NIM : 2119160056
Kelas : 3C
BAB 1
PENDAHULUAN
Menurut Johnson and Johnson dalam Zuchdi, sejak tahun 1970-an di Amerika
Serikat terjadi suatu gerakan dalam pendidikan yang disebut
CooperativeLearning‘belajarsecarakooperatif’berbagaipendekatanuntuk Isjoni,
Pembelajaran Kooperatif, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009), h.142
INyoman Selamat, Pengembangan Pembelajaran Kooperatif Melalui
Metode Bermain untuk Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Siswa
pada Konsep-konsep Kimia
Dalam penelitian ini tujuan yang peneliti inginkan, yaitu: mengetahui manakah
yang menunjukkan hasil belajar biologi yang lebih tinggi, pembelajaran kooperatif
tipe STAD atau dengan metode ekspositori ?
D.Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat bermanfaat :
1. Sebagai sumber informasi mengenai pembelajaran kooperatif tipe STAD
dan metode ekspositori serta penerapannya di dalamkelas.
2. Sebagai suatu alternatif yang dapat berguna bagi perbaikan metode belajar
agar pembelajaran menjadi lebih baik dan berkualitas.
3. Sebagai bekal untuk membantu peningkatan hasil belajar biologi yang
lebih optimal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Pembelajaran Teori Konstruktivisme
a.Konstruktivisme
Teori atau pandangan yang sangat terkenal berkaitan dengan teori belajar
konstruktivisme adalah teori perkembangan mental Piaget. Teori ini biasa juga disebut
teori perkembangan intelektual atau teori perkembangan kognitif. Teori belajar tersebut
berkenaan dengan kesiapan anak untuk belajar, yang dikemas dalam tahap
perkembangan intelektual dari lahir hingga dewasa. Setiap tahap perkembangan
intelektual yang dimaksud dilengkapi dengan ciri-ciri tertentu dalam mengkonstruksi
ilmu pengetahuan.
Seperti yang dikutip Poedjiadi (1999) dalam Hamzah, Piaget mengemukakan
bahwa pengetahuan tidak diperoleh secara pasif oleh seseorang, melainkan melalui
tindakan. Bahkan, perkembangan kognitif anak bergantung pada seberapa jauh mereka
aktif memanipulasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Sedangkan, perkembangan
kognitif itu sendiri merupakan proses berkesinambungan tentang keadaan
ketidakseimbangan dan keadaan keseimbangan.
Konstruktivis adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa
pengetahuan kita adalah konstruksi kita sendiri. Von Glasersfeld menegaskan bahwa
pengetahuan bukanlah suatu tiruan dari kenyataan. Tetapi pengetahuan selalu
merupakan akibat dari suatu konstruksi kognitif kenyataan melalui kegiatan
seseorang.Pandangan konstruktivis Abruscato dan Slavin dalam pembelajaran
mengatakan, bahwa anak-anak diberi kesempatan agar menggunakan strateginya
sendiri dalam belajar secara sadar, sedangkan guru yang membimbing siswa ke tingkat
pengetahuan yang lebih tinggi.
membangun pengetahuannya sendiri.6Dalam hal ini siswa harus aktif untuk dapat
mengembangkan pengetahuanmereka.
Belajar kooperatif adalah sejenis belajar berkelompok yang melibatkan 4-6 orang
peserta didik. Di dalam kelompok ini, peserta didik bekerja bersama-sama di bawah
pengawasan pendidik menyelesaikan tugas yang disediakan oleh guru. Di dalam diskusi
kelompok tersebut, peserta didik mengemukakan pendapatnya dan seorang anggota
kelompok dapat diangkat sebagai pimpinan kelompok untuk mengambil inisiatif
menyimpulkan hasil diskusi.
Eggen dan Kauchak mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai
sekumpulan strategi mengajar yang digunakan guru agar siswa saling - membantu
dalam mempelajari sesuatu. Oleh karena itu belajar kooperatif ini juga dinamakan
“belajar teman sebaya.”
Menurut Slavin (1997) seperti yang dikutip dalam Nur dan Wikandari,
pembelajaran kooperatif merupakan metode pembelajaran dengan siswa bekerja dalam
kelompok yang memiliki kemampuan heterogen. Pembelajaran kooperatif atau
cooperative learning mengacu pada metode pengajaran, siswa bekerja bersama dalam
kelompok kecil saling membantu dalambelajar.
Menurut Ibrahim dkk (2000), model pembelajaran kooperatif dikembangkan
untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan penting pembelajaran, yaitu hasil belajar
akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial.
Menurut Rustaman et al. (2003), Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu
pembelajaran yang dikembangkan dari teori kontruktivisme karena mengembangkan
struktur kognitif untuk membangun pengetahuan sendiri melalui berpikir rasional .
Jigsaw II’. Sedangkan dua metode lainnya hanyaberlaku secara khusus, yaitu:
”Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)” untuk pengajaran
membaca dan menulis pada tingkat 2-8, dan ”Team Accelerated Instruction (TAI)” untuk
pengajaran matematika pada 3-6. Dari kelima metode pembelajaran kooperatif di atas
penulis menggunakan metode ”Student Teams-Achievement Division (STAD).”
Penyajian kelas maksudnya adalah pengajaran yang dilakukan oleh guru di dalam
kelas. Pengajaran di dalam kelas pada STAD tidak begitu berbeda dengan kegiatan
pengajaran biasa, hanya pengajaran yang diberikan harus difokuskan pada materi yang
dibahas saja. Setelah guru menyajikan materi sebanyak satu atau dua kali, barulah
kemudian siswa bekerja dalam kelompok menyelesaikan soal-soal yang diberikan.
Dalam STAD, siswa akan disusun beranggotakan empat siswa yang beragam dalam
kemampunnya ataupun jenis kelaminnya. Fungsi ditentukannya kelompok dalam STAD
adalah untuk saling meyakinkan bahwa semua anggota dapat bekerja sama dalam
belajar, lebih khusus untuk menyiapkan semua anggota dalam menghadapi tes
perorangan dengan baik. Kelompok menjadi hal yag sangat penting dalam STAD, karena
dalam kelompok harus tercipta suatu kerja kooperatif antar siswa sebaya untuk
mencapai kemampuan akademik yang diharapkan. Untuk menentukan anggota suatu
kelompok terlebih dahulu siswa disusun berdasarkan ranking (peringkat) nilairapor.
Kemudian guru memberikan tes untuk mengetahui skor individu maupun
kelompok. Langkah terakhir adalah pengakuan kelompok, dilakukan dengan
memberikan pujian sebagian penghargaan atas usaha yang dilakukan kelompok selama
belajar. Pujian ini diberikan kepada kelompok yang mencapai kriteria yang telah
ditetapkan bersama.
d. Metode Ekspositori
Metode ini sering dianggap sama dengan metode demonstrasi. Metode
ekspositori adalah suatu penyajian visual dengan menggunakan benda dua dimensi
atau tiga dimensi, dengan maksud mengemukakan gagasan atau sebagai alat untuk
membantu menyampaikan informasi yang diperlukan.
Mengajar dengan metode ekspositori berarti memadukan antara metode
demonstrasi dengan metode ceramah. Dalam menggunakan metode ini seorang guru
harus menyajikan dan memperagakan benda pada tempat yang dapat dilihat oleh
seluruh siswa sehingga siswa dapat memahami informasi yang disampaikan dengan
baik.
Pembelajaran dengan menggunakan metode ekspositori guru cenderung
menggunakan kontrol proses pembelajaran yang aktif, sementara siswa relatif pasif
menerima dan mengikuti apa yang disajikan oleh guru. Pembelajaran ekspositori ini
merupakan suatu proses pembelajaran yang berpusat pada guru (”teacher centered”),
guru menjadi sumber dan pemberi informasi utama. Meskipun dalam ekspositori
digunakan metode lain selain ceramah dan dilengkapi atau didukung dengan
penggunaan media, penekanannya tetap pada proses penerimaan pengetahuan (materi
pelajaran) bukan pada proses pencarian dan konstruksi pengetahuan.
Tahapan pembelajaran ekspositori adalah sebagai berikut:
1.TahapPendahuluan
Guru menyampaikan pokok-pokok materi yang akan dibahas dan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai, siswa mencatat bila perlu.
2. Tahap PenyajianMateri
Guru menyampaikan materi pembelajaran dengan ceramah dan tanya
jawab, kemudian dilanjutkan dengan demonstrasi untuk memperjelas
materi yang disajikan dan diakhiri dengan penyampaian ringkasan atau
latihan.
3. TahapPenutup
Guru melaksanakan evaluasi berupa tes dan kegiatan tindak lanjut
seperti penugasan dalam perbaikan dan pengayaan atau pendalaman
materi.
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manakah yang
menunjukkan hasil belajar biologi yang lebih tinggi, pembelajaran
kooperatif tipe STAD atau dengan metode ekspositori pada
konsep ekosistem terintegrasi nilai dan bagaimanakah respon
siswa terhadap nilai yang terkandung pada konsepekosistem?
C. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuasi eksperimen
atau eksperimen semu. Desain penelitian berbentuk randomized
control pretest- posttest design. Yaitu desain penelitian dimana
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dipilih secara acak,
masing-masing kelompok diberikan pretes dan postes.
a. Definisi Konseptual
Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) adalah
suatu pendekatan pembelajaran yang mengajarkan siswa
untuk bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil untuk
memerikan motivasi dan untuk membangun pemahaman dari
pengalaman mereka sendiri.
STAD (Student Team Achievement Division) merupakan
salah satu dari variasi pembelajaran kooperatif yang di
dalamnya terdiri atas 4-5 anggota kelompok yang heterogen.
Dalam STAD siswa saling bekerjasama untuk mencapai tujuan
bersama.
b. Definisi Operasional
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah model
pembelajaran yang mengkoordinasikan anggota kelompok
untuk saling bekerjasama dalam kelompok-kelompok kecil
untuk menyelesaikan tugas kelompok secara bersama-sama.
2. Variabel Y (Hasil Belajar Biologi Siswa)
a. Definisi Konseptual
Hasil belajar adalah penguasaan keterampilan dan
konsep suatu mata pelajaran yang diukur melalui tes setelah
mereka mengikuti proses pembelajaran. Hasil belajar biologi
adalah hasil yang dicapai siswa setelah mengikuti pelajaran
biologi yang diketahui melalui hasil tes pelajaran tersebut.
b.Definisi Operasional
Dicapai oleh siswa dalam mata pelajaran biologi pada
konsep ekosistem. Hasil belajar biologi tentang konsep
ekosistem dapat diketahui setelah diberikan tes pada materi
ekosistem dengan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe
STAD.
F. Teknik PengumpulanData
Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan data tes dan data non tes
sebagai instrumen penelitian. Adapun urutan pengumpulan
data dilakukan sebagai berikut:
1. Melakukan observasi terhadap kelas-kelas yang akan dijadikan
2. Kuesioner
Kuesioner dalam penelitian ini diberikan kepada siswa
untuk memperoleh respon siswa terhadap pembelajaran dengan
penanaman nilai sains. Angket ini bersifat tertutup dengan empat
pilihan jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju
(TS), sangat tidak setuju (STS). Angket yang digunakan
berjumlah 30 soal terdiri dari 20 butir pertanyaan positif dan 10
butir pertanyaan negatif.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Ekosistem yang Bernuansa Nilai Religi dan Praktis
H. Kalibrasi Instrumen
Sebelum penelitian dilaksanakan, dilakukan uji instrumen melalui:
1. Uji Validitas
Menurut Arikunto dalam Riduwan validitas adalah suatu
ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan
suatu alat ukur.3Instrumen dikatakan valid apabila alat ukur
yang digunakan dapat mengukur apa yang seharusnya diukur
(ketepatan). Untuk mengetahui bahwa hasil evaluasi maka
tiap butir soal harus diukur validitasnya, adapun pengukuran
validitas tiap butir soal yaitu dengan mempergunakan
korelasi Produk Momen dari Pearson melalui rumus sebagai berikut:
N
rxy =
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y (Validitas
butir soal) X = Nilai suatu butir soal
Y = Nilai soal
N = Jumlah peserta tes
Dalam penelitian ini validitas butir soal dilakukan dengan
menggunakan program ANATES untuk butir soal pilihan ganda.
Berdasarkan pengujian validitas instrument penelitian yang
sudah disesuaikan dengan r tabel, dari 50 butir soal yang valid
berjumlah 20 butir. Karena butir soal yang dipergunakan
dalam instrumen penelitian ini berjumlah 30 soal maka ada 10
soal yang diperbaiki dengan validitas konten/isi.
Adapun kriteria acuan sebagai nilai pembanding untuk
menginterpretasikan validitas dapat dilihat pada tabel 3. 1
Rentang Keterangan
0,8 – 1,00 Sangat Tinggi
0,6 – 0,79 Tinggi
0,4 – 0,59 Cukup
0,2 – 0,39 Rendah
0,0 – 0,19 Sangat
Rendah
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketetapan suatu alat evaluasi karena
memiliki taraf keterpercayaan yang tinggi. Suatu tes yang baik
akan memiliki reliabilitas yang tinggi, dimana tes tersebut akan
menghasilkan skor yang relatif tidak berubah walaupun diberikan
situasi yang berbeda-beda. Dalam penelitian ini soal yang
digunakan berupa soal pilihan ganda (multiple choice) maka
digunakan rumus K-R 20 sebagai berikut :
nn
1 S 2 pq
r11 = S2
Keterangan :
r11= Reliabilitas soal secara keseluruhan
P = Proporsi siswa yang menjawab benar pada tiap item
Q = Proporsi siswa yang menjawab item dengan salah. (Q = 1 – P)
Rentang Keterangan
0,8 – 1,00 Sangat Tinggi
0,6 – 0,79 Tinggi
0,4 – 0,59 Cukup
0,2 – 0,39 Rendah
0,0 – 0,19 Sangat
Rendah
3. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran merupakan salah satu analisis
kuantitatif konvensional paling sederhana dan mudah. Semakin
besar indeks menunjukkan semakin mudah butir soal, karena
dapat dijawab dengan benar oleh sebagian siswa atau seluruh
siswa. Sebaliknya, jika sebagian kecil atau tidak ada sama sekali
siswa yang menjawab benar menunjukkan butir sukar. Dalam
proses penghitungan peneliti menggunakan ANATES. Rumus
yang digunakan untuk mencari tingkat kesukaran suatu soal
adalah sebagai berikut:
B
P=N
Keterangan:
P = Proporsi (Indeks Kesukaran)
B = Jumlah siswa yang
menjawab benar N = Jumlah
peserta tes
Adapun kriteria yang menunjukan tingkat kesukaran
dapat dilihat tabel3.3.
Rentang Keterangan
0,76 – 1,00 Mudah
0,75 – 0,26 Sedang
0,00 – 0,25 Sukar
D= 0,5N
Keterangan:
Ba = Jumlah yang menjawab benar pada
kelompok atas Bb = Jumlah yang menjawab
benar pada kelompok bawah N = Jumlah
peserta tes
Adapun kriteria yang baik sebagi daya pembeda adalah: > 0,30
1.Teknik Analisis Data
1. Analisis Data Kuantitatif
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data
berdistibusi normal atau tidak. Menguji normalitas sampel
dengan menggunakan rumus Liliefors dengan taraf signifikan
=0,05.7
LO = F(Zi) – S(Zi)
Keterangan :
LO = Harga mutlak
terbesar F(Zi) =
Peluang angka baku
S(Zi) = Proporsi
angkabaku
Kriteria pengujian populasi ini dianggap berdistribusi normal jika :
Lhitung < Ltabel : Berdistibusi normal
b. Uji Homogenitas
Untuk menguji variasi dari populasi homogen, maka
dilakukan uji homogenitas dengan menggunakan rumus uji
Fisher dengan taraf signifikan =0,05.
Keterangan :
f
P N 100 0 0
P = Persentase untuk setiap
kategori jawaban f = Frekuensi
jawaban responden
N = Jumlah responden
J. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik yang akan diujikan adalah
sebagai berikut : Ho: μE < μK
Ha:
μE >
μK
KeterI
Ho = Hipotesis nihil
Ha = Hipotesis alternatif
μE = Hasil belajar siswa kelas eksperimen
μK = Hasil belajar siswa kelas kontrol.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdf(9Janu
ari 2009)
http://www.wikipedia.org/konstruktivisme(9Januari 2009)
http://www.ed.gov/pub/EPTW/eptw10/eptw10u.html(9
Januari 2009)
http://www.disdikklungkung.net/PENERAPAN_MODELPEMBELAJA
RANKOOPERATIF_TYPE_STADDENGANMEDIAVCD.htm(28 Januari
2009)
Januari 2009)
Isjoni. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 2009
Januari 2009)
2005.
Jakarta: PT.