasi yang mengandung
masalah. Masalah pada dasarnya ada dalam pikiran, jadi bersifat individual.
2. Hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu kesimpulan yang masih sementara atau
setengah benar dan masih memerlukan pengujian dan pembuktian. Apabila sudah
diuji dengan menggunakan data yang tersedia maka hipotesis ini akan menjadi tesis
atau kesimpulan.

3. Pengumpulan data analisis data


Data berasal dari bahasa latin datum yang artinya satu infornmasi petunjuk.
Secara istilah analisis data merupakan sebuah kegiatan analisa penelitian yang
dilakukan dengan cara memeriksa segala bentuk data dari komponen penelitian,
seperti catatan, dokumen, hasil tes, rekaman, dan lain sebagainya.

4. Kesimpulan
Kesimpulan adalah hipotesis yang telah diuji dan dibuktikan kebenarannya.
Apabila kesimpulan-kesimpulan tersebut terus diuji dan dibangun secara kait-mengait
dalam suatu bidang akan lahir dari kesimpulan tersebut suatu teori. Teori merupakan
bentuk pengetahuan yang paling tinggi dan merupakan isi pokok ilmu pengetahuan.
Model penelitian sosial merupakan salah satu kecenderungan dalam pendekatan
kognitif yang berorientasi pada proses inkuuiri yang pada dasarnya memiliki
karakteristik yakni :
a. Menitikberatkan pada proses berfikir yang berkaitan dengan pemecahan masalah
b. Melibatkan murid dalam proses belajar
c. Merupakan alternatif lain yang bersifat inovatif yang lebih ,maju dari pada
penyampai informasi secara ekspositori.

D. KONSEP
Konsep merupakan suatu kata atau pernyataan abstrak yang berguna uuntuk
meneglompokkan benda, ide atau peristiwa (Banks 1977:85). Apabila dilihat dari
sifatnya, ada beberapa jenis konsep, yakni sebagai berikut.
a. Konsep teramati, adalah konsep yang dapat ditangkap pancaindera, seperti rumah,
manusia, jalan raya
b. Konsep tersimpul, adalah konsep yang contohnya harus disimpulkan dari beberapa
hasil pengamatan, seperti sopan, tertib, pahlawan.
c. Konsep relasional, adalah konsep yang melibatkan jarak dan/atau waktu, seperti abad,
lintang, bujur, dan lainnya.
d. Konsep ideal, adalah konsep tersimpul yang lebih abstrak dan memerlukan
pengumpulan indikator yang lebih luas, seperti keadilan, pancasilais, takwa, nyaman,
dan lainya.

E. GENERALISASI
Menurut Banks (1977: 26; 97) Generalisasi adalah pernyataan hubungan dua
konsep atau lebih. Pernyataan hubungan antarkonsep, biasanya menggunakan kata-kata:
merupakan hasil dari, disebabkan oleh, berdampak pada, dan lainnya.
Secara umum generalisasi dapat digolongkan menjadi tiga aras (Banks 1977 : 99-
100)
1. Generalisasi aras tinggi
2. Generalisasi aras sedang
3. Generalisasi aras rendah

F. TEORI/KONSTRUK
Merupakan bentuk pengetahuan tertinggi yang dapat digunakan untuk menerangkan
dan memperkirakan perilaku manusia (Banks 1977:103). Teori yang dibangun oleh
generalisasi aras tinggi yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.
1. Melukiskan hubungan antar knsep atau variabel yang didefinisikan secara jernih
2. Mengandung sistem deduksi yang secara logis ajeg atau tetap
3. Merupakan sumber dari hipotesis yang sudah diuji kebenarannya

KEGIATAN BELAJAR 2
Pendekatan Sosial, Personal, dan Perilaku dalam Pembelajaran IPS SD
Pendekatan sosial, personal, dan perilaku pada prinsipnya merupakan bentuk sentuhan
pedagogisnya terhadap dimensi sosial dan personal atau dimensi inteligensia emosional.
Apabila kita menganalisis, dimensi atau aspek sosial dan personal atau emosional ini
memiliki aspek-aspek emosi, nilai, dan sikap, serta prilaku sosial yang satu sama lain
memiliki saling keterkaitan.
A. EMOSI
Secara harfiah, Oxford English Dictionary mengartikan emosi sebagai setiap
kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat atau
meluap-luap. Sedangkan Goleman (1996) mengartikan emosi sebagai suatu perasaan dan
pikiran atau suatu keadaan Biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan
untuk bertindak. Tercakup dalam emosi ini adalah amarah, kesehatan, rasa takut,
kenikmatan, cinta, terkejut, jengkel, dan cinta. Pikiran emosional bersifat cepat dan
merupakan dorongan hati bukan kepala, sedangkan pikiran rasional cenderung sangat
teliti. Untuk dapat menyelaraskan antara dua aspek pikiran itu perlu adanya pendidikan
emosi.
Menurut W.T. Grand Consortiums, dalam Goleman (1996: 426-427) keterampilan
emosi mencakup hal-hal berikut.
a. Mengidentifikasi dan memberi nama perasaan-perasaan
b. Mengungkapkan perasaan
c. Menilai intensitas perasaan
d. Mengelola perasaan
e. Menunda pemuasan
f. Mengendalikan dorongan hati
g. Mengurangi stres
h. Mengetahui perbedaan antara perasaan dan tindakan

B. NILAI DAN SIKAP


1. Nilai
Menurut Milton Rokeach dalam Banks (1977: 407-408) nilai adalah suatu jenis
kepercayaan yang ada dalam keseluruhan sistem kepercayaan seseorang, mengenai
bagaimana seseorang seharusnya atau tidak seharusnya berperilaku atau perlu tidak
sesuatu dicapai. Nilai juga merupakan ukuran untuk menetapkan baik dan buruk.
Negara RI memiliki sistem nilai Pancasila dan Undang-undang 1945 yang merupakan
tanaman nilai yang dipahami dan dihayati dalam rangka berkehidupan serta berbangsa
serta bernegara Indonesia

2. Sikap
Menurut Alport (1935) dalam winataputra (1989 : 148) sikap adalah suatu kondisi
kesiapan mental dan syarat yang terbentuk melalui pengalaman yang memancarkan
arah atau pengaruh yang dinamis terhadap respon atau tanggapan individu terhadap
objek atau situasi yang dihadapinya.
Sikap dapast bersifat senang atau tak senang, takut atau berani, penuh perhatian
atau acuh tak acuh, sayang atau bensi, dan bertanggung jawab atau lepas tangan.
Dilihat dari kadarnya, sikap juga dapat bersifat sederhana atau dapat pula bersifat
rumit.

C. PERILAKU SOSIAL
Perilaku sosial juga sering disebut keterampilan sosial. Keterampilan seperti
ditegaskan oleh Jarolimek (1971:65) mengandung unsur kemahiran dan kemampuan
melakukan sesuatu dengan baik. Keterampilan ini memiliki 2 karakteristik yakni
bertahap dan latihan yang artinya keterampilan memerlukan latihan secara bertahap.
Menurut Krech, dkk (1962), keterampilan sosial antara lain komunikasi, membaca,
menulis, menganalisis, dan lainnya. Jarolimek (1971:67) menyebutkan bahwa di sekolah
dasar aspek emosi, sosial, dan keterampilan sosial dapat dikembangkan melalui berbagai
kegiatan antara lain.
1. Kehidupan kelas sehari-hari yang menitikberatkan pada kepedulian orang lain,
kebebasan dan persamaan, kemerdekaan berpikir, dan tanggung jawab.
2. Mempelajari sejarah dan perkembangan kehidupan negara terutama mengenai cita-
cita dan ideologinya yang memerlukan usaha untuk terus mewujudkannya.
3. Mempelajari riwayat hidup tokoh-tokoh penting yang mencerminkan nilai-nilai dari
bangsa dan negaranya.
4. Mempelajari hukum beserta sistem hukum dan sistem peradilannya
5. Merayakan hari-hari besar yang memperkenalkan nilai dan sikap
6. Menganalisis makna kata-kata dalam proklamasi, pembukaan UUD 1945, dan
peraturan perundangan lainnya.

Apabila dilihat dari kegiatan tersebut, bentuk pembelajaran dapat dibuat dalam 2
kelompok sebagai berikut.
1. Pembelajaran formal yang menitikberatkan pada pemahaman dan analisis di dalam
atau di luar kelas
2. Pembelajaran informal yang menitikberatkan pada penghayatan, pelibatan, dan
penciptaan suasana yang mencerminkan komitmen terhadap nilai dan sikap terutama
di luar kelas.
Khusus dalam pembelajaran formal, Simon, Howe, dan Kirshenbaum (1972)
menawarkan 4 pendekatan yang berorientasi pada nilai dan sikap sebagai beriku.
1. Transmisi nilai secara bebas
2. Penanaman nilai
3. Suri teladan
4. Klarifikasi nilai
5. Klarifikasi nilai terintegrasi struktur

Untuk kebutuhan praktis dalam pembelajaran IPS di SD akan disajikan beberapa


model terpilih yang dapat diterapkan di SD yang berbentuk model perpaduan dan model
elektrik sebagai berikut.
1. Pendekatan ekspositori berorientasi nilai dan sikap
a. Tujuannya adalah menyampaikan nilai/sikap secara dialogis melalui ceramah,
peragaan dan tanya jawab.
b. Langkah-langkahnya
1. Guru memilih suatu nilai yang sudah seharusnya diterima oleh semua murid
karena memang telah diterima kebenarannya
2. Guru menyiapkan media pembelajaran.
3. Guru menyajikan konsep nilai dengan memanfaatkan peragaan yang telah
disiapkan diselingi dialog yang hangat mengenai pentingnya nilai
4. Menguasai murid untuk menerapkan nilai-nilai yang telah dikaji dalam
kehidupannya sehari-hari
5. Pada kesempatan selanjutnya guru meminta laporan penerapan nilai itu dan
membicarakannya kembali di kelas.

2. Pendekatan analitik keteladanan


a. Tujuannya adalah menangkap nilai/sikap melalui analisis sampel keteladanan
dalam masyarakat di dalam berbagai bidang, dan dalam berbagai era/kurun waktu
dan motivasi siswa untuk mengadaptasi keteladanan itu.
b. Langkah-langkah
1. Guru memilih sampel keteladanan dalam berbagai bidang
2. Guru membaca dan menyediakan sumber informasi
3. Guru menyajikan pertanyaan
4. Secara kelompok peserta didik mencari jawaban
5. Guru memimpin diskusi kelas
6. Guru bersama peserta didik melakukan identifikasi keteladanan
7. Guru bersama peserta didik memilih ciri mana yang dapat diterapkan
8. Guru menugaskan peserta didik untuk menerapkan ciri keteladanan
9. Guru meminta kesan-kesan penerapan ciri ketedalanan

3. Pendekatan kajian nilai


a. Tujuan adalah menagkap nilai melalui kajian nilai secara sistematis dan mendasar
b. Langkah-langkah
1. Membahas apa hakikat dari objek peristiwa yang akan dinilai
2. Membahas konsekuensi penerapan kriteria
3. Menguji keberlakuan kriteria
4. Memberikan justifikasi kriteria

4. Pendekatan integratif konsep dan nilai


a. Tujuan adalah menangkap nilai yang melekat pada atau merupakan implikasi nilai
dan suatu konsep melalui kajian akademis.
b. Langkah – Langkah
a. Guru menetapkan suatu konsep yang akan dibahas
b. Guru bersama murid membahas sebab dan akibatnya
c. Memusatkan perhatian pada sebab dan akibatnya
d. Mengangkat isu nilai sikap moril dari suatu masalah
e. Membahas secara analisis cara-cara penanggulangannya
f. Memusatkan perhatian pada faktor.
g. Memberi penguasaan pentingnya unsur manusia khusus nilai, sikap,moral
daiam memelihara kelangsungan hidup agar lebih baik danlebih
menenangkan.

Keempat contoh pendekatan sosial, personal, dan peilaku pada dasarnya merupakan
sarana pembelajaran yang dapat dipakai oleh guru dalam upaya mengembangkan dimensi
sosial, personal, dan perilaku dalam pembelajaran IPS di SD. Pendekatan ini secara utuh
saling melengkapi dengan pendekatan kognitif.

Anda mungkin juga menyukai