Anda di halaman 1dari 49

PEMBELAJARAN IPA MI/SD

“PAPER INDIVIDU”

Disusun Oleh:

DIANA MANDA SARI (19591048)

PGMI 5B

Dosen Pengampuh : YOSI YULIZAH, M.Pd.i

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH (PGMI)


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) CURUP
TAHUN 202
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemahaman pembelajaran IPA di MI, diharapkan dapat memahami hakekat belajar IPA
dan pembelajaran IPA dalam paradigma Absolutisme dan Konstruktivisme, dengan harapan
agar nanti ketika akan melaksanakan pembelajaran di kelas tahu persis bagaimana cara
membelajarkan IPA yang baik dan benar.

Fokus pembelajaran IPA di MI hendaknya ditujukan untuk memupuk minat dan


pengembangan anak didik terhadap dunia keseharian mereka dimana mereka tinggal dan
hidup. Nilai-nilai agama diharapkan juga bisa mewarnai setiap pemahaman siswa terhadap
berbagai macam fenomena alam yang dapat di amati secara ilmiah sesuai dengan tingkat
perkembangan kognitif yang dimilikinya.

Kompetensi yang hendaknya dicapai setelah mempelajari unit ini adalah anda dapat :

1) Hakikat dan Pembelajaran IPA di Madrasah Ibtidaiyah


 Menjelaskan Hakikat IPA dan Pembelajaran IPA
 Menjelaskan Karakteristik Siswa Madrasah Ibtidaiyah
2) Model dan Pendekatan Pembelajaran IPA di Madrasah Ibtidaiyah
 Menjelaskan Model Pembelajaran Kontruktivis
 Menjelaskan Model Pembelajaran Terpadu (Integrated)
 Menjelaskan Model Pembelajaran SAINS Teknologi Masyarakat (STM)
 Menjelaskan Model Pembelajaran Interaktif
 Menjelaskan Model Pembelajaran Kooperatif
 Menjelaskan Model Pembelajaran Siklus Belajar (Learning Cycle)
 Mengidentifikasi Pendekatan Pembelajaran IPA
3) Pengembangan Pembelajaran IPA
 Mengidentifikasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPA
 Mengidentifikasi Lembar Kerja Siswa (LKS) Untuk Pembelajaran IPA
 Mengidentifikasi Remedial Dalam Pembelajaran IPA
4) Media Pembelajaran IPA
 Menjelaskan Fungsi Media Dalam Pembelajaran IPA di MI
 Merancang dan Membuat Membuat Media Pembelajaran IPA di MI
5) Assesmen Portofolio
 Mengidentifikasi Landasan Pemikiran dan Prinsip Penilaian Portofolio
 Menjelaskan Model Penilaian Portofolio
 Mengidentifikasi Pengorganisasian Portofolio

Materi kajian dalam Bab 1-5 ini terkait erat dengan materi kajian pada materi-materi
berikutnya. Kompetensi yang kita capai dari Bab 1-5 ini digunakan untuk menelaah Standar
Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) dalam kurikulum IPA SD/MI.

B. Tujuan Pembelajaran

1. Dapat menjelaskan Hakikat dan Pembelajaran Madrasah Ibtidaiyah


2. Dapat Menjelaskan Model dan Pendekatan Pembelajaran IPA di Madrasah Ibtidaiyah
3. Dapat Menjelaskan Pengembangan Pembelajaran IPA
4. Dapat Menjelaskan Media Pembelajaran IPA
5. Dapat Menjelaskan Assesmen Portofolio
SUB JUDUL 1 : HAKIKAT DAN PEMBELAJARAN IPA DI MADRASAH IBTIDAIYAH

A. Pengantar
IPA merupakan pengetahuan yang secara rasional dan objektif mempelajari tentang
alam semesta dengan segala isinya (Djumhana, 2009). Mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam
dapat diartikan sebagai kegiatan mengamati fenomena-fenomena alam serta berbagai proses
yang terjadi di dalamnya. Namun ternyata hal tersebut tidak berjalan sesederhana yang kita
pikirkan sepenuhnya. IPA berhubungan erat dengan keteraturan dan sistematika yang terjadi
di alam, Berbagai pengetahuan di dalamnya diperoleh melalui observasi serta berbagai
macam eksperimen panjang yang berkelanjutan dan saling melengkapi satu sama lain. Sains
dalam hal ini diartikan sebagai ilmu pengetahuan alam, berasal dari bahasa Inggris, yaitu
science yang berarti pengetahuan. Sedangkan menurut bahasa Latin, sains berasal dari kata
scientia yang berarti ”saya tahu”.
Menurut Oxford Dictionary, definisi sains adalah the intellectual and practical
activity encompassing the systematic study of the structure and behavior of the physical and
natural world through observation and experiment. Pengertian di atas menekankan pada dua
kata utama, yaitu observasi dan eksperimen. Para ilmuwan menghasilkan konsep, prinsip,
hukum maupun formula dari serangkaian metode ilmiah yang sistematis. Dalam
perkembangannya, penggunaan metode ilmiah tidak terbatas hanya dalam sains saja,
melainkan dalam berbagai bidang ilmu lainnya. Sikap ilmiah dalam sains menjadi modal
utama dalam menghasilkan pengetahuan-pengetahuan baru yang dapat dipertanggung
jawabkan. Science is both of knowledge and a process (Trowbridge and Sund, 1973:2). Hal
mendasar yang dapat menjadi ciri khas Ilmu Pengetahuan Alam yaitu cakupannya sebagai
proses dan juga produk. Kedua hal tersebut selanjutnya akan kita gali lebih dalam dalam
pada pembahasan selanjutnya.
B. Uraian Materi

1. Hakikat dan Pembelajaran IPA di Madrasah Ibtidaiyah

 Hakikat IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan cabang ilmu pengetahuan tentang alam
dan gejala-gejalanya yang terdiri dari fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan
teori-teori yang merupakan produk dari proses ilmiah. IPA membahas mengenai gejala
alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan
pengamatan yang dilakukan oleh manusia. IPA memiliki empat unsur utama, yaitu:

a. Sikap : IPA memunculkan rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk
hidup, serta hubungan sebab akibat.

b. Proses : proses pemecahan masalah pada IPA memungkinkan adanya prosedur yang
meruntut dan sistematis melalui metode ilmiah.

c. Produk : IPA menghasilkan produk berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum.

d. Aplikasi : penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari.

 Hakikat Pembelajaran IPA

Dalam kegiatan belajar mengajar, anak adalah sebagai subjek dan sebagai objek
dari kegiatan pengajaran. Karena itu, inti proses pengajaran tidak lain adalah kegiatan
belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran tentu
saja akan dapat tercapai jika anak didik berusaha secara aktif untuk mencapainya.

Pembelajaran IPA memang berkaitan langsung dengan lingkungan alam peserta


didik dalam kehidupan sehari-hari, maka model yang cocok diterapkan untuk anak
Indonesia yaitu belajar melalui pengalaman berlangsung (Learning by doing). Model
belajar ini memperkuat daya ingat anak dan biayanya sangat murah karena dapat
menggunakan media maupun alat-alat belajar yang ada di lingkungan anak sendiri.
2. Karakteristik Siswa Madrasah Ibtidaiyah

Ada beberapa karakteristik anak di usia Sekolah Dasar (SD)/ Madrasah Ibtidaiyah
(MI) yang harus diketahui oleh para guru, agar lebih mengetahui bagaimana keadaan
peserta didik terutama pada siswa Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah. Seorang guru
harus dapat menerapkan metode, strategi, pendekatan, dll dalam pengajaran yang sesuai
dengan keadaan siswanya, oleh karena itu sangat penting bagi seorang pendidik untuk
dapat mengetahui karakteristik siswanya. Selain karakteristik yang harus diperhatikan
juga adalah kebutuhan peserta didik.

Pemahaman terhadap karakteristik peserta didik dan perkembangan anak SD/MI


juga dapat dijadikan titik awal untuk menentukan tujuan pembelajaran di SD/MI, dan
untuk menentukan waktu yang tepat dalam memberikan pendidikan yang sesuai dengan
kebutuhan perkembangan anak tersebut. Secara ideal, dalam pencapaian perkembangan
diri siswa, sekolah dan guru juga harus dapat menyediakan dan memenuhi berbagai
kebutuhan siswanya dalam rangka pencapaian perkembangan diri siswa seperti
pemenuhan kebutuhan fisik, pemenuhan kebutuhan rasa aman, pemenuhan kebutuhan
rasa kasih sayang atau penerimaan, dan sebagainya.

Adapun karakeristik dan kebutuhan peserta didik sebagai berikut:

1. Senang bermain.

Karakteristik ini menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan


yang bermuatan permainan lebih – lebih untuk kelas rendah. Guru SD seyogyanya
merancang model pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan di
dalamnya. Guru hendaknya mengembangkan model pengajaran yang serius tapi
santai.

2. Senang bergerak.
Guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak
berpindah atau bergerak. Menyuruh anak untuk duduk rapi untuk jangka waktu yang
lama, dirasakan anak sebagai siksaan.

3. Anak senang bekerja dalam kelompok.

Dari pergaulannya dengan kelompok sebaya, anak belajar aspek-aspek yang


penting dalam proses sosialisasi, seperti: belajar memenuhi aturan-aturan kelompok,
belajar setia kawan, belajar tidak tergantung pada diterimanya dilingkungan, belajar
menerimanya tanggung jawab, belajar bersaing dengan orang lain secara sehat
(sportif), mempelajarai olah raga dan membawa implikasi bahwa guru harus
merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar
dalam kelompok, serta belajar keadilan dan demokrasi.

4. Senang merasakan atau melakukan/memperagakan sesuatu secara langsung.

Ditunjau dari teori perkembangan kognitif, anak SD memasuki tahap


operasional konkret. apa yang dipelajari di sekolah, ia belajar menghubungkan
konsep-konsep baru dengan konsep-konsep lama. Berdasar pengalaman ini, siswa
membentuk konsep-konsep tentang angka, ruang, waktu, fungsi-fungsi badan, pera
jenis kelamin, moral, dan sebagainya. Bagi anak SD, penjelasan guru tentang materi
pelajaran akan lebih dipahami jika anak melaksanakan sendiri, sama halnya dengan
memberi contoh bagi orang dewasa.

C. Latihan

1) Menurut Djumhana,2009 IPA adalah.....

2) Sebutkan empat unsur utama IPA......

3) Jelaskan model yang cocok diterapkan untuk anak Indonesia....

4) Apa yang dimaksud dengan sikap.....

5) Jelaskan secara singkat karakeristik dan kebutuhan peserta didik.....


D. Rangkuman

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan cabang ilmu pengetahuan tentang alam dan
gejala-gejalanya yang terdiri dari fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori
yang merupakan produk dari proses ilmiah. IPA memiliki empat unsur utama yaitu sikap,
proses, produk, aplikasi.

Pembelajaran IPA memang berkaitan langsung dengan lingkungan alam peserta didik
dalam kehidupan sehari-hari, maka model yang cocok diterapkan untuk anak Indonesia yaitu
belajar melalui pengalaman berlangsung (Learning by doing).

Adapun karakeristik dan kebutuhan peserta didik sebagai berikut:

1. Senang bermain.

2. Senang bergerak.

3. Anak senang bekerja dalam kelompok.

4. Senang merasakan atau melakukan/memperagakan sesuatu secara langsung.

E. Tes Formatif

1. Berikut karakteristik dan kebutuhan peserta didik, kecuali....

a. Senang bermain

b. Senang Bergerak

c. Senang merasakan

d. Senang meniru

2. Proses adalah....
a. Memunculkan rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta
hubungan sebab akibat.

b. Prosedur yang meruntut dan sistematis melalui metode ilmiah.

c. Produk berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum.

d. Penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari.

3. Semua gejala alam dan berbagai macam benda tersusun sitematis, teratur dan berlaku
secara umum pada IPA diperoleh melalui……

a. Penemuan para saintis

b. Wawancara dengan para ilmuwan

c. Sejarah masa lalu perkembangan teori

d. Hasil observasi dan eksperimen

4. Model pembelajaran IPA yang cocok untuk siswa MI adalah……

a. Sesuai dengan kondisi kemampuan anak

b. Sesuai dengan latar belakang anak

c. Sesuai dengan karakteristik anak

d. Sesuai dengan kebutuhan anak

5. Fokus pembelajaran IPA di MI hendaknya ditujukan untuk.......

a. Mengembangkan kemapuan kognitif siswa

b. Memupuk minat dan pengembangan siswa dengan lingkunganya

c. Menyempurnakan pemahaman siswa terhadap alam

d. Meningkatkan minat siswa terhadap kecintaan lingkungan


F. Balikan dan Tindak Lanjuta

Cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif 1 yang ada pada
bagian belakang bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi
Kegiatan Belajar 1.

Rumus : Jumlah Jawaban Yang Benar X 100

Jumlah Soal

Arti Tingkat Penguasaan :

90 % - 100 % = Baik Sekali

80 % - 89 % = Baik

70 % - 79 % = Cukup

< 69 % = Kurang

Kalau anda mencapai tingkat penguasaan 80 % ke atas, maka Anda dapat meneruskan
dengan kegiatan Belajar 2. Bagus ! Akan tetapi apabila tingkat penguasaan Anda masah di
bawah 80 %, Anda harus mengulang Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belaum Anda
kuasai.
SUB JUDUL 2 : MODEL DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPA DI MADRASAH
IBTIDAIYAH

A. Pengantar
Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi
segala aspek sebelum sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala
fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses
belajar mengajar.
Menurut DR. Wina Sanjaya, M.Pd dalam bukunya Strategi Pembelajaran Berorientasi
Standar Proses Pendidikan (2006) (dalam Nurjannah, 2015) pendekatan dapat diartikan
sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan
merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat
umum.Menurut Drs. Asep Jihad, M.Pd dan Dr. Abdul Haris, M.Sc dalam bukunya Evaluasi
Pembelajaran (2008) (dalam Nurjannah, 2015) pendekatan adalah suatu antar usaha dalam
aktivitas kajian, atau interaksi, relasi dalam suasana tertentu, dengan individu atau kelompok
melalui penggunaan metode-metode tertentu secara efektif. Pendekatan juga bisa
diartikansuatu jalan, cara atau kebijaksanaan yang ditempuh oleh guru juga siswa untuk
mencapai tujuan pengajaran apabila kita melihatnya dari sudut bagaimana proses pengajaran
atau materi pengajaran itu dikelola. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa pendekatan adalahsudut pandang atau titik tolak kita terhadap proses
pembelajaran yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya
masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,menginsiprasi dengan penggunaan metode-
metode tertentu secara efektif.

B. Uraian Materi

1) Model-Model Pembelajaran IPA di Madrasah Ibtidaiyah

a. Model Pembelajaran Kontruktivis


Pembelajaran Konstruktivisme menyatakan bahwa siswa harus menemukan
sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru
dengan aturan-aturan lama. Teori konstruktivisme memandang perkembangan
kognitif sebagai suatu proses dimana anak secara aktif membangun sistem makna dan
pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi mereka (Triyanto
2011:14).

Model Pembelajaran Konstruktivisme merupakan suatu model pembelajaran


dimana seseorang aktif membangun pengetahuannya sendiri.

Landasan Teori :

a. Siswa mengkonstruksi idea berdasarkan pengalaman dan interaksi dng sumber


belajar

b. Hasil belajar dapat ditampilkan dengan berbagai cara.

Langkah-langkah dari model pembelajaran ini adalah:

1. Orientasi, Penggalian Idea

2. Restrukturisasi Idea

3. Aplikasi Idea

4. Reviu

5. Membandingkan

b. Model pembelajaran terpadu

Pembelajaran terpadu adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara


sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intramata pelajaran maupun
antarmata pelajaran.

Prabowo (2000:3) mengatakan bahwa pembelajaran terpadu sebagai suatu


proses mempunyai beberapa ciri yaitu:
1. berpusat pada siswa (student centered),

2. proses pembelajaran mengutamakan pemberian pengalaman langsung, dan

3. pemisahan antar bidang studi tidak terlihat jelas.

c. Model pembelajaran STM

Model pembelajaran STM adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan


suatu ide yang tengah terjadi di masyarakat sebagai topik dalam pembelajaran. STM
bertujuan untuk mempersiapkan siswa yang mampu mengamalkan nilai-nilai sains,
menerapkan pengetahuan ilmiah dan memecahkan masalah di lingkungan
masyarakat. Tahapan-Tahapan Model Sains Teknologi Masyarakat:

1. Tahap invitasi, siswa didorong agar mengemukakan pengetahuan awalnya tentang


konsep yang dibahas.

2. Tahap eksplorasi, siswa diberi kesempatan untuk menyelidiki dan menemukan


konsep melalui pengumpulan, pengorganisasian penginterpretasian data dalam
suatu kegiatan yang dirancang guru.

3. Tahap penjelasan dan solusi, saat siswa memberikan penjelasan-penjelasan solusi


yang didasarkan pada hasil observasinya di tambah dengan penguatan guru, maka
siswa dapat menyampaikan gagasan, membuat model, membuat rangkuman serta
kesimpulan.

4. Tahap pengambilan tindakan, siswa dapat membuat keputusan, menggunakan


pengetahuan dan keterampilan, berbagai informasi dan gagasan, mengajukan
pertanyaan lanjutan, mengajukan saran baik bagi individu maupun masyarakat
yang berhubungan dengan pemecahan masalah.

d. Model pembelajaran Interaktif

Model pembelajaran interaktif adalah suatu cara atau teknik pembelajaran yang
digunakan guru pada saat menyajikan bahan pelajaran dimana guru pemeran utama
dalam menciptakan situasi interaktif yang edukatif, yakni interaksi antara guru
dengan siswa, siswa dengan siswa dan dengan sumber pembelajaran dalam
menunjang tercapainya tujuan belajar. Ada empat alasan mengapa siswa harus
dikembangkan kemampuan berpikir.

Pertama, kehidupan kita dewasa ini ditandai dengan abad informasi yang
menuntut setiap orang untuk memiliki kemampuan dalam mencari, menyaring guna
menentukan pilihan dan memanfaatkan informasi tersebut sesuai dengan kebutuhan
dan kehidupannya.

Kedua, setiap orang senantiasa dihadapkan pada berbagai masalah dan ragam
pilihan sehingga untuk itu dituntut memiliki kemampuan berfikir krisis dan kreatif,
karena masalah dapat terpecahkan dengan pemikiran seperti itu.

Ketiga kemampuan memandang sesuatu hal dengan cara baru atau tidak
konvensional merupakan keterampilan penting dalam memecahkan masalah, dan
alasan

Keempat, kreatifitas merupakan aspek penting dalam memecahkan masalah,


mulai dari apa masalahnya, mengapa muncul masalah dan bagaimana cara
pemecahannya.

e. Model pembelajaran kooperatif

Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang


mengutamakan pembentukan kelompok yang bertujuan untuk menciptakan
pendekatan pembelajaran yang efektif.

Konsep Pembelajaran Kooperatif adalah menciptakan interaksi yang asah, asih


dan asuh, sehingga tercipta masyarakat belajar sehingga memungkinkan siswa untuk
tidak hanya belajar dari guru tetapi juga dari sesama siswa.

Ciri-ciri model pembelajaran kooperatif : Siswa dalam kelompok bekerja sama


menyelesaikan materi belajar sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai, Kelompok
dibentuk secara heterogen. Pada model pembelajaran kooperatif memang ditonjolkan
pada diskusi dan kerjasama dalam kelompok. Kelompok dibentuk secara heterogen
sehingga siswa dapat berkomunikasi, saling berbagi ilmu, saling menyampaikan
pendapat, dan saling menghargai pendapat teman sekelompoknya.

f. Model Pembelajaran Siklus Belajar (Learning Circle)

Model Siklus Belajar (Learning Cycle) adalah suatu model pembelajaran yang
berpusat pada pembelajar (student centered). Model siklus belajar merupakan model
pembelajaran yang memiliki fase-fase dalam pembelajarannya. LC pada mulanya
terdiri dari fase-fase eksplorasi (exploration), pengenalan konsep (concept
introduction), dan aplikasi konsep (concept application) (Karplus dan Their dalam
Renner et al, 1988).

Fase-Fase Siklus Belajar (Learning Cycle):

1. Fase Pendahuluan (Engangement)

Kegiatan pada fase ini untuk bertujuan untuk mendapatkan perhatian siswa,
mendorong kemampuan berfikir, membantu mereka mengakses pengetahuan awal
yang telah dimilikinya.

2. Fase Eksplorasi (Exploration)

Pada fase ini siswa diberikan kesmpatan untuk bekerja baik secara mandiri
maupun kelompok tanpa instruksi secara langsung dari guru.

3. Fase Penjelasan (Explanation)

Kegiatan pada fase ini bertujuan untuk melengkapi, menyempurnakan, dan


mengembangkan konsep yang diperoleh siswa, Guru menjelaskan konsep yang
dipahaminya dengan kata-katanya sendiri, menunjukkan contoh-contoh yang
berhubungan dengan konsep untuk melengkapu penjelasannya, serta bias
memperkenalkan istilah-istilah baru yang belum diketahui siswa.

4. Fase Penerapan Konsep (Elaborating)


Kegiatan belajar ini mengarahkan siswa menerapkan konsep-konsep yang telah
dipahami dan keterampilan yang telah dimiliki pada situasi baru.

5. Fase Evaluasi (Evaluation)

Ada 2 hal yang ingin diketahui pada kegiatan belajar ini yaitu pengalaman belajar
yang telah diperoleh siswa dan refleksi untuk melakukan sisklus lebih lanjut yaitu
untuk pembelajaran pada konsep berikutnya.

2) Pendekatan pembelajaran IPA

Pendekatan pembelajaran adalah ide atau prinsip cara memandang dalam menentukan
kegiatan pembelajaran. Beberapa pendekatan yang bisa digunakan guru sebagai berikut:

a. Pendekatan Konsep; yaitu siswa dibimbing memahami suatu bahasan yang


memahami konsep-konsep yang terkandung di dalamnya.

b. Pendekatan Lingkunga; yaitu mengaitkan lingkungan dalam suatu proses belajar


mengajar.

c. Pendekatan Inquiri; yaitu membelajarkan siswa untuk mengendalikan situasi yang


dihadapi ketika berhubungan dengan dunia fisik, yaitu dengan menggunakan teknik
yang digunakan oleh para ahli penelitian.

d. Pendekatan Proses; yaitu mengembangkan kemampuan siswa dalam keterampilan


proses atau langkah-langkah ilmiah seperti melakukan pengamatan, menafsirkan data,
dan mengkomunikasikan hasil pengamatan.

e. Pendekatan Interaktif; yaitu memberi kesempatan pada siswa untuk mengajukan


pertanyaan untuk kemudian melakukan penyelidikan yang berkaitan dengan
pertanyaan yang mereka ajukan.

f. Pendekatan Pemecahan Masalah; yaitu berhubungan dengan masalah yang harus


dipecahkan melalui praktikum atau pengamatan
g. Pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat; yaitu siswa tidak hanya mempelajari
konsep-konsep sains, tetapi juga diperkenalkan pada aspek teknologi, dan bagaimana
teknologi itu berperan di masyarakat.

h. Pendekatan Terpadu; yaitu memadukan dua unsur atau lebih dalam suatu kegiatan
pembelajaran.

C. Latihan

Untuk memperoleh pemahaman anda tentang materi tersebut di atas, coba anda buat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model-model diatas (pilih salah satu), dengan ketentuan
kembangkan Kegiatan Belajar Mengajarnya melalui tahapan model pembelajaran.

D. Rangkuman

Model Pembelajaran IPA

1. Model Pembelajaran Kontruktivis

Pembelajaran Konstruktivisme menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan


mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan
lama.

2. Model pembelajaran terpadu

Pembelajaran terpadu adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja
mengaitkan beberapa aspek baik dalam intramata pelajaran maupun antarmata pelajaran.

3. Model pembelajaran STM

Model pembelajaran STM adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan suatu
ide yang tengah terjadi di masyarakat sebagai topik dalam pembelajaran

4. Model pembelajaran Interaktif

Model pembelajaran interaktif adalah suatu cara atau teknik pembelajaran yang
digunakan guru pada saat menyajikan bahan pelajaran dimana guru pemeran utama
dalam menciptakan situasi interaktif yang edukatif, yakni interaksi antara guru dengan
siswa, siswa dengan siswa dan dengan sumber pembelajaran dalam menunjang
tercapainya tujuan belajar.

5. Model pembelajaran kooperatif

Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengutamakan


pembentukan kelompok yang bertujuan untuk menciptakan pendekatan pembelajaran
yang efektif.

6. Model Pembelajaran Siklus Belajar (Learning Circle)

Model Siklus Belajar (Learning Cycle) adalah suatu model pembelajaran yang
berpusat pada pembelajar (student centered). Model siklus belajar merupakan model
pembelajaran yang memiliki fase-fase dalam pembelajarannya.

Pendekatan pembelajaran IPA

Pendekatan pembelajaran adalah ide atau prinsip cara memandang dalam menentukan
kegiatan pembelajaran. Beberapa pendekatan yang bisa digunakan guru sebagai berikut:

1. Pendekatan Konsep; yaitu siswa dibimbing memahami suatu bahasan yang memahami
konsep-konsep yang terkandung di dalamnya.

2. Pendekatan Lingkunga; yaitu mengaitkan lingkungan dalam suatu proses belajar


mengajar.

3. Pendekatan Inquiri; yaitu membelajarkan siswa untuk mengendalikan situasi yang


dihadapi ketika berhubungan dengan dunia fisik, yaitu dengan menggunakan teknik yang
digunakan oleh para ahli penelitian.

4. Pendekatan Proses; yaitu mengembangkan kemampuan siswa dalam keterampilan proses


atau langkah-langkah ilmiah seperti melakukan pengamatan, menafsirkan data, dan
mengkomunikasikan hasil pengamatan.
5. Pendekatan Interaktif; yaitu memberi kesempatan pada siswa untuk mengajukan
pertanyaan untuk kemudian melakukan penyelidikan yang berkaitan dengan pertanyaan
yang mereka ajukan.

6. Pendekatan Pemecahan Masalah; yaitu berhubungan dengan masalah yang harus


dipecahkan melalui praktikum atau pengamatan

7. Pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat; yaitu siswa tidak hanya mempelajari
konsep-konsep sains, tetapi juga diperkenalkan pada aspek teknologi, dan bagaimana
teknologi itu berperan di masyarakat.

8. Pendekatan Terpadu; yaitu memadukan dua unsur atau lebih dalam suatu kegiatan
pembelajaran.

E. Tes Formatif

1. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam pebelajaran interaktif adalah…….

a. Guru dan siswa terbiasa bertanya

b. Guru dan siswa terbiasa terlibat dalam kegiatan

c. Sesama siswa bertanya dan berdiskusi

d. Sesama siswa bercerita dan menjelaskan

2. Pendekatan yang berhubungan dengan masalah yang harus dipecahkan melalui praktikum
atau pengamatan adalah pendekatan….

a. Pendekatan berbasis masalah

b. Pendekatan terpadu

c. Pendekatan interaktif

d. Pendekatan sains dan teknologi

3. Model pembelajaran yang mengutamakan pembentukan kelompok yang bertujuan untuk


menciptakan pendekatan pembelajaran yang efektif adalah…
a. Model pembelajaran interaktif

b. Model pembelajaran kooperatif

c. Model pembelajaran STM

d. Model pembelajaran terpadu

4. Metode yang sesuai untuk membelajarkan siswa pada pembelajara siklus belajar
adalah .......

a. Demonstrasi

b. Percobaan

c. Diskusi

d. Bermain peran

5. Berikut kelebihan atau keterbatasan model pembelajaran interaktif, kecuali

a. Guru mengaktifkan siswa bertanya dan penguasaan teknik bertanya

b. Siswa bertanya, guru mengarahkan pertanyaan yang disampaikan oleh siswa

c. Siswa aktif bertanya dan guru aktif menjawab

d. Guru mengkondisikan kelas agar siswa aktif bertanya

F. Balikan dan Tindakan Lanjut

Cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif 1 yang ada pada
bagian belakang bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi
Kegiatan Belajar 1.

Rumus : Jumlah Jawaban Yang Benar X 100

Jumlah Soal

Arti Tingkat Penguasaan :


90 % - 100 % = Baik Sekali

0 % - 89 % = Baik

70 % - 79 % = Cukup

< 69 % = Kurang

Kalau anda mencapai tingkat penguasaan 80 % ke atas, maka Anda dapat meneruskan

dengan kegiatan Belajar 2. Bagus ! Akan tetapi apabila tingkat penguasaan Anda masah di

bawah 80 %, Anda harus mengulang Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belaum Anda

kuasai.
SUB JUDUL 3 : PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN IPA

A. Pengantar
Kegiatan pembelajaran IPA di Madrasah Ibtidaiyah menuntut adanya peningkatan
kemampuan guru untuk memiliki keterampilan merancang rencana pembelajaran, dan
mampu mengimplementasikan rancangan pembelajaran tersebut dalam prkateknya di dalam
kelas. Oleh karena itu, Anda diajak untuk memperoleh pemahaman bagaimana
mengimplementasikan pengembangan pembelajaran IPA di Madrasah Ibtidaiyah (MI).
Diawali dengan pertanyaan tentang bagaimana mengembangkan rancangan pembelajaran
IPA, Anda diajak menerapkan rancangan pembelajaran yang Anda buat dalam praktek
pembelajaran dan merancang pembuatan LKS Setelah mempelajari BBM 7 diharapkan Anda
mampu membuat RPP IPA dalam tradisi konstruktivisme yang cocok dengan kondisi
Madrasah Ibtidaiyah, mampu melaksanakan pembelajaran IPA. Dengan kemampuan
mengembangkan rancangan pembelajaran IPA secara tepat dan menerapkan rancangan
pembelajaran tersebut dalam pembelajaran, dan melaksanakan perbaikan pembelajaran,
desertai dengan keterampilan membuat LKS, Anda diharapkan semakin profesional dalam
melaksanakan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, terutama dalam pembelajaran di
tingkat Madrasah Ibtidaiyah khususnya pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dalam tradisi
konstruktivisme.

B. Uraian Materi
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPA
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan program perencanaan yang
disusun sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran untuk setiap kegiatan proses
pembelajaran. RPP dikembangkan berdasarkan silabus. Fungsi Perencanaan, RPP
hendaknya dapat mendorong guru lebih siap melakukan kegiatan pembelajaran dengan
perencanaan yang matang. Fungsi Pelaksanaan adalah untuk menyukseskan implementasi
Kurikulum 2013 ataupun KTSP, RPP harus disusun secara sistematis, utuh dan
meyeluruh.
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) IPA RPP merupakan penjabaran dari
silabus pada tiap pertemuan atau lebih. Setiap guru dalam satuan pendidikan
berkewajiban menyusun RPP. RPP disusun setiap KD. RPP mencakup beberapa unsur
sebagai berikut:

a. Identitas mata pelajaran: (satuan pendidikan, kelas, semester, mata pelajaran, alokasi
waktu)
b. SK
c. KD
d. Indikator
e. Tujuan Pembelajaran : menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan
dicapai oleh peserta didik, pada penulisan tujuan pembelajaran dapat menggunakan
kaidah ABCD.
A. (Audience)
B. (Behaviour)
C. ( Condition)
D. (Degree).
Contoh tujuan pembelajaran yaitu: Siswa (A) dapat menyebutkan fungsi daun (B)
melalui kegiatan eksperimen (C) dengan benar (D).

f. Materi ajar : memuat fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang relevan dan ditulis
dalam bentuk butir –butir sesuai dengan rumusan indikator kompetensi.
g. Metode / model pembelajaran yang digunakan oleh guru: merupakan cara yang
digunakan guru untuk mewujudkan susasana pembelajaran yang disesuaikan dengan
tujuan yang telah ditetapkan.
h. Kegiatan pembelajaran: Langkah – langkah yang dilakukan selama proses
pembelajaran dalam setiap pertemuan. Setidaknya kegiatan pembelajaran terdiri dari:
1. Kegiatan pendahuluan : Berisi kegiatan apresiasi (salam, doa, pengaitan antara
materi dengan konteks kehidupan siswa dan materi yang telah dijelaskan
sebelumnya.
2. Kegiatan inti terdiri dari eksplorasi (kegiatan mengeksplorasi pengetahuan siswa
melalui beberapa pertanyaan yang mengarahkan pada materi yang akan dipelajari,
elaborasi (kegiatan dimana guru mengarahkan kegiatan siswa dapat berupa
diskusi atau ceramah dan konfirmasi (kegiatan ini dapat berupa kegiatan
menyampaikan hasil diskusi, kesimpulan dan konfirmasi beberapa hal yang belum
dimengerti oleh siswa)
3. Kegiatan penutup : merupakan kegiatan konfimasi ulang hasil pembelajaran yang
telah dilakukan dan dapat berupa kegiatan evaluasi.
i. Penilaian hasil belajar Yaitu secara ringkas prosedur dan instrumen penilaian serta
hasil dan proses pembelajaran yang disesuaikan dengan indikator dan mengacau pada
SK dan KD yang telah ditentukan.
j. Sumber Belajar Penentuan sumber belajar ditentukan oleh SK dan KD yang
ditetapkan, materi ajar, kegiatan dan indicator pembelajaran.

2. Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam Pembelajaran IPA

Lembar kerja siswa merupakan lembar kerja yang dibuat guru untuk mengarahkan
siswa dalam mengamati ataupun melakukan kegiatan percobaan, praktikum baik dalam
kelas ataupun dilakukan di laboratorium. Dalam prakteknya pembuatan LKS macamnya
sebagai berikut:

a. Lembar Kerja Siswa yang merupakan panduan dari kegiatan tertentu

b. Lembar Kerja Siswa yang merupakan lembaran pengamatan

c. Lembar Kerja siswa yang merupakan lembar cek list terhadap pernyataan-pernyataan
yang sudah tersedia.

Lembar Kerja Siswa yang diberikan dalam pembelajaran IPA akan sangat
membantu siswa untuk memperoleh ide atau pemahaman dan keterampilan esensial buat
siswa dikelas, teknisnya bisa di simpan pada kegiatan evaluasi dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru.

LKS (Lembar kerja Siswa) IPA LKS merupakan lembaran yang berisi kegiatan –
kegiatan siswa selama proses pembelajaran. Lembar kerja yang berisi informasi /perintah
dari guru kepada siswa untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar dalam bentuk kerja,
praktik, atau bentuk penerapan hasil belajar untuk mencapai suatu tujuan. LKS memiliki
peranan dalam pembentukan sikap, pengetahuan maupun keterampilan siswa. LKS yang
baik akan mampu mengembangkan ketiga ranah tersebut.

Secara umum LKS memiliki fungsi sebagai berikut, menciptakan pembelajaran


bermakna, meningkatkan keterlibatan siswa, mengembangkan ketrampilan proses, sikap
ilmiah, dan meningkatkan minat siswa terhadap lingkungan sekitarnya dan pembelajaran.
LKS selama ini ada yang telah disediakan dipasaran, namun juga beberapa guru masih
mengembangkan secara individu yang disesuaikan dengan lingkungan (sarana prasarana
sekolah, perkembangan siswa dan kondisi alam dan sosial sekolah).

Menentukan alat penilaian Pengembangan LKS diperlukan oleh guru dengan


pertimbangan setiap tempat memiliki perbedaan karateristik. Berikut alternatif-alternatif
pengemasan bahan ajar dalam bentuk LKS (Amin dkk, 2006) :

a. LKS yang membantu siswa menemukan suatu konsep LKS ini memiliki ciri
mengetengahkan terlebih dahulu suatu fenomena yang konkrt, sederhana, dan
berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari, selanjutnya siswa diajak untuk
mengkonstruksi pengetahuan yang didapatnya tersebut. LKS ini memuatapa yang
harus dilakukan siswa, meliputi melakukan, mengamati dan menganalisis suatu
fenomena.
b. LKS yang membantu siswa menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep yang
ditemukan Dalam pembelajaran, setelah siswa berhasil menemukan konsep, siswa
selanjutnya dilatih untuk menerapkan konsep yang telah dipelajari tersebut dalam
kehidupan sehari – hari. Penerapan konsep ini dapat dilakukan misalnya melalui suatu
proyek atau pemberian masalah pada siswa terhadap apa yang telah dipelajari oleh
siswa .
c. LKS yang berfunngsi sebagai penuntun belajar Dalam suatu pembelajaran juga
dibutuhkan Lembar kerja yang membantu siswa menuntun belajar. LKS ini berisi
tentang pertanyaan yang ada didalam buku.LKS ini berfungsi membiasakan siswa
untuk memabaca dan membanutu siswa menghafal dan memahami materi yang
disampaikan.
d. LKS yang berfungsi sebagai penguatan LKS ini berisi pertenyaan tentang topik-topik
yang telah dipelajari oleh siswa. LKS ini biasanya diberikan setelah siswa
mempelajari suatu topik tertentu yang berfungsi mengarahkan siswa untuk
mendalami dan sebagai penguatan suatu materi. LKS ini cocok digunakan sebagai
bahan pengayaan. LKS ini hampir sama dengan LKS penuntun Belajar, namun hanya
berbeda pada tingkat kesulitan materinya saja. Sebagai berikut contoh LKS yang
berfungsi sebagai penguatan.
e. LKS berupa petunjuk praktikum Seperti nama jenisnya, LKS ini merupakan suatu
lembar kerja yang mengarahkan siswa melakukan kegiatan praktikum, Pada LKS ini
terdiri dari beberapa komponen diantaranya:
1) Pengantar Berisi uraian yang mengetengahkan konsep IPA yang akan dicakup
dalam kegiatan praktikum
2) Tujuan Memuat tujuan yang berkaitan dengan permaslaahan yang diungkapkan
berkaitan dengan unjuk kerja siswa
3) Alat dan bahan Memuat alat dan bahan yang dibutuhkan selama proses praktikum
4) Prosedur Merupakan instruksi untuk melakukan kegiatan selangkah demi
selangkah.
5) Data hasil pengamatan Meliputi tabel- tabel atau data yang harus diisi siswa
sesuai dengan hasil pengematan yang didapatkannya Analisis Pada bagian ini
membimbing siswa untuk melakukan langkah-langkha analisis data sehingga
kesimpulan dapat diperoleh. Bagian ini dapat berupa pertanyaan atau isian
jawaban berupa perhitungan data.
6) Kesimpulan Pada bagian ini memuat pertanyaan – pertanyaan yang didesain
sedemikian hingga jawabannya berupa kesimpulan praktikum yang dikaitkan
dengan konsep IPA yang dipelajarin.
3. Remediasi Dalam Pembelajaran IPA
Dari hasil penilaian yang dilakukan guru diketahui adanya siswa yang telah
mencapai kompetensi yang diharapkan dan ada yang belum mencapai kompetensi
tersebut. Padahal seorang guru dituntut untuk dapat menghantarkan siswa mencapai
ketuntasan belajarnya atau mencapai kompetensi yang diharapkan. Oleh karena itu, guru
hendaknya memberi bantuan kepada siswa yang belum mencapai kompetensi yang
diharapkan, kegiatan guru tersebut dikenal dengan kegiatan remidiasi.
Sebagai catatan, hingga kini ada dua istilah yang sering digunakan di Indonesia
berkaitan dengan kegiatan ini, yaitu: remediasi dan remedial. Remediasi mempunyai
padanan remediation dalam bahasa Inggris. Kata ini berakar kata „to remedy’ yang
bermakna menyembuhkan. Remediasi merujuk pada proses penyembuhan. Remedial
merupakan kata sifat. Karena itu dalam bahasa Inggris selalu bersama dengan kata,
misalnya „remedial work’, yaitu pekerjaan penyembuhan, „remedial teaching’ pengajaran
penyembuhan. Di Indonesia, istilah „remedial’ sering ditulis berdiri sendiri sebagai kata
benda. Mestinya dituliskan menjadi pengajaran remedial, atau kegiatan remedial. Dalam
bagian ini istilah remediasi dan remedial digunakan bersama-sama, yang merujuk pada
proses penyembuhan. Remedial merupakan kata sifat. Karena itu dalam bahasa Inggris
selalu bersama dengan kata, misalnya „remedial work’, yaitu pekerjaan penyembuhan,
„remedial teaching’ pengajaran penyembuhan.
Di Indonesia, istilah „remedial’ sering ditulis berdiri sendiri sebagai kata benda.
Mestinya dituliskan menjadi pengajaran remedial, atau kegiatan remedial. Dalam bagian
ini istilah remediasi dan remedial digunakan bersama-sama. Dalam random House
Webster’s College Dictionary (1991), remediasi diartikan sebagai intended to improve
poor skill in specified field. Remediasi adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk
membetulkan kekeliruan yang dilakukan siswa. Kalau dikaitkan dengan kegiatan
pembelajaran, kegiatan remediasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang
dilaksanakan untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran yang kurang berhasil. Kurang
berhasilnya pembelajaran biasanya ditunjukkan oleh ketidakberhasilan siswa dalam
menguasai kompetensi yang diharapkan dalam pembelajaran.

C. Latihan

1. Jelaskan apa itu LKS (Lembar Kerja Siswa)


2. Apa fungsi dari adanya remediasi?
3. Apakah tujuan dilakukannya remediasi?
4. Jelaskan pengertian RPP?
5. Apa saja unsur-unsur yang terdapat di dalam RPP?

D. Rangkuman

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan program perencanaan yang


disusun sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran untuk setiap kegiatan proses
pembelajaran. RPP dikembangkan berdasarkan silabus.

Fungsi Perencanaan, RPP hendaknya dapat mendorong guru lebih siap melakukan
kegiatan pembelajaran dengan perencanaan yang matang. Fungsi Pelaksanaan adalah untuk
menyukseskan implementasi Kurikulum 2013 ataupun KTSP, RPP harus disusun secara
sistematis, utuh dan meyeluruh.

Lembar kerja siswa merupakan lembar kerja yang dibuat guru untuk mengarahkan
siswa dalam mengamati ataupun melakukan kegiatan percobaan, praktikum baik dalam kelas
ataupun dilakukan di laboratorium.

Remediasi adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk membetulkan kekeliruan yang


dilakukan siswa. Kalau dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran, kegiatan remediasi dapat
diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk memperbaiki kegiatan
pembelajaran yang kurang berhasil. Kurang berhasilnya pembelajaran biasanya
ditunjukkan oleh ketidakberhasilan siswa dalam menguasai kompetensi yang diharapkan
dalam pembelajaran.

E. Tes Formatif

1. Rencana pelaksanaan pembelajaran memiliki manfaat bagi guru sebagai berikut, kecuali

a. Pedoman bagi guru untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran agar lebih berjalan
efisien dan efktif dalam mencapai tujuan

b. Guru akan terhindar dari keberhasilan secara tidak sengaja


c. Sebagai pedoman menentukan langkah dan strategi yang tepat dalam pembelajaran

d. Guru akan terhindar dari keberhasilan secara sengaja

2. Dalam prakteknya pembuatan LKS macamnya sebagai berikut, kecuali.......

a. Lembar Kerja Siswa yang merupakan panduan dari kegiatan tertentu

b. Lembar Kerja Siswa yang merupakan lembaran pengamatan

c. Lembar Kerja siswa yang merupakan lembar cek list terhadap pernyataanpernyataan
yang sudah tersedia.

d. Lembar Kerja Siswa yang merupakan lembar hasil penelitian

3. Lembar Kerja Siswa yang di buat guru tujuannya adalah sebagai berikut, kecuali…..

a. Mengarahkan siswa dalam melakukan pengamatan

b. Mengarahkan siswa dalam melakukan percobaan

c. Mengarahkan siswa agar belajar dengan aktif

d. Mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan

4. Tujuan pembelajaran yang menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan
dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensinya dimuat dalam ….
a. Silabus
b. RPP
c. Silabus dan RPP
d. SKL
5. RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau
lebih. Dijabarkan dari ….
a. Silabus untuk pembuatan indicator dan tujuan pembelajaran dalam upaya mencapai
KD
b. Silabus untuk pembuatan tujuan pembelajaran dan materi dalam upaya mencapai KD
c. Silabus untuk pembuatan indicator dan penilaian dalam upaya mencapai KD
d. Silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam mencapai KD

F. Balikan dan Tindakan Lanjut

Cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif 1 yang ada pada
bagian belakang bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi
Kegiatan Belajar 1.

Rumus : Jumlah Jawaban Yang Benar X 100

Jumlah Soal

Arti Tingkat Penguasaan :

0 - 100 % = Baik Sekali

70 % - 89 % = Baik

70 - 79 % = Cukup

< 69 % = Kurang

Kalau anda mencapai tingkat penguasaan 80 % ke atas, maka Anda dapat meneruskan
dengan kegiatan Belajar 2. Bagus ! Akan tetapi apabila tingkat penguasaan Anda masah di
bawah 80 %, Anda harus mengulang Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belaum Anda
kuasai.
SUB JUDUL 4 : MEDIA PEMBELAJARAN IPA

A. Pengantar
Ketertarikan proses pembelajaran IPA, terjadi ketika guru mampu mengeksplorasi
beragam media yang dapat diterapkan dalam proses pembelajannya. Ceramah misalnya
menjadi tidak tertarik karena dalam prosesnya tidak berlangsung eksplorasi pengetahuan,
keterampilan ataupun sikap dengan mempergunakan media dalam proses pembelajarannya.

B. Uraian Materi

1. Fungsi Media Dalam Pembelajaran IPA di Madrasah


Ibtidaiyah

Media pembelajaran IPA merupakan alat yang sangat dibutuhkan oleh guru IPA
untuk membantu siswa dalam memahami suatu konsep saat belajar IPA, terutama media
yang dapat dioperasionalkan sendiri oleh siswa. Sebagai alat bantu, keefektivitasan dalam
penggunaan media itu sendiri sangat tergantung pada kemampuan guru dalam
menggunakan dan memfasilitasi media itu sendiri. Media pembelajaran digunakan untuk
menggantikan sebagian besar dari peran guru sebagai pemeberi informasi atau pemberi
materi pelajaran.

Fungsi Media Pembelajaran:

Pelajaran IPA di SD tidak dapat terpisahkan oleh media pembelajaran, karena


banyak materi pembelajaran IPA yang sulit dijelaskan dengan buku saja. Penggunaan
media dalam pelajaran IPA di SD sangatlah bermanfaat, karena media memiliki fungsi-
fungsi tertentu dalam proses belajar IPA diSD. Fungsi media pembelajaraan IPA di SD
sangatlah banyak yaitu membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan
motivasi dan ransangan kegiatan belajar IPA dan bahkan membawa pengaruh psikologis
terhadap siswa. Secara tidak langsung siswa termotifasi/rangsang untuk belajar lebih
mandiri dan mencoba sendiri percobaan IPA dengan penggunaan media menjadikan
pembelajaran menjadi lebih menarik, terutama pada pelajaran IPA di SD. Anak-anak SD
akan merasa senang jika melihat gurunya melakukan percobaan dengan menggunakan
media tersebut. Penggunaan media dalam pembelajaran IPA diSD membuat siswa dapat
membangkitkan atau meningkatkan ide-ide/gagasanya untuk mempelajarinya.
Penggunaan media IPA tersebut membuat siswa aktif dan mengikuti pembelajarannya
dengan senang hati.

Dengan penggunaan media pembelajaran secara tidak langsung meningkatkan


kemampuan siswa dalam berfikir, bernalar, psikologis, sikap, dan mental. Penggunaan
media pembelajaran IPA tersebut bermanfaat bagi guru yaitu guru akan lebih mudah
menyampaikan materi pelajaran yang sulit dimengerti oleh anak, dengan begitu guru
dapat mempersingkat waktu untuk pembelajarannya. Dengan demikian guru tidak
melakukan tambahan jam pelajaran untuk membuat siswa paham tentang materi yang
diajarkan.

Akibat penggunaan media pembelajaran IPA di SD guru dan siswa menjadi lebih
interaktif dalam pembelajaran, dengan interaksi yang aktif membuat pembelajaran
menjadi menyenangkan dan juga secara tidak langsung dapat meningkatkan kedekatan
siswa dengan guru tersebut. Penggunaan media pembelajaran IPA berpengaruh pada
sikap siswa dalam belajar, nilai-nilai, dan perkembangan psikologi pada peserta didik.

Pembelajaran IPA di SD tanpa menggunakan media akan terasa membosankan


dan minat siswa dalam mempelajari pelajaran tersebut sangatlah sedikit. Pembelajaran
tersebut hanya monotone/guru mengajar siswa mendengarkan saja. Karena pembelajaran
monotone siswa menjadi tidak aktif dalam mengikuti pelajaran IPA dan kemampuannya
siswa dalam pelajaran tersebut tidak dapat diketahui guru dengan mudah.

Apabila pembelajaran IPA di SD tanpa menggunakan media pembelajaran


berdampak pada minat siswa, motifasi untuk belajar, prestasi dalam bidang IPA, sikap,
dan psikologis akan menurun/buruk. Akibat dari hal tersebut siswa kurang peduli dengan
lingungannya, akibat lebih lanjut adalah kerusakan lingkungan yaitu mengali sumber
daya tanpa bisa meminimalisir kerusakan yang ditimbulkan pada lingkungan sekitar.

2. Merancang dan Membuat Media Pembelajaran IPA di Madrasah Ibtidaiyah


Materi pokok : Alat pernafasan manusia
Nama media : Model Pernafasan Paru-paru Sederhana
Tujuan :

a. siswa dapat mengetahui dan menunjukan saluran pernafasan pada manusia

b. siswa memahami proses pernafasan pada manusia saat menghisap dan


menghembuskan udara

c. siswa mampu membuat model paru-paru sederhana untuk memahami cara kerja paru-
paru.

Materi pokok : Alat pernafasan manusia

Nama media : Model Pernafasan Paru-paru Sederhana

Alat dan bahan:

1. Botol transparan

2. Balon 3buah

3. Selang

4. Lakban

5. Pipa T
6. Gunting

Langkah-langkah :

a. Ambil botol yang telah di kosongkan dan dibersihkan, lalu hilangkan bagian alas
botol ± 1 cm.

b. Lubangi tutup botol sesuai dengan diameter selang.

c. Sambung salah satu ujung pipa T -yang dibalikan- dengan selang.

d. Pasang balon di ujung kiri dan ujung kanan pipa T, ikat!

e. Masukan rangkaian balon, pipa T, dan selang ke dalam botol.

f. Ambil balon yang baru lalu gunting bagian atas balon, ± 2 cm dari lubang.

g. Tutup bagian alas botol dengan balon yang telah dipotong tadi.

h. Rekatkan dengan lakban namun jangan terlalu kencang.

Cara penggunaan :

1. Tarik balon di bagian alas.

2. Amati kedua balon dalam botol, perhatikan perubahan yang terjadi!

3. Reaksi yang terjadi merupakan proses pernafasan pada paru-paru

C. Latihan

Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut!

1. Apa yang dimaksud dengan media pembelajaran IPA ?


2. Apakah faktor yang mempengaruhi efektivitas penggunaan media ?
3. Mengapa media menjadi penting dalam pembelajaran IPA ?

D. Rangkuman
Pelajaran IPA di SD tidak dapat terpisahkan oleh media pembelajaran, karena banyak
materi pembelajaran IPA yang sulit dijelaskan dengan buku saja. Penggunaan media dalam
pelajaran IPA di SD sangatlah bermanfaat, karena media memiliki fungsi-fungsi tertentu
dalam proses belajar IPA diSD. Fungsi media pembelajaraan IPA di SD sangatlah banyak
yaitu membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan ransangan
kegiatan belajar IPA dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Secara tidak
langsung siswa termotifasi/rangsang untuk belajar lebih mandiri dan mencoba sendiri
percobaan IPA dengan penggunaan media menjadikan pembelajaran menjadi lebih menarik,
terutama pada pelajaran IPA di SD. Anak-anak SD akan merasa senang jika melihat gurunya
melakukan percobaan dengan menggunakan media tersebut. Penggunaan media dalam
pembelajaran IPA diSD membuat siswa dapat membangkitkan atau meningkatkan
ide-ide/gagasanya untuk mempelajarinya. Penggunaan media IPA tersebut membuat siswa
aktif dan mengikuti pembelajarannya dengan senang hati.

Dengan penggunaan media pembelajaran secara tidak langsung meningkatkan


kemampuan siswa dalam berfikir, bernalar, psikologis, sikap, dan mental. Penggunaan media
pembelajaran IPA tersebut bermanfaat bagi guru yaitu guru akan lebih mudah
menyampaikan materi pelajaran yang sulit dimengerti oleh anak, dengan begitu guru dapat
mempersingkat waktu untuk pembelajarannya. Dengan demikian guru tidak melakukan
tambahan jam pelajaran untuk membuat siswa paham tentang materi yang diajarkan.

E. Tes Formatif

1. Dua unsur penting dalam media pembelajaran, yaitu ….


a. Guru dan siswa
b. Pesan dan peralatan
c. Perangkat keras dan guru
d. Perangkat lunak dan siswa
2. Salah satu manfaat yang dimiliki media pembelajaran , yaitu ….
a. Memungkinkan adanya keberagaman persepsi
b. Membangkitkan motifasi belajar siswa
c. Mengontrol kecepatan megajar guru
d. Menumbuhkan individualism dalam belajar
3. Dalam komunikasi pembelajaran dibutuhkan peran media untuk ….
a. Meningkatkan keefektifkan pencapaian tujuan kompetensi
b. Membantu guru mempermudah mengajar
c. Memberikan variasi pembelajaran bagi siswa
d. Memenuhi persyaratan standar pembelajaran
4. Media pembelajaran pada hakikatnya merupakan ….
a. Alat bantu pengajar yang ada didalam kelas
b. Perangkat keras, seperti televise, radio, dan OHP
c. Wahana penyalur pesan-pesan pembelajaran
d. Sarana dan prasarana yang ada dikelas dan sekolah
5. Fungsi utama media dalam proses pembelajaran adalah ….
a. Mempermudah tugas mengajar guru
b. Mengurangi terjadinya verbalisme pada diri siswa
c. Sebagai peralatan yang memperlancar mengajar
d. Untuk memancing perhatian

F. Balikan dan Tindakan Lanjut

Cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif 1 yang ada pada
bagian belakang bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi
Kegiatan Belajar 1.

Rumus : Jumlah Jawaban Yang Benar X 100

Jumlah Soal

Arti Tingkat Penguasaan :

90 - 100 % = Baik Sekali

91 0 % - 89 % = Baik

92 70 % - 79 % = Cukup

93 < 69 % = Kurang
Kalau anda mencapai tingkat penguasaan 80 % ke atas, maka Anda dapat meneruskan

dengan kegiatan Belajar 2. Bagus ! Akan tetapi apabila tingkat penguasaan Anda masah di

bawah 80 %, Anda harus mengulang Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belaum Anda

kuasai.

SUB JUDUL 5 : ASESMEN PORTOFOLIO

A. Pengantar
Dalam penggunaan model penilaian portofolio, guru perlu mengetahui indicator.
penilaian yang harus dijadikan pedoman dalam pelaksanaan penilaiannya. Indikator penilaian
adalah merupakan unsur-unsur pokok yang dapat menjelaskan kemampuan siswa setelah
menyelesaikan satu satuan pendidikan tertentu, banyak sekali indikator yang dapat dijadikan
patokan dalam penilaiannya antara lain: tes Formatif dan sumatif, tugas-tugas terstruktur,
catatan perilaku harian, laporan aktivitas diluar sekolah. Pengorganisasian model penilaian
berbasis portofolio adalah kegiatan mensiasati proses penilaian pembelajaran dengan
perancangan terhadap unsur-unsur instrumental melalui upaya menyeluruh. Kronologis
pengorganisasian penilaian pembelajaran itu mencakup empat tahapan kegiatan:

1. perencanaan

2. pelaksanaan

3. penyimpanan

4. penggunaan.

Berkaitan dengan assesmen portofolio (portofolio assessment) merupakan kumpulan


hasil karya siswa yanng disusun secara sistematis yang menunjukkan upaya, proses, hasil dan
kemajuan belajar yang dilakukan siswa dari waktu ke waktu. Hasil karya siswa dikumpulkan
dari waktu kewaktu.

Dalam bahasa Indonesia digunakan istilah portofolio. Portofolio dapat diartikan


sebagai wujud benda fisik, sebagai suatu proses sosial pedagogis, maupun sebagai adjective
(Budimansyah, 2002:1). Sebagai suatu wujud benda fisik, portofolio itu adalah bundel, yakni
kumpulan atau dokumentasi hasil pekerjaan peserta didik yang disimpan pada suatu bendel.

Sebagai suatu proses sosial pedagogis, portofolio adalah collection of learning


experience yang terdapat di dalam pikiran peserta didik baik yang berujud pengetahuan,
keterampilan, maupun nilai dan sikap. Adapun sebagai suatu adjective, portofolio sering kali
disandingkan dengan konsep lain, diantaranya dengan konsep pembelajaran maka dikenal
istilah pembelajaran berbasis portofolio. Jika disandingkan dengan konsep penilaian dikenal
istilah penilaian berbasis portofolio. Hal senada dikemukakan oleh Surapranata dan Hatta
(2004) bahwa portofolio dapat diartikan sebagai kumpulan hasil belajar atau karya peserta
didik yang menunjukkan usaha, perkembangan, prestasi belajar peserta didik dari waktu ke
waktu dan dari satu mata pelajaran ke mata pelajaran yang lain. Portofolio secara sederhana
dapat juga diartikan sebagai bukti-bukti pengalaman belajar peserta didik yang dikumpulkan
sepanjang waktu, misalnya satu semester atau satu tahun.

B. Uraian Materi

1. Landasan Pemikiran dan Prinsip Penilaian Portofolio

Dasar Pemikiran

Penilaian portofolio sebagai suatu penilaian model baru yang diterpkan di Indonesia
sejak kurikulum 2004 tentu mempunyai maksud dan tujuan tertentu, yaitu untuk
meningkatkan kulitas pendidikan di Indonesia. Portofolio sebagai salah satu bentuk
penilaian berbasis kelas mempunyai fu ngsi dan peran yang sangat strategis untuk menutupi
kelemahan penilaian yang telah dilakukan selama ini. Oleh sebab itu, penilaian portofolio
harus dilakukan secara akurat dan objektif serta mendasar pada bukti-bukti autentikyang
dimiliki oleh peserta didik.

Prinsip Penilaian Portofolio


Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada
kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan siswa dalam satu
periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya siswa dari proses pembelajaran yang
dianggap terbaik oleh siswa. Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya siswa
secara individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran.

Penilaian portofolio beranjak dari lima prinsip utama, yaitu saling mempercayai,
kerahasiaan, milik bersama, kepuasan, dan kesesuaian. Kelima prinsip ini terkait satu dengan
yang lain dan merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan.

a. Saling percaya

Dalam proses penilaian guru dan siswa harus memiliki rasa saling percaya, saling
memerlukan dan saling membantu sehingga terjadi proses pendidikan berlangsung
dengan baik.

b. Kerahasiaan

Kerahasiaan hasil pengumpulan informasi perkembangan siswa perlu dijaga dengan baik
dan tidak disampaikan kepada pihak-pihak yang tidak berkepentingan sehingga memberi
dampak negatif proses pendidikan

c. Milik bersama (join ownership) antara siswa dan guru

Guru dan siswa perlu mempunyai rasa memiliki berkas portofolio sehingga siswa akan
merasa memiliki karya yang dikumpulkan dan akhirnya akan berupaya terus
meningkatkan kemampuannya.

d. Kepuasan

Hasil kerja portofolio sebaiknya berisi keterangan dan atau bukti yang memberikan
dorongan siswa untuk lebih meningkatkan diri.

e. Kesesuaian

Hasil kerja yang dikumpulkan adalah hasil kerja yang sesuai dengan kompetensi yang
tercantum dalam kurikulum.
2. Model Pengembangan Fortofolio

Pengembangan pembelajaran portofolio merupakan model pembelajaran partisipatorik,


yaitu belajar sambil menjalankan (learning by doing) dengan proses sebagai berikut :

a. mengidentifikasi masalah;

b. memilih masalah sebagai bahan kajian kelas;

c. mengumpulkan informasi masalah yang akan dikaji;

d. mengembangkan portofolio kelas;

e. menyajikan portofolio; dan

f. merefleksikan pengalaman belajar.

Model portofolio assessment cocok digunakan untuk mata pelajaran yang bersifat
menuntut output pembelajaran siswa dari segi pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Penilaian ini berupa penilaian terhadap sekumpulan karya peserta didik yang tersusun
secara sistematis dan terorganisir yang diambil selama proses pembelajaran dalam kurun
waktu tertentu.

3. Pengorganisasian Portofolio

Dalam portofolio kerja yang dinilai adalah cara kerja (pengorganisasian) dan hasil kerja.
Adapun kriterianya antara lain :

a. Adakah pembagian kerja diantara anggota kelompok ?

b. Apakah masing-masing anggota bekerja telah sesuai dengan tugasnya ?

c. Berapa besar kontribusi kerja para anggota kelompok terhadap hasil yang dicapai
kelompok ?

d. Adakah bukti tanggung jawab bersama ?


e. Apakah kelengkapan data yang diperoleh telah sesuai dengan tugas anggota
kelompok masing-masing ?

f. Apakah informasi yang diperoleh akurat ?

g. Apakah portofolio telah disusun dengan baik ?

C. Latihan

Untuk memperdalam pemahaman anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut!

1. Apa yang dijadikan pedoman model penilaian potofolio?


2. Apa yang dimaksud dengan indikator penilaian?

D. Rangkuman

Penilaian portofolio sebagai suatu penilaian model baru yang diterpkan di Indonesia
sejak kurikulum 2004 tentu mempunyai maksud dan tujuan tertentu, yaitu untuk
meningkatkan kulitas pendidikan di Indonesia. Portofolio sebagai salah satu bentuk
penilaian berbasis kelas mempunyai fungsi dan peran yang sangat strategis untuk menutupi
kelemahan penilaian yang telah dilakukan selama ini. Oleh sebab itu, penilaian portofolio
harus dilakukan secara akurat dan objektif serta mendasar pada bukti-bukti autentik yang
dimiliki oleh peserta didik.

Penilaian portofolio beranjak dari lima prinsip utama, yaitu saling mempercayai,
kerahasiaan, milik bersama, kepuasan, dan kesesuaian. Model portofolio assessment cocok
digunakan untuk mata pelajaran yang bersifat menuntut output pembelajaran siswa dari segi
pengetahuan, keterampilan dan sikap. Penilaian ini berupa penilaian terhadap sekumpulan
karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisir yang diambil selama
proses pembelajaran dalam kurun waktu tertentu.

E. Tes Formatif

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat !

1. Model penilaian portofolio....


a. Merepleksikan pengalaman belajar siswa
b. Menggambarkan kinerja guru madrasah
c. Meningkatkan keterampilan guru
d. Merefleksikan pengalaman belajar siswa & menggambarkan kinerja guru
2. Yang harus ditulis oleh oleh siswa dalam format tes sumatif dan formatif adalah:
a. Nilai yang diperoleh siswa dari setiap pokok bahasan
b. Skor tertinggi yang pernah dicapai oleh siswa
c. Waktu pelaksanaan tes pokok bahasan dan nilai
d. Pokok bahasan yang dianggap paling sulit
3. Urutan pengorganisasian dari model penilaian berbasis portofolio adalah.......
a. Prinsip dasar, landasan pemikiran, indikator penilaian
b. Prinsip dasar, prencanaan, pengumpulan, penilaian
c. Penggunaan, perencanaan, pelaksanaan, penyimpulan
d. Perencanaan, pelaksanaan, penyimpanan, penggunaan
4. Yang dapat memanfaatkan portofolio adalah....
a. Guru dan siswa
b. Guru saja
c. Guru, siswa dan orang tua
d. Guru, siswa orang tua dan masyarakak
5. Yang menjadi pedoman dalam model penilaian portofolio adalah....
a. Rancangan kegiatan guru dan siswa
b. Indikator penilaian portofolio
c. Hasil kegiatan praktikum siswa
d. Identifikasi kebutuhan siswa

F. Balikan dan Tindakan Lanjut

Cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif 1 yang ada pada
bagian belakang bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi
Kegiatan Belajar 1.

Rumus : Jumlah Jawaban Yang Benar X 100


Jumlah Soal

Arti Tingkat Penguasaan :

90 % - 100 % = Baik Sekali

80 % - 89 % = Baik

70 % - 79 % = Cukup

< 69 % = Kurang

Kalau anda mencapai tingkat penguasaan 80 % ke atas, maka Anda dapat meneruskan
dengan kegiatan Belajar 2. Bagus ! Akan tetapi apabila tingkat penguasaan Anda masah di
bawah 80 %, Anda harus mengulang Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belaum Anda
kuasai.
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

Tes Formatif 1

1. D

2. B

3. A

4. C

5. B

Tes Formatif 2

1. B

2. A

3. B

4. B

5. C
Tes Formatif 3

1. D

2. D

3. B

4. B

5. D

Tes Formatif 4

1. A

2. C

3. B

4. A

5. A

6.

Tes Formatif 5

1. D

2. C

3. D

4. D

5. B
GLOSARIUM

Berpikir reflektif : memikirkan kembali apa yang pernah dipikirkannya


disebut juga berpikir evaluatif.

Deduksi : merupakan aplikasi konsep dari hasil generalisasi pada


situasi yang baru

Ekplorasi :merupakan pengembangan kemampuan observasi ilmiah


melalui penginderaan secara langsung.

Generalisasi : merupakan penarikan kesimpulan dari beberapa informasi


atau pengalaman belajar hasil observasi ilmiah.

Group processing : Setiap anggota kelompok harus dapat mengatur


keberhasilan kelompok, secara berkala mengevaluasi
kelompok, serta mengidentifikasi perubahan yang akan
dilakukan kelompok agar menjadi lebih efektif

Invention : Pengenalan konsep pada pelaksanaan model siklus.

Positive interdependence : Setiap individu mempunyai rasa tanggung jawab untuk


menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab
kelompok agar hasil belajar menjadi lebih baik Indikator:
sasaran yang akan dicapai seelah proses pembelajaran

Kompetensi dasar : kemampuan minimal yang harus apat dilakukan atau


ditampilkan siswa yang meliputi pengetahuan,
keterampilan dan sikap setelah engikuti pembelajaran

Remediasi dan kegiatan remedial : suatu proses membantu siswa mengatasi kesulitan belajar
teutama mengatasi miskonsepsi siswa

Rencana Pembelajaran : persiapan mengajar yang berisi hal-hal yang perlu atau
harus dilakukan oleh guru dan siswa dalam melaksananakn
kegiatan pembelajaran. Rencana pembelajaran ini
merupakan realisasi pengalaman belajar siswa yang
ditetapkan dalam silabus.

Skenario pembelajaran : langkah tahap demi tahap bagaiman pembelajaran akan


dilaksanakan olehu guru dan siswa

Tutor Sebaya : Siswa yang sudah menguasi materi memiliki tanggung


jawab untuk membantu siswa yang belum menguasi konsep
pada materi yang sedang dipelajarinya.

Autehentic assessment : adalah satu assesmen hasil belajar yang menuntut siswa
dapat menunjukkan hasil belajar berupa kemampuan dalam
kehidupan di alam nyata, bukan sesuatu yang dibuat-buat
atau hanya diperoleh di dalam kelas, tetapi tidak dikenal
didalam dunia nyata kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu,
dalam authentic assesment juga mempergunakan bentuk
asesmen lainnya missal portofolio assesment dan
performance assessment

Portofolio : adalah kegiatan mensiasati proses penilaian pembelajaran


dengan perancangan terhadap unsur-unsur instrumental
melalui upaya menyeluruh. Merupakan suatu usaha untuk
memperoleh berbagai informasi secara berkala,
berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan
hasil pertumbuhan dan perkembangan wawasan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa yang
bersumber catatan dan dokumentasi pengalaman belajarnya

DAFTAR PUSTAKA

Dasim, B (2002) Model Pembelajaran, dan Penilaian Portofolio, Bandung: PT. Grasindo

Jarrol E Kemp, (1994) Proses Prencangan Pengajaran, Bandung: ITB Press

Paulson,F.Leon dkk (1991) Assesment of Student Achievment Sixth Edition.Boston : Allyn and
Bacon

Somatowa,U. (2006) Bagaimana membelajarkan IPA di Sekolah Dasar, Jakarta : Depdiknas,


DIKTI, Direktorat Ketenagaan.

Sutrisno, L Dkk (2007) Pengembangan Pembelajaran IPA SD, Jakarta : Dirjen DIKTI Diknas

Stiggins, R.J (1994) Student Centered Classroom Assesment, New York : Maxwell Mac millan
Internasional

Widodo, A. Dkk (2008) Pendidikan IPA di SD, Bandung : UPI Press

Abu Ahmadi, Haji. 2008. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Arifin Mulyani dkk. 2006. Ilmu Pengetahuan Alam untuk kelas IV SD. Jakarta: Grafindo Media
Pratama.

Anda mungkin juga menyukai