PENDAHULUAN
sebagai bidang studi yang paling menjenuhkan. Pada setiap jenjang pendidikan
tidak terlepas dari mata pelajaran IPS mulai dari sekolah dasar hingga perguruan
tinggi.
Pendidikan IPS merupakan salah satu pondasi dari kemampuan sains dan
teknologi. Pemahaman terhadap IPS dari kemampuan yang bersifat keahlian
sampai kepada pemahaman yang bersifat apresiasif akan berhasil
mengembangkan kemampuan yang cukup tinggi.
B. TUJUAN
1. Untuk mengidentifikasi peristiwa, fakta, konsep, generalisasi ilmu-
ilmu sosial dalam kurikulum IPS SD 2006 di kelas tinggi.
2. Untuk mengidentifikasi nilai dan sikap dalam kurikulum IPS SD 2006
di kelas tinggi.
3. Untuk mengidentifikasi keterampilan (intelektual/analisis, personal
dan sosial) dalam kurikulum IPS SD 2006 di kelas tinggi.
1
4. Untuk mengetahui contoh keterikatan antara peristiwa, fakta, konsep,
generalisasi, nilai, sikap, kemampuan analisis / keterampilan
(intelektual/analisis, personal dan sosial) dalam konteks pendidikan
IPS SD dalam KTSP 2006 di kelas tinggi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
MODUL III
A. Kegiatan Belajar 1
3
komprehensif tentang kerangka berpikir IPS agar kita memiliki cara yang
teratur untuk menerjemahkan apa yang terjadi di dunia dalam kehidupan
manusia. Dengan pemahaman itu kita dapat mengerti bagaimana orang
berinteraksi sosial, ekonomi, politik dengan sesamanya.
B. Kegiatan Belajar 2
4
Menurut Notonagoro (Darmodiharjo, 1979:55-56) nilai terbagi
atas 3 bagian sebagai berikut :
Nilai material yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur
jasmani manusia
Nilai vital yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk
dapat mengadakan kegiatan.
Nilai kerohanian yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani
manusia.
Nilai kerohanian ini dapat dibedakan atas 4 macam bagian berikut :
Nilai kebenaran/kenyataan yang bersumber pada unsur akal
manusia (rasio, budi, cipta)
Nilai keindahan yang bersumber pada unsur-unsur rasa manusia,
estetis.
Nilai religious yang merupakan nilai ketuhanan, kerohanian
yang tertinggi dan mutkal.
Manusia mengadakan penilaian terhadap sesuatu menggunakan
budi nuraninya dibantu oleh indranya, akalnya, perasaannya,
kehendaknya dan keyakinannya.
Dalam kegiatan diskusi atau dialog guru dengan peserta didik
harus diciptakan suasana bebas memiliki nilai dari peserta didik,
namun tetap dengan bimbingan guru. Nilai-nilai yang telah kita
tentukan merupakanalternatif-alternatif yang perlu mendapat
pertimbangan guru dan peserta didik.
Ada beberapa teori tentang pembentukan sikap yang perlu diketahui
guru.
1. Theoretic of learning teori ini berkenaan dengan proses
conditioning, secara sederhana proses terbentuknya sikap adalah :
a. Mula-mula diperoleh belief (kepercayaan)tentang objek,
artinya diperoleh hubungan antara objek dengan artibut-artibut
lannya.
b. Berkenaan dengan atribut tumbuhlah response evaluative
mengenai objek
5
c. Melalui conditioning, response evaluative ini dikaitkan dengan
objek
d. Response evaluative ini berakumulasi maka jika kemudian
objek itu muncul lagi tumbuhlah sikap terhadap objek secara
menyeluruh.
2. Modeling theoretic teori ini dikembangkan oleh Bandura. Sikap
tumbuh dengan cara dipelajari langsung dengan mengamati
kegiatan perilaku orang yang dijadikan model atau contoh.
3. Balance of theoretic (teori keseimbangan) menurut teori ini
perolehan informasi yang mampu memperluas wawasan dan
mendukung persoalan pada proporsi yang tepat sangat penting
dalam rangka mencapai keseimbangan.
Ketiga teori diatas dapat disimpulkan bahwa sikap dapat dibentuk
dengan dua cara utama sebagai berikut :
a. Melalui proses belajar (mendapatkan informasi yang benar)
b. Melalui keteladan dari orang-orang yang dijadikan contoh
Berikut ini diberikan sekadar contoh yang dapat
dikembangkan lebih lanjut dan dikaitkan relevansinya dengan proses
pembelajaran yang mengacu kepada tuntutan kurikulum IPS SD 2006.
Cara mengevaluasi nilai : memberikan pertanyaan yang harus
dijawab oleh peserta didik, misalnya pendapat peserta didik tentang
“persahabatan”.
Nilai-nilai yang dapat kita kemukakan, antara lain :
1. Sikap yang bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
kemerdekaan tanah air dan bangsa.
2. Tanggap terhadap perkembangan sejarah disertai sikap kritis
dalam menilai informasi.
3. Bersikap terbuka dan toleran terhadap pendapat orang lain.
4. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan mencintai bangsa dan
negaranya.
6
2. Keterampilan Intelektual/ kemampuan Analisis, personal dan
Sosial dalam Kurikulum IPS SD 2006 Kelas Tinggi
Aspek keterampilan/ kemampuan analisis dalam pengajaran IPS
itu hanya dapat dicapai jika guru mengintegrasikan aktivitas peserta
didik dalam kegiatan belajar mengajar. Artinya guru harus
memprogram kegiatan belajarnya dengan pendekatan PAIKEM.
Pada umumnya anak-anak itu dinamis, ia selalu bergerak, ingin
berbuat, ingin melakukan sesuatu. Keadaan seperti ini perlu
penyaluran pasitif sehingga berkembang menjadi perbuatan yang diisi
kecakapan dan keterampilan.
Pengalaman berharga yang diperoleh peserta didik akan
memberikan manfaat, misalnya berikut ini :
a. Peserta didik dapat memperdalam pemahaman dan pengertian
materi pelajaran juga mampu mengembangkan sikap dan
keterampilannya.
b. Mendorong siswa berpikir kritis dan realistis.
c. Pengalaman menghadapkan peserta didik kepada keadaan yang
sebenarnya.
d. Pengalaman itu akan berakumulasi agar diperoleh pengalaman
yang lebih mendalam lagi.
Dalam hal ini guru harus mengupayakan agar.
a. Pengalaman itu sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik.
b. Pengalaman itu beragam, tidak menjemukan
Tujuan mengajarkan keterampilan itu adalah agar peserta didik
dapat mengerjakan sesuatu secara baik, disertai keahlian dan dapat
melakukannya secara berulang-ulang. Kewajiban guru untuk
menjadikan kegiatan pembelajran yang dikelola berjalan baik, latihan-
latihan paktek kepada peserta didik tidak membingungkan, melainkan
harus menari, dikerjakan dengan sungguh-sungguh sehingga peserta
didik dapat memiliki berbagai keterampilan. Keterampilan itu terdiri
atas 3 bagian sebagai berikut :
7
a. Keterampilan intelektual / kemampuan analisis, keterampilan
berpikir.
b. Keterampilan personal
c. Keterampilan sosial
C. Kegiatan Belajar 3
Contoh Keterkaitan Antara Peristiwa, Fakta, Konsep, Generalisasi,
Nilai, Sikap, Dan Keterampilan Intelektual/Kemampuan Analisis,
Personal, Sosial, Dalam Konteks Pendidikan IPS SD Kelas Tinggi.
Mengaitkan unsur peristiwa, fakta, konsep, generalisasi, nilai, sikap dan
keterampilan harus dilihat dari segi kegiatan pembelajaran yang dikelola guru
IPS tersebut.
Kemudian perlu juga diingat bahwa kurikulum IPS SD 2006 menuntut
pendekatan PAIKEM dan pendekatan konsep.
Selanjutnya marilah kita mencoba mengemukakan proses pembelajaran
yang dapat menunjukkan adanya keterkaitan antara peristiwa, fakta, konsep,
dan generalisasi, nilai, sikap dan keterampilan peserta didik.
Contoh :
Topik 1. Perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda
dan Jepang ( materi pelajaran, yaitu Zaman Pergerakan Nasional)
8
Kompetensi dasar ;
Mendiskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan
belanda dan jepang
Indikator ;
Siswa mengenal arti pergerakan nasional dan arti sumpah pemuda bagi
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia
9
3. Memiliki empati terhadap pengorbanan para pahlawan
4. Rasa bertanggung jawab atas nikmat kemerdekaandan seterusnya
Sikap;
1. Bersyukur kepada tuhan yang maha esa disertai rasa tanggung jawab
2. Tanggap terhadap perkembangan zaman
3. Bersikap terbuka dan toleran terhadap pendapat lain
4. Bangga sebagai bangsa indonesia dan mencitai bangsa dan tanah airnya
dan seterusnya
Keterampilan intelektual/kemampuan analisis;
1. Melukiskan, menyimpulkan, menganalisis informasi, konseptualisasi,
generalisasi dan membuat keputusan.
2. Memperoleh informasi, membentuk konsep, generalisasi,
mengorhanisasikan informasi, mengkritik informasi,mengambil
keputusan, menafsirkan fakta, menyusun laporan.
Keterampilan personal;
1. Membaca peta, membuat denah,membuat peta , mengenal waktu dan
kronologis, menerjemahkan konsep waktu, bekerja dalam kelompok.
2. Keterampilan praktis(membuat peta dan lain-lain ), belajar mandiri,
memimpin dan diskusi, mengendalikanemosi dan lain-lain.
Keterampilan sosial;
Berkontribusi memberikan gagasan, menjadi pendengar yang baik, mampu
menjelaskan, mampu mengadakan wawancara, mampu berperan dengan baik,
mampu bertanya dengan baik, dan alain-lain.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Apa yang dikemukakan dalam pembahasan ini khususnya tentang muatan
peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi dalam setiap topik perlu
dikembangkan dalam diskusi kelas.
Dalam pendidikan IPS, pembinaan konsep merupakan salah satu strategi
mengajar dan membelajarkan yang bermakna, terutama dalam pembinaan
serta pengembangan SDM generasi muda yang memiliki kemampuan
konseptual di masa yang akan datang.
B. Saran
Peristiwa, Fakta, Konsep, Generalisasi, Nilai, Sikap, Dan Keterampilan
Intelektual/Kemampuan Analisis, Personal, Sosial, menjadi patokan dan dasar
bagi seorang pendidik dalam melakukan pembelajaran IPS SD kelas tinggi.
Sehingga guru diharuskan lebih kreatif dan inovatif dalam proses
pembelajaran demi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan.
11