Anda di halaman 1dari 35

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peningkatan Kualitas sumber daya alam manusia( SDM)

di indonesia terus di upayakan serta di kembangkan seiiring perkembangan

global. Peningkatan SDM juga berpengaruh terhadap dunia pendidikan tersebut

harus sesuai dengan proses pembelajaran yg tepat agar pelajaran dapat di terima

anak didik dengan baik.I

Dari segi istilah yang di maksud IPA atau ilmu pengetahuan alam berarti ilmu

tentang "pengetahuan Alam" ilmu berarti suatu pengetahuan yang di benarkan .

Pengetahuan yang benar artinya pengetahuan yang di benarkan menurut tolak

ukur kebenaran ilmu,sehat. sedangkan objektif artinya sesuai dengan objek nya

sesuai dengan kenyataannya atau sesuai dengan pengalaman pengamatan melalui

panca indra. Pengetahuan alam sudah jelas artinya adalah pengetahuan itu sendiri

segala sesuatu yang di ketahui oleh manusia. Jadi secara singkat IPA adalah

pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala

isinya.

IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik dan

dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala

alam.Perkembangannya tidak hanya di tandai oleh adanya kumpulan fakta ,tetapi

oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah(Trianto,2012),dari segi istilah yang
di maksud IPA atau Ilmu Pengetahuan Alam berarti"ilmu" tentang pengetahuan

alam .artinya sesuatu pengetahuan yang benar .pengetahuan yang benar artinya

pengetahuan yang di benarkan menurut tolak ukur kebenaran ilmu yaitu rasional

dan objektif. Rasional maksudnya masuk akal atau logis,di terima oleh akal

sehat .Sedangkan objektif artinya sesuai dengan objeknya,sesuai dengan

kenyataannya dan pengalaman pengamatan melalui panca indra .

Penetahuan alam sudah jelas artinya adalah pengetahuan alam tentang alam

semesta dengan segala isinya.

Persoalan dalam pembelajaran merupakan suatu dinamika kehidupan guru dan

murid di sekolah oleh karena itu, guru harus di tuntut lebih kreaktif dan

profesional mungkin dalam mengajar. Selain itu pemberian materi harus di

perhatikan, hal ini untuk menghindari kesalahan / kekurangan penerimaan konsep

pada anak dengan benar dengan memperhatikan psikologi anak yang di mulai dari

pembukaan dan evaluasi di akhir pembelajaran.selain itu dalam penyampaian

materi dengan contoh yang terdekat dengan anak sehingga akan lebih mudah di

pahami dan di rasa lebih bernilai.

Permasalahan lain yang timbul yaitu tidak adanya media pembelajaran yang

memadai untuk menjelaskan konsep di luar praktikum dan observasi.Hal ini akan

memoersulit anak dalam memahami konsep sehingga guru harus lebih kreatif dan

inovatif.
Penguasaan konsep IPA yang kurang di sebabkan oleh krsulitan peserta didik

dalammerespon pembelajaran yang di berikan oleh guru.

● Penyebab kesulitan IPA dalam hal mengerjakan soal bersal dari faktor

internal yaitu aspek minat,motivasi,rasa oercaya diri ,kebiasaan belajar dan

faktor eksternal menurut Khoir(2008:20)banyak istilah asin, materi yang

terlalu padat, sehingga siswa terkesan mau tidak mau harus menghafal

materi,terbatas media pembelajaran, penguasaan gurunakan materi

lemah,dan cendrung monoton.

Pembelajaran IPA di SD merupakan wahana untuk membekali siswa

dengan pengetahuan ketrampilan,dan sikap yang di perlukan untuk

melanjutkan pendidikan.Pembelajaran IPA sejak dini akan menghasilkan

generasi dewasa yang melek sains yang dapat di hadapi tantangan hidup

dalam dunia yang makin kompetitif.

Pentingnya pembelajaran IPA di SD N 2 karna akan membekali

pengetahuan alam kepada para siswa.

Mereka juga dapat di rangsang untuk dapat melakukn pengamatan maupun

riset terhadap apa saja yang ada di alam sekitar secara ilmiah,logis dan

terencana.

Berdasarkan observasi di sekolah SD N 2 Liliboi kesalahan siswa dalam

pembelajaran IPA pada materi gaya terdaoat beberapa keslahan sehingga


peneliti melakukan penelitian ini dengan tujuan untuk mendeskripsikan

jenis- jenis kesalahan yang di alami oleh siswa dan penyebabnya.

Berdasarkan pemaparan- pemaparan di atas peneliti tertarik melakukan

penelitian dengan judul Analisis jenis kesalahan siswa dalam mengerjakan

soal IPA pada materi gaya di kelas 1V SD Negeri 2 Liliboi.

B. Rumusan Masalah

yang menjadi permasalahan dalam penelituan ini adalah

1. Bagaimana kesulitan dalam mengerjakan soal IPA materi gaya

pada siswa kelas 1V SD Negeri 2 Liliboi?

2. Apa saja yang menjadi faktor penyebab kesulitan dalam

mengerjakan soal IPA materi gaya pada siswa kelas 1V SD Negeri

2 Liliboi?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui jenis kesulitan dalam mengerjakan soal ipa

materu gaya pada siswa kelas 1V SD Negeri 2 Liliboi?

2. Untuk mengetahui faktor penyebab kesulitan dalam mengerjakan

soal IPA materi gaya pada siswa kelas 1V SD Negeri 2 Liliboi?


D.Manfaat Penelitian

a.Bagi akademik dapat menambah dan memperkaya kajian teori yang

erat kaitannya

b. Bagi penulis dapat di jadikan masukan atau menambah reverensi serta

dapatmenambah bahan masukan bagi mereka yang berminat menindak lanjuti

penelitian ini

2. Manfaat praktis

a. Bagi guru dapat menambah pengetahuan bagi guru khususnya di sekolah

dasar Negeri 2 Liliboi

● b. Bagi siswa sebagai masukan pentingnya menambah oengetahuan dalam

dirinya untuk meningkatkan kemampuan belajarnya, baik di lingkungan

sekolah maupun di luar sekolah dengan

pendidikan.enelitimmmmmpenelitian inipakan suatu usaha agar manusia

dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya melalui proses

pembelajaran maupun cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat.

Setiap manusia memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan

yang layak. Pendidikan sangat penting bagi kehidupan. Melalui

pendidikan, manusia dapat memperoleh pengalaman yang bermakna bagi

dirinya, masyarakat maupun pembangunan bangsa. Menurut Undang-

Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I

Pasal 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana


untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang kondusif

agar siswa secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa

dan negara.

Pendidikan yang berkualitas tidak lepas dari peran seorang guru dalam

proses pembelajaran. Guru dituntut mampu menciptakan situasi pembelajaran

yang kondusif yaitu pembelajaran yang aktif, efektif, kreatif, dan inovatif. Untuk

menciptakan suasana tersebut tentunya tidak mudah, banyak faktor yang dapat

menjadi menghambat, faktor tersebut bisa datang dari peserta didik yang

cenderung pasif atau bahkan faktor dari guru sendiri yang kurang inovatif,

sehingga dalam kegiatan pembelajaran cenderung monoton. Hal ini akan

membuat peserta didik merasa bosan dalam belajar. Proses pembelajaran tidak

semua peserta didik mampu berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama. Daya

serap peserta didik terhadap materi yang diberikan juga bermacam-macam. Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) sebagai salah satu bidang studi yang pada umumnya

dirasakan membosankan bagi peserta didik itu sendiri. (Ghullam Hamdu and Lisa

Agustina, 2011 : 90-96)

Menurut taksonomi Bloom (Anni 2007: 7), cakap dan berilmu yang

tercantum dalam UU Nomor 20 tahun 2003 pasal 3 merupakan aspek kognitif,

sedangkan berakhlak mulia, sehat, beriman dan bertakwa merupakan aspek

afektif, sementara itu kreatif dan mandiri merupakan aspek psikomotorik.


Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, dapat diambil kesimpulan

bahwa sistem pembelajaran dan penilaian pada semua jenjang pendidikan harus

mencerminkan ketiga aspek perkembangan siswa tersebut (kognitif, afektif, dan

psikomotorik).

Prihantoro (Trianto 2010: 142), menyatakan bahwa pembelajaran IPA

secara khusus sebagaimana tujuan pendidikan secara umum sebagaimana

termaktub dalam taksonomi Bloom bahwa diharapkan dapat memberikan

pengetahuan (kognitif), yang merupakan tujuan utama dari pembelajaran. Jenis

pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan dasar dari prinsip dan konsep

yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari. Di samping hal itu, pembelajaran

sains diharapkan pula memberikan keterampilan (psikomotorik), kemampuan

sikap ilmiah (afektif), pemahaman, kebiasaan dan apresiasi. Di dalam mencari

jawaban terhadap suatu permasalahan. Karena ciri-ciri tersebut yang membedakan

dengan pembelajaran lainnya.

Trianto (2010: 153), menyatakan bahwa IPA berhubungan dengan cara

mencari tahu tentang alam secara sistematis, IPA bukan hanya penguasaan

kumpulan pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja

tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat

menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta

prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan

sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman


langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami

alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat

sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih

mendalam tentang alam sekitar.

Maka upaya untuk memberikan pelayanan pembelajaran yang bermakna

bagi siswa dalam mencapai tujuan pendidikan, dapat ditempuh dengan berbagai

cara. Salah satu upaya tersebut yaitu dengan melaksanakan inovasi pembelajaran,

misalnya menggunakan metode, model, maupun pendekatan pembelajaran.

Menurut Sudrajat (2008: 1), yang dimaksud dengan metode pembelajaran adalah

cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun

dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran,

sedangkan model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar

dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Sementara yang

dimaksud dengan pendekatan pembelajaran adalah suatu titik tolak atau sudut

pandang terhadap proses pembelajaran yang merujuk pada pandangan tentang

terjadinya suatu proses yang sifatnya masih umum, di dalamnya mewadahi,

menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teori

tertentu.

Maka dalam penelitian ini, peneliti akan mengkaji tentang penggunaan suatu

model pembelajaran untuk mata pelajaran IPA pada materi Gaya sesuai dengan

karakteristik siswa pada mata pelajaran IPA Dengan menggunakan metode Analisis

Jenis Kesalahan siswa dalam mengerjakan Soal IPA Pada Materi Gaya Pada Siswa
Kelas 1V SD Negeri 2 Liliboi dalam pembelajaran Anaisis. Keunggulan teknik ini

adalah mampu menciptakan suasana belajar aktif serta menyenangkan bagi siswa

dalam mengikuti pembelajaran.

Berdasarkan hasil pengamatan peniliti pada tanggal 5 bulan Nivember Hasil

belajar siswa mata pelajaran IPA di SD Negeri 2 Liliboi pada siswa Kelas 1V

saat ini masih rendah. Hal ini nampak dari kurang aktifnya siswa dalam mengikuti

pembelajaran IPA online atau daring serta Metode ceramah yang kurang

bervariasi masih menjadi metode utama dalam pembelajaran di SD tersebut.

Dalam kondisi yang demikian, maka pembelajaran IPA bersifat verbalistik,

sehingga apa yang telah dipelajari oleh siswa tidak dapat bertahan lama. Materi

yang dipelajari hanya disampaikan secara daring tanpa diikuti pemahaman konsep

secara mendalam. Kurang aktifnya guru dalam berinovasi dan berkreasi

menerapkan berbagai model, metode maupun pendekatan pembelajaran turut

mempengaruhi hasil belajar siswa di SD tersebut.

Dari pemaparan tersebut, peneliti melihat bahwa faktor yang paling

dominan mempengaruhi keaktifan siswa pada mata pelajaran IPA adalah cara

penyampaian materi yang kurang menarik bagi siswa karena guru masih

menggunakan metode konvensional yaitu metode ceramah yang kurang bervariasi.

Siswa kurang dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran.

Penggunaan metode dan teknik yang kurang bervariasi ini tentunya akan

membawa kondisi pembelajaran secara pembelajaran di rumah yang dilakukan


oleh Guru berdasarakan pembagian tugas dan mengantar buku bahan ajar ke

rumah masing-masing perserta didik namun tidak nyaman karena tertabatas

engan kapasitas media pembelajaran yang ada dalam penunjang pembelajaran

seperti serta kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran yang diikuti

siswa maka dalam kegiatan belajar sehingga timbul suasana yang kurang kondusif

akibat kejenuhan siswa. Faktor inilah yang kemudian mempengaruhi hasil belajar

siswa kelas 1VSD INPRES 2 Liliboi pada mata pelajaran IPA tahun 2020/2021

selama covid-19 di yang di alami oleh siswa itu sendiri.

Atas dasar kenyataan yang terjadi di SD Negeri 2 Liliboi bahwa

penggunaan model pembelajaran yang digunakan guru dapat mempengaruhi

perolehan hasil belajar siswa. Penerapan model pembelajaran yang masih bersifat

konvensional pada mata pelajaran IPA tersebut ternyata menunjukkan hasil yang

kurang memuaskan. Untuk itu, guru harus aktif dan kreatif dalam menciptakan

suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa

Dari uraian latar belakang di atas, agar peningkatan pembelajaran berjalan

secara efektif diperlukan upaya yang lebih sistematis dan objektif. Untuk itu,

peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul : Analisis Jenis

Kesalahan Siswa dalam mengerjakan soal IPA Pada materi gaya pada siswa

kelas 1V SD negeri 2 Liliboi Materi Pembelajaran Gaya Pada Kelas 1V SD

Negeri 2 Liliboi
masalah yang dikemukakan, maka dapat dibuat suatu rumusan masalah sebagai

berikut:

BBagaiaman Kesulitan dalam mengerjakan Soal ipa materi gaya pada siswa

kelas 1V SD negeri 2 Liliboi?

Apa saja yang menjadi faktor penyebab kesulitan dalam mengerjakan soal ipa

materi gaya pada siswa kelas 1V Sd 2 Liliboi?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat diketahui tujuan dari penelitian

yaitu:

1. Mengetahui jenis kesulitan dalam mengerjakan soal ipa materi gaya pada

siswa kelas 1V SD negeri 2 Liliboi?

2. Untuk mengetahui Faktor-faktor penyebab kesulitan dalam mengerjakan

soal ipa materi gaya pada siswa kelas 1V SD Negeri 2 Liliboi?


D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, baik manfaat secara praktis

maupun manfaat secara teoritis.

1. Manfaat Praktis

a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pihak sekolah dalam rangka

proses perbaikan proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil

belajar siswa. Selain itu, dapat meningkatkan terjalinnya kerjasama dalam

lingkungan sekolah.

b. Memperluas wawasan bagi guru tentang strategi pembelajaran yang

menggunakan materi Pembelajaran Sumber daya Alam untuk

memudahkan guru dalam mendiagnosa kemampuan setiap siswa, sehingga

pembelajaran yang dilakukan lebih aktif dan menyenangkan.

2. Manfaat teoritis
Selain manfaat praktis yang telah dikemukakan di atas, penelitian ini juga

memiliki manfaat teoritis yaitu untuk memberikan landasan bagi para peneliti lain

dalam melakukan penelitian lain yan sejenis dalam rangkah meningkatkan

kemampuan memecahkan masalah siswa.

E. Penjelasan Istilah

1. Hasil belajar adalah hasil yang dicapai seseorang dalam usaha belajarnya

sebagainya dinyatakan dengan nilai-nilai hasil ulangan. (Sarwitos (2001 : 9)

2. Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan

maupun teori belajar meruapakan penentu utama keberhasilan Pendidikan.

Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan

oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh perserta

didik atau murid. (Syaiful, 2017: 61)

3. Strategi pembelajaran Analisis adalah rangkaian kegiatan belajar siswa

4. dalam kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang

dirumuskan.
5. PembelajaranAnalisis ini merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang

berdasarkan paham konstruktivis. Dalam pembelajaran Analisis diterapkan

strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil

yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas

kelompoknya, setiap anggota kelompok harus saling bekerja sama dan

saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran

ini, belajar belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum

menguasai bahan pelajaran. (Hamdani, 2011 : 30)

6. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) mempelajari alam semesta, benda-benda

yang ada di permukaaan bumi, di dalam perut bumi dan di luar angkasa,

baik yang dapat diamati indera maupun yang tidak dapat diamati dengan

indera. Oleh karena itu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau ilmu kealaman

adalah ilmu tentang dunia zat, baik makhluk hidup maupun benda mati yang

diamati. (Kardi Trianto, 2010: 136)

7. Gaya adalah Suatu kekuatan tarikan atau dorongan yang mengakibatkan

benda yang di kenainya akan mengalami perubahan posisi atau kedudukan

bergerak , berhenti serta berubah bentuk. Gaya juga di sebut sebagai besaran

vektor .
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Pembelajaran Ipa di SD

Pembelajaran merupakan kegiatan terpenting dalam kehidupan dan sekaligus

membedahkan manusia dengan hewan. Belajar berarti rangkaian kegiatan

menujuh pendewasaan guna menujuh kehidupan yang lebih baik.

Oleh karena itu berbagai sudut pandang yang menyatakan bahwa pendidikan

merupakan proses budaya untuk mengangkat harkat dan martabat manusia

sepanjang hayat.

Dalam hal ini pendidikan IPA juga memegang peranan yang menentukan

perkembangan manusia karena ilmu pengetahuan alam ipa.

berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,sehingga

ipa bukan hanya penguasaan pengetahuan yang berupa fakta- fakta konsep atau

prinsip- prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.

1 .Pengertian IPA

upaya peningkatan mutu perlu di lakukan secara menyeluruh meliputi

ketrampilan,sikap, dan ilmiah.

Pengembangan aspek tersebut di lakukan untuk meningkatkan kecakapan hidup

melalui seperangkat kompetensi.


Menurut Tarigan 1994(30:31) tulisan pribadi adalah tuisan yang dapat

membuat segala sesuatu menyenagkan dalam menjelajah.

Menurut Nugriyantoro (2001:273) Menulis adalah gagasan mengungkapkan

gagasan Melalui Media bahasa.

Menurut roffi'uddin (2001:193) menulis di artikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan bahasa untuk menyatakn ide pikiran, atau perasaan kepada orang

lain dengan menggunakan bahasa tulis.

Menurut supriadi (2002) dalam Doyin (2009:14) menulis merupakan suatu proses

kreatif yang lebih banyak melibatkan cara berfikir dari pada memusat.

Menurut muchlisoh ( 1996:254) menulis adalah suatu kegiatan atau aktifitas dari

seorang penulis menyampaikan suatu gagasan secara tidak langsung kepada orang

lain dengan menggunakan lambang grafik yang dapat di pahami oleh penulis atau

pembaca.

Berdasarkan Pengertian menulis yang telah di utarakan, dapat di simpulkan bahwa

menulis adalah kegiatan menyampaikan pesan kepada pihak tertentu melalui

pihak tertentu melalui simbol tulisan.


B. Strategi Analisis

Secara etimologi strategi adalah turunan dari kata dalam bahasa Yunani

yaitu strategos. Adapun strategosdapat diterjemahkan sebagaikomandan militer

pada zaman demokrasi Athena. Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam

dunia militer yang diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer

yang berarti pemimpin untuk memenangkan suatu peperangan Sedangkan secara

terminologi banyak ahli telah mengemukakan definisi strategi dengan sudut

pandang yang berbeda-beda namun pada dasarnya kesemuanya itu mempunyai

arti atau makna yang sama yakni pencapaian tujuan secara efektif dan efesien,

diantara para ahli yang merumuskan tentang definisi strategi tersebut salah satu

proses dimana untuk mencapai sautu tujuan dan berorientasi pada masa depan

untuk berinteraksi pada suatu persaingan guna mencapai sasaran. Jadi strategi

dalam konteks awalnya ini diartikan sebagai general ship yang artinya sesuatu

yang dikerjakan oleh para jenderal dalam membuat rencana untuk menaklukan

musuh dan memenangkan perang. (Setiawan Hari Purnomo, 2006 : 90). Sedangkan

pengertian Analisis dalam KBBI yaitu (1) Penyelidikan terhadap suatu peristiwata

terhadap ( Karangan,perbuatan dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang

sebenarnya( sebab, musiba dan duduk perkaranya dan sebagainya). kerja sama

( Menurut Kamus Besar bahasa indonesia)


Strategi pembelajaran Analisis adalah rangkaian kegiatan belajar

seseorang secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran yang di arahkan oleh

guru menuju lingkungan yang nyaman dan kondisi Sosiologis,psikologis,dan

fisiologis yang kondisif . Selain itu membuat pengajaran menjadi afektif ialah

bagaimana cara guru menjadi panutan ( pemodelan) dengan kepribadian dan

sikapnya yang positif berpengalaman dalam mengajar dan menyampaikan

informasi reflektif,dan mutivatoris. untuk mencapai tujuan pembelajaran yang

).

Model pembelajaran Analisis adalah rangkaian kegiatan belajar yang

dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang telah dirumuskan. pembelajarannya yang berfokus pada

penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan

kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.lima unsur dalam pembelajaran

Analisis harus diterapkan. Lima unsur tersedut adalah.

1. Saling ketergantungan mempelajari bahan yang ditugaskan kepada

kelompok. Kedua, menjamin semua anggota kelompok secara individu

mempelajari bahan yang ditugaskan tersebut.

2. Tanggungjawab perseorangan
3. Interaksi promotif, unsur ini penting karena dapat menghasilkan saling

ketergantungan positif.

4. Komunikasi antar anggota

5. Pemrosesan kelompok.

C. Pembelajaran

Kata pembelajaran terjamahan dari instruction. Proses belajar mengajar

(Pembelajaran) adalah upaya secara sistematis yang dilakukan guru untuk

mewujududkan proses pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien yang di

mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Kemampuan mengelola

pembelajaran merupakan syarat mutlak bagi guru agar terwujud kompentensi

profesional. (Zainal Aqib, 2013 : 66).

Menurut Syaiful (2017: 61) Pembelajaran ialah membelajarkan siswa

menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar meruapakan penentu utama

keberhasilan Pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah,


mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar

dilakukan oleh perserta didik atau murid. Pembelajaran menurut Dimyati dan

Mudjiono (1999 :297) adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain

instruksional untuk membuat siswa belajar secara efektif. Menurut Corey (dalam,

Syaiful (2017: 61) Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan

seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam

tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon

terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan.

Sedangkan menurut William H. Burton (2015 : 99) Pembelajaran merupakan

upaya memberikan stimulus, bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa

agar terjadi proses belajar. Menurut Undang-undang Pendidikan Sistem

Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 menyatakan pembelajaran adalah

proses interaksi perserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu

lingkungan belajar.

Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru

mengembangkan kreatifitas berfikir siswa. serta dapat menigkatkan kemampuan

mengonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya menigkatkan penguasaan yang

baik terhadap materi pembelajarn. Dalam pembelajaran guru harus memahami

hakekat materi pembelajaran yang diajarkan sebagai suatu pelajaran yang dapat

mengembangkan kemampuan berfikir siswa dan memahami berbagai model

pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan siswa untuk belajar

perencanaan pengajaran yang matang oleh guru. (Syaiful, 2017: 63).


Proses belajar mengajar (pembelajaran) adalah upaya secara sistematis

yang dilakukan guru untuk mewujudkn proses pembelajaran secara efektif dan

efisien yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Kemampuan

dalam mengelola pembelajaran meruapakan syarat mutlak bagi guru agar

terwujud kompentensi profesionalnya. (Zainal Aqib, 2013 :66).

D. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Kardi (Trianto 2010: 136), mengungkapkan bahwa Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA) mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada di permukaaan

bumi, di dalam perut bumi dan di luar angkasa, baik yang dapat diamati indera

maupun yang tidak dapat diamati dengan indera. Oleh karena itu Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) atau ilmu kealaman adalah ilmu tentang dunia zat, baik

makhluk hidup maupun benda mati yang diamati.

Menurut Wahyana (Trianto 2010: 136), mengatakan bahwa Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun

secara sistematik dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-

gejala alam. Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta,

tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.

Ilmu pengetahuan alam, yang sering disebut juga dengan istilah

pendidikan sains, disingkat menjadi IPA. IPA merupakan salah satu mata

pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang

sekolah dasar. Mata pelajara IPA merupakaan mata pelajaran yang selama ini
dianggap sulit oleh sebagian besar peserta didik, mulai dari jenjang sekolah dasar

sampai sekolah menengah. Kondisi ini juga menimpah pada pembelajaran IPA

yang memperlihatkan bahwa selama ini proses pembelajaran sains di sekolah

dasar masih banyak yang dilaksanakan secara konvensional. Para guru belum

sepenuhnya melaksanakan pembelajaran secara aktif dan kreatif dalam

menerlibatkan siswa serta belum menggunakan berbagai pendekatan atau strategi

pembelajaran yang bervariasi berdasarkan karakter materi pelajaran. Sains atau

IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan

yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan

penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. Dalam hal ini para guru,

khususnya yang mengajar sains di sekolah dasar, diharapkan mengetahui dan

mengerti hakikat IPA guru tidak kesulitan dalam mendesain dan melaksanakan

pembelajaran. Siswa yang melakukan pembelajaran juga tidak mendapat kesulitan

dalam memahami konsep sains. Hakikat pembelajaran sains yang didefinisikan

sebagai ilmu tentang alam yang dalam bahasa indonesia disebut dengan ilmu

pengetahuan alam, dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu: ilmu

pengetahuan alam sebagai produk, proses, dan sikap. Dari tiga komponen ini IPA

ini, Sutrisno menambahkan bahwa IPA juga sebagai prosedur dan IPA sebagai

teknologi. (Ahmat Susanto, 2013 : 166-168).

E. Gaya
Gaya adalah Tarikan dan dorongan. Gaya juga merupakan dari salah satu

ilmu fisika dasar, gaya juga dapat menggerakan benda bebas atau benda yang

tidak terikat.

Selain itu gaya dalam ilmu fisika adalah sebuah besaran yang memiliki besar dan

arah tertentu.

Ada beberapa macam gaya di lihat dari sentuhan atau asal gayanya.

Gaya magnet ialah gaya tarik atau tolak yang di timbulkan oleh benda yang

bersifat magnet. Contohnya besi akan menempel /bergerak pada magnet yang di

dekatkan.

Gaya gravitasi merupakan gaya yang di timbulkan oleh benda untuk menarik

benda lain ke arah pusat benda yang bersangkutan.Misalnya gaya gravitasi bumi

menarik benda- benda ke atas permukaan bumi.Contohnya buah mangga yang

jatuh dari pohonya

Gaya listrik gaya yang di timbulkan oleh muatan- muatan listrik atau arus listrik.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Adapun Tipe Penelitian yang digunakan yaitu, tipe penelitian deskriptif

kualitatif yaiitu suatu penelitian yang di upayakan untuk mencandra atau


mengamati masalah secara sistematis dan akurat mengenai fakta dan sifat objek

tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan dan menggambarkan fakta-

fakta berdasarkan cara pandang tertentu. Oleh karena itu dalam penelitian ini

permasalahan kesalahan siswa dalam mengerjakan soal ipa pada materi gaya di

SD Negeri 2 Liliboi berdasarkan fakta- fakta yang di amati baik lisan, maupun

tertulis dari narasumber dan situasi pembelajaran di kelas. dalam penelitian ini

peneliti akan menggambarkan secara sistematik fakta dan karaktekristik objek

atau subjek yang di teliti secara tepat. Artinya data yang dikumpulkan bukan

angka-angka, melainkan data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan

lapangan, dokumen pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi lainnya. Sehingga

yang menjadi tujuan dari penelitian kualitatif ini adalah menggambarkan realita

empirik di balik fenomena secara mendalam, rinci, dan tuntas. Moleong (1993 :

12)

angka-angka hasil perhitungan dapat diproses dengan cara dijumlahkan dan di

bandingkan sehingga dapat diperoleh persentase, yaitu tes hasil belajar siklus I

dan siklus II. Jenis data terbagi dua yaitu :

a.) Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode tanya jawab

dengan starategi Analisis

b.) Hasil belajar siswa setelah tindakan siklus I dan siklus II yang

diperoleh setelah tes.


B. Lokasi Penelitian

Sesuai dengan Judul penelitian ini, maka Lokasi penelitian yang akan

penulis teliti adalah di SD Negeri 2 Liliboi

C. Subjek Penelitian

Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa. Sedangkan

yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah Meningkatkan Hasil Belajar

IPA Melalui Metode tanya Jawab dengan menggunakan Strategi Analis Jenis

kesalahan siswa dalam mengerjakan soal ipa pada siswa kelas 1V SD Negeri

Liliboi

D. Sumber Data
Dalam penulisan ini, penulis menggunakan sumber data yang terdiri dari :

1. Informan/narasumber, Kepala Sekolah dan Guru Mata Pelajaran.

2. Siswa- siswi

E. Rencana Penelitian

Peneliti dalam membuat perencanaan PTK (Penelitian Tindakan Kelas)

terlebih dahulu diawali dengan suatu permasalahan yang muncul di kelas

(dalam pembelajaran IPA), kemudian masalah diidentifikasikan dan di carikan

solusi pemecahannya dengan menganalisa data-data atau dokumen pengajaran

dan merumuskan masalah, setelah itu peneliti merencanakan perbaikan

berdasarkan pada hipotesis tindakan.Paket perbaikan dilaksanakan dalam tiga

pembelajaran, setelah terlaksana seluruhnya peneliti akan menganalisis data


secara keseluruhan untuk menghasilkan informasi yang dapat menjawab

hipotesis perbaiakan peneliti. Tahap yang ditempuh adalah penyelesaian dan

pemfokusan data kemudian diorganisasikan sesuai dengan hipotesis, kemudian

data yang telah terorganisasi dideskribsikan sehingga bermakna, baru di tarik

kesimpulan. Kemudian dilakukan refleksi : Analisis sintesis yaitu

merenungkan kembali secara intensif kejadian- kejadian peristiwa yang

menyebabkan munculnya sesuatu yang diharapkan atau tidak di harapkan.

Setelah kesimpulan didapat digunakan untuk membuat rencana tindak lanjut.

Bila metode tanya Jawab untuk meningkatkan motivasi siswa dalam

pembelajaran IPA, maka pembelajaran ini akan dilanjutkan dan bila belum

efektif (belum ada hasil perbaikan) maka akan dilakukan perbaikan melalui

tahapan-tahapan :

1. Perencanaan/persiapan tindakan
2. Pelaksanaan tindakan
3. Observasi
4. Refleksi

1. Perencanaan/persiapan tindakan

Dalam tahap perencanaan atau persiapan tindakan ini, langkah-langkah

yang dilakukan adalah seabagai berikut :

a. Menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran


b. Menunjuk teman sejawat untuk menjadi observer
c. Mempersiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan sesuai dengan
metode.
2. Implementasi Tindakan

a. Guru membuat RPP dan skenario tindakan yang akan dilaksanakan.


b. Guru menyiapkan alat dan bahan utuk menerapkan metode tanya jawab
dengan menggunakan Strategi Cooperatif Learning
c. Guru menyiapkan teknik, mendokumentasikan dan menganalisis data yang
terkait dengan perbaikan setelah menentukan indikator keberhasilan.
d. Mengadakan kolaborasi dengan guru kelas V untuk membantu pelaksanaan
tindakan.
e. Melaksanakan tindakan dengan tetap memegang prinsip-prinsip PTK.
f. Guru menyiapkan alat dan bahan untuk menerapkan metode Tanya jawab
dengan menggunakan Starategi Cooperatif Learning
g. Guru membuat potongan kertas atau kartu sejumlah siswa dan membagi
kertas menjadi dua bagian yang sama, setengah bagian dituliskan soal dan
setengahnya dituliskan jawaban).
h. Guru mengocok kertas atau kartu hingga tercampur soal dan jawaban, dan
memberikan setiap siswa satu kertas atau kartu.
i. Guru memberikan instruksi dan menjelaskan bahwa kertas mereka memiliki
pasangan.
j. Guru meminta siswa mencari pasangannya. Jika sudah menemukan,
meminta siswa membacakan secara berpasangan.
k. Guru memberikan reward (hadiah, pujian, nilai yang tinggi) kepada siswa
yang dapat melaksanakan tugas dan menjodohkan dengan baik.
3. Obsevasi

Karena sasaran observasi adalah proses dan hasil atau dampak

pembelajaran yang direncanakan sebagai tindakan perbaikan, maka proses dan


dampak yang di observasi diinterpretasikan yang selanjutnya di gunakan untuk

menata kembali langkah-langkah perbaikan (Faizah, Hasnah, 2011 : 67).

Kemudian Peneliti menerapkan langkah- langkah.

Pertemuan pendahuluan dilakukan untuk menyepakati berbagai hal yang

berkaitan dengan pembelajara IPA yang diobservasi Pelaksanaan observasi

dilakukan pada proses dan hasil tindakan perbaikan yang terfokus pada perilaku

subjek peneliti (guru dan siswa) dalam pembelajaran IPA. Data direkam dan

diinterpretasikan dengan kesepakatan sebelumnya dan menciptakan suasana yang

mendukung proses perbaikan pembelajaran. Diskusi balikan dilakukan dengan

segera setelah tindakan perbaikan yang diamati berakhir. Peneliti (guru) dan

pengamat (guru kelas V) berbagi informasi terhadap data atau informasi yang

terkumpul selama pengamatan, kemudian

mendiskusikan dan menafsirkan informasi tersebut serta mengmbil tindakan

lebih lanjut.

4. Refleksi

Tahapan ini dicapai setelah melakukan observasi langsung. Refleksi

dilakukan untuk mengadakan upaya evaluasi atau analisa yang dilakukan peneliti

kepada siswa terhadap berbagai masalah yang muncul di kelas.

Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisa.

Dari hasil observasi guru dapat merefleksikan diri dengan melihat data observasi
guru dan murid selama pembelajaran berlangsung. Hasil yang diperoleh dari tahap

observasi kemudian dikumpulkan dan dianalisa dari hasil obsevasi apakah

kegiatan yang dilakukan telah dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan

Alam. Melalui refleksi inilah maka peneliti menentukan keputusan untuk

melakukan siklus lanjut ataukah berhenti melakukan tindakan.

F. Jenis dan Teknik Pengumpulan data

1. Jenis data

Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu data deskriptif yang

digambarkan dengan kata-kata atau kalimat yang dipisah-pisah menurut kategori

untuk memperoleh hasil kesimpulan, dalam hal ini yaitu hasil penugasan dan

observasi. Sedangkan yang kedua data kualitatifif adalah data yang berwujud

angka-angka hasil perhitungan dapat diproses dengan cara dijumlahkan dan di

bandingkan sehingga dapat diperoleh persentase, yaitu tes hasil belajar siklus I

dan siklus II. Jenis data terbagi dua yaitu :

a. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode Index card match


dengan cara mencocokkan.
b. Hasil belajar siswa setelah tindakan siklus I dan siklus II yang diperoleh
setelah tes.
2. Teknik Pengumpulan data

Adapun data dalam penelitian ini adalah data tentang:

a. Observasi
1) Untuk mengamati aktivitas guru dan siswa kelas 1V SD 2 Neger Liliboii

selama pembelajaran IPA dengan dengan materi Gaya penerapan Strategi

Analisis Jenis kesalahan suswa dalam mengerjakan sial ipa Diskusi dan

Ceramah

2) Untuk mengamati aktivitas Siswa selama pembelajaran

3) Tes dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah tindakan siklus I

dan siklus II

G. Teknik Analisa Data

1. Aktivitas Guru

Karena indikator pelaksanaan atau implementasi tindakan guru dalam hal

ini ada 5 dengan pengukuran masing-masing 1 sampai dengan 5 (5 untuk sangat

sempurna, 4 sempurna, 3 cukup sempurna, 2 kurang sempurna dan 1 tidak

sempurna), berarti skor maksimal yang di peroleh adalah 25 (5 X 5) dan skor

minimal adalah 5 (5 X 1). Pelaksanaan / tindakan guru melalui metode Index card

match adalah sebagai berikut :

a. Guru menyiapkan alat dan bahan untuk menerapkan metode index card
match. (Guru membuat potongan kertas atau kartu sejumlah siswa dan
membagi kertas menjadi dua bagian yang sama, setengah bagian dituliskan
soal dan setengahnya dituliskan jawaban).
b. Guru mengocok kertas atau kartu hingga tercampur soal dan jawaban, dan
memberikan setiap siswa satu kertas atau kartu.
c. Guru memberikan instruksi dan menjelaskan bahwa kertas mereka
memiliki pasangan.
d. Guru meminta siswa mencari pasangannya. Jika sudah menemukan,
meminta siswa membacakan secara berpasangan.
e. Guru memberikan reward (hadiah, pujian, nilai yang tinggi) kepada siswa
yang dapat melaksanakan tugas dan menjodohkan dengan baik.
Menentukan jumlah klasifikasi yang diinginkan, yaitu 5 klasifikasi : sangat

sempurna, sempurna, cukup sempurna, kurang sempurna, dan tidak sempurna.

(Gimin, 2016 : 78).

Menentukan interval (I), yaitu : I = 25 5 = 4


5
Menentukan tabel klasifikasi standar penerapan metode index card

math yaitu :

a. Sangat sempurna 21-25


b. Sempurna 17-20
c. Cukup sempurna 13-16
d. Kurang sempurna 09-12
e. Tidak sempurna 05- 08
2. Aktivitas siswa

Pengukuran terhadap instrumen aktivitas siswa ini adalah dilakukan

= 1, tidak dilakukan = 0. Sehingga apabila semua siswa melakukan seperti

harapan semua komponen, maka skor minimal sebesar 50 (1 X 5 X 1). Sedangkan

semua siswa tidak melakukan seperti harapan pada semua komponen, maka skor
minimal sebesar 0 (0 X 5 X 10). Adapun aktivitas belajar siswa yang diamati

adalah :

1) Kecepatan mencari pasangan untuk menjodohkan kartu


2) Ketepatan mencocokkan kartu dengan pasangan
3) Semangat mengikuti kegiatan pembelajaran
4) Membacakan hasil dengan baik
5) Melaksanakan instruksi guru
Menentukan klasifikasi aktivitas murid selama proses pembelajaran

melalui metode Diskusi dan Ceramah dapat dihitung dengan cara :

a. Menentukan jumlah klasifikasi yang diinginkan, yaitu 4 klasifikasi :


sangat tinggi, tinggi, rendah, sangat rendah. (Djaali, 2011:67).

b. Interval (I), yaitu : I = Skor maks. Skor min. = 50-0 = 12,5


4 4

c. Menentukan tabel klasifikasi standar pelaksanaan metode index card math


:
Sangat tinggi : 38 - 50

Tinggi : 25- 37

Rendah : 13 - 24

Sangat rendah : 0-12

3. Hasil Belajar

Ketuntasan belajar siswa pada setiap pembelajaran dan seluruh

individu dihitung dengan rumus :


KBSI = Jumlah skor yang dicapai siswa X 100 %
Skor maksimum

KBSI adalah ketuntasan belajar siswa secara individu. (Tim Pustaka Yustisia,

2015 :89)

Sedangkan menurut Depdiknas (2015 :8) untuk mengukur ketuntasan klasikal

dengan rumus :

Ketuntasan Klasikal = Jumlah Siswa yang Tuntas X 100 %

Jumlah Keseluruhan

Anda mungkin juga menyukai