NIM : 856978395
Tujuan pengajarannya
• Mampu menanamkan pengertian bahwa sekali mereka berbeda, tetapi
sebagai manusia memiliki kesamaan-kesamaan;
• Membantu para siswa untuk mengembangkan kemampuan pemahaman
bahwa bumi dihuni oleh manusia yang memiliki saling ketergantungan dan
lebih banyak memiliki kesamaan budaya daripada perbedaannya;
• Membantu para siswa memahami kenyataan bahwa ada masalah-masalah
yang dihadapi bersama, yaitu masalah kelebihan penduduk bumi,
pencemaran air dan udara, kelaparan dan masalah-masalah global lainnya;
• Membantu para siswa mengembangkan kemampuan berfikir kritis terhadap
masalah-masalah dunia dan keterampilan menganalisis informasi yang
diterimanya
4. Bagaimana kaitan antara emosi, nilai dan sikap serta perilaku sosial dengan tuntutan
untuk menjadi siswa aktor sosial !
JAWABAN:
Peserta didik saat ini kelak akan menjadi bagian dari masyarakat suatu saat nanti.
Setiap individu pada akhirnya akan memiliki peran sebagai aktor sosial dalam
kehidupannya. Hal ini menjadi tanggung jawab pendidik untuk membina emosi, nilai
dan sikap, serta perilaku sosial para peserta didik agar siap melaksanakan peran
sebagai aktor sosial. Maka jika ditanyakan, Bagaimana kaitan antara pembinaan
emosi, nilai dan sikap, serta perilaku sosial dengan tuntunan untuk menjadikan
murid sebagai aktor sosial? Jawabannya adalah bahwa pembinaan emosi, nilai dan
sikap, serta perilaku sosial merupakan cara untuk mempersiapkan peserta didik agar
siap menjalankan perannya sebagai aktor sosial.
Pembahasan
Pembinaan emosi, nilai dan sikap, serta perilaku sosial sangat penting bagi peserta
didik. Hal ini karena peserta didik dalam menghadapi sistem sosial sebagai aktor
sosial, harus dapat mengendalikan emosinya dan memahami nilai-nilai yang ada di
masyarakat dengan diwujudkan dalam sikap sosial dan perilaku sosial.
5. Jelaskan tahap-tahap yang harus dilalui dalam model inkuiri sosial !
JAWABAN:
1) Tahap Orientasi
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji.
Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Kemampuan atau
potensi individu untuk berpikir pada dasarnya sudah dimiliki sejak individu itu lahir.
Potensi berpikir itu dimulai dari kemampuan setiap individu untuk menebak atau
mengira-ngira (berhipotesis) dari suatu permasalahan. Manakala individu dapat
membuktikan tebakannya, maka Ia akan sampai pada posisi yang bisa mendorong
untuk berpikir lebih lanjut. Oleh sebab itu, potensi untuk mengembangkan
kemampuan menebak pada setiap individu harus dibina. Salah satu cara yang dapat
dilakukan guru tintuk mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada
setiap anak adalah (dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat
mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat
merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dan suatu permasalahan
yang dikaji. Perkiraan sebagai hipotesis bukan sembarang perkiraan, tetapi harus
memiliki landasan berpikir yang kokoh, sehingga hipotesis yang dimunculkan itu
bersifat rasional dan logis. Kemampuan berpikir logis itu sendiri akan sangat
dipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang dimiliki serta keluasan pengalaman.
Dengan demikian, setiap individu yang kurang mempunyai wawasan akan sulit
mengembangkan hipotesis yang rasional dan logis.
Sumber: https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/01/30/pembelajaran-inkuiri-
sosial/