Cucu Nur’aqidah
1008678
ABSTRAK
1
2
PENDAHULUAN
menuntut manusia untuk mengubah pola pikir dan tingkah laku guna
dan seni. Oleh karena itu pendidikan hendaknya dikelola dengan baik, baik
dari itu, dalam aspek pendidikan diperlukan adanya perbaikan di dalam cara
3
penyampaian bahan ajar agar terwujud masyarakat yang lebih maju dan lebih
berpotensi.
yang mampu bersaing. Jadi orientasi ideal dari proses pendidikan ini adalah
Sukmadinata (Diana, 2008:1) menyatakan bahwa ada tiga fungsi penting dari
yang diberikan pada anak mulai dari usia sekitar 3 tahun sampai 12 tahun.
Salah satu mata pelajaran inti yang diberikan dalam pendidikan formal
mulai dari jenjang pendidikan dasar adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
PERMEN No. 22 tahun 2006, Mata Pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar
PERMEN No.22 tahun 2006 tentang standar isi. Dalam PERMEN 22 tahun
6
2006 dirumuskan Ruang Lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI yang
kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa mulai dari kelas
diperoleh anak.
dapat dipandang dari segi produk, proses, dan pengembangan sikap ilmiah’.
Hal ini berarti, IPA memiliki dimensi produk, proses, dan sikap yang saling
berkaitan. Di dalam IPA, hasil belajar yang merupakan produk IPA didapat
7
terdiri dari prosedur empirik dan prosedur analitik terdapat pada konsep
manusia tidak ada yang lepas dari konsep energi. Karena tanpa adanya energi
kita tidak bisa melakukan segala aktivitas yang akan kita lakukan sehari-
sehari.
Oleh karena itu, pembelajaran IPA yang sesuai adalah pembelajaran yang
sesuai antara situasi belajar dengan situasi kehidupan nyata pada lingkungan
masih kurang baik dan keterampilan proses IPA siswa tidak berkembang,
data yang diperoleh pada siswa kelas IV yang berjumlah 30 orang, hanya
nilai diatas KKM. Setelah dilakukan observasi maka penulis dapat menarik
2. Kerjasama antar siswa masih kurang baik, dalam bergaul masih memilih-
milih teman.
konkret di sekitarnya baik di dalam maupun di luar kelas. Siswa hanya duduk
kondisi tersebut diantaranya yaitu menurunnya prestasi belajar dan nilai yang
didapat siswa baik pada saat proses pembelajaran maupun dalam evaluasi.
Kondisi seperti ini harus segera diatasi dan harus segera dilaksanakan suatu
keterampilan dasar yang dimiliki siswa diharapkan siswa sudah terbiasa dan
siswa, dan dibuat secara sistematis dengan penggunaan teknik khusus sesuai
dengan materi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam proses
kegiatan pembelajaran.
selain siswa diajak untuk terlibat langsung dalam proses IPA sesuai taraf
diharapkan siswa dapat menumbuhkan rasa percaya diri, baik ketika dalam
B. Rumusan Masalah
keterampilan proses?
11
keterampilan proses?
C. Tujuan Penelitian
sebagai berikut.
proses.
D. Manfaat Penelitian
12
Dasar.
BAB II
A. Pembelajaran IPA
berkaitan sehingga membentuk suatu kesatuan yang utuh. IPA bukan hanya
proses IPA memiliki arti bagaimana proses untuk mendapatkan IPA, sebagai
produk IPA merupakan akumulasi hasil dari suatu proses artinya setiap yang
dipelajari ada hasilnya, dan sebagai pemupukan sikap IPA mengandung arti
13
14
guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir kritis. Guru juga
Bila dalam pembelajaran IPA guru dapat memberdayakan siswa untuk aktif
tetapi dengan kecepatan yang berbeda. Siswa Sekolah Dasar berada dalam
dalam periode ini adalah antara usia 7 sampai 11 tahun. Dalam periode ini
siswa belum memahami orang lain memandang objek yang sama, seperti
memiliki ciri yang sama, mungkin pula memiliki perbedaan dalam hal
yang lainnya;
kriteria tertentu;
yang sama.
Selama periode ini kualitas berfikir siswa tidak lagi terikat pada
Berikut ciri-ciri sifat anak pada masa kelas tinggi di sekolah dasar
yaitu :
1. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret, hal ini
3. Menjelang akhir masa ini ada minat terhadap hal-hal atau mata pelajaran
khusus, para ahli yang mengikuti teori faktor ditafsirkan sebagai mulai
menonjolkan faktor-faktor.
sendiri.
5. Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang
7. Peran manusia idola sangat penting pada umumnya orang tua dan kakak-
kakaknya dianggap sebagai manusia idola yang sempurna. Karena itu guru
dapat terpenuhi. Sumber pembelajaran IPA tidak hanya didapat dalam kelas,
alam disekitar mereka. Sumber belajar tidak hanya diperoleh dari buku-buku
siswa.
bidang studi IPA tanpa diintegrasikan dengan bidang studi lain. Pada kelas
tinggi, siswa mulai dapat diajak untuk melakukan eksploitasi terhadap alam
menghindari subject based dimana materi diambil dari buku teks, tetapi
level rendah maupun level tinggi, maka model pembelajaran yang bersifat
siswa dapat terlibat aktif baik secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
18
pembelajaran perlu :
siswa jenuh.
membuat siswanya memiliki penguasaan meteri yang sesuai jenjang pada tiap
harus sesuai dengan kompetensi dasar sampai indikator hasil belajar yang
ingin dicapai. Hal ini juga sesuai dengan salah satu prinsip, yaitu dimulai dari
hal-hal yang mudah sebelum melangkah kepada hal-hal yang lebih kompleks.
Jadi pada pencapaian ranah kognitif misalnya, guru bisa memulai dengan
dengan baik, guru melangkah kepada upaya untuk membuat siswa memahami
19
mengapa fakta-fakta itu bisa terjadi, sampai akhirnya siswa bisa memberikan
sulit bagi guru untuk mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa
menjejalkan semua fakta dan konsep kepada siswa melalui metode ceramah.
proses, yaitu :
peserta didik.
Kompetensi.
Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Asy’ari (2006:12)
eksperimen”.
GBPP IPA kurikulum 1994 terdiri dari 8 (delapan) aspek, yaitu meliputi
Di dalam belajar perlu adanya aktivitas, sebab pada prinsipnya belajar itu
adalah berbuat, ”learning by doing”. Maka dalam penelitian ini, penulis akan
sangat penting dimiliki oleh setiap orang termasuk siswa. Hal ini berkaitan
maupun secara lisan. Bentuk komunikasi yang baik adalah yang dipahami
bentuk model, gambar, grafik, diagram tabel, dan lain-lain. Sedangkan untuk
keterampilan yang lain secara tidak langsung dapat dilaksanakan pada saat
siswa melakukan percobaan siswa terlebih dahulu akan mengamati baik alat
1. Teori Piaget
manipulative”.
bervariasi.
lingkungan anak, apalagi ditunjang dengan media yang bervariasi yang dapat
a. Pengertian Energi
energi.Tanpa energi, maka semua pekerjaan tidak dapat kita lakukan. Jadi
25
energi. Energi tidak dapat dilihat, tetapi dapat dirasakan. Energi tidak dapat
diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, tetapi energi dapat berubah dari
b. Macam-macam energi
1) Energi panas adalah energi yang dihasilkan dari panas suatu benda.
Energi panas dihasilkan oleh matahari, api, kompor, setrika dan listrik.
Misalnya, matahari, lilin, lampu listrik dan segainya. Energi cahaya yang
isinya, dan dari lampu di manfaatkan untuk menerangi ruangan pada saat
3) Energi gerak adalah energi yang ditimbulkan oleh benda yang bergerak
seperti angin, air mengalir dan orang berlari. Hembusan angin yang cukup
begitu juga dengan air. Gerak air yang mengalirderas dapat menggerakan
26
tenaga listrik.
4) Energi listrik adalah energi yang ditimbulkan oleh arus listrik. Alat yang
listrik antara lain, baterai, aki, dan generator. Beberapa alat listrik seperti
kipas angin, setrika listrik, pompa air listrik, lampu listrik dan lain-lain.
5) Energi bunyi adalah energi yang dihasilkan oleh benda yang bergetar.
Misalnya gitar, suling, peluit dan lain-lain. Dengan adanya energi bunyi,
maka manusia dapat menikmsti musik, dan dapat memberi tanda adanya
6) Energi kimia adalah energi yang dikeluarkan dari hasil reaksi kimia.
a) Parasut
Hal-hal yang harus diperhatikan saat membuat parasut, antara lain lubang
yang dibuat harus berada tepat ditengah parasut, lubang tidak boleh terlalu
27
lebar, beban benda tidak boleh terlalu berat karena parasut akan jatuh lebih
cepat.
b) Pesawat Terbang
Pesawat yang kamu buat harus di beri kecepatan awal untuk dapat terbang.
a) Terompet
Terompet merupakan salah satu contoh alat musik tiup. Pada saat alat
b) Gendang
kulit. Bila dipukul lapisan kulitnya, maka akan terdengar suara. Gendang
berbunyi jika kulit gendang dipukul. Saat dipukul, kulit gendang bergetar.
dihasilkan. Makin kecil dan panjang rongga pada gendang, maka makin
a. Kegiatan awal
b. Kegiatan inti
c. Kegiatan akhir
dalam hal ini ditekankan pada bagaimana interaksi siswa dalam kelompok
siswa diantaranya:
1. Kegiatan-kegiatan visual
2. Kegiatan-kegiatan lisan
3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan
4. Kegiatan-kegiatan menulis
F. Hasil Belajar
terlebih dahulu mengadakan telaah yang rinci dan tepat terhadap tujuan
yang telah ditentukan sebelumnya, artinya seorang guru harus secara tepat
Di dalam pelaksanaan evaluasi hasil belajar IPA di SD, ada beberapa hal
sikap/nilai.
tertulis saja, tetapi juga mengadakan evaluasi terhadap yang bisa diamati
belajar siswa akan tercapai. Seperti yang dikemukakan oleh Patta Bundu
tingkah laku yang terjadi pada siswa, dan hasil kognitif yang diraih setiap
siswa.
maupun objek yang dijadikan penelitian. Selain itu Penulis juga melakukan
studi pustaka untuk mencari teori-teori yang relevan yang dapat menunjang
juga dapat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Dalam studi
meningkat.
dari nilai di setiap evaluasi yang dilakukan juga sikap ilmiah dan
H. Hipotesis Tindakan
pendekatan keterampilan proses, maka aktivitas dan hasil belajar siswa akan
meningkat”.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Subyek Penelitian
fokus dalam penelitian tindakan kelas ini adalah konsep energi dan
diperlukan.
34
35
Tindakan Kelas (PTK). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
action raseach. Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh ahli psikologi
Amerika yang bersama Kurt Lewin pada tahun 1946, yang selanjutnya
dalamnya.
yang terjadi.
situasi kelasnya.
lingkungan kerjanya.
dari penelitian tindakan kelas ini merujuk pada tujuan penelitian tindakan
Maka dalam penelitian tindakan kelas ini, penelitian difokuskan pada situasi
kelas, dimana guru dapat meneliti sendiri terhadap praktek pembelajaran yang
mengenai apa yang telah dilakukan guru pada saat pembelajaran berlangsung,
menyiapkan alat peraga, atau media yang relevan dengan materi serta
rencana yang telah dipersiapkan dan pada saat bersamaan dilakukan kegiatan
1. Desain Penelitian
Gambar 3.1
Siklus Model Elliot
a. Mengidentifikasi masalah.
c. Merencanakan PTK.
d. Melaksanakan PTK.
setiap siklus terdiri dari tiga tindakan. Secara garis besar langkah-langkah
dihalaman selanjutnya.
41
Refleksi Tindakan 3
Gambar 3.2
Analisis temuan
Alur Pelaksanaan Peneliti Analisis Model Pembelajaran
Analisis PBM
42
2. Model Penelitian
Cileunyi.
neglasari 01.
proses pembelajaran baik dari materi ajar dan sumber belajar yang
dengan kepala sekolah dan beberapa staf guru mengenai kondisi dan
ini terdiri dari tiga siklus, setiap siklus terdiri dari tiga tindakan,
1) Perencanaan
mengkomunikasikan.
lembar wawancara.
45
2) Tindakan
Tabel : 3.1
Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan
Siklus Tindakan
Hari/tanggal Waktu Materi
Pengertian energi
Kamis, 16
1 07.00 -08.30 dan bentuk –bentuk
Februari 2012
energi.
Kamis, 23
I 2 12.00-13.30 Sumber energi panas
Februari 2012
Kamis, 1 Sumber energi
3 Maret 2012 07.00-08.30 cahaya
Kamis, 8
12.00-13.30
1 Maret 2012 Sumber energi gerak
Kamis, 15
II 2 Maret 2012 07.00-08.30 Sumber energi bunyi
Kamis, 22
3 12.00-13.30 Sumber energi listrik
Maret 2012
Kamis, 5
1 April 2012 07.00-08.30 Sumber energi kimia
Model perubahan
Kamis, 12
III 2 12.00-13.30 gerak akibat
April 2012
pengaruh udara
Model perubahan
Kamis, 19
3 07.00-13.30 energi gerak menjadi
April 2012
energi bunyi
46
3) Observasi
lapangan.
selanjutnya.
4) Refleksi
telah dan atau tidak terjadi, apa yang telah dihasilkan atau yang
dilakukan.
C. Definisi Operasional
Budi, dkk, 2008 : 97). Adapun energi yang akan dibahas oleh peneliti
perubahan energi.
aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Adapun hasil belajar yang ingin
dicapai oleh peneliti adalah hasil kognitif yang diraih oleh setiap siswa.
D. Instrumen Penelitian
dalam pengumpulan data maka diperlukan adanya instrument yang tepat agar
masalah yang diteliti akan terefleksi dengan baik. Adapun jenis Instrumen
penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah lembar observasi,
catatan lapangan, lembar kerja siswa (LKS), kamera foto dan soal evaluasi.
1. Lembar observasi
waktu belajar, tingkah laku guru pada waktu mengajar, kegiatan diskusi
2. Lembar Wawancara
data atau informasi tertentu yang dilaksanakan dengan tanya jawab secara
lisan.
3. Catatan lapangan
4. Kamera foto
hasil kerja siswa secara kelompok digunakan LKS. Lembar kerja siswa
untuk kegiatan belajar yang aktif dengan mendapatkan panduan dari guru
6. Alat evaluasi
berupa tes tertulis berbentuk uraian dan dikerjakan siswa secara individual.
maka langkah berikutntya adalah tekhnik pengumpulan data. Jika data yang
1. Observasi
tekhnik ini beberapa bagian dari obyek penelitian dapat diteliti secara
kepada terjadinya perubahan kearah yang lebih baik dan sesuai yang
2. Wawancara
3. Catatan Lapangan
hasil triangulasi atau hasil diskusi antar peneliti dan observasi kemudian
disimpulkan.
siswa secara kelompok. LKS dibuat dan diberikan kepada siswa dalam
penelitian tindakan.
53
5. Evaluasi (tes)
tindakan dilakukan. Jenis evaluasi yang dilakukan adalah tes tertulis secara
individu.
6. Foto
observasi yaitu kegiatan guru dan kegiatan siswa, wawancara guru dengan
2. Analisa Data
(Hermawan, 2007:210) :
𝑥̅ = 𝑥1+𝑥2𝑛+⋯+𝑥𝑛
̅ = rata-rata (mean)
Keterangan :𝑥
xi = data ke-1
n = banyaknya siswa
54
Hasil belajar siswa sebagai data kuantitatif diperoleh dari hasil tes
tindakan yang telah dilaksanakan. Sedangkan data kualitatif terdiri atas hasil
A. Hasil Penelitian
1. Siklus Pertama
a. Perencanaan Pembelajaran
februari, materi yang akan dibahas tentang pengertian energi dan bentuk-
Adapun media dan alat pembelajaran yang akan digunakan pada siklus
55
56
16 Februari 2012 selama dua jam pelajaran ( 2x35 menit) yaitu pada pukul
07.00-08.10 WIB, yang hadir 26 siswa, 4 orang yang tidak hadir dengan
alasan sakit. Adapun materi yang dibahas pada tindakan ini adalah
diskusi, tanya jawab. Media yang digunakan bola, meja, gambar. Sumbernya
dari KTSP 2006 Kelas IV Semester 2 mata pelajaran IPA dan buku IPA
terdiri dari kegiatan awal dimulai dengan berdo’a, mengabsen siswa, dan
lalu guru mengemukakan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa,
terdiri dari 5 orang siswa, guru membagikan LKS kepada setiap kelompok
23 Februari 2012 selama dua jam pelajaran ( 2x35 menit) pada pukul 12.00-
13.10 WIB, yang hadir 29 siswa 1 orang tidak hadir dikarenakan sakit.
Adapun materi yang dibahas pada tindakan ini adalah sumber energi panas,
1 Maret 2012 selama dua ja pelajaran ( 2x40 menit) pada pukul 07.00-08.30
WIB, yang terdiri dari 30 siswa. Adapun materi yang dibahas pada tindakan
ini adalah sumber energi cahaya, dengan standar kompetensi yaitu mengamati
kehidupan.
Media yang digunakan batu baterai, senter, lilin, korek api. Sumbernya dari
KTSP 2006 Kelas IV Semester 2 mata pelajaran IPA dan buku IPA Kelas IV,
b. Kegiatan Pembelajaran
orang siswa. Kemudian peneliti membagikan LKS dan alat percobaan kepada
siswa, evaluasi yang disajikan berbentuk soal essay dengan 5 butir soal.
wawancara, LKS, dan hasil belajar. Berdasarkan data yang diperoleh ada
yaitu pada saat kerja sama pada tindakan 1 dan 2, ada 3 orang siswa yang
hanya duduk diam dan ngobrol saja tidak membantu temannya mengerjakan
tugasnya. Hal ini terjadi karena siswa tidak terbiasa belajar berkelompok dan
mereka fikir hanya yang pintar saja yang harus mengerjakan. Hal ini
ketika sedang melakukan kerja kelompok dan tidak ikut kerja sama
tidak kondusif, karena ada 2 orang siswa yang tidak melakukannya dengan
alat tersebut dan ada juga yang dilakukan dengan main-main. Hal ini
siswa.
siswa pasif yang terbiasa belajar hanya mendengarkan penjelasan dari guru
sudah mulai termotivasi dan aktif ketika ditugaskan untuk mengerjakan LKS
2,7, tindakan 3 2,8, rata-rata nilai sikap ilmiah bekerjasama tindakan 1 2,6,
Tabel 4.1
Hasil Evaluasi Siklus 1
- 50 - 7 60 420
Gambar 4.1
Grafik Nilai Evaluasi Siklus 1
Nilai Evaluasi,
Nilai Evaluasi Siklus 1 Tindakan 3, 74.6
Nilai Evaluasi,
Tindakan 2, 71
Tindakan 1
c. Refleksi
energi dan bentuk-bentuk energi, sumber energi panas, dan sumber energi
yang baik agar siswa tidak hanya diam, dan selalu mengandalkan temannya
membaca petunjuk yang ada di LKS agar siswa mendapat bayangan cara
63
menggunakan alat tersebut, serta siswa diberi nasehat dan arahan agar siswa
temannya.
semangat kedepan dan tidak saling tuduh dengan temannya, maka peneliti
akan memberikan motivasi berupa penambahan nilai kepada siswa yang lebih
motovasi dan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan agar hasil
2. Siklus Kedua
a. Perencanaan Pembelajaran
Adapun media dan alat pembelajaran yang akan digunakan pada siklus
yang digunakan adalah kaleng bekas susu, balon, karet, gunting, pemukul,
gambar. Pada tindakan 3 media dan alat yang digunakan lampu listrik kecil,
b. Kegiatan Pembelajaran
tanggal 8 Maret 2012 pada pukul 12.00-13..30 WIB, yang terdiri dari 30
dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 15 Maret 2012 pada pukul 07.00-13.30
65
WIB, yang terdiri dari 30 siswa dengan materi sumber energi bunyi.
pada pukul 12.00-13.30 WIB, yang terdiri dari 29 siswa dengan materi
II sebagai berikut:
jawab mengenai materi yang akan dibahas. Setelah melakukan tanya jawab,
tujuan pembelajaran.
dengan yang diinginkan siswa. Kemudian peneliti membagikan LKS dan alat
diberikan tes akhir, evaluasi yang disajikan berbentuk soal essay dengan 5
butir soal. Waktu yang diberikan untuk mengerjakan tes evaluasi 15 menit
pada saat mengerjakan evaluasi kondisi siswa cukup tenang, kemudian guru
menutup pelajaran.
wawancara, LKS, dan hasil belajar. Berdasarkan data yang diperoleh ada
siswa kurang memahami bahasa yang ada dalam petunjuk LKS. Namun
bisa menyimpulkan.
percobaan, masih ada siswa yang memainkan alat percobaan tersebut kepada
67
Tabel 4.2
Hasil Evaluasi Siklus 1I
Gambar 4.2
Grafik Nilai Evaluasi siklus 2
c. Refleksi
LKS pun harus menggunakan bahasa yang mudah difahami oleh siswa agar
berupa terapi. Terapi disini adalah pemberian bantuan kepada anak yang
mengalami kesulitan belajar sesuai program yang telah disusun pada tahap
belajar kelompok.
Karena terlihat semua siswa sudah bisa menumbuhkan rasa tanggung jawab
berupa pemberian nilai tambahan bagi siswa yang lebih aktif dan
3. Siklus Ketiga
a. Perencanaan Pembelajaran
energi bunyi.
gambar makanan. Pada tindakan 2 media dan alat yang digunakan adalah
kertas tulis/ HVS, pensil, penggaris dan gunting, gambar pesawat. Pada
tindakan 3 media dan alat yang digunakan kertas karton, sedotan plastik ,
b. Kegiatan Pembelajaran
tanggal 29 Maret 2012 pada pukul 07.00-08..30 WIB, yang terdiri dari 30
dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 5 April 2012 pada pukul 12.00-
71
13.30 WIB, yang terdiri dari 29 siswa dengan materi model perubahan
hari Kamis tanggal 12 April 2012 pada pukul 07.00-08.30 WIB, yang
terdiri dari 30 siswa dengan materi model perubahan energi gerak menjadi
sebagai berikut:
Respon siswa cukup beragam, dan siswa dapat menjawab pertanyaan guru
Pada tahap ini siswa tampak lebih antusias dalam belajar terutama
yang kemudian dikomentari oleh kelompok lain. Pada tahap ini siswa
diberikan tes akhir, evaluasi yang disajikan berbentuk soal essay dengan 5
butir soal. Pada saat mengerjakan evaluasi kondisi siswa cukup tenang
di luar dan di dalam kelas setelah mendapat ketentuan, dan tujuan, dan
mampu belajar tanpa merasa adanya tekanan, lebih aktif dan efektif pada
termotivasi untuk belajar lebih serius agar mampu menyerap ilmu yang
memuaskan.
memersentasikan.
Tabel 4.3
Hasil Evaluasi Siklus III
2 60 120 1 60 60 - 60 -
Gambar 4.3
Grafik Nilai Evaluasi Siklus 3
Tindakan 1
Nilai Evaluasi Siklus Tindakan 2
3, Tindakan 1, 82.3 Tindakan 3
c. Refleksi
menggunakan alat percobaan, pada awalnya masih ada satu orang yang masih
dilaksanakan di dalam dan di luar kelas akhirnya semua siswa bisa melakukan
juga semua siswa sudah mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari semua
siswa sudah bisa menyimpulkan hasilnya dengan baik sesuai tujuan yang ingin
di capai dan semua siswa sudah berani kedepan tanpa harus disuruh
memersentasikan.
Dalam hasil evaluasi yang diperoleh dalam siklus ini, semua siswa
B. Pembahasan
1. Siklus I
kerja sama pada tindakan 1 dan 2, ada 4 orang siswa yang hanya duduk
Hal ini terjadi karena siswa tidak terbiasa belajar berkelompok dan mereka
76
fikir hanya yang pintar saja yang harus mengerjakan. Hal ini berimbas
kerjasama siswa akan berkembang. Hal ini sesuai dengan pendapat dari
Pada tindakan 3, hanya tiga orang yang masih ribut dan ngobrol
ketika sedang melakukan kerja kelompok dan tidak ikut kerja sama
benar banyak diantaranya yang hanya diam dan terlihat kebingungan cara
menggunakan alat tersebut dan ada juga yang dilakukan dengan main-
main. Hal ini dikarenakan siswa tidak terbiasa belajar langsung dengan
hasil percobaan. Maka dari itu, peneliti memberikan bimbingan pada siswa
konsep. Hal ini dilakukan sampai siswa terlihat sudah mandiri dalam
Bandura yang dikutip oleh Barlow, yaitu “Sebagian besar dari yang
kepada siswa.
proses pembelajaran siswa belum teratur, akan tetapi pada tindakan 2 dan
78
cahaya mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari hasil nilai yang di
peroleh Rata-rata nilai evaluasi siswa tindakan 1 67,3, tindakan 2 71,0 dan
percobaan pada tindakan 1 2,3, pada tindakan 2 2,5, dan pada tindakan 3
pada tindakan 2 2,7, pada tindakan 3 2,8, dan rata-rata nilai sikap ilmiah
bekerjasama pada tindakan 1 2,6, pada tindakan 2 2,8, dan pada tindakan 3
2,9.
Siklus II
sebagai berikut:
Sehingga siswa masih kesulitan dalam menyimpulkan hasil percobaan. Hal ini
anak”.
kesulitan dalam berkonsentrasi dalam belajar. Hal itu timbul dari faktor internal
dan eksternal siswa itu sendiri. Untuk mengatasi permasalahan tersebut pada
kelompok kepada siswa tersebut di luar dan di dalam jam pelajaran, dan
kepribadian siswa tersebut juga dapat mengganggu aktivitas siswa lain dalam
merupakan indikator adanya masalah belajar yang dihadapi siswa, karena hal itu
berakibat pada aktivitas belajar siswa lain, akhirnya aktivitas belajar siswa
meningkat terbukti siswa sudah dapat menggunakan alat sesuai petunjuk yang
ada dalam LKS dan dalam berkomunikasi dengan siswa lain sudah mulai terjalin
cukup baik, sikap egosentris siswa sedikit demi sedikit mulai berkurang.
peningkatan dari setiap tindakan. Hal tersebut terlihat dari aktivitas mereka
ketika bekerja sama, hampir semua ikut mengerjakan walupun masih ada satu
sumber energi listrik, sumber energi bunyi mengalami peningkatan. Hal ini
terlihat dari rata- rata nilai evaluasi akhir siklus II yaitu tindakan 1 77,3,
alat tindakan 1 yaitu tindakan 1 2,4, tindakan 2 2,6, tindakan 3 2,8, rata-rata
3 3,3, rata-rata nilai sikap ilmiah bekerjasama tindakan 1 3,1, tindakan 2 3,2,
tindakan 3 3,4.
Siklus III
sebagai berikut:
Kesulitan yang dialami siswa pada siklus III tindakan 1 yaitu masih
ada satu orang siswa yang belum mampu memanipulasi alat percobaan
(Darmojo, H,1992: 35), yaitu ”Anak usia sekolah dasar masih memerlukan
luar dan di dalam kelas setelah mendapat ketentuan, dan tujuan, dan mampu
belajar tanpa merasa adanya tekanan, lebih aktif dan efektif pada setiap tahap
belajar lebih serius agar mampu menyerap ilmu yang disampaikan, dan
Hal tersebut sesuai dengan teori dari Gagne yang berpendapat bahwa,
“Siswa harus diberi motivasi untuk belajar dengan harapan bahwa belajar
pada siklus II tindakan 1, 2 dan 3 sudah cukup baik. Hal ini terlihat siswa
sudah bisa menyimpulkan hasil percobaan dengan baik dan siswa tanpa
bekerja sama dengan baik tidak ada yang diam dan ngobrol lagi.
udara dan membuat model perubahan energi gerak menjadi energi bunyi
sangat meningkat. Hal ini dapat dilihat rata-rata nilai evaluasi akhir siswa
siklus III tindakan 1 82,3, tindakan 2 84,3, tindakan 3 85,6. Rata-rata nilai
82
Neglasari 01 karena aktivitas dan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya
semakin meningkat.
A. Kesimpulan
menggunakan dan memanipulasi alat tersebut dengan baik dan juga siswa
rasa percaya diri. Namun setelah diberi araha dan motivasi berupa
kerjanya, akhirnya tumbuhlah rasa percaya diri pada diri siswa dan tanpa
ditunjuk lagi siswa mau kedepan, kesulitan dalam bekerja sama dengan
83
84
teman kelompoknya, masih ada siswa yang hanya diam dan ngobrol saja
melakukan percobaan dan mengisi pertanyaan yang ada dalam LKS. Hal
tersebut di karenakan kurangnya rasa tanggu jawab yang ada dalam diri
tumbuhlah rasa taggu jawab pada diri siswa tersebut, hal ini terbukti
menggunakan alat percobaan pada siklus I 2,5, siklus II 2,6; siklus III 3,3.
3,0, siklus III 3,5, sikap ilmiah yang dikembangkan yaitu bekerja sama
dengan rata-rata pada siklus I 2,8, siklus II 3,1, siklus III 3,6.
evaluasi siswa 70,4, pada siklus II 79,3, pada siklus III 84,1. Secara
B. Saran
dan meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa demi mencapai
pada siswa hendaknya guru pun harus menguasai alat peraga tersebut
sederhana agar dapat dipahami oleh siswa dan memudahkan siswa dalam
siswa.
87
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal, (2006), Penelitian Tindakan Kelas, untuk: Guru, Bandung: Yrama Widya.
Arikunto, S. (2008). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
Barlow, Daniel Lenox. (1985). Educational psychology: The Teaching Learning Process.
Chicago : The Moody Bible Institute
Bundu, Patta. (2006). Penilaian Keterampilan proses dan Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran
Sains SD. Jakarta : Depdiknas Dirjen Pendidikan Tinggi dir. Ketenagaan
Djamarah, B.S. (2000). Guru dan Anak Didik dalam interaksi Edukatif. Jakarta : BNSP
Darmodjo, H. dan Kaligis, J.R. (1992). Pendidikan IPA II. Jakarta: Depdikbud.
Departemen Pendidikan Nasional. (2006), Kurukulum KTSP 2006 Standar Isi SD/MI.
Jakarta: Depdiknas.
Hermawan, Ruswandi dkk. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar. Bandung :
UPI PRESS.
Iskandar, S.M. (1997). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam SD. Jakarta: Depdiknas
Mudjiono, Drs. Dkk (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. P.T. Rineka Cipta.
Muslich, Masnur. (2009). Melaksanakan PTK Penelitian Tindakan Kelas Itu Mudah.
Jakarta: Bumi Aksara.
Siregar, R dan Nara, H. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Sudjana, Nana dan Ibrahim (2004). Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar
Baru Algesindo.
Reber, A.S. (1988). The Penguin Dictionary of Psicology. Ringgwood Victoria : Penguin
Books Australia Ltd.
Wahyono, Budi, dkk. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SD Kelas IV. Klaten : Pusat
Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Wibawa, Basuki. (2003). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdiknas Dirjen Dikdasmen.
RIWAYAT HIDUP
yang merupakan anak ke-1 dari 2 bersaudara dari pasangan bapak Ayi
4. D-II PGSD UPI Kampus Cibiru, dari tahun 2004 sampai 2006.
Pada tahun 2010 penulis tercatat sebagai mahasiswa program S-1 PGSD UPI Kampus
Cibiru, Konsentrasi IPA. Dan penulis bekerja sebagai guru honor dari tahun 2007 sampai