Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Peningkatan kualitas pendidikan di sekolah dapat ditempuh melalui


beberapa upaya. yaitu anatara lain melalui pembenahan isi kurikulum,
peningkatan kualitas pembelajaran dan penilaian hasil belajar siswa, penyedian
bahan ajar yang memadai, penyediaan sarana belajar, dan peningkatan kopetensi
guru.

IPS merupakan mata pelajaran yang mempunyai peranan penting dalam


pendidikan. Karena IPS pelajaran yang mempelajari berbagai bidang dari sejarah,
ekonomi, politik, teknologi dan seterusnya. Oleh sebab itu, harus mempelajari IPS
agar dapat digunakan sebagai sarana untuk memecahkan masalah kehidupan
sehari-hari, meskipun banyak orang yang memandang IPS

sebagai bidang studi yang paling menjenuhkan. Pada setiap jenjang pendidikan
tidak terlepas dari mata pelajaran IPS mulai dari sekolah dasar hingga perguruan
tinggi.

Pendidikan IPS merupakan salah satu pondasi dari kemampuan sains dan
teknologi. Pemahaman terhadap IPS dari kemampuan yang bersifat keahlian
sampai kepada pemahaman yang bersifat apresiasif akan berhasil
mengembangkan kemampuan yang cukup tinggi.

B. TUJUAN
1. Untuk mengidentifikasi peristiwa, fakta, konsep, generalisasi ilmu-
ilmu sosial dalam kurikulum IPS SD 2006 di kelas tinggi.
2. Untuk mengidentifikasi nilai dan sikap dalam kurikulum IPS SD 2006
di kelas tinggi.
3. Untuk mengidentifikasi keterampilan (intelektual/analisis, personal
dan sosial) dalam kurikulum IPS SD 2006 di kelas tinggi.

1
4. Untuk mengetahui contoh keterikatan antara peristiwa, fakta, konsep,
generalisasi, nilai, sikap, kemampuan analisis / keterampilan
(intelektual/analisis, personal dan sosial) dalam konteks pendidikan
IPS SD dalam KTSP 2006 di kelas tinggi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

MODUL III

ESENSI KURIKULUM IPS SD

BERDASARKAN KTSP 2006 KELAS TINGGI

A. Kegiatan Belajar 1

Peristiwa, Fakta, Konsep, Generalisasi Ilmu Sosial dalam Kurikulum SD


(KTSP) Tahun 2006 Kelas Tinggi

Upaya mengidentifikasi peristiwa,fakta, konsep dan generalisasi ilmu-


ilmu sosial dalam kurikulum IPS SD 2006, khususnya di kelas tinggi
diarahkan kepada persoalan “bahan kajian apa” yang akan diberikan kepada
peserta didik. Dalam pembelajaran IPS guru harus mengembangkan isi bahan
pembelajaran dengan tepat dan sesuai agar materi yang disampaikan
bermakna. Serta bisa dikaitkan dengan isu sosial, kenyataan, fakta-fakta yang
ada di sekitar peserta didik, di sekitar lingkungan fisik dan budaya
masyarakat dimana pendidikan itu berlangsung.

Dalam pembelajaran IPS fakta dan peristiwa sangat penting sebagai


dasar pembentukan konsep dan generalisasi. Dari serangkaian fakta dan
peristiwa disusun menjadi isi bahan pembelajaran yang akan diberikan
kepada peserta didik. Di dalam kegiatan pembelajaran peserta didik harus
dilibatkan dalam proses pengembangan sebuah peristiwa menjadi fakta,
menjadi konsep kemudian bermuara pada generalisasi. Aktivitas
pembelajaran berlangsung dalam rambu-rambu kurikulum maka pijakan
utama dalam proses kegiatan pembelajaran IPS adalah kurikulum, dalam hal
ini Kurikulum IPS SD Tahun 2006.

Tujuan konseptual dari IPS adalah berkenaan dengan pengembangan


pemahaman dasar tentang dunia sekitar kita dan fungsi-fungsinya. Konsep
dan generalisasi yang akan membantu untuk memperoleh pemahaman yang

3
komprehensif tentang kerangka berpikir IPS agar kita memiliki cara yang
teratur untuk menerjemahkan apa yang terjadi di dunia dalam kehidupan
manusia. Dengan pemahaman itu kita dapat mengerti bagaimana orang
berinteraksi sosial, ekonomi, politik dengan sesamanya.

Konsep diciptakan manusia untuk memenuhi keperluan-keperluan


hidupnya dalam menyampaikan apa yang dipikirkan Konsep dapat pula
diartikan sebagai abstraksi dari hal- hal yang konkrit yang mengandung
pengertian. Dalam konsep ada makna denotatif dan makna konotatif. Makna
denotatif berkenaan dengan arti kata, seperti pada kamus sementara konsep
konotatif lebih kepada pemahaman secara rinci pada suatu peristiwa.
Pembelajaran mengenai konsep harus diberikan dalam suatu konteks bukan
diterangkan tanpa ada kaitan dengan sesuatu. Sehingga peserta didik sampai
pada pengertiannya sendiri tentang suatu konsep.

Konsep menghubungkan fakta-fakta dan generalisasi menghubungkan


beberapa konsep. Generalisasi adalah prinsip-prinsip atau aturan yang
dinyatakan dalam kalimat sempurna dan generalisasi juga bersifat objektif.

B. Kegiatan Belajar 2

Nilai dan Sikap, Keterampilan Intelektual / Kemampuan analisis,


Personal dan Sosial dalam Kurikulum IPS SD 2006 Kelas Tinggi

a) Nilai dan Sikap dalam Kurikulum IPS SD 2006 di Kelas Tinggi


1. Nilai
Mubarok (2007) menjelaskan, bahwa suatu hal yang sangat
penting yang harus dipertimbangkan dalam pendidikan IPS adalah
segala tingkatan dan jenjang pendidikan adalah pendidikan nilai atau
pendidikan moral.
Peserta didik memiliki kepedulian dengan pengembangan nilai.
Untuk itu tidak boleh menghindar atau bertindak otoriter. Nilai bukan
untuk dipaksakan, sebab jika dipaksakan bias menjauhkan mereka dari
kemampuan memiliki dengan bebas nilai-nilai anutannya itu.

4
Menurut Notonagoro (Darmodiharjo, 1979:55-56) nilai terbagi
atas 3 bagian sebagai berikut :
 Nilai material yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur
jasmani manusia
 Nilai vital yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk
dapat mengadakan kegiatan.
 Nilai kerohanian yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani
manusia.
Nilai kerohanian ini dapat dibedakan atas 4 macam bagian berikut :
 Nilai kebenaran/kenyataan yang bersumber pada unsur akal
manusia (rasio, budi, cipta)
 Nilai keindahan yang bersumber pada unsur-unsur rasa manusia,
estetis.
 Nilai religious yang merupakan nilai ketuhanan, kerohanian
yang tertinggi dan mutkal.
Manusia mengadakan penilaian terhadap sesuatu menggunakan
budi nuraninya dibantu oleh indranya, akalnya, perasaannya,
kehendaknya dan keyakinannya.
Dalam kegiatan diskusi atau dialog guru dengan peserta didik
harus diciptakan suasana bebas memiliki nilai dari peserta didik,
namun tetap dengan bimbingan guru. Nilai-nilai yang telah kita
tentukan merupakanalternatif-alternatif yang perlu mendapat
pertimbangan guru dan peserta didik.
Ada beberapa teori tentang pembentukan sikap yang perlu diketahui
guru.
1. Theoretic of learning teori ini berkenaan dengan proses
conditioning, secara sederhana proses terbentuknya sikap adalah :
a. Mula-mula diperoleh belief (kepercayaan)tentang objek,
artinya diperoleh hubungan antara objek dengan artibut-artibut
lannya.
b. Berkenaan dengan atribut tumbuhlah response evaluative
mengenai objek

5
c. Melalui conditioning, response evaluative ini dikaitkan dengan
objek
d. Response evaluative ini berakumulasi maka jika kemudian
objek itu muncul lagi tumbuhlah sikap terhadap objek secara
menyeluruh.
2. Modeling theoretic teori ini dikembangkan oleh Bandura. Sikap
tumbuh dengan cara dipelajari langsung dengan mengamati
kegiatan perilaku orang yang dijadikan model atau contoh.
3. Balance of theoretic (teori keseimbangan) menurut teori ini
perolehan informasi yang mampu memperluas wawasan dan
mendukung persoalan pada proporsi yang tepat sangat penting
dalam rangka mencapai keseimbangan.
Ketiga teori diatas dapat disimpulkan bahwa sikap dapat dibentuk
dengan dua cara utama sebagai berikut :
a. Melalui proses belajar (mendapatkan informasi yang benar)
b. Melalui keteladan dari orang-orang yang dijadikan contoh
Berikut ini diberikan sekadar contoh yang dapat
dikembangkan lebih lanjut dan dikaitkan relevansinya dengan proses
pembelajaran yang mengacu kepada tuntutan kurikulum IPS SD 2006.
Cara mengevaluasi nilai : memberikan pertanyaan yang harus
dijawab oleh peserta didik, misalnya pendapat peserta didik tentang
“persahabatan”.
Nilai-nilai yang dapat kita kemukakan, antara lain :
1. Sikap yang bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
kemerdekaan tanah air dan bangsa.
2. Tanggap terhadap perkembangan sejarah disertai sikap kritis
dalam menilai informasi.
3. Bersikap terbuka dan toleran terhadap pendapat orang lain.
4. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan mencintai bangsa dan
negaranya.

6
2. Keterampilan Intelektual/ kemampuan Analisis, personal dan
Sosial dalam Kurikulum IPS SD 2006 Kelas Tinggi
Aspek keterampilan/ kemampuan analisis dalam pengajaran IPS
itu hanya dapat dicapai jika guru mengintegrasikan aktivitas peserta
didik dalam kegiatan belajar mengajar. Artinya guru harus
memprogram kegiatan belajarnya dengan pendekatan PAIKEM.
Pada umumnya anak-anak itu dinamis, ia selalu bergerak, ingin
berbuat, ingin melakukan sesuatu. Keadaan seperti ini perlu
penyaluran pasitif sehingga berkembang menjadi perbuatan yang diisi
kecakapan dan keterampilan.
Pengalaman berharga yang diperoleh peserta didik akan
memberikan manfaat, misalnya berikut ini :
a. Peserta didik dapat memperdalam pemahaman dan pengertian
materi pelajaran juga mampu mengembangkan sikap dan
keterampilannya.
b. Mendorong siswa berpikir kritis dan realistis.
c. Pengalaman menghadapkan peserta didik kepada keadaan yang
sebenarnya.
d. Pengalaman itu akan berakumulasi agar diperoleh pengalaman
yang lebih mendalam lagi.
Dalam hal ini guru harus mengupayakan agar.
a. Pengalaman itu sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik.
b. Pengalaman itu beragam, tidak menjemukan
Tujuan mengajarkan keterampilan itu adalah agar peserta didik
dapat mengerjakan sesuatu secara baik, disertai keahlian dan dapat
melakukannya secara berulang-ulang. Kewajiban guru untuk
menjadikan kegiatan pembelajran yang dikelola berjalan baik, latihan-
latihan paktek kepada peserta didik tidak membingungkan, melainkan
harus menari, dikerjakan dengan sungguh-sungguh sehingga peserta
didik dapat memiliki berbagai keterampilan. Keterampilan itu terdiri
atas 3 bagian sebagai berikut :

7
a. Keterampilan intelektual / kemampuan analisis, keterampilan
berpikir.
b. Keterampilan personal
c. Keterampilan sosial

1. Kebutuhan Akan Pengembangan Keterampilan Berkelompok


Masyarakat manusia pada dasarnya adalah masyarakat demokratis. IPS
memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan kemampuan ini, tugas-
tugas dalam kelompok harus jelas dan dipahami siswa. Guru perlu terus
memonitor kereja siswa dalam kelompok untuk melihat apakah mereka
melaksanakan tugasnya dengan benar-benar.
2. Peningkatan Keterampilan Kelompok (Sosial)
Peserta didik merupakan pengembangan keterampilan kelompok untuk
menjadi warga Negara yang efektif dimasyarakat, belajar menjadi pemimpin
yang sukses, pendengar yang baik, menyatakan pikirannya sehingga
dipahami masyarakat.

C. Kegiatan Belajar 3
Contoh Keterkaitan Antara Peristiwa, Fakta, Konsep, Generalisasi,
Nilai, Sikap, Dan Keterampilan Intelektual/Kemampuan Analisis,
Personal, Sosial, Dalam Konteks Pendidikan IPS SD Kelas Tinggi.
Mengaitkan unsur peristiwa, fakta, konsep, generalisasi, nilai, sikap dan
keterampilan harus dilihat dari segi kegiatan pembelajaran yang dikelola guru
IPS tersebut.
Kemudian perlu juga diingat bahwa kurikulum IPS SD 2006 menuntut
pendekatan PAIKEM dan pendekatan konsep.
Selanjutnya marilah kita mencoba mengemukakan proses pembelajaran
yang dapat menunjukkan adanya keterkaitan antara peristiwa, fakta, konsep,
dan generalisasi, nilai, sikap dan keterampilan peserta didik.
Contoh :
Topik 1. Perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda
dan Jepang ( materi pelajaran, yaitu Zaman Pergerakan Nasional)

8
Kompetensi dasar ;
Mendiskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan
belanda dan jepang
Indikator ;
Siswa mengenal arti pergerakan nasional dan arti sumpah pemuda bagi
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia

Peristiwa sebagai bahan kajian;


                Peringatan hari kebangkitan nasional atau Sumpah Pemuda
Fakta-fakta sebagai bahan kajian;
1. Gambar-gambar dari tokoh bersejarah
2. Naskah sumpah pemuda
3. Gambar gedung-gedung bersejarah bagi pergerakan nasional
4. Gambar suasana kota jakarta pada zaman penjajahan
Konsep;
1. Nasionalisme, imperalisme, dan kolonialisme
2. Kaum pergerakan, persatuan bangsa, kemerdekaan, dominasi asing,
patriotisme, organisasi politik, hak asasi manusia, dan seterusnya
Generalisasi;
1. Setiap masyarakat manusia pasti mengalami perubahan
2. Penjajahan selalu menimbulkan konflik dan kesengsaraan
3. Perwujudan nasionalisme disesuaikan dengan tantangan zamanya.
Nilai ;
Nilai material;
     Siswa merasa telah menikmati hasil kemerdekaan
Nilai vital;
1. Cermat, dalam meneliti ulasan sejarah
2. Objektif, dalam menilai informasi
3. Kreatif dalam memprediksi
Nilai kerohanian;
1. Bersyukur kepada tuhan yang maha esa atas rahmatnya dan seterusnya
2. Rasional dalam berargumentasi

9
3. Memiliki empati terhadap pengorbanan para pahlawan
4. Rasa bertanggung jawab atas nikmat kemerdekaandan seterusnya

Sikap;
1. Bersyukur kepada tuhan yang maha esa disertai rasa tanggung jawab
2. Tanggap terhadap perkembangan zaman
3. Bersikap terbuka  dan toleran terhadap pendapat lain
4. Bangga sebagai bangsa indonesia dan mencitai bangsa dan tanah airnya
dan seterusnya
Keterampilan intelektual/kemampuan analisis;
1. Melukiskan, menyimpulkan, menganalisis informasi, konseptualisasi,
generalisasi dan membuat keputusan.
2. Memperoleh informasi, membentuk konsep, generalisasi,
mengorhanisasikan informasi, mengkritik informasi,mengambil
keputusan, menafsirkan fakta, menyusun laporan.
Keterampilan personal;
1. Membaca peta, membuat denah,membuat peta , mengenal waktu dan
kronologis, menerjemahkan konsep waktu, bekerja dalam kelompok.
2. Keterampilan praktis(membuat peta dan lain-lain ), belajar mandiri,
memimpin dan diskusi, mengendalikanemosi dan lain-lain.
Keterampilan sosial;
Berkontribusi memberikan gagasan, menjadi pendengar yang baik,  mampu
menjelaskan, mampu mengadakan wawancara, mampu berperan dengan baik,
mampu bertanya dengan baik, dan alain-lain.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Apa yang dikemukakan dalam pembahasan ini khususnya tentang muatan
peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi dalam setiap topik perlu
dikembangkan dalam diskusi kelas.
Dalam pendidikan IPS, pembinaan konsep merupakan salah satu strategi
mengajar dan membelajarkan yang bermakna, terutama dalam pembinaan
serta pengembangan SDM generasi muda yang memiliki kemampuan
konseptual di masa yang akan datang.

B. Saran
Peristiwa, Fakta, Konsep, Generalisasi, Nilai, Sikap, Dan Keterampilan
Intelektual/Kemampuan Analisis, Personal, Sosial, menjadi patokan dan dasar
bagi seorang pendidik dalam melakukan pembelajaran IPS SD kelas tinggi.
Sehingga guru diharuskan lebih kreatif dan inovatif dalam proses
pembelajaran demi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan.

11

Anda mungkin juga menyukai