PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada zaman Yunani, semua pengetahuan masuk kedalam filsafat alam yang
melahirkan ilmu-ilmu alamiah, dan filsafat sosial yang melahirkan ilmu-ilmu sosial.Pada
awal abad ke 19 di Eropa Barat terjadi peralihan studi masyarakat dari spekulasi rasional
menjadi penelitian empiris yang membuat filsafat terdesak oleh ilmu pengetahuan.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Struktur Ilmu-Ilmu Sosial dan Keterampilan Dasar Ilmu-Ilmu Sosial
a). Fakta
Fakta dalam bahasa Latinya disebut "factus" merupakan segala sesuatu yang
tertangkap oleh indra manusia atau data keadaan nyata yang terbukti dan telah menjadi
suatu kenyataan. Fakta sering kali diyakini oleh orang banyak (umum) sebagai hal yang
sebenarnya, baik karena mereka telah mengalami kenyataan-kenyataan dari dekat maupun
karena mereka dianggap telah melaporkan pengalaman orang lain yang sesungguhnya.
Dalam istilah keilmuan fakta adalah suatu hasil pengamatan yang objektif dan dapat
dilakukan verifikasi oleh siapa pun.
Berkenaan dengan itu, untuk mendefinisikan fakta tidaklah semudah yang sering
diucapkan. Terdapat berbagai pendapat dan tafsiran tentang fakta. Namun demikian,
terdapat sejumlah ciri yang dapat menyatakan bahwa itu adalah fakta, yaitu:
2) Sifatnya khusus atau terbatas, jadi tidak bersifat general atau umum
3) Erat hubungannya dengan jawaban atas apa, siapa, kapan, di mana, dan juga dapat
berupa benda-benda yang benar-benar ada atau peristiwa apa yang pernah terjadi di
masa lalu
3
b). Konsep
Konsep menunjuk pada suatu abstraksi, penggambaran dari sesuatu yang konkret
maupun abstrak dapat berbentuk pengertian, definisi ataupun gambaran mental, atribut
esensial yang relatif sama. Hasil dari pengabstraksian itu dapat disederhanakan dengan
cara menyebutnya dengan memberi nama pada konsep tsb " nama konsep". Konsep yaitu
suatu ide yang menggambarkan hubungan antara dua atau lebih fakta.
c). Prinsip
d). Prosedur
Prosedur adalah cara menyelesaikan suatu pekerjaan yang telah dirumuskan. Prosedur
juga dapat diartikan sebagai faktor yang sangat berperan penting dalam pelaksaan suatu
tugas dan tanggung jawab. Dalam sebuah prosedur pastinya akan tercantum hal-hal seperti
bagaimana tugas tersebut dilakukan, berhubungan dengan apa dan tugas seperti apa yang
akan dilakukan, oleh siapa dan untuk apa tugas tersebut diselesaikan.
e). Generalisasi
Generalisasi adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena
individual (khusus) menuju simpulan umum yang mengikat seutuh fenomena sejenis
dangan fenomena individual yang diselidiki. Dengan kata lain, generalisasi merupakan
hubungan. antara dua atau lebih konsep, misalnya hubungan antara konsep "uang,
kebutuhan, dan keinginan". Generalisasi menunjukkan hubungan sebab akibat antara
konsep satu dengan konsep yang lain .
4
2. Keterampilan Bertanya, Memperoleh, Menganalisis, Menyajikan dan Memanfaatkan
Informasi
Begitu pun halnya seorang guru sudah sepatutnya memiliki keterampilan bertanya
yang optimal karena diantara beberapa provesi sebagaimana dikemukakan di atas, gurulah
yang paling sering menggunakan pertanyaan dalam tugas mengajarnya setiap hari.
Meskipun tujuan berbagai pendidikan yang ada memiliki perbedaan mendasar, guru pada
umumnya selalu bertanya kepada muridnya. Bentuk pertanyaan bisa dilakukan kepada
siswa secara individu maupun secara kelompok atau ke seluruh kelas. Dari beberapa hasil
penelitian terbukti bahwa penggunaan pertanyaan memiliki pengaruh yang sangat berarti,
tidak hanya terhadap hasil belajar siswa tetapi juga terhadap situasi sosial di lingkungan
kelas maupun antara murid dengan murid.
Guru yang menggunakan strategi bertanya yang baik terhadap siswa secara individual
ternyata membantu siswa memiliki harga diri. menciptakan rasa aman dan memahami
identitasnya. Melalui penggunaan pertanyaan oleh guru dalam kegiatan belajar-mengajar,
juga meningkatka cara berfikir siswa, mempengaruhi secara positif, dalam pencapaian hasil
belajar siswa, menjamin rasa percaya dan kemampuan dirinya dalam belajar (Cuningham,
1994).
Dengan memperhatikan kutipan di atas ternyata bahwa guru tidak hanya berlatih
bagaimana bertanya yang baik dan benar, tetapi juga hurus memahami bagaimana
pengarahan setiap bentuk dan jenis pertanyaan terhadap proses belajar siswa di dalam
kelas. Tujuan pengajuan pertanyaan kepada siswa dalam proses pembelajaran adalah
untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan kemampuan berfikir dan melatih
kebenaran siswa untuk mengemukakan pendapatnya dalam menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh guru. Dalam proses pembelajaran, pertanyaan baik berupa kalimat Tanya
5
maupun suruhan menuntut siswa untuk mengemukakan pendapatnya maupun untuk
mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya.
Cara mengajukan pertanyaan yang baik dan efektif dalam proses pembelajaran, agar
memperoleh hasil positif bagi kegiatan belajar siswa, bukanlah sesuatu hal yang mudah
bagi guru IPS. Oleh karena itu seorang guru dalam pembelajaran IPS harus berusaha agar
memahami dan menguasai keterampilan bertanya sebagai salah satu keterampilan dasar
mengajar.
Berbicara tentang keterampilan bertanya terdiri dari keterampilan bertanya dasar dan
keterampilan bertanya lanjut. (Bolla dan Pah. 1984). Keterampilan bertanya dasar
memiliki beberapa komponen yang perlu diterapkan dalam menyajikan pertanyaan,
sementara keterampilan bertanya lanjut merupakan lanjutan dari keterampilan bertanya
dasar, yang lebih mengutamakan upaya mengembangkan kemampian berfikir siswa agar
terbiasa melakukan inisiatif sendiri.
Terdapat beberapa pertanyaan yang baik, bila guru akan mengajukan pertanyaan
kepada siswa saat proses pembelajaran berlangsung. yaitu:
Selain bentuk pertanyaan yang harus memenuhi syarat, cara mengajukan pertanyaan
hendaknya juga mempunyai ketentuan sebagai berikut:
6
2) Tidak memancing jawaban serentak.
4) Hindari pengulangan pertanyaan yang berkali-kali untuk melatih anak agar lebih
memusatkan perhatiannya pada guru pada saat guru mengajukan pertanyaan.
Beberapa alasan mengapa sangat penting bagi seorang guru untuk memiliki
keterampilan bertanya, antara lain:
4) Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) menuntut siswa lebih banyak terlibat secara
mental dalam proses pembelajaran, seperti bertanya dan berusah mengemukakan
jawaban-jawaban dari suatu masalah yang dihadapi siswa.
Pertanyaan yang diajukan oleh guru sebaiknya dipusatkan kepada dua permasalahan
yaitu:
1) Memfokuskan kepada ruang lingkup pertanyaan yang bersifat luas atau terbuka
dan pertanyaan yang menyempit. Contoh pertanyaan yang terbuka atau luas" Apa
akibat kepadatan penduduk bagi Negara Indonesia?" "Bagaimana cuaca berpengaruh
bagi kehidupan manusia?" akan lain dengan pertanyan "Apa akibat kepadatan
penduduk terhadap kesempatan kerja di Indonesia?" atau "Bagaimana pengaruh cuaca
terhadap kehidupaan petani di Indonesia?" pertanyaan terakhir lebih terfokus kepada
7
suatu permasalahan yang khusus. Sehingga memungkinkan siswa untuk bisa
menjawabnya secara lebih terarah kepada jawaban yang dikehendaki.
2) Memfokuskan terhadap jumlah tugas yang harus dilakukan siswa sebagai akibat
pertanyaan guru. Pertanyaan yang baik adalah pertanyaan yang meminta
dilakukannya suatu tugas sehingga lebih jelas apa yang harus dilakukan siswa secara
khusus..Contoh pertanyaan ialah :"Apa pengaruh kepadatan penduduk terhadap
kesempatan kerja, pendidikan dan kesejahteraan rakyat Indonesia?" dengan
pertanyaan tersebut bermanfaat bagi siswa berfikir untuk memikirkan beberapa fokus
permasalahan sebagai jawaban pertanyaan yang diajukan oleh guru.
Jika siswa gagal menjawab atau jawabannya kurang sempurna atas pertanyaan yang
diajukan guru, maka guru perlu melakukan antara lain hal-hal sebagai berikut:
1) Menyusun kembali redaksi pertanyaan dengan makna yang sama. Kegagalan siswa
dalam menjawab pertanyaan umumnya karena kegagalan dalam memahami kata-kata
atau konsep dalam pertanyaan. Guru dapat menghindari kata-kata dalam pertanyaan
yang sulit dimengerti siswa.
Banyak cara yang dapat digunakan untuk memperoleh informasi, diantaranya dengan
membaca buku teks atau buku sumber, melalui media massa seperti radio, televisi, internet,
surat kabar, dan majalah dan melalui lingkungan sekitar manusia. Memperoleh informasi
dengan melalui membaca buku teks atau buku sumber diperlukan keterampilan membaca
yang cukup tinggi. Tidak jarang seseorang membaca suatu buku teks atau suatu sumber
8
merasa cukup sulit menangkap apa makna atau inti permasalahan yang sedang dibaca,
sehingga sulit pula menarik suatu kesimpulan tentang apa yang telah dibacanya.
Untuk dapat membaca yang baik ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.:
2) Membaca dengan teliti dan memahami maksud dari paragraf atau alinea yang telah
dibaca,
sedang dibaca.
4) Catat kata-kata sulit yang tidak dimengerti maknanya dan cari dalam kamus atau
ensiklopedia.
5) Tarik kesimpulan sementara tiap bab atau bagian yang telah dibaca.
Sumber lain untuk memperoleh informasi adalah media massa, baik media cetak
seperti surat kabar dan majalah, maupun media elektronik seperti radio, televisi dan
internet. Melalui media massa kita dapat memperoleh informasi actual dan terkini,
sehingga informasinya dapat dengan mudah dan cepat menyebar keseluruh masyarakat,
baik di tingkat lokal, nasional, dan internasional. Informasi seperti ini sangat diperlukan
oleh setiap orang tentang sesuatu yang terjadi di lokasi lain di luar jangkauannya.
3) Informasi yang diperoleh akan lebih dipercaya karena dilengkapi dengan tayangan
dan gambar-gambar atau foto- foto,
9
Adapun kelemahannya adalah:
1) Tidak semua orang memiliki alat atau sarana dibutuhkan, media komunikasi yang
3) Belum seluruh pelosok tanah air telah dimasuki aliran listrik, jadi cukup
menyulitkan menggunakan media elektronik.
4) Tidak semua masyarakat mampu membeli televise, berlangganan surat kabar dan
majalah.
Dalam kegiatan penelitian social seorang peneliti sebelum menarik kesimpulan atas
data atau informasi yang diperoleh langkah yang tidak kalah pentingnya adalah
menganalisa atau menafsirkan data-data yang telah terkumpul.
Adapun tujuan yang dicapai dengan menganalisis data atau informasi dalam suatu
penelitian adalah:
2) Mendukung atau menolak kesimpulan atau alasan itu. Untuk menganalisis data
atau informasi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang peneliti social
yaitu:
1) Analis data atau informasi harus mempunyai pengetahuan yang cukup sebagai
peneliti terutama yang berkaitan dengan analisis data hasil penelitian,
10
2) Alat (instrument) untuk menganalisa data harus sesuai dengan tujuan dan teori
penelitian, dalam hal ini metode penelitian,
Dalam pembelajaran IPS di Sekolah Dasar guru hendaknya dapat menjadi guru
menjadi penyaji yang baik dan menarik agar siswa memiliki minat dan perhatian yang
tinggi serta antusias dalam proses pembelajaran. Salah satu cara yang digunakan guru
dalam menyajikan materi pembelajaran adalah dengan menggunakan media dan alat
peraga pembelajaran. Apabila materi pembelajaran berupa angka-angka maka guru akan
lebih baik menggunakan bagan grafik dan gambar-gambar. Dengan cara seperti ini akan
membantu siswa untuk mempermudah memahami materi pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran harus ada tiga unsur penting, yaitu: guru, materi dan
siswa. Materi yang disampaikan kepada siswa harus disampaikan berdasarkan kurikulum
yang ada dan disampaikan dengan menggunakan metode dan media yang memadai.
Penggunaan grafik, bagan, dan gambar dalam pengajaran IPS, agar dapat menghindari
sifat verbalisme bagi siswa dan tujuan pembelajaran akan tercapai secara efektif.
Seorang guru atau peneliti apabila akan menyajikan informasi secara efektif
hendaknya memenuhi ketentuan-ketentuan berikut ini:
2) Informasi yang akan disajikan hendaknya dikemas secara apik dan menarik
sehingga informasi yang disampaikan dipercaya oleh penerima informasi,
11
3) Materi informasi yang akan disampaikan memiliki keterkaitan dengan kepentingan
penerima informasi,
Dalam suatu kegiatan penelitian social terdapat beberapa langkah kegiatan yang
ditempuh mulai dari mengumpulkan data atau memperoleh informasi, mengolah data,
menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Setiap informasi yang dimiliki oleh seseorang
baru dianggap bermanfaat bila ia dapat memanfaatkan dan menggunakan informasi-
informasi dalam pekerjaannya sehari-hari. Dalam memanfaatkan informasi untuk
merencanakan pembangunan dimasa yang akan dating ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan tentang data atau informasi yang diperoleh antara lain adalah:
2) Pengolahan dan analisa data menggunakan teori-teori yang akurat supaya dapat
menarik kesimpulan yang lebih objektif,
Generalisasi adalah hubungan dua konsep atau lebih dalam bentuk yang lengkap yang
merupakan pernyataan deklaratif dan dapat dijadikan suatu prinsip atau ketentuan bagi
IPS.
12
b) Generalisasi adalah pernyataan tentang hubungan diantara konsep, c) Generalisasi
mengemukakan sejumlah besar informasi
e) Generalisasi yang kita jumpai hari ini mungkin pada masa yang akan datang harus
diperbaiki, sehingga diperlukan bukti-bukti baru pula.
Untuk menyusun suatu generalisasi diperlukan logika berfikir yang bersifat universal
dan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Oleh karena itu guru IPS maupun anak didiknya
harus memiliki kemampuan untuk berfikir logis. Hal itu menuntut keterampilan, baik
keterampilan fisik biologis maupun keterampilan mentalpsikologis.
Bagi seorang guru untuk menyusun suatu generalisasi perlu memperhatikan hal-hal
berikut ini:
2) Generalisasi yang disusun hendaklah didukung oleh data-data yang akurat dan
representatif(mewakili seluruh populasi yang digeneralisasikan).
3) Penyusun atau pembuat generalisasi adalah orang-orang yang bersifat objektif dan
meninggalkan sifat-sifat yang subjektif.
4) Jangan terlalu terburu-buru dalam membuat generalisasi agar tidak bingung dalam
mengambil suatu keputusan dan merugikan pihak lain.
5) Bila mungkin, pengumpulan data, penganalisan data perlu ditinjau kembali agar
tidak terjadi kekeliruan dalam mengambil suatu kesimpulan.
13
2.Keterampilan Menguji Generalisasi
Setiap generalisasi yang telah disusun dan dikembangkan masih perlu diuji kebenaran
dan keabsahannya. Sebelum kita menguji suatu generalisasi maka perlu dipahami dulu
beberapa karakteristik berikut ini:
4) Konsep yang membentuk generalisasi itu memiliki fakta yang cukup representatif di
lapangan.
14
1) Memiliki konsep-konsep yang membentuk generalisasi itu.
a). Individu
Individu berasal dari bahasa latin “Indivuduum” yang artinya yang tak terbagi, dan
merupakan kesatuan yang tak terbatas. Maksudnya bahwa manusia merupakan satu
kesatuan jiwa dan raga yang tak dapat dipisah satu sama lain. Setiap manusia lahir ke
dunia dengan membawa potensi diri masing-masing yang dapat dikembangkan kemudian
hari melalui proses balajar atau pendidikan. Contohnya: seseorang melakukan kegiatan
menulis , hal tersebut merupaka perintah dari jiwa atau psikisnya untuk menyuruh fisiknya
untuk menulis sesuatu dengan pulpen dan kertas. Setiap individu lazim memiliki ciri – ciri
khas yang melekat dalam dirinya, sehingga memberikan identitas khusus, yang disebut
kepribadian
b). Masyarakat
15
Dari pengertian masyarakat yang disampaikan oleh pakar diatas, maka dapat
disimpulkan Pengertian Masyarakat adalah kumpulan manusia yang membentuk suatu
kelompok yang hidup bersama-sama dan saling membantu satu sama lain dalam
hubungannya atau saling berinteraksi
Struktur sosial adalah pola perilaku dari setiap indivudu masyarakat yang tersusun
sebagai suatu sistem masyarakat merupakan suatu sistem sosial budaya terdiri dari
sejumlah orang yang berhubungan secara timbal balik melalui budaya tertentu. Setiap
individu ciri dan kemampuan sendiri , perbedaan ini yang menyebabkan timbulnya
perbedaan sosial. Perbedaan sosial bersifat universal, ini berarti perbedaan sosial dimiliki
setiap masyarakat dimanapun.
Pranata sosial adalah sistem norma yang bertujuan untuk mengatu tindakan maupun
kegiatan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokok dan bermasyarakat bagu manusia.
Dengan kata lain, paranata sosial yang terorganisir dan mengejewantahkan nilai-nilai serta
prosedur umum yang mengatur dan memenuhu kebutuhan pokok warga masyarakat.
Tiga kata kunci didalam setiap pembahasan pranata sosial adalah nilai dan norma,
pola perilaku yang dibakukan atau yang disebut prosedur umum sistem hubungan, yakni
jaringan peran serta status yang menjadi wahana untuk melaksanakan perilaku sesuai
dengan prosedur umum yang berlaku.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
2.Ketermapilan dasar pada ilmu sosial artinya sebuah alat yang teridiri dari
kemampuan berinteraksi, berkomunikasi secara verbal maupun nonverbal.
3.Interaksi individu dengan masyarakat tidak lepas dari struktur sosial dimana
terdapat penggolongan masyarakat, atau tinatan masyarakat yang dibentuk oleh
masyarakat itu sendiri, dan tidak lepas pula dari pranata sosial yang merupakan bentuk
norma-norma tuntunan dalam kehidupan, bermasyarakat.
17
DAFTAR PUSTAKA
18