Anda di halaman 1dari 5

NAMA : RESMA ANJANI

NIM : 856978395

MATA KULIAH : PDGK4106

UPBJJ : 20/BANDAR LAMPUNG

1. Jelaskan yang dimaksud globalisasi dan tujuan pengajarannya !


JAWABAN:
Globalisasi artinya suatu keadaan atau kondisi di mana isu dan masalah masalsalah
yang ada menyangakut berbagai bangsa dan negara atau bahkan seluruh dunia
(nursid sumaatmadja, 2008). Pengertian lain bisa berasal darikata global yang
bermakna keseluruhan.
Menurut Tye dalam Nursid sumaatmadja (2008) menyatakan pemahaman terhadap
globalisasi merupakan proses belajar tentang masalah masalah dan isu isu yang
melintasi batas negara (nation) dan tentang sistem keterhubungan dalam
lingkungan, budaya, ekonomi, politik, dan teknologi.

Tujuan pengajarannya
• Mampu menanamkan pengertian bahwa sekali mereka berbeda, tetapi
sebagai manusia memiliki kesamaan-kesamaan;
• Membantu para siswa untuk mengembangkan kemampuan pemahaman
bahwa bumi dihuni oleh manusia yang memiliki saling ketergantungan dan
lebih banyak memiliki kesamaan budaya daripada perbedaannya;
• Membantu para siswa memahami kenyataan bahwa ada masalah-masalah
yang dihadapi bersama, yaitu masalah kelebihan penduduk bumi,
pencemaran air dan udara, kelaparan dan masalah-masalah global lainnya;
• Membantu para siswa mengembangkan kemampuan berfikir kritis terhadap
masalah-masalah dunia dan keterampilan menganalisis informasi yang
diterimanya

2. Jelaskan hubungan antara aspek-aspek hukum dengan pendidikan IPS !


JAWABAN:
Di dalam menanamkan dan mendistribusikan nilai nilai yang di kandung dalam aspek
aspek hukum di perlukan suatu sarana atau cara yang efektif. Salah satu nya ialah
melalui penginterogasian aspek aspek hukum dengan bidang IPS. Penggabungan
kedua aspek ini akan memberikan kontribusi yang besar terhadap pembentukan
warga negara yang baik pada hakikatnya IPS bertujuan untuk membetuk warga
negara yang baik melalui pemahaman pengetahuan dan kemampunnya di dalam
berinteraksi secara positif dan aktif di dalam lingkungannya. Di dalam interaksi
dengan lingkungan itulah aspek-aspek tentang hukum, ketertiban, dan kesadaran
hukum penting di miliki oleh siswa sebagai anggota masyarakat.
3. Jelaskan sasaran pendekatan kognitif yang berorientasi proses penelitian !
JAWABAN:
pendekatan yang berorientasi pada proses konseptualisasi memusatkan perhatian
proses pemahaman masalah dan penggunaan faktor konsep generalisasi dan teori.
Untuk membangun pengetahuan atau teori di perlukan fakta konsep dan
generalisasi. Pendekatan penelitian sosial untuk murid SD tentunya harus di
sesuaikan tingkat perkembangan kognitif anak usia kelas 3,4,5 dan 6 karena mata
pelajaran IPS di ajarkan dimkelas kelas itu. Menurut teori piaget pada usia kelas 3, 4,
5, 6 yakni kira kira usia 8 – 12 tahun berada dalam tahap oprasi konkret dan operasi
formal. Oleh karena itu, tujuan pendekatan penelitian di SD adalah memperkenalkan
dan melatih anak cara berpikir ilmu sosial.

4. Bagaimana kaitan antara emosi, nilai dan sikap serta perilaku sosial dengan tuntutan
untuk menjadi siswa aktor sosial !
JAWABAN:

Peserta didik saat ini kelak akan menjadi bagian dari masyarakat suatu saat nanti.
Setiap individu pada akhirnya akan memiliki peran sebagai aktor sosial dalam
kehidupannya. Hal ini menjadi tanggung jawab pendidik untuk membina emosi, nilai
dan sikap, serta perilaku sosial para peserta didik agar siap melaksanakan peran
sebagai aktor sosial. Maka jika ditanyakan, Bagaimana kaitan antara pembinaan
emosi, nilai dan sikap, serta perilaku sosial dengan tuntunan untuk menjadikan
murid sebagai aktor sosial? Jawabannya adalah bahwa pembinaan emosi, nilai dan
sikap, serta perilaku sosial merupakan cara untuk mempersiapkan peserta didik agar
siap menjalankan perannya sebagai aktor sosial.

Pembahasan

Tujuan utama pendidikan ialah untuk menjadikan manusia sebagai manusia


seutuhnya. Peserta didik dalam suatu instansi pendidikan merupakan subjek
pembelajar yang menginginkan agar segala potensi yang dimilikinya dapat
berkembang agar berguna bagi dirinya dalam menghadapi masa yang akan datang.
Manusia sebagai makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam hidupnya,
pasti akan mengalami interaksi sosial. Dengan kata lain, setiap peserta didik kelak
akan menjadi bagian masyarakat sebagai aktor sosial.

Pembinaan emosi, nilai dan sikap, serta perilaku sosial sangat penting bagi peserta
didik. Hal ini karena peserta didik dalam menghadapi sistem sosial sebagai aktor
sosial, harus dapat mengendalikan emosinya dan memahami nilai-nilai yang ada di
masyarakat dengan diwujudkan dalam sikap sosial dan perilaku sosial.
5. Jelaskan tahap-tahap yang harus dilalui dalam model inkuiri sosial !
JAWABAN:

1) Tahap Orientasi

Langkah yang pertama ini dimaksudkan untuk membina suasana/iklim pembelajaran


yang responsif. Pada langkah ini guru mengondisikan agar siswa siap melaksanakan
proses pembelajaran, guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir
memecahkan masalah. Langkah orientasi merupakan langkah yang sangat penting.
Keberhasilan pembelajaran inkuiri sosial sangat tergantung pada kamauan siswa
untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah;
tanpa kemauan dan kemampuan itu tak mungkin proses pembelajaran akan berjalan
dengan lancar. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapam orientasi ini
adalah: (a) menjelaskan topik, tujuan dan hasil belajar yang diharapkan dapat
dicapai oleh siswa.; (b) menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh
siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta
tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan masalah sampai dengan
merumuskan kesimpulan; dan (c) menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan
belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.

2) Tahap Merumuskan Masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan


yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang
menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu. Dikatakan teka-teki
dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan masalah itu tentu ada
jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Poses mencarl
jawaban itulah yang sangat penting dalam strategi inkuiri, oleh sebab itu melalul
proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagal
upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir. Dengan demikian, teka-teki
yang menjadi masalah dalam berinkuiri adalah teka-teki yang mengandung konsep
yang jelas yang harus dicari dan ditemukan. Ini penting dalam pembeIajaran Inkuiri.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah, diantaranya: (a)
masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa. Siswa akan memiliki motivasi
belajar yang tinggi manakala dilibatkan dalam merumuskan masalah yang hendak
dikaji. Dengan demikian, guru sebaiknya tidak merumuskan sendiri masalah
pembelajaran, guru hanya memberikan topik yang akan dipelajari, sedangkan
bagaimana rumusan masalah yang sesuai dengan topik yang telah ditentukan
sebaiknya diserahkan kepada siswa; (b) masalah yang dikaji adaIah masaIah yang
mengandung teka-teki yang jawabannya pasti. Artinya, guru perlu mendorong agar
siswa dapat merumuskan masalah yang menurut guru jawaban sebenarnya sudah
ada, tinggal siswa mencari dan mendapatkan jawabannya secara pasti; dan (c)
konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui terilebih
dahulu oleh siswa. Artinya, sebelum masalah itu dikaji lebih jauh melalui proses
inkuiri, guru perlu yakin terlebih dahulu bahwa siswa sudah memiliki pemahaman
tentang konsep-konsep yang ada dalam rumusan masalah. Jangan harapkan siswa
dapat melakukan tahapan inkuiri selanjutnya, manakala ia belum paham konsep-
konsep yang terkandung dalam rumusan masalah.

3) Tahap Merumuskan Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji.
Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Kemampuan atau
potensi individu untuk berpikir pada dasarnya sudah dimiliki sejak individu itu lahir.
Potensi berpikir itu dimulai dari kemampuan setiap individu untuk menebak atau
mengira-ngira (berhipotesis) dari suatu permasalahan. Manakala individu dapat
membuktikan tebakannya, maka Ia akan sampai pada posisi yang bisa mendorong
untuk berpikir lebih lanjut. Oleh sebab itu, potensi untuk mengembangkan
kemampuan menebak pada setiap individu harus dibina. Salah satu cara yang dapat
dilakukan guru tintuk mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada
setiap anak adalah (dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat
mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat
merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dan suatu permasalahan
yang dikaji. Perkiraan sebagai hipotesis bukan sembarang perkiraan, tetapi harus
memiliki landasan berpikir yang kokoh, sehingga hipotesis yang dimunculkan itu
bersifat rasional dan logis. Kemampuan berpikir logis itu sendiri akan sangat
dipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang dimiliki serta keluasan pengalaman.
Dengan demikian, setiap individu yang kurang mempunyai wawasan akan sulit
mengembangkan hipotesis yang rasional dan logis.

4) Tahap Mengumpulkan Data

Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk


menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi pembelajaran inkuiri,
mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam
pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan
motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan ke-
mampuan menggunakan potensi berpikirnya. Oleh sebab itu, tugas dan peran guru
dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat
mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan. Sering terjadi
kemacetan berinkuiri adalah manakala siswa tidak apresiatif terhadap pokok
permasalahan. Tidak apresiatif itu biasanya ditunjukkan oleh gejala-gejala ketidak-
bergairahan dalam belajar. Manakala guru menemukan gejala-gejala semacam ini,
maka guru hendaknya secara terus-menerus memberikan dorongan kepada siswa
untuk belajar melalui penyuguhan berbagai jenis pertanyaan secara menata kepada
seluruh siswa sehingga mereka terangsang untuk berpikir.

5) Tahap Menguji Hipotesis


Proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau
informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam
menguji bipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang
diberikan. Disamping itu, menguji hipotesis juga berarti mengembangkan
kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan
banya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang
ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.

6) Tahap Merumuskan kesimpulan

Proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian


hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan gongnya dalam proses
pembelajaran. Sering terjadi, oleh karena banyaknya data yang diperoleh,
menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan tidak fokus terhadap masalah yang
hendak dipecahkan. Karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya
guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.

Sumber: https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/01/30/pembelajaran-inkuiri-
sosial/

Anda mungkin juga menyukai