Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada zaman Yunani, semua pengetahuan masuk kedalam filsafat alam yang
melahirkan ilmu-ilmu alamiah, dan filsafat sosial yang melahirkan ilmu-ilmu sosial.Pada
awal abad ke 19 di Eropa Barat terjadi peralihan studi masyarakat dari spekulasi rasional
menjadi penelitian empiris yang membuat filsafat terdesak oleh ilmu pengetahuan.

Ilmu sosial yang lahirnya di Eropa kemudian menyebar ke Amerika dan


dikembangkan lebih pesat lagi.hasil perkembangan Ilmu sosial kemudian dibandingkan
dengan Ilmu sosial yang ada di Eropa. Setelah perang dunia kedua menjadi momentum
kemajuan ilmu-ilmu sosial di berbagai wilayah dan mengalami pengujian yang disesuaikan
dengan teori dan kondisi sosial setempat.

Pada pertengahan abad ke 19 di Inggris maupun Amerika didirikan lembaga ilmiah


yang mengembangkan implikasi metode ilmiah untuk mempelajari berbagai gejala sosial.
Pada dasawarsa pertrama abad ke 20, istilah ilmu sosial (social science) digunakan untuk
menyebut beberapa pengetahuan yang diajarkan khusus bagi para pekerja sosial yang
memunculkan istilah ‘social study’ atau social studies. Social studies adalah gabungan dari
ilmu sosial yang disederhanakan untuk diajarkan di sekolah dasar dan lanjutan. Bersama
dengan berkembangnya cabang ilmu alamiah maupun sosial, dikembangkan berbagai
spesialisasi lanjutan dari ilmu-ilmu sosial seperti ekonomi pertanian, sosiologi kota, dan
sebagainya.

1
B. Rumusan Masalah

1.Bagaimana pengertian fakta, konsep, prinsip, prosedur, dan generalisasi?

2.Bagaimana keterampilan bertanya, memperoleh, menganalisis, menyajikan, dan


memanfaatkan informasi?

3.Bagaimana keterampilan menyusun dan menguji generalisasi?

4.Bagaimana pengertian individu dan masyarakat?

5.Bagaimana struktur, pranata dan proses sosial budaya?

C. Tujuan Penulisan

1.Untuk mengetahui fakta, konsep, prinsip, prosedur, dan generalisasi

2.Untuk mengetahui keterampilan bertanya, memperoleh, menganalisis, menyajikan dan


memanfaatkan informasi

3.Untuk mengetahui keterampilan menyusun dan menguji generalisasi

4.Untuk mengetahui individu dan masyarakat

5.Untuk mengetahui struktur, pranata dan proses sosial budaya

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Struktur Ilmu-Ilmu Sosial dan Keterampilan Dasar Ilmu-Ilmu Sosial

1.Pengertian Fakta, Konsep, Prinsip, Prosedur, dan Generalisasi

a). Fakta

Fakta dalam bahasa Latinya disebut "factus" merupakan segala sesuatu yang
tertangkap oleh indra manusia atau data keadaan nyata yang terbukti dan telah menjadi
suatu kenyataan. Fakta sering kali diyakini oleh orang banyak (umum) sebagai hal yang
sebenarnya, baik karena mereka telah mengalami kenyataan-kenyataan dari dekat maupun
karena mereka dianggap telah melaporkan pengalaman orang lain yang sesungguhnya.
Dalam istilah keilmuan fakta adalah suatu hasil pengamatan yang objektif dan dapat
dilakukan verifikasi oleh siapa pun.

Berkenaan dengan itu, untuk mendefinisikan fakta tidaklah semudah yang sering
diucapkan. Terdapat berbagai pendapat dan tafsiran tentang fakta. Namun demikian,
terdapat sejumlah ciri yang dapat menyatakan bahwa itu adalah fakta, yaitu:

1) Abstraksi dari kenyataan yang diamati

2) Sifatnya khusus atau terbatas, jadi tidak bersifat general atau umum

yang tidak terbatas (tidak ada duanya)

3) Erat hubungannya dengan jawaban atas apa, siapa, kapan, di mana, dan juga dapat
berupa benda-benda yang benar-benar ada atau peristiwa apa yang pernah terjadi di
masa lalu

4) Dapat diuji kebenarannya secara empiris

5) Building blocks yang digunakan untuk mengembangkan konsep.

3
b). Konsep

Konsep menunjuk pada suatu abstraksi, penggambaran dari sesuatu yang konkret
maupun abstrak dapat berbentuk pengertian, definisi ataupun gambaran mental, atribut
esensial yang relatif sama. Hasil dari pengabstraksian itu dapat disederhanakan dengan
cara menyebutnya dengan memberi nama pada konsep tsb " nama konsep". Konsep yaitu
suatu ide yang menggambarkan hubungan antara dua atau lebih fakta.

c). Prinsip

Prinsip adalah suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum maupun


individual yang dijadikan oleh seseorang/ kelompok sebagai sebuah pedoman untuk
berpikir atau bertindak. Sebuah prinsip merupakan roh dari sebuah perkembangan
ataupun perubahan, dan merupakan akumulasi dari pengalaman ataupun pemaknaan oleh
sebuah obyek atau subyek tertentu Sehingga sebagai pendidik kita harus mengetahui
pedoman-pedoman dasar yang menuntun atau menunjukan kita kepada tujuan sebuah
pembelajaran.

d). Prosedur

Prosedur adalah cara menyelesaikan suatu pekerjaan yang telah dirumuskan. Prosedur
juga dapat diartikan sebagai faktor yang sangat berperan penting dalam pelaksaan suatu
tugas dan tanggung jawab. Dalam sebuah prosedur pastinya akan tercantum hal-hal seperti
bagaimana tugas tersebut dilakukan, berhubungan dengan apa dan tugas seperti apa yang
akan dilakukan, oleh siapa dan untuk apa tugas tersebut diselesaikan.

e). Generalisasi

Generalisasi adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena
individual (khusus) menuju simpulan umum yang mengikat seutuh fenomena sejenis
dangan fenomena individual yang diselidiki. Dengan kata lain, generalisasi merupakan
hubungan. antara dua atau lebih konsep, misalnya hubungan antara konsep "uang,
kebutuhan, dan keinginan". Generalisasi menunjukkan hubungan sebab akibat antara
konsep satu dengan konsep yang lain .

4
2. Keterampilan Bertanya, Memperoleh, Menganalisis, Menyajikan dan Memanfaatkan
Informasi

a). Keterampilan Bertanya

Dalam berbagai kegiatan kehidupan sehari-hari orang biasa bertanya. Kegiatan


Tanya jawab ini terjadi di rumah, di pasar, perjalanan, di kantor, di sekolah, dan
dimanapun selalu terjadi kegiatan tanya jawab.

Begitu pun halnya seorang guru sudah sepatutnya memiliki keterampilan bertanya
yang optimal karena diantara beberapa provesi sebagaimana dikemukakan di atas, gurulah
yang paling sering menggunakan pertanyaan dalam tugas mengajarnya setiap hari.
Meskipun tujuan berbagai pendidikan yang ada memiliki perbedaan mendasar, guru pada
umumnya selalu bertanya kepada muridnya. Bentuk pertanyaan bisa dilakukan kepada
siswa secara individu maupun secara kelompok atau ke seluruh kelas. Dari beberapa hasil
penelitian terbukti bahwa penggunaan pertanyaan memiliki pengaruh yang sangat berarti,
tidak hanya terhadap hasil belajar siswa tetapi juga terhadap situasi sosial di lingkungan
kelas maupun antara murid dengan murid.

Guru yang menggunakan strategi bertanya yang baik terhadap siswa secara individual
ternyata membantu siswa memiliki harga diri. menciptakan rasa aman dan memahami
identitasnya. Melalui penggunaan pertanyaan oleh guru dalam kegiatan belajar-mengajar,
juga meningkatka cara berfikir siswa, mempengaruhi secara positif, dalam pencapaian hasil
belajar siswa, menjamin rasa percaya dan kemampuan dirinya dalam belajar (Cuningham,
1994).

Dengan memperhatikan kutipan di atas ternyata bahwa guru tidak hanya berlatih
bagaimana bertanya yang baik dan benar, tetapi juga hurus memahami bagaimana
pengarahan setiap bentuk dan jenis pertanyaan terhadap proses belajar siswa di dalam
kelas. Tujuan pengajuan pertanyaan kepada siswa dalam proses pembelajaran adalah
untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan kemampuan berfikir dan melatih
kebenaran siswa untuk mengemukakan pendapatnya dalam menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh guru. Dalam proses pembelajaran, pertanyaan baik berupa kalimat Tanya

5
maupun suruhan menuntut siswa untuk mengemukakan pendapatnya maupun untuk
mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya.

Cara mengajukan pertanyaan yang baik dan efektif dalam proses pembelajaran, agar
memperoleh hasil positif bagi kegiatan belajar siswa, bukanlah sesuatu hal yang mudah
bagi guru IPS. Oleh karena itu seorang guru dalam pembelajaran IPS harus berusaha agar
memahami dan menguasai keterampilan bertanya sebagai salah satu keterampilan dasar
mengajar.

Berbicara tentang keterampilan bertanya terdiri dari keterampilan bertanya dasar dan
keterampilan bertanya lanjut. (Bolla dan Pah. 1984). Keterampilan bertanya dasar
memiliki beberapa komponen yang perlu diterapkan dalam menyajikan pertanyaan,
sementara keterampilan bertanya lanjut merupakan lanjutan dari keterampilan bertanya
dasar, yang lebih mengutamakan upaya mengembangkan kemampian berfikir siswa agar
terbiasa melakukan inisiatif sendiri.

Terdapat beberapa pertanyaan yang baik, bila guru akan mengajukan pertanyaan
kepada siswa saat proses pembelajaran berlangsung. yaitu:

1. Pertanyaan diungkapkan dengan kata-kata atau bahasa yang mudah dimengerti


oleh siswa.

2) Pertanyaan diungkapkan secara singkat dan jelas.

3) Pertanyaan tidak terlalu luas cakupannya. bersifat spesifik atau khusus. )

4.Pertanyaan yang diajukan tidak mengandung makna yang ganda.

Selain bentuk pertanyaan yang harus memenuhi syarat, cara mengajukan pertanyaan
hendaknya juga mempunyai ketentuan sebagai berikut:

1) Pertanyaan hendaknya diajukan kepada seluruh kelas, kemudian menunjuk seorang


siswa untuk menjawabnya. Hal ini untuk memberikan waktu kepada seluruh anak
untuk memikirkan jawaban atas pertanyaan yang diajukan guru.

6
2) Tidak memancing jawaban serentak.

3) Adakan penyebaran dan pemindahan giliran bagi siswa untuk menjawab


pertanyaan yang diajukan oleh guru.

4) Hindari pengulangan pertanyaan yang berkali-kali untuk melatih anak agar lebih
memusatkan perhatiannya pada guru pada saat guru mengajukan pertanyaan.

Beberapa alasan mengapa sangat penting bagi seorang guru untuk memiliki
keterampilan bertanya, antara lain:

1) Kebiasaan guru terlalu sering menggunakan metode ceramah, kebiasaan siswa


dalam bertanya dapat melatih siswa untuk mengemukakan gagasan dan memperbaiki
salah persepsi tentang bertanya.

2) Kebiasaan guru menggunakan metode ceramah tidak menguntungkan bagi


tercapainya tujuan pembelajaran karena cenderung menempatkan guru sebagai
sumber informasi, sedangkan siswa hanya sebagai penerima informasi yang pasif.

3) Latar belakang kehidupan anak di lingkungan keluarga dan masyarakat kurang


melatih anak untuk mengeluarkan pendapat atau mengajukan pertanyaan.

4) Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) menuntut siswa lebih banyak terlibat secara
mental dalam proses pembelajaran, seperti bertanya dan berusah mengemukakan
jawaban-jawaban dari suatu masalah yang dihadapi siswa.

Pertanyaan yang diajukan oleh guru sebaiknya dipusatkan kepada dua permasalahan
yaitu:

1) Memfokuskan kepada ruang lingkup pertanyaan yang bersifat luas atau terbuka
dan pertanyaan yang menyempit. Contoh pertanyaan yang terbuka atau luas" Apa
akibat kepadatan penduduk bagi Negara Indonesia?" "Bagaimana cuaca berpengaruh
bagi kehidupan manusia?" akan lain dengan pertanyan "Apa akibat kepadatan
penduduk terhadap kesempatan kerja di Indonesia?" atau "Bagaimana pengaruh cuaca
terhadap kehidupaan petani di Indonesia?" pertanyaan terakhir lebih terfokus kepada

7
suatu permasalahan yang khusus. Sehingga memungkinkan siswa untuk bisa
menjawabnya secara lebih terarah kepada jawaban yang dikehendaki.

2) Memfokuskan terhadap jumlah tugas yang harus dilakukan siswa sebagai akibat
pertanyaan guru. Pertanyaan yang baik adalah pertanyaan yang meminta
dilakukannya suatu tugas sehingga lebih jelas apa yang harus dilakukan siswa secara
khusus..Contoh pertanyaan ialah :"Apa pengaruh kepadatan penduduk terhadap
kesempatan kerja, pendidikan dan kesejahteraan rakyat Indonesia?" dengan
pertanyaan tersebut bermanfaat bagi siswa berfikir untuk memikirkan beberapa fokus
permasalahan sebagai jawaban pertanyaan yang diajukan oleh guru.

Jika siswa gagal menjawab atau jawabannya kurang sempurna atas pertanyaan yang
diajukan guru, maka guru perlu melakukan antara lain hal-hal sebagai berikut:

1) Menyusun kembali redaksi pertanyaan dengan makna yang sama. Kegagalan siswa
dalam menjawab pertanyaan umumnya karena kegagalan dalam memahami kata-kata
atau konsep dalam pertanyaan. Guru dapat menghindari kata-kata dalam pertanyaan
yang sulit dimengerti siswa.

2) Mengajuka pertanyaan yang sederhana dan relevan dengan pertanyaan sebelumnya,


misalnya dengan menunjuk dan menggunakan pengalaman siswa atau pengetahuan
yang ada untuk membantu siswa menafsirkan pertanyaan. 3) Mereview informasi yang
diberikan sebelumnya ada kalanya dapat membantu siswa dalam menjawab
pertanyaan. Kegagalan dalam menjawab pertanyaan sebagai tanda bahwa reaksi
pembelajaran memiliki tingkat kesulitan yang tinggi.

b). Keterampilan Memperoleh Informasi

Banyak cara yang dapat digunakan untuk memperoleh informasi, diantaranya dengan
membaca buku teks atau buku sumber, melalui media massa seperti radio, televisi, internet,
surat kabar, dan majalah dan melalui lingkungan sekitar manusia. Memperoleh informasi
dengan melalui membaca buku teks atau buku sumber diperlukan keterampilan membaca
yang cukup tinggi. Tidak jarang seseorang membaca suatu buku teks atau suatu sumber

8
merasa cukup sulit menangkap apa makna atau inti permasalahan yang sedang dibaca,
sehingga sulit pula menarik suatu kesimpulan tentang apa yang telah dibacanya.

Untuk dapat membaca yang baik ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.:

1) Pahamilah terlebih dahulu tema atau judul yang akan dibaca,

2) Membaca dengan teliti dan memahami maksud dari paragraf atau alinea yang telah
dibaca,

3) Menuliskan kata-kata kunci dalam bacaan tersebut

sedang dibaca.

4) Catat kata-kata sulit yang tidak dimengerti maknanya dan cari dalam kamus atau

ensiklopedia.

5) Tarik kesimpulan sementara tiap bab atau bagian yang telah dibaca.

Sumber lain untuk memperoleh informasi adalah media massa, baik media cetak
seperti surat kabar dan majalah, maupun media elektronik seperti radio, televisi dan
internet. Melalui media massa kita dapat memperoleh informasi actual dan terkini,
sehingga informasinya dapat dengan mudah dan cepat menyebar keseluruh masyarakat,
baik di tingkat lokal, nasional, dan internasional. Informasi seperti ini sangat diperlukan
oleh setiap orang tentang sesuatu yang terjadi di lokasi lain di luar jangkauannya.

Ada beberapa keuntungan perolehan informasi melalui media massa, yaitu:

1) Informasi dapat dengan cepat sampai si penerima informasi,

2) Informasi yang diterima lebih actual dan terbaru,

3) Informasi yang diperoleh akan lebih dipercaya karena dilengkapi dengan tayangan
dan gambar-gambar atau foto- foto,

4) Lebih menarik dan mudah dicerna oleh penerima informasi.

9
Adapun kelemahannya adalah:

1) Tidak semua orang memiliki alat atau sarana dibutuhkan, media komunikasi yang

2) Memerlukan waktu khusus untuk menyimak informasi, terutama media elektronika,


orang yang selalu sibuk tidak sempat menonton televise, mendengarkan radio, dan
membaca majalah serta surat kabar.

3) Belum seluruh pelosok tanah air telah dimasuki aliran listrik, jadi cukup
menyulitkan menggunakan media elektronik.

4) Tidak semua masyarakat mampu membeli televise, berlangganan surat kabar dan
majalah.

c). Keterampilan Menganalisis Informasi

Dalam kegiatan penelitian social seorang peneliti sebelum menarik kesimpulan atas
data atau informasi yang diperoleh langkah yang tidak kalah pentingnya adalah
menganalisa atau menafsirkan data-data yang telah terkumpul.

Adapun tujuan yang dicapai dengan menganalisis data atau informasi dalam suatu
penelitian adalah:

1) Untuk mengidentifikasikan motif, alasan atau

sebab dari suatu kejadian, Mempertimbangkan atau menganalisis informasi-informasi


agar diperoleh kesimpulan dan generalisasi berdasarkan informasi tersebut, 3)
Menganalisis suatu kesimpulan atau generalisasi untuk menemukan kejadia-kejadian
yang dapat

2) Mendukung atau menolak kesimpulan atau alasan itu. Untuk menganalisis data
atau informasi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang peneliti social
yaitu:

1) Analis data atau informasi harus mempunyai pengetahuan yang cukup sebagai
peneliti terutama yang berkaitan dengan analisis data hasil penelitian,

10
2) Alat (instrument) untuk menganalisa data harus sesuai dengan tujuan dan teori
penelitian, dalam hal ini metode penelitian,

3) Analisa data dilakukan berdasarkan informasi yang dikumpulkan secara objektif


dan factual,

4) Sebelum analisa data dilakukan perlu adanya pemilahan data-informasi


berdasarkan permasalahan penelitian yang sedang dilakukan.

d). Keterampilan Menyajikan Informasi

Dalam pembelajaran IPS di Sekolah Dasar guru hendaknya dapat menjadi guru
menjadi penyaji yang baik dan menarik agar siswa memiliki minat dan perhatian yang
tinggi serta antusias dalam proses pembelajaran. Salah satu cara yang digunakan guru
dalam menyajikan materi pembelajaran adalah dengan menggunakan media dan alat
peraga pembelajaran. Apabila materi pembelajaran berupa angka-angka maka guru akan
lebih baik menggunakan bagan grafik dan gambar-gambar. Dengan cara seperti ini akan
membantu siswa untuk mempermudah memahami materi pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran harus ada tiga unsur penting, yaitu: guru, materi dan
siswa. Materi yang disampaikan kepada siswa harus disampaikan berdasarkan kurikulum
yang ada dan disampaikan dengan menggunakan metode dan media yang memadai.
Penggunaan grafik, bagan, dan gambar dalam pengajaran IPS, agar dapat menghindari
sifat verbalisme bagi siswa dan tujuan pembelajaran akan tercapai secara efektif.

Seorang guru atau peneliti apabila akan menyajikan informasi secara efektif
hendaknya memenuhi ketentuan-ketentuan berikut ini:

1) Penyaji informasi hendaknya berpribadi menarik dan pandai berbicara di depan


murid dan khalayak,

2) Informasi yang akan disajikan hendaknya dikemas secara apik dan menarik
sehingga informasi yang disampaikan dipercaya oleh penerima informasi,

11
3) Materi informasi yang akan disampaikan memiliki keterkaitan dengan kepentingan
penerima informasi,

4) Informasi yang disampaikan dapat dijadikan dasar penyusunan rencana


pembangunan di masa yang akan datang.

e). Keterampilan Memanfaatkan Informasi

Dalam suatu kegiatan penelitian social terdapat beberapa langkah kegiatan yang
ditempuh mulai dari mengumpulkan data atau memperoleh informasi, mengolah data,
menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Setiap informasi yang dimiliki oleh seseorang
baru dianggap bermanfaat bila ia dapat memanfaatkan dan menggunakan informasi-
informasi dalam pekerjaannya sehari-hari. Dalam memanfaatkan informasi untuk
merencanakan pembangunan dimasa yang akan dating ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan tentang data atau informasi yang diperoleh antara lain adalah:

1) Informasi hendaknya benar-benar diperoleh dari sumber yang dipercaya,

2) Pengolahan dan analisa data menggunakan teori-teori yang akurat supaya dapat
menarik kesimpulan yang lebih objektif,

3) Informasi yang diperoleh sesuai dengan tujuan penelitian sehingga hasil


penelitiannya lebih akurat dan dapat dipercaya.

3. Keterampilan Menyusun dan Menguji Generalisaai

a). Keterampilan Menyusun Generalisasi

Generalisasi adalah hubungan dua konsep atau lebih dalam bentuk yang lengkap yang
merupakan pernyataan deklaratif dan dapat dijadikan suatu prinsip atau ketentuan bagi
IPS.

Fakih Salawi (1998) mengemukakan pula beberapa ketentuan tentang generalisasi


yaitu:

a) Generalisasi merupakan sejumlah konsep yang memiliki keterkaitan makna,

12
b) Generalisasi adalah pernyataan tentang hubungan diantara konsep, c) Generalisasi
mengemukakan sejumlah besar informasi

d) Kebenaran suatu generalisasi ditentukan oleh rujukan pembuktian

e) Generalisasi yang kita jumpai hari ini mungkin pada masa yang akan datang harus
diperbaiki, sehingga diperlukan bukti-bukti baru pula.

Untuk menyusun suatu generalisasi diperlukan logika berfikir yang bersifat universal
dan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Oleh karena itu guru IPS maupun anak didiknya
harus memiliki kemampuan untuk berfikir logis. Hal itu menuntut keterampilan, baik
keterampilan fisik biologis maupun keterampilan mentalpsikologis.

Bagi seorang guru untuk menyusun suatu generalisasi perlu memperhatikan hal-hal
berikut ini:

1) Diperlukan sikap kehati-hatian yang tinggi dalam menyusun dan menetapkan


sebuah generalisasi.

2) Generalisasi yang disusun hendaklah didukung oleh data-data yang akurat dan
representatif(mewakili seluruh populasi yang digeneralisasikan).

3) Penyusun atau pembuat generalisasi adalah orang-orang yang bersifat objektif dan
meninggalkan sifat-sifat yang subjektif.

4) Jangan terlalu terburu-buru dalam membuat generalisasi agar tidak bingung dalam
mengambil suatu keputusan dan merugikan pihak lain.

5) Bila mungkin, pengumpulan data, penganalisan data perlu ditinjau kembali agar
tidak terjadi kekeliruan dalam mengambil suatu kesimpulan.

13
2.Keterampilan Menguji Generalisasi

Setiap generalisasi yang telah disusun dan dikembangkan masih perlu diuji kebenaran
dan keabsahannya. Sebelum kita menguji suatu generalisasi maka perlu dipahami dulu
beberapa karakteristik berikut ini:

1) Generalisasi harus merupakan kalimat yang lengkap.

2) Generalisasi merupakan kalimat pernyataan yang deklaratif yang berlaku sebagai


suatu prinsip atau ketentuan pada konteks IPS.

3) Generalisasi merupakan hubungan dari beberapa konsep yang membentuknya.

4) Konsep yang membentuk generalisasi itu memiliki fakta yang cukup representatif di
lapangan.

5) Kalimat yang membentuk generalisasi memiliki makna yang universal.

Dalam menyusun, Mengembangkan dan menguji kebenaran generalisasi harus dilatih


melalui kemampuan menggunakan bahasa dan kemampuan membina konsep. Ketekunan
melatih diri, ketekunan memberikan latihan mengembangkan generalisasi kepada anak
didik merupakan dasar yang akan membina kemampuan mengembangkan generalisasi.
Generalisasi mengandung logika yang bersifat universal yang tidak dibatasi oleh ruang dan
waktu.oleh karena itu untuk mampu mengembangkan generalisasi baik bagi guru IPS
maupun anak didiknya harus memiliki kemampuan untuk berfikir logis. Hal itu semua
menuntut keterampilan baik keterampilan fisik- biologis maupun keterampilan mental
psikologis.

Langkah terakhir dalam menetapkan generalisasi ialah menguji kebenaran generalisasi


itu, agar terhindar dari penyusunan generalisasi yang keliru atau salah. Secara umum dapat
disimpulkan bahwa ada 3(tiga) langkah utama yang harus ditempuh dalam menguji
generalisasi yaitu:

14
1) Memiliki konsep-konsep yang membentuk generalisasi itu.

2) Membuktikan konsep-konsep itu apakah

didukung oleh fakta-fakta.

3) Memeriksa fakta-fakta pendukung konsep apakah ada bukti nyata dilapangan.

B. Individu dan Masyarakat

1.Pengertian Individu dan Masyarakat

a). Individu

Individu berasal dari bahasa latin “Indivuduum” yang artinya yang tak terbagi, dan
merupakan kesatuan yang tak terbatas. Maksudnya bahwa manusia merupakan satu
kesatuan jiwa dan raga yang tak dapat dipisah satu sama lain. Setiap manusia lahir ke
dunia dengan membawa potensi diri masing-masing yang dapat dikembangkan kemudian
hari melalui proses balajar atau pendidikan. Contohnya: seseorang melakukan kegiatan
menulis , hal tersebut merupaka perintah dari jiwa atau psikisnya untuk menyuruh fisiknya
untuk menulis sesuatu dengan pulpen dan kertas. Setiap individu lazim memiliki ciri – ciri
khas yang melekat dalam dirinya, sehingga memberikan identitas khusus, yang disebut
kepribadian

b). Masyarakat

Kata masyarakat merupakan terjemahan dari kata (community atau komunitas).


Secara definitif dapat didefinisikan sebagai sekelompok manusia yang terdiri dari sejumlah
keluarga yang bertempat tinggal di suatu wilayah tertentu baik di desa ataupun di kota
yang telah terjadi interaksi sosial antar anggotanya atau adanya hubungan sosial (social
relationship) yang memilki norma dan nilai tertentu yang harus dipatuhi oleh semua
anggotanya dan memiliki tujuan tertentu pula. Menurut Selo Soemarjan (1962)
mengemukakan bahwa: “Masyarakat adalah suatu wilayah kehidupan sosial yang ditandai
oleh suatu derajat hubungan tertentu”.

15
Dari pengertian masyarakat yang disampaikan oleh pakar diatas, maka dapat
disimpulkan Pengertian Masyarakat adalah kumpulan manusia yang membentuk suatu
kelompok yang hidup bersama-sama dan saling membantu satu sama lain dalam
hubungannya atau saling berinteraksi

2. Struktur, Pranata, dan Proses Sosial Budaya

a). Struktur Sosial

Struktur sosial adalah pola perilaku dari setiap indivudu masyarakat yang tersusun
sebagai suatu sistem masyarakat merupakan suatu sistem sosial budaya terdiri dari
sejumlah orang yang berhubungan secara timbal balik melalui budaya tertentu. Setiap
individu ciri dan kemampuan sendiri , perbedaan ini yang menyebabkan timbulnya
perbedaan sosial. Perbedaan sosial bersifat universal, ini berarti perbedaan sosial dimiliki
setiap masyarakat dimanapun.

b). Pranata Sosial

Pranata sosial adalah sistem norma yang bertujuan untuk mengatu tindakan maupun
kegiatan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokok dan bermasyarakat bagu manusia.
Dengan kata lain, paranata sosial yang terorganisir dan mengejewantahkan nilai-nilai serta
prosedur umum yang mengatur dan memenuhu kebutuhan pokok warga masyarakat.

Tiga kata kunci didalam setiap pembahasan pranata sosial adalah nilai dan norma,
pola perilaku yang dibakukan atau yang disebut prosedur umum sistem hubungan, yakni
jaringan peran serta status yang menjadi wahana untuk melaksanakan perilaku sesuai
dengan prosedur umum yang berlaku.

c). Proses Sosial Budaya

Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang-perorangan


dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta bentu-bentuk
hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang
menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan yang terlah ada.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1.Ilmu berkembang dengan pesat seiring dengan penambahan jumlah cabang


cabangnya. Hasrat untuk menspesialisasikan diri pada satu bidang telaah yang
memungkinkan analisis yang makin cermat dan seksama menyebabkan objek forma dari
disiplin keilmuan menjadi kian terbatas.

2.Ketermapilan dasar pada ilmu sosial artinya sebuah alat yang teridiri dari
kemampuan berinteraksi, berkomunikasi secara verbal maupun nonverbal.

3.Interaksi individu dengan masyarakat tidak lepas dari struktur sosial dimana
terdapat penggolongan masyarakat, atau tinatan masyarakat yang dibentuk oleh
masyarakat itu sendiri, dan tidak lepas pula dari pranata sosial yang merupakan bentuk
norma-norma tuntunan dalam kehidupan, bermasyarakat.

B. Kritik dan Saran

Demikianlah penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam


pembuatandan penyusunan makalah ini belum sempurna. Maka dari itu Penulis
mengharapkan kritikdan saran darisemua pihak demi perbaikan yang lebih baik pada
makalah ini di masa yangakan datang.

17
DAFTAR PUSTAKA

Astawa, Ida Bagus Made.2017.Pengantar Ilmu Sosial


Soerjono Seikanto, _Sosiologi Suatu Pengantar_ (Cet Ke-34 ; Jakarta : PT.
RajaGrafindoPersada, 2010)
Tim Sosiologi dan Geografi. 2005. Pengetahuan Sosial: Sosiologi dan Geografi. Jakarta:
Yudhistira.
Rochmadi, N. 2012.Fakta,Konsep,Generalisasi IPS
Jurnal Memahami Keterkaitan Ilmu-Ilmu Sosial

18

Anda mungkin juga menyukai