BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang terjadi.
mutunya.
Dasar ( UUD ) 1945 alinea 4 bahwa pemerintah Negara Indonesia antara lain
ayat 1 bahwa setiap warga Negara berhak mendapat pengajaran, dan ayat 2
1
2
tumpuan utama agar suatu bangsa dapat berkompetisi dengan bangsa yang
Pengetahuan Alam (IPA), yaitu suatu ilmu yang mempelajari gejala dan
peristiwa atau fenomena alam, serta berusaha untuk mengungkap rahasia dan
yang terjadi atau terkandung dalam benda-benda mati atau benda yang tidak
gejala alam, baik yang terjadi pada benda-benda atau materi yang dapat kita
amati ( makro ) maupun benda-benda yang tidak dapat kita amati ( mikro ).
daya manusianya ke arah yang lebih baik lagi merupakan ciri – ciri sebuah
Fisika masih menempati nilai rata-rata yang terkecil diantara mata pelajaran
yang di UN-kan, walaupun tidak dipungkiri bahwa ada beberapa peserta didik
yang mendapatkan nilai terbesar, salah satu penyebabnya adalah karena para
Fisika.
tempat penyedia jasa layanan internet, baik pada jam belajar maupun di luar
jam belajar. Sangat disayangkan jika kemajuan teknologi dan informasi yang
telah dikuasai oleh sebagian besar peserta didik ini disalahgunakan atau tidak
yang maksimal. Demikian juga bagi peserta didik, dengan bantuan teknologi
informasi yang lebih luas dari dunia maya ( internet ) sebagai bahan belajar
tambahan karena tidak selalu terfokus pada materi ajar dari buku.
kemampuan bernalarnya.
menjadikan peserta didik lebih kritis terhadap masalah – masalah yang terjadi
pada lingkungan sekitarnya.Dari sikap kritis ini juga diharapkan peserta didik
selama ini belum mampu menarik perhatian peserta didik, sehingga peserta
didik terkesan apatis terhadap materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.
peserta didik pada salah satu pelajaran IPA ( Fisika ) yang juga diharapkan
menumbuhkan ide-ide kreatifitas yang lebih luas pada peserta didik sehingga
agar dapat terlahir ilmuwan – ilmuwan muda yang dapat memberikan solusi
fisikadan komunikasi verbal / non verbal sangatlah penting, hal ini ditunjang
oleh tujuan umum pendidikan fisika yaitu memberikan tekanan pada penataan
6
menalar.
komunikasi fisika. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan
dengan kondisi peserta didik dan pemilihan media pembelajaran yang sesuai.
Pembelajaran Terhadap Sikap Ilmiah Peserta Didik (Studi Kasus Pada SMK
B. Identifikasi Masalah
3. Kendala apa yang sering dihadapi peserta didik dalam belajar Fisika ?
8
fisika ?
11. Bagaimana cara meningkatkan minat belajar Fisika pada peserta didik?
menyenangkan?
didik?
15. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi minat belajar fisika pada
peserta didik?
16. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tumbuhnya sikap ilmiah pada
peserta didik ?
9
C. Batasan Masalah
dan Minat Belajar pada Pembelajran Terhadap Sikap Ilmiah Fisika Peserta
Didik SMK Kecamatan Pasar Rebo", dari uraian pada identifikasi masalah di
atas maka penelitian ini perlu ada pembatasan masalah, supaya penelitian ini
terfokus pada masalah yang akan dikaji secara mendalam sehingga hasil yang
1. Seberapa besar pengaruh sikap ilmiah siswa yang terbentuk pada peserta
2. Pengaruh artinya kekuatan yang ada atau timbul dari sesuatu, baik dari
benda hidup maupun benda mati. Misalnya dari benda mati “buku”
terhadap pesert didik, ataupun benda hidup “orang tua” terhadap anak,
guru terhadap peserta didik, peserta didik terhadap peserta didik lainnya.
mengoperasikan komputer).
dan menerima pendapat atau karya orang lain dengan baik dan benar,
maju ke depan, tidak mengenal putus asa serta dengan ketekunan juga
keterbukaan.
6. Objek penelitian :
peraga lab. Fisika konvensional dan media belajar lab Fisika berbasis
ICT.
mencari suatu informasi yang lebih luas atas materi ajar yang telah
pendapat orang lain dengan baik dan benar yang tidak mengenal
D. Rumusan Masalah
dan batasan masalah diatas, maka masalah yang akan dikaji dalam penelitian
Fisika ?
E. Tujuan Penelitian
ilmiah fisika.
F. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritik
12
peserta didik.
2. Kegunaan Praktis
berikut:
dan konsep fisika sehingga hasil belajar peserta didik semakin lebih
baik.
BAB II
PENELITIAN
A. Landasan Teori
a. Pengertian Fisika
fisikawan.
sama lain. Untuk sesuatu yang baru teori bergantung pada hasil-hasil
adanya ilmu fisika ini lebih pada berbagai macam pertanyaan yang
timbul dalam benak manusia mengenai segala apa yang ada dan terjadi
fenomena alam yang ada dalam hukum-hukum fisika. Segala apa yang
dikaji dalam fisika tidak lepas dari apa yang telah tersirat dalam Al-
qur’an.
di bumi ini untuk beribadah kepada Allah, ibadah ini dalam pengertian
yang luas dan bukan hanya ibadah yang sifatnya khusus belaka. Untuk
demikian yang merupakan salah satu dari banyak jalan kita dapat lebih
Tujuan fisika adalah agar kita dapat mengerti bagian dasar dari benda-
peneliti, untuk dapat melalui proses penelitian yang baik dan hasil yang
baik pula.
suatu burung mempuyai paruh yang panjang dan lancip, maka dia
16
tersebut.
Contoh: Tinggi batang kacang tanah di pot A pada umur lima (5)
hari 2 cm, yang di pot B umur lima (5) hari tingginya 6,5 cm.
benar akurat.
eksprimen.
dengan teliti.
Menurut Patta Bundu (2006: 11) sains secara garis besar atau pada
ilmiah, dan sikap ilmiah. Proses ilmiah adalah suatu kegiatan ilmiah
yang telah ditemukan dan diuji secara ilmiah. Sikap ilmiah merupakan
18
Menurut Patta Bundu (2006: 11) sains secara garis besar atau pada
ilmiah, dan sikap ilmiah. Proses ilmiah adalah suatu kegiatan ilmiah
yang telah ditemukan dan diuji secara ilmiah. Sikap ilmiah merupakan
berupa produk ilmiah dan sikap ilmiah melalui suatu kegiatan yang
pesan. Sedangkan menurut Djamarah adalah alat bantu apa saja yang
sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah
bahwa media adalah segala sesuatu benda atau komponen yang dapat
Interaktif sebagai bahan ajar offline dan Web sebagai bahan ajar
online.
sebaliknya.
A. Media Visual
diproyeksikan yaitu :
Unik
suatu subjek.
tentang sesuatu.
digambarkan.
dilokasinya.
projector filmstrip.
B. Media Audio
telepon
internet.
yang menyiarkannya.
sebagainya.
efesien.
adalah:
saat ini selain berfungsi sebagai alat pengolah data juga dapat
nanti.
ICT sebagai alat bantu atau media pembelajaran, (2) ICT sebagai
sarana/tempat belajar, (3) ICT sebagai sumber belajar, dan (4) ICT
video.
(peta, boneka).
jarak jauh.
komputer.
media.
tentang media.
32
transparansi.
dan d) merasa bahwa media dapat berbuat lebih dari yang bisa
siswa.
terhadap siswa.
verbalistis.
e) Menyamakan pengalaman.
a. Pengertian Minat
sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat dengan sikap. Minat dan sikap
untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih
(Hurlock, 1995:144).
1) Aspek Kognitif
baik di rumah, sekolah dan masyarakat serta dan berbagai jenis media
massa.
2) Aspek Afektif
pengalaman pribadi dari sikap orang yang penting yaitu orang tua,
tersebut dan dari sikap yang dinyatakan dalam berbagai bentuk media
3) Aspek Psikomotor
1) Status ekonomi
karena tanggung jawab keluarga atau karena usaha yang kurang maju,
2) Pendidikan
3) Tempat tinggal
tidak.
4) Kondisi pekerjaan
didukung oleh kerja sama yang profesional, saling bantu di antara sesama
teman kerja atau hubungan antara pimpinan dengan bawahan akan dapat
5) Sistem pendukung
6) Pribadi pekerja
b. Minat Belajar
(disposisi individu), daya tarik (aspek konteks), dan minat sebagai keadaan
Karakteristik Individu
yang meminta para peserta didik menilai berbagai topic atau aktivitas pada
Respons para peserta didik terhadap aspek minat ini kemudian digunakan
pelajaran fisika).
Likert yang dinilai memperoleh skor tinggi terhadap minat belajar fisika.
39
dan kata (baik kata dalam bentuk lambang)”. Misalnya “ >” yang
melambangkan kata “lebih besar”, maupun kata yang diadobsi dari bahasa
arti setelah sebuah makna diberikan kepadanya. Tanpa itu, maka fisika
hanya merupakan kumpulan simbol dan rumus yang kering akan makna.
Berkaitan dengan hal ini, tidak jarang kita jumpai dalam kehidupan,
banyak orang yang berkata bahwa X, Y, Z itu sama sekali tidak memiliki
arti.
adalah salah satu proses berpikir yang dilakukan dengan cara menarik
40
berpikir yang diharapkan yaitu proses berpikir fisika. Proses berpikir fisika
masalah.
membuat perumuman, dan (e) menggunakan minat ruang dan logik. Dari
standar pemecahan masalah oleh NCTM dan penjelasan ini tampak minat
masalah.
dari pemecahan masalah. Dengan kata lain, minat adalah bagian tertentu
minat adalah alat untuk memahami fisika dan pemahaman matematik itu
atau masalah yang lain lagi yang tentunya lebih rumit dan kompleks
dunia nyata maupun pada simbol-simbol. Orang ini gigih mencari tahu
apakah pola itu terjadi secara kebetulan ataukah ada alasan tertentu. Ia
itu. Membuat dan menyelidiki dugaan adalah hal yang sangat penting
dipecahkan.
minat matematik meliputi (a) mengenal minat sebagai aspek mendasar dari
dan kesempatan yang didapat anak di kelas untuk melakukan minat dalam
tersebut.
“mengapa bisa begitu”, “bagaimana kita tahu itu benar”, “adakah yang
garis yang membagi dua sama besar sudut yang dibentuk dua garis yang
44
kedua garis itu. Namun, minat anak akan lebih berkembang secara lentur
bila tugas itu diungkap dengan menanyakan apakah ada garis (kalau ya,
maka ada berapa banyak) yang berjarak sama terhadap dua garis yang
berpotongan di sebuah bidang, dan kalau ya, bagaimana kita tahu itu.
anak pada dasarnya memiliki pemahaman matematik yang lebih baik dari
yang kita bayangkan yang terlihat dari respon yang mereka berikan.Dalam
hal ini perlu dicamkan bahwa bertanya (reflektif) merupakan bagian dari
atau takut ditertawakan, dan tiap anak berkontribusi dengan cara menilai
1) Minat Deduktif
genap
(2m+1)+(2n+1) = 2(m+n+1)
2) Minat Induktif
kesimpulan tentang hal khusus yang berpijak pada hal umum atau
rasio.
genap
+ 1 -3 5 7
1 2 -2 6 8
-3 -2 -6 2 4
5 6 2 10 12
7 8 4 12 14
Dari tabel penjumlah ini, jelas bahwa setiap dua bilangan ganjil
mengambil beberapa contoh yang lebih banyak lagi, tetap kita tidak
benar.
1) Mengajukan dugaan
generalisasi
menemukan pola atau cara dari suatu pernyataan yang ada sehingga
B. Kerangka Berpikir
berikut :
fisika.
50
sederhana agar materi yang disampaikan dapat dipahami secara nyata dan
substansinya.
selain berfungsi sebagai alat pengolah data juga dapat berfungsi untuk
dan komputer hampir dapat disama artikan jika ditinjau dari fungsinya.
fisika..
>” yang melambangkan kata “lebih besar”, maupun kata yang diadobsi
dari bahasa biasa, misalnya kata “fungsi” yang dalam fisika menyatakan
maka fisika hanya merupakan kumpulan simbol dan rumus yang kering
akan makna.
adalah salah satu proses berpikir yang dilakukan dengan cara menarik
mengomunikasikannya.
C. Hipotesis Penelitian
ilmiah fisika.
fisika.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
pada SMK Kimia Tunas Harapan dan SMK Mardi Bakti yang ada di
Penelitian ini dilakukan di kelas X dalam satu semester yaitu pada semester
genap terhitung mulai bulan Januari sampai dengan bulan Juni2015 tahun
Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian
2. Seminar √ √
Proposal
3. Bimbingan √
Tesis
4. Ujicoba Instrumen √
5. Pengolahan Hasil √
Ujicoba Instrumen
6. Pelaksanaan Penelitian √ √ √ √
7. PengolahanData √ √ √ √
8. Penyusunan Laporan √ √
9. UjianTesis √
10. Perbaikan √ √ √ √ √
Tesis
55
B. Metode Penelitian
memberikan jenis perlakuaan yang berbeda pada dua kelompok belajar siswa.
dalam 2 (dua) katagori kelompok siswa yang didasarkan atas tingkat motivasi
belajar yang dimiliki, yaitu kelompok siswa dengan motivasi belajar tinggi
Desain faktorial digunakan apabila ada dua atau lebih variabel dengan
masing-masing variabel memiliki lebih dari satu situasi. Pada eksperimen ini
yakni dengan menggunakan metode pembelajaran mind map dan cara kedua
motivasi belajar tinggi (B1) dan siswa dengan motivasi belajar rendah (B2).
Karena ada dua cara pada masing-masing variabel maka disebut dengan 2 x 2
Metode pembelajaran
K-1 K-2 B
Motivasi belajar
B-1 Y11 Y12 Y10
B-2 Y21 Y22 Y20
Y01 Y02 Y00
K
Keterangan:
(treatment) atribut yang ada terhadap sikap ilmiah fisika siswa, yang
tidaknya hasil penelitian ini untuk digeneralisasikan pada subjek lain yang
pelajaran yang sama, dalam jangka waktu yang sama dan oleh
guru/pengajar yang sama. Bila terjadi peristiwa atau kejadian yang tidak
sama pada siswa lain yang tidak menjadi anggota sample, sehingga jika
terjadi mortalitas dapat secepatnya diganti dengan siswa lain yang setara.
memilki kondisi dan karakter sama dengan subjek yang ada pada penelitian
ini, atau dengan kata lain, bahwa hasil perlakuan pada sample penelitian ini
hal ini dimaksudkan agar kondisi awal pada kedua kelas diasumsikan
diteliti,
c. Perlakuan untuk semua siswa dalam satu kelas belajar sama baik yang
percobaan.
1. Populasi Penelitian
sumber data. Dengan kata lain populasi merupakan objek atau subjek yang
berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat atau memiliki karakteristik
tertentu serta yang memiliki kaitan dengan masalah yang sedang diteliti.
Menengah Kejuruan Swasta yaitu SMK Kimia Tunas Harapan dan SMK
Mardi Bhakti di Kodya Jakarta Timur Tahun Ajaran 2014 – 2015 yang
kurang dari 100 lebih baik subjeknya diambil semua sehingga penelitiannya
Merujuk pendapat di atas maka dalam hal ini sampel yang akan
bahwa SMK Kimia Tunas Harapan dengan jumlah siswa 220 siswa.maka
30 siswa. Rata-rata jumlah siswa kelas X di SMK Kimia Tunas Harapan dan
SMK Mardi Bhakti berjumlah 30 siswa, oleh karena itu sampel yang diambil
SMK Mardi Bhakti sebagai tempat penelitian; kedua, menetapkan siswa kelas
X yang terdiri dari empat kelas sebagai penelitian secara purposive sampling;
mengelompokkan siswa dalam setiap kelas menjadi dua kelompok, yaitu dari
masing-masing kelas disusun siswa minat tinggi dan siswa minat rendah,
setiap perlakuan.
61
kelompok kontrol. Setelah dilakukan tes, skor yang diperoleh dari tes
tinggi dan siswa minat rendah sebanyak 33% tersebut mengacu pada
dan minat rendah itu berkisar 25% sampai dengan 33%. Dengan cara tersebut
Tabel 3.2
Penetapan Perlakuan Tiap-tiap Kelompok Masing-masing Kelas
Tindakan/Perlakuan
Media ICT Tanpa Media ICT
Tingkat
Minat Tinggi 12 12
Minat Rendah 12 12
Jumlah 24 24
Keterangan:
3. Siswa minat tinggi yang tidak mendapat media ICT sebanyak 12 siswa;
62
1. Untuk sikap ilmiah fisika siswa (Y) yaitu hasil tes kepada siswa kelas X
Skor yang diperoleh dari hasil tes sikap ilmiah fisika adalah perolehan
skor setiap siswa dalam mengisi kuesioner sikap ilmiah fisika, kuesioner
sebelumnya.
E. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat 1 variabel terikat dan 2 variabel bebas yaitu :
Untuk minat belajar (X2) berasal dari siswa kelas X sebagai sampel
penelitian.
63
F. Instrumen Penelitian
a. Definisi Konseptual
fisika. Sikap ilmiah meliputi ingin tahu, hati-hati, obyektif, dan jujur.
b. Definisi Operasional
fisika, yang diperoleh dari skor hasil tes pada materi sifat mekanik
bahan.
c. Kisi-Kisi Instrumen
Indikator Pencapaian
Jumlah Bentuk
Pembelajaran dan tujuan Nomor Soal
Materi Soal Soal
Pembelajaran
d. Kalibrasi Instrumen
butir soal terlalu sukar atau terlalu mudah.Soal dikatakan terlalu sukar
sudah atau belum memadainya derajat kesukaran soal tes hasil belajar
digunakan rumus :
B
P
JS
Keterangan :
P = Indeks Kesukaran
B = Jumlah siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS = Jumlah total seluruh siswa peserta tes yang menjawab soal
Dengan kriteria :
instrument.
Tabel 3.4
Tingkat Kesukaran Instrumen Tes
rbis xi xlpi
slqi
Keterangan :
yang dikemukakan oleh Sumarna Suryapranata, yaitu: soal valid jika nilai
rhitung lebih besar dari atau sama dengan 0,3 (rhitung ≥ 0,3), dan tidak
valid jika nilai rhitung lebih kecil dari 0,3 (rhitung< 0,3). (Sumarna
Fisika.
Tabel 3.5
Uji Validitas Instrumen
5 0.397 0.334 V
6 0.478 0.334 V
7 0.451 0.334 V
No. Soal rhitung Rtabel Keterangan
9 0.331 0.334 TV
10 0.507 0.334 V
11 0.516 0.334 V
12 0.362 0.334 V
13 0.408 0.334 V
14 0.069 0.334 TV
15 0.415 0.334 V
16 0.322 0.334 TV
17 0.354 0.334 V
18 0.392 0.334 V
19 0.490 0.334 V
20 0.260 0.334 TV
21 0.329 0.334 TV
22 0.260 0.334 TV
23 0.330 0.334 TV
24 0.369 0.334 V
25 0.567 0.334 V
26 0.632 0.334 V
27 0.545 0.334 V
28 0.498 0.334 V
29 0.856 0.334 V
30 0.254 0.334 TV
Keterangan, V = valid, TV: tidak valid
3) Reliabilitas Instrumen
sebagai berikut :
68
k
r pq
1 2
11
k 1 S1
Keterangan :
Hasil uji reliabilitas diperoleh nilai rii = 0,749, karena rii >
2. Instrumen MinatBelajar
a. Definisi Konseptual
b. Definisi Operasional
c. Kisi-Kisi Instrumen
Tabel 3.6
Kisi-kisi Instrumen Minat Belajar
Butiran Pernyataan
Dimensi Jumlah
Positif Negatif
Keinginan
1,4,9,13,14,22 5,8, 7
mempelajari
Kesenangan dalam
10,20,21,23, 15,19, 23 7
mengikuti pelajaran
Keikutsertaaan dalam
10, 11,17, 3
proses pembelajaran
Ketertarikan kepada
2,3,24, 6,7,12,16 7
pelajaran
Jumlah 24
d. Kalibrasi
alat ukur yang digunakan dan kemampuan ala ukur mengukur apa
berikut :
rxy n XY X Y
n X 2 X 2 nY 2 Y 2
Keterangan :
r
xy
: Koefisien korelasi product moment
X 2
: Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X
Y
2
: Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y
n : Banyaknya responden
71
dengan nilai rtabel dengan taraf nyata 5 % jika nilai dari rxy > rtabel
dinyatakan valid.
72
2) Uji Reliabilitas
k
S i
2
rac 1
k S2
i
Keterangan :
dengan nilai rtabel dengan taraf nyata 5 % jika nilai dari rxy > rtabel
1. Statistik Deskriptif
diolah dan dianalisis ukuran pemusatan dan letak seperti mean, modus, dan
menentukan ujung bawah (UB) dan ujung atas (UA) setiap interval
kelas interval.
tepi bawah (TB) dan tepi atas (TA) untuk masing-masing kelas
interval, yaitu:
½ (UA) – (UB).
74
b1
Mo = b + p dimana:
b1 + b2
Mo = Modus
terbanyak.
p = panjang kelas
terdekat sebelumnya
terdekat sesudahnya
½n-F
Me = b + p dimana:
f
Me = Median
n = banyaknya data
i ½n-F ½n-F
SD = ∑ - ∑ f dan Simpang Baku (S) = √ SD
i f
a. Uji Normalitas
1)
Data pengamatan Y1,Y2 , Y3,........Yn dijadikan bilangan baku
Yi Y
z1, z2 , z3,........zn dengan menggunakan rumus zi s
simpangan baku)
2)
Untuk setiap bilangan baku ini dengan menggunakan daftar
z1)
atau sama dengan z1. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S(zi) maka
banyaknyaz i , z2 , z3 ,. zn
S ( zi) n
5)
Ambil harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak
b. Uji Homogenitas
Tabel 3.8.
Data Masing-masing Kelompok Sampel
2)
Membuat tabel harga-harga yang diperlukan untuk uji Bartlett :
Tabel 3.9
Harga-harga yang Diperlukan untuk Uji Bartlett
2
Kel Sampel dk 1/dk S1 log si2 (dk) log si2
2 2 2
KT n1 - 1 1/(n1 - 1) skt log skt (n1 - 1) log SKT
2
KR n2 -1 1/(n2 - 1) skr2 log skr2 (n2 - 1) log SKR
2
RT n3 - 1 1/(n3 – 1) srt2 log srt2 (n3 - 1) log SRT
2 2
RR n4 - 1 1/(n4 – 1) srr log srr (n4 - 1) log SRR2
2
∑ ∑ (ni - 1) ∑ 1/(ni – 1) - - ∑ (n1 - 1) log Si
3)
Menghitung varians gabungan dari semua kelompok sampel :
s2 (n 1)s /
2
1)
1
(n i i
4)
Menghitungharga satuan B, dengan rumus:
B (log
1)
s2)(n
i
78
5)
Menghitung nilai chi kuadrat (x2hitung) = dengan rumus :
X 2hitung
1) log s 2 )
(in10)(n
i
-
Tolak H0 jika x2hitung> x(1α) (k-1)- atau x2hitung> xtabel untuk
-
Terima H0 jika x2hitung>X(1-α) (K-1)atau x2hitung> xtabel untuk
mempunyai varians
sama/homogen)
varians
berbeda/tidak homogen)
dua arah.
media konvensional.
- Faktor B:Minat belajar, B-1 minat tinggi dan B-2 minat rendah.
Tabel 3.6.
Disain ANOVA Dua Arah Faktorial 2x2
Media pembelajaran
K-1 K-2 K-3
Media belajar
B-1 Y11 Y12 Y10
B-2 Y21 Y22 Y20
Y01 Y02 Y00
K
b. Membuattabel statistik deskriptif untuk masing-masing kelompok
data.
Tabel 3.7.
Tabel Statistik Deskriptif untuk ANOVA Dua Arah
A-1 A-2 ∑B
ny ny ny
Y Y Y
B-1
Y Y Y
Y Y Y
2 2 2
80
A-1 A-2 ∑B
B-2 ny ny ny
Y Y Y
Y Y Y
2 2 2
Y Y Y
n y ny n
y
Y Y Y
Y Y Y
Y Y Y
2 2 2
Keterangan:
nY = banyaknya subyek dalam kelompok
Y = rerata sor untuk masing-masing kelompok
∑Y = jumlah skor dalam setiap kelompok
2
∑Y = jumlah kuadrat setiap skor dalam kelompok
berikut:
Tabel 3.8.
Rangkuman ANOVA untuk Uji Hipotesis
Sumber Varians UD JK RJK Fh Ft
0,05 0,01
Antar Kolom (Ak) Antar db (Ak) Jk (Ak) Rjk (Ak) Fh (Ak) F, (Ak) Ft (Ak)
baris (Ab) Interaksi (I) db(Ab) Jk (Ab) Rjk (Ab) Fh (Ab) F, (Ab) Ft (Ab)
db (l) Jk (l) Rjk (I) Fh (l) Ft (I) Ft (l)
Antar Kelompok (A) Db (A) Jk (A) Rjk (A) Fh (A) Ft (A) Ft (A)
Dalam Kelompok (D) Db Jk (D) Rjk (D) - - -
Total di Reduksi (TR) db Jk (TR) Rjk - - -
Retara/Koreksi (R) (TR) Jk (TR) (TR) - - -
db(R) Jk (R) Rjk (R)
Total (T) 80 Jk (T) - - - -
81
(JK), varians (RJK) dan Fhitung Fh serta Ftabel (Ft) untuk pengisian shell
a) Db (Ak) = k-1
b) Db (Ab) = b -1
d) Db (A) = k.b-1
f) Db (TR) = n00 – 1
g) Db (R) = 1
h) Db (T) = n00
a) JK (T) = Y002
Y 2 2
b) JK (R) = 00
n
00
d) JK (A) =
Y 2
Y Y Y 2
2
2
11
n
12 21
n n
22
JK (R)
n 12 21
22
11
82
Y Y 2 2
e) JK (AK) = 01
02 JK (R)
n n
01
20
Y Y 2 2
10
f) JK (Ab) = n 20 JK (R)
10 n
20
2 ( AK )
a) Fh (AK) =
2 (D)
2 ( Ab)
b) Fh(Ab) =
2 (D)
2 (I )
c) Fh (I) = 2
(D)
A) d) Fh (A) = 2(
2
(D)
83
Catatan :
k = jumlah kolom/baris/perlakuan/kelompok
n = jumlah data/sampel
f. Uji Lanjut
1) Hpotesis Statistik
a) H 0 : 11 21
H 1 : 11 21
b) H0 : 11 22
H 0 : 11 22
H 0 : 12 21
c)
H 1 12 21
H 0 : 12 22
d)
H 1 : 11 22
Dengan rumus :
Xi Xi
Qh
Xj ) Xj
RJK(D 2
n
n = jumlah data dalam kelompok
Qt = Q (0,05 : n / k)
H. Hipotesis Statistik
1. Hipotesis 1 :
2. Hipotesis 2 :
3. Hipotesis 3 :
ilmiah fisika)
fisika).