Anda di halaman 1dari 13

Esensi Kurikulum IPS SD

Berdasarkan KTSP 2006


Kelas Tinggi
Oleh Kelompok 1
1. Siti Aisyah
2. Ida Ayu Kusuma Dewi
3. Nadia Sharfina
4. Baiq Rahmi
5. Baiq Hisnawani
6. Lola Rahayuningsih
7. Fahrurrozi
8. Zaenul Muttaqin
9. Rohnipa
10. Ainur Rosyidah
11. Sukerti
Peristiwa, Fakta, Konsep, Generalisasi Ilmu-
KB.1 Ilmu Sosial dalam Kurikulum SD (KTSP)
Tahun 2006 Kelas Tinggi

Dalam kegiatan pembelajaran sesungguhnya, peserta didik harus dilibatkan dalam proses
pengembangan sebuah peristiwa menjadi fakta, menjadi konsep, kemudian bermuara
pada generalisasi, berdasarkan pendekatan PAIKEM, seperti telah dikemukakan dalam
modul terdahulu. Yang terpenting peristiwa adalah dasar pembentukan untuk menjadi
fakta-fakta, konsep, dan generalisasi.
Konsep diciptakan manusia untuk memenuhi keperluan-keperluan dalam hidupnya dalam menyampaikan apa
yang dipikirkannya. Berikut sifat dari konsep:
1. Konsep bersifat abstrak.
2. Konsep itu merupakan kumpulan dari benda-benda yang memiliki karakteristik atau kualitas secara
umum.
3. Konsep itu bersifat personal konsep itu dipelajari melalui pengalaman, dengan belajar.
4. Konsep bukan persoalan arti kata, seperti di dalam kamus. Kamus mempunyai makna lain yang lebih luas.
Kemudian pembelajaran konsep di sekolah sesungguhnya dalam rangka memahami makna konotatif, karena
itu pembelajaran konsep harus:

5. Diberikan dalam sesuatu konteks bukan diterangkan dalam istilah tanpa ada kaitannya dengan sesuatu,
seperti kita menjelaskan arti dan suatu istilah atau kata.
6. Peserta didik harus diberi kesempatan untuk sampai pada pengertiannya sendiri tentang suatu konsep,
tentunya dengan bimbingan guru.
7. Peserta didik harus membacanya sendiri, mendengarkan penjelasan dan segera menuliskan makna konsep
segera setelah diperkenalkan.
A. GENERALISASI
Dalam hubungan antar oeristiwa, fakta, konsep dan generalisasi dapat disimpulkan, bahwa konsep
menghubungkan fakta-fakta, dan generalisasi menghubungkan beberapa konsep. Kita dapat
mengambil kesimpulan tentang generalisasi jika diperbandingkan dengan konsep, yaitu :

1. Generalisasi adalah prinsip-prinsip atau rules yang dinyatan dalam kalimat sempurna, sedangkan
konsep sebaliknya.
2. Generalisasi memiliki dalil, konsep tidak.
3. Generalisasi adalah objektif dan impersonal, sedangkan konsep sebaliknya.
4. Generalisasi memiliki aplikasi universal, sedangkan konsep terbatas pada orang tertentu.
Kedudukan sejarah dalam IPS memiliki keunikan. Peristiwa
sejarah bersifat einmahlig, tidak berulang. Oleh karena itu,
generalisasi di dalam sejarah tidak mengandung kepastian,
melainkan “kecendrungan” yang bisa terjadi. Yang berulang
bukan peristiwa yang sudah terjadi melainkan hal-hal yang
berkaitan dengan perilaku manusia pelaku sejarah yang
berorientasi kepada nilai, sistem politik, kebutuhan ekonomi
serta kecendrungan lainnya.
Nilai dan Sikap, Keterampilan Intelektual/ Kemampuan Analisis,
KB 2 Personal dan Sosial dalam Kurikulum IPS SD 2006 Kelas Tinggi

Mubarok (2007) menjelaskan, bahwa satu hal yang sangat penting yang harus dipertimbangkan dalam
pendidikan IPS adalah segela tingkatan dan jenjang pendidikan adalah pendidikan nilai atau pendidikan
moral.
Menurut Notonagoro (Darmodiharjo, 1979: 55-56) nilai terbagi atas 3 bagian sebagai berikut :
a. Nilai material, yaitu sesuatu yang berguna bagi unsur jasmani manusia.
b. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan.
c. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.
Evaluasi Sikap

Biasanya menggunakan Skala Sikap. Skala Sikap ada beberapa macam yaitu Skala Likert, Skala
Thurstone, Skala Guttman. Berikut contoh Skala Sikap Likert sebagai contoh :
Nilai dan sikap yang terdapat pada mata pelajaran IPS berdasarkan kurikulum
2006. Berikut beberapa contohnya kelas 5.
Topik 1 : Keragaman penampakan alam dan buatan serta pembagian wilayah waktu di
Indonesia.
Nilai yang dapat kita petik dari bahan pengajaran ini
1. Nilai Material
Peserta didik merasa telah dapat menikmati hasil-hasil pembangunan yang sedang dan terus digalakkan, antara lain
karena dukungan sumber daya alam tanah air kita yang melimpah.

2. Nilai Vital
Peserta didik diharapkan memiliki sifat-sifat, seperti berikut ini:
a. Cermat (dalam meneliti informasi tentang yang diterimanya)
b. Tekun (dalam mempelajarinya).
c. Aktif (dalam mengumpulkan informasi dan dalam kegiatan belajar oada umumnya).
d. Dan seterusnya.

3. Nilai Kerohanian
Peserta didik memiliki rasa, seperti berikut
a. Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
b. Menjunjung kebenaran
c. Menikmati keindahan alam
d. Rasa tanggung jawab atas keindahan alam ini.
Ada berbagai macam kelompok dalam masyarakat manusia. Berikut ini termasuk kebutuhan dalam
keterampilan berkelompok
1. Kebutuhan akan Pengembangan Keterampilan Berkelompok
Masyarakat manusia pada umumnya adalah masyarakat demokratis. Warga negara yang efektif
adalah warganegara yang dapat menggunakan pengaruhnya dalam masalah umum, dengan
meyakinkan kelompok tentang pentingnya mencapai tujuan.
IPS memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan kemampuan ini, tugas-tugas dalam kelompok
harus jelas dan dipahami siswa. Guru perlu terus memonitor kerja siswa dalam kelompok untuk
melihat apakah mereka melaksanakan tugasnya dengan benar-benar.

2. Peningkatan Keterampilan Kelompok (Sosial)

Peserta didik memerlukan pengembangan keterampilan kelompok untuk menjadi warga negara yang
efektif di masyarakat, belajar bagaimana menjadi pemimpin yang sukses, pengikut yang efektif,
bagaimana melakukan kontribusi secara produktif dalam kelompok, mampu menjadi pendengar
yang baik, menyatakan pikirannya sehingga dipahami masyarakat
Keterampilan merupakan proses. Oleh karena itu, juga diamati di dalam proses, bukan hanya sekali
pertemuan guru memperoleh kesan bagi pengembangan keterampilan melalui hasil observasi,
seperti berikut.....
Keterampilan Intelektual
Keterampilan Personal
Keterampilan Sosial
Sebagai feedback bagi peserta didik, ada baiknya guru membuat semacam tabel, seperti berikut
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai