PENDAHULUAN
A.
2
pendidikan
itu
merupakan
usaha
sadar
untuk
memajukan
dan
3
Kualitas hasil belajar sebagai indikator kualitas pendidikan ditentkan
oleh kualitas perilaku belajar siswa yang terwujud melalui proses interaksi
pengajaran yang dikreasikan oleh kinerja mengajar guru. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa keefektifan pendidikan diawali dengan kualitas
kinerja mengajar para guru. Karena itu perhatian semua pihak pada
peningkatan keterampilan interaksi belajar-mengajar guru yang selanjutnya
berpengaruh pada kinerja guru sangat penting dalam peningkatan mutu
pendidikan di sekolah.
Kegiatan belajar mengajar adalah satu kesatuan dari dua kegiatan
yang searah. Situasi yang memungkinkan terjadinya kegiatan belajar yang
optimal adalah suatu situasi di mana siswa dapat berinteraksi dengan guru.
Komponen-komponen yang membentuk kegiatan belajar mengajar tersebut
adalah siswa, guru, tujuan, isi pelajaran, metode, media, dan evaluasi hasil
belajar. Komponen-komponen kegiatan belajar mengajar tersebut saling
berinteraksi satu dengan yang lainnya dan bermula serta bermuara pada
tujuan. Semakin tersusun dan terencana sistem pembelajaran yang
ditetapkan guru sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai serta relevan
dengan materi pelajaran yang akan disajikan, maka langkah-langkah yang
ditempuh dalam menerapkan sistem pembelajaran tersebut akan efektif.
Metode mengajar sebagai komponen kegiatan belajar mengajar
merupakan upaya mengaktifkan siswa belajar melalui langkah-langkah yang
tersusun dan terencana melalui penalaran dan pengalaman sesuai dengan
kemampuan,
pembelajaran.
karakteristik
siswa,
maupun
ruang
lingkup
materi
4
Menurut Rusyan (2001 :86) metode mengajar ialah teknik penyajian
yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada
siswa di dalam kelas, baik secara individual atau secara kelompok/klasikal,
agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa
dengan baik. Makin baik metode mengajar, makin efektif pula pencapaian
tujuan.
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan pada proses belaar
mengajar PKn di kelas XI SMA Negeri 1 Marabahan dalam meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa masih belum maksimal. Banyak faktor yang
menyebabkan rendahnya interaksi belajar siswa, seperti faktor internal yang
meliputi kepribadian dan kecakapan intelektual serta faktor eksternal seperti
lingkungan belajar siswa. Salah satu komponen lingkungan belajar adalah
penetapan metode mengajar. Kurang efektifnya penggunaan metode
mengajar oleh guru dapat menyebabkan kemampuan siswa menguasai
materi pelajaran yang disajikan tidak optimal. Siswa cenderung pasif dan
kurang berminat melakukan aktivitas sehingga nilai hasil belajar pun
menjadi rendah. Nilai sumatif mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan
pada semester 1 tahun pelajaran 2013/2014 adalah rata-rata 6,2 di bawah
indikator ketuntasan belajar 65 sebagaimana ditetapkan dalam standar
ketuntasan belajar minimal.
Berbagai usaha telah dilaksanakan untuk memperbaiki pembelajaran,
diantaranya menggunakan alat/media pembelajaran, membaca buku,
mengadakan remedial, mengadakan tanya jawab dengan siswa, memberi
tugas individu, dan memberi pekerjaan rumah. Akan tetapi cara-cara seperti
5
ini belum dapat memperbaiki proses pembelajaran siswa. Jadi kesulitan di
dalam belajar diduga berpangkal dari kelemahan guru dalam proses
pembelajaran. Kelemahan di dalam proses pembelajaran akan berdampak
pada hasil belajar siswa. Jadi untuk memperbaiki kualitas pembelajaran
maka dicari pendekatan pembelajaran yang sesuai.
Berdasarkan pertimbangan di atas, maka perlu dikembangkan suatu
metode pembelajaran yang mampu melibatkan peran serta siswa secara
menyeluruh sehingga kegiatan belajar mengajar tidak hanya didominasi oleh
siswa-siswa tertentu saja. Salah satu metode pembelajaran yang melibatkan
peran serta siswa adalah metode pembelajaran kooperatif. Dalam metode
pembelajaran kooperatif lebih menitikberatkan pada proses belajar pada
kelompok dan bukan mengerjakan sesuatu bersama kelompok. Proses
belajar dalam kelompok akan membantu siswa menemukan dan
membangun sendiri pemahaman mereka tentang materi pelajaran yang tidak
dapat ditemui pada metode konvensional. Dalam penelitian ini peneliti
mencoba mengkaji penerapan metode pembelajaran kooperatif Group
Investigation (GI) dalam proses pembalajaran. Group Investigation adalah
metode pembelajaran yang melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam
menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi.
Metode pembelajaran ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan
yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses
kelompok (group process skills). Para siswa memilih topik yang ingin
dipelajari, mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang
6
telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan dalam suatu laporan di
depan kelas secara keseluruhan.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dirumuskan judul
penelitian sebagai berikut: Meningkatkan Aktivitas dan hasil Belajar PKn
dengan Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation (GI) Pada
Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Marabahan Tahun Ajaran 2013/2014
B.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan , maka
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
menggunakan`
metode
pembelajaran
kooperatif
PKn
Group
menggunakan
metode
pembelajaran
kooperatif
PKn
Group
Bagaimana
hasil
belajar
PKn
dengan
menggunakan
metode
Tujuan Penelitian
Melalui
penerapan
metode
pembelajaran
kooperatif
Group
7
1. Meningkatkan
aktivitas
guru
dengan
menggunakan
metode
aktivitas
siswa
dengan
menggunakan
metode
D.
Manfaat Penelitian
Hasil Penelitian ini di harapkan memberikan mannfaat, yaitu :
1.
Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis ini di harapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran dalam rangka untuk mengembangkan wawasan ilmu-ilmu
pendidikan yang berhubungan dengan peningkatan kompetensi belajar
siswa, peran serta siswa dalam proses pembelajaran dan meningkatkan
mutu pendidikan, serta pengelolaan pembelajaran secara teoritis dan
implikasinya
dilapangan.
Dengan
demikian
pembelajaran
PKn
8
2.
Manfaat Praktis
a.
Bagi Sekolah
Sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan
dengan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran
serta perbaikan proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan
potensi belajar siswa.
b.
Bagi Guru
1) Secara
bertahap
guru
dapat
meningkatkan
dan
Bagi siswa
1) Untuk lebih meningkatkan kompetensi belajar siswa dengan
perbaikan
pembelajaran
dan
peningkatan
mutu
proses
pembelajaran.
2) Meningkatkan
keterampilan
berpikir
dan
keterampilan
9
3) Seswa diharapkan lebih tertarik belajar karena materi
pembelajaran
dikaitkan
dengan
keadaan
nyata
dalam
e.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Pembelajaran kooperatif adalah aktifitas belajar kelompok yang
teratur sehingga ketergantungan pembelajaran pada struktur sosial
pertukaran informasi antara anggota dalam kelompok dan tiap anggota
bertanggungjawab untuk kelompoknya dan dirinya sendiri dan dimotivasi
untuk meningkatkan pembelajar lainnya. Belajar kooperatif merupakan
satu strategi pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan kumpulankumpulan kecil yaitu kelompok pelajar dengan memberi peluang untuk
berinteraksi sesama mereka di dalam proses pembelajaran.
Model pembelajaran kooperatif menciptakan sebuah revolusi
pembelajaran di kelas. Tidak ada kelas yang sunyi selama proses
pembelajaran, karena pembelajaran dapat
dicapai ditengah-tengah
11
b.
c.
d.
belajar
dalam
kelompok,
produktif
mendengar,
12
c. Jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang terdiri dari berbagai ras,
suku, agama, budaya dan jenis kelamin yang berbeda, maka
keempat
prinsip
tersebut
dijelaskan
sebagai
berikut
(Budimansyah, 2002:8-13).
a.
kaki lima.
mengetahui
apakah
kegiatan
pembelajaran
sudah
membosankan siswa jika hal ini terjadi, guru harus segera mencari
cara untuk menanggulanginya, dan dapat dikatakan bahwa ini lah guru
yang rektif.
Ciri guru yang reaktif itu diantaranya sebagai berikut :
1) Menjadikan siswa sebagai pusat kegiatan belajar.
2) Pembelajaran dimulai dengan hal-hal yang sudah diketahui dan
dipahami siswa.
3) Selalu berupaya membangkitkan motivasi belajar siswa dengan
membuat materi pelajaran sebagai suatu hal yang menarik dan
berguna bagi kehidupan.
4) Segera mengenali materi atu metode pembelajaran yang membuat
siswa bosan. Bila hal ini ditemui, ia segera menanggulanginya.
(Sutikno, 2007:19-20).
16
3. Pembelajaran PKn
Pembelajaran secara umum adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh
guru sedemikian rupa, sehingga terjadinya perubahan pada siswa ke arah
17
sebab jika guru tidak berkualitas tentu tujuan PKn itu sendiri tidak
tercapai. Secara garis besar mata pelajaran Kewarganegaraan memiliki 3
dimensi yaitu:
a.
b.
c.
mencakup
antara lain percaya diri, penguasaan atas nilai religius, norma dan
moral luhur (depdiknas, 2003:4)
Berdasarkan
uraian
di
atas
bahwa
dalam
mata
pelajaran
kualitas
pembelajaran yang dikelolanya supaya ini bias dicapai jika siswa mau
belajar. Dalam belajar inilah guru berusaha mengarahkan dan membentuk
sikap serta perilaku siswa sebagai mana yang dikehendaki dalam
pembelajaran PKn.
Panduan
pengajaran
Pendidkan
Kewarganegaraan
Departemen
lembaga demokrasi, rul of law, HAM, hak dan kewajiban warga Negara
serta proses demokrasi.
4. Belajar PKn
Belajar merupakan suatu aktivitas yag menimbulkan perubahan yang
relative permanen sebagai akibat dari upaya-upaya yang dilakukannya
menurut Depdiknas (2002b), kegiatan belajar merupakan kegiatan aktif
yang ditujukkan siswa baik menyangkut aspek kognitif, skil, maupun
pematangan sikap, kepribadian serta budi pekerti seperti rasa tanggung
jawab, jujur, menghargai pendapatan atau karya orang lain. Ibrahim
(2000:89)
menyebutkan
belajar
berdasarkan
pengalaman,
dimana
b.
c.
20
d.
Kelas
PKn
sebagai
laboratoryum
demokrasi.
Melalui
Pkn,
baru
dianggap
menyelesaikan
pelajaran
apabila
telah
berdasarkan
kompetensi
dibandingkan
dengan
penilaian
pada
pendidikan
berdasarkan
kompetensi
pengajaran
pada
pendidikan
yang
berdasarkan
berdasar
kompetensi
memberi
tekanan
pada
22
karena tidak
tampil
dalam bentuk
perilaku
empiris.
Kurikulum
Berbasis
Kompetensi
adalah
23
peningkatan
dan
pengembangan
yang
lebih
baik
2.
3.
4.
5.
6.
25
Menurut Agus Suprijon (2011:5) hasil belajar adalah pola-pola
perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan
ketrampilan.
Gagne dalam Agus Suprijono (2011: 5) menyatakan bahwa hasil
belajar berupa :
1. Informasi verbal
2. Ketrampilan intelektual
3. Strategi kognitif
4. Keterampilan motorik
5. Sikap.
Sementara menurut Lindgren dan Agus Suprijono (2011:7) hasil
pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian dan sikap.
Hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa setelah
mengikuti kegiatan proses belajar mengajar berdasarkan kriteria
tertentu dalam pengukuran pencapaian tujuan pembelajaran itu sendiri.
Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan
tidak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses
evaluasi hasil belajar. Dari siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya
pengalamana dari puncak proses belajar.
Indikator hasil belajar merupakan kemampuan siswa yang dapat
diobservasi (observable). Artinya, apa hasil yang diperoleh siswa
setelah mereka mengikuti proses pembelajaran.
Dimyati dan Mujiono dalam Aunurrohman mengemukakan
bahwa hal penting yang harus diketahui guru adalah bahwa secara
26
umum evaluasi mencaku evaluasi hasil belajar dan evaluasi
pembelajaran, evaluasi belajar menekankan kepada diperolehnya
informasi tenang seberapakah perolehan siswa dalam mencapai tujuan
perngajaran yang ditetapkan. Sedangkan evaluasi pembelajaran
merupakan proses sistematik untuk memperoleh informasi tentang
tingkat keefektifan proses pembelajaran dalam membantu siswa
mencapai tujuan pembelajaran dalam membantu siswa mencapai tujuan
secara optimal.
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar merupakan perubahan yang dialami oleh seseorang setelah
mengalami
kegiatan
belajar,
untuk
mengetahui
sejauh
mana
guru
harus
memperhatikan
faktor-faktor
yang
27
hasil belajar siswa yang diperoleh siswa setelah melakukan proses
belajar mengajar. Berikut dalam ciri-ciri hasil belajar yang
dikemukakan oleh Nana Sudjana :
a. Siswa dapat mengingat fakta, prinsip, konsep yang telah
dipelajarinya dalam kurum waktu yang cukup lama.
b. Siswa dapat memberikan contoh dari konsep dan prinsip yang
telah dipelajarinya.
c. Siswa dapat mengaplikasikan atau menggunakan konsep, prinsip
yang telah dipelajarnya baik dalam bahan pelajaran maupun
dalam praktek kehidupan sehari-hari.
d. Siswa mempunyai dorongan yang kuat untuk mempelajari bahan
pelajaran lanjut dan mampu mempelajari sendiri dengan
menggunakan prinsip dan konsep yang dikuasai.
e. Siswa terampil mengadakan hubungan sosial seperti kerjasama
dengan siswa lain.
f. Siswa memperoleh kepercayaan diri bahwa ia mempunyai
kemampuan dan kesanggupan dalam melakukan tugas belajar.
g. Siswa dapat menguasai bahan pelajaran yang telah dipelajarinya
minimal 80% dari yang seharusnya dicapai sesuai dengan tujuan
instruksional khusus yang dipertunjukkan baginya.
Dari beberapa penjelasan di atas dapat diasumsikan bahwa
ciri-ciri hasil belajar siswa setelah melakukan proses belajar adalah
siswa mampu mengingat materi yang telah dipelajarinya, siswa dapat
mengerti dan mampu menguasai materi pelajaran serta dapat
28
mengaplikasikan dalam praktek sehari-hari sehingga siswa memiliki
keterampilan dan kemampuan dalam dirinya.
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar.
Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa
dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni :
1. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau
kondisi jasmani dan rohani siswa.
2.
3.
29
demikian prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil usaha yang
telah dicapai dalam belajar.
Berdasarkan pengertian di atas dapat diasumsikan, bahwa
prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaaraan adalah hasil yang
dicapai pada taraf terakhir setelah melakukan kegiatan belajar
Pendidikan Kewarganegaaraan. Prestasi ini dapat dilihat dari
kemampuan mengingat dan kemampuan intelektual siswa di bidang
studi Pendidikan Kewarganegaaraan, perolehan nilai dan sikap
positif
siswa
dalam
mengikuti
pelajaran
Pendidikan
bagi
anak
didik
dalam
meningkatkan
ilmu
30
pengetahuan dan teknologi dan berperan sebagai umpan balik
(feed back) dalam meningkatkan mutu pendidikan.
5) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu
institusi pendidikan.
6) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap
(kecerdasan) anak didik. (Zainal Arifin, 1990: 3).
Dalam proses pembelajaran, terdapat beberapa faktor yang
berkaitan dengan kesulitan belajar yang dapat berpengaruh bagi
perstasi belajar siswa. Faktor-faktor tersebut antara lain:
1) Faktor-faktor yang berasal dari dalam (internal) yaitu:
a) Siswa merasa sukar mencerna materi karena menganggap
materi tersebut sulit.
b) Siswa kehilangan gairah belajar karena mendapatkan nilai
yang rendah.
c) Siswa meyakini bahwa sulit untuk menerapkan disiplin diri
dalam belajar.
d) Siswa mengeluh tidak bisa berkonsentrasi.
e) Siswa tidak cukup tekun untuk mengerjakan sesuatu
khususnya belajar.
f) Konsep diri yang rendah.
g) Gangguan emosi.
2) Faktor-faktor yang berasal dari luar (eksternal), yaitu:
a) Kemampuan atau keadaan sosial ekonomi.
31
b) Kekurangmampuan
guru
dalam
materi
dan
strategi
pembelajaran.
c) Tugas-tugas non akademik.
d) Kurang adanya dukungan dari orang-orang di sekitarnya.
e) Lingkungan fisik. (A. Suhaenah Suparno, 2001: 52-57).
6. Model Pembelajaran GI (Group Investigation)
Investigasi kelompok adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif,
guru dan siswa bekerja sama membangun pembelajaran. Proses dalam
perencanaan bersama didasarkan pada pengalaman masing-masing siswa,
kapasitas, dan kebutuhan. Siswa aktif berpartisipasi dalam semua aspek,
membuat keputusan untuk menetapkan arah tujuan yang mereka kerjakan.
Dalam hal ini kelompok merupakan wahana sosial yang tepat untuk proses
ini. Perencanaan kelompok merupakan salah satu model untuk menjamin
keterlibatan siswa secara maksimal.
Pada model investigasi kelompok ini siswa dilibatkan dalam
perencanaan baik topik yang dipelajari maupun bagaimana jalannya
penyelidikan mereka. Model pembelajaran ini memerlukan cara yang
mengajarkan siswa keterampilan komunikasi dan proses kelompok yang
baik, serta norma dan struktur kelas yang lebih rumit.
Slavin (2009: 218-219) mengemukakan bahwa dalam group
investigation, para murid bekerja melalui enam tahap yaitu:
1) Mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok.
2) Merencanakan tugas yang akan dipelajari.
3) Melaksanakan investigasi.
32
33
34
kreatif,
dan
bertanggungjawab.
Tapi
kenyataan
di
lapangan
diharapkan.
Seringkali
guru
menemukan
siswa
tidak
berani
tepat,
yang
memenuhi
muatan
tatanan
nilai,
agar
dapat
36
37
Aktivitas dan
hasil belajar
siswa
menurun
Guru Menerapkan
Model
Pembelajaran
Group Investigation
Aktivitas dan
hasil belajar
siswa
meningkat
C. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah : Hipotesis
yang melalui penerapan model pembelajaran Model Pembelajaran Kooperatif
Group Investigation (GI), maka hasil belajar siswa kelas XI SMA Negeri 1
Marabahan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Setting dalam penelitian ini meliputi : tempat penelitian penelitian dan
waktu penelitian sebagai berikut :
1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Negeri 1
Marabahan yang beralamat di jalan Aes Nasution No. 66 Marabahan
Kode Pos : 70511 tahun ajaran 2013/2014. Pemilihan sekolah ini bertujuan
untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran di SMA
Negeri 1 Marabahan dengan model pembelajaran Pembelajaran Kooperatif
Group Investigation (GI) serta hasil belajar siswa dalam pelajaran PKn.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas XI SMA Negeri 1
Marabahan. Kelas yang menjadi subyek penelitian ini adalah kelas yang
hasil belajaran paling rendah dibandingkan kelas lainnya dan keaktifan
siswanya belum optimal selama proses pembelajaran berlangsung.
Siswanya yang aktif dalam proses pembelajaran hanya 14,71 %. Penelitian
ini dilakukan pada semester I tahun ajaran 2013/2014.
Subjek dalam penelitiaan ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1
Marabahan tahun ajaran 2013/2014 sebanyak 30 orang. Objek penelitain
adalah aktivitas guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa kelas XI SMA
Negeri 1 Marabahan tahun ajaran 2013/2014.
39
2. Waktu Penelitian
38
40
meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang diambil dari nilai
tes, kegiatan, dan pembuatan laporan atau makalah.
3. Proses
Penelitian ini dirancang dan dilaksanakan dengan menggunakan
penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah sebuah
penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan
merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif
dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru
sehingga hasil belajar siswa dapat meningkatkan (Rustam dan Mudilarto.
2004).
Suharsimi (2009:3) menegaskan PTK merupakan suatu pencermatan
terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja
dimunculkan dan terjadinya dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan
tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan
oleh siswa.
C. Instrumen
Pada penelitian ini pengumpulan data pelaksanaan dan hasil tindakan
yang telah dilaksanakan akan menggunakan beberapa instrumen, yaitu :
1. Instrumen aktivitas siswa berisi tentang keaktifan yang dilakukan oleh
siswa, dengan indikator aspek yang dinilai :
a.
Persiapan kelompok
b.
c.
Kerjasama kelompok
d.
Ketepatan waktu
41
e.
Kedisiplinan
f.
Ketuntasan tugas
42
1. Persiapan Tindakan
Persiapan adalah suatu awal kegiatan yang dilakukan agar dapat
tercapai suatu tujuan pembelajaran. Tindakan yang dipersiapkan dapat
membantu
memperbaiki
pembelajaran
seperti
mengatasi
kendala
masalah
menggunakan
model
pembelajaran
Group
43
2. Pelaksanaan Tindakan.
Pelaksanaan Tindakan Kelas (akting) Kegiatan yang dilakukan dalam
tahap ini adalah melaksanakan RPP pembelajaran dengan menggunakan
dilakukan
selama
pelaksanaan
tindakan
dengan
44
menggunakan lembar observasi yang telah dibuat terhadap kegiatan yang
telah dilaksanakan. berbagai kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama
berlangsungnya proses pembelajaran yang terdiri dari:
a. Pengamatan terhadap siswa dilaksanakan pada saat proses belajar
mengajar. Aspek yang diamati meliputi:
pembelajaran
dengan
pengetahuan
awal
siswa/prasarat.
b) Kegiatan inti
(1) Menerangkan secara singkat materi pokok dengan jelas.
(2) Mengatur siswa dalam kelompok-kelompok belajar.
(3) Membimbing siswa mengerjakan LTS dengan benar.
(4) Mendorong
dan
membimbing
dilakukan
keterampilan
45
terampil
dalam
menyelesaikan
soal-soal
materi
46
47
48
minimal 65. Menurut ali (1993), ketuntasan belajar siswa secara klasikal
dihitung dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Tercapai Ketuntasan Individual: Jika siswa mencapai ketuntasan > 60%
b. Tercapainya Ketuntasan Klasikal : Jika > 80% dari seluruh siswa yang
mencapai ketuntasan > 60%
Untuk mencari ketuntasan belajar siswa baik secara indivisual dan
klasikal dapat menggunakan rumus persentase sebagai berikut :
Ketuntasan Individual
Ketuntasan Klasikal
Jumlah Skor
x 100 %
Jumlah Skor Maksimal
G. Indikator Keberhasilan
Inikator yang menjadi keberhasilan penelitian tindakan ini adalah:
a. Guru mampu menerapkan model pembelajaran kooperatif Group
Investigation (GI) denagn baik dan benar.
b. Meningkatnya keaktifan siswa selama proses pembelajaran, yang
ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah siswa yang aktif mengajukan
pertanyaan, menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat, dan
49
melakukan kegiatan untuk mencari pemecahan masalah melalui diskusi,
membuat laporan dan mempersentasikan hasil kegiatan.
c. Terpenuhinya tugas-tugas siswa mulai dari mengerjakan LTS, diskusi
kelompok, membuat laporan dan smpai pada mempersentasikan hasil
kegiatan diskusi, serta pada pemberian PR.
d. Secara individual siswa menguasai kompetensi atau tujuan pembelajaran
minimal 65%. Keberhasilan dilihat dari jumlah siswa yang mempu
mencapai kompetensi tersebut sekurang-kurangnya 85% dari seluruh.
Gambar 3.1
Alur Penelitian Tindakan Kelas
1
Perencanaan
SIKLUS 1
Refleksi
Pelaksanaan
2
3
Pengamatan
4
Perencanaan
SIKLUS 2
Refleksi
7
Pelaksanaan
6
Pengamatan
40,00
Kurang
Amat Kurang
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Gambaran umum sekolah
Kegiatan penelitian ini di laksanakan di SMA Negeri 1 Marabahan
yang beralamat di Jalan Jalan AES Nasution No. 66 Marabahan Kode Pos
: 70511.
a. Keadaan Sekolah
1) Kondisi Lingkungan dan Geografi Sekolah
a) Kondisi Lingkungan
Kondisi lingkungan SMA Negeri 1 Marabahan
sangat
50
51
Pahlawan sebagian kantor pemerintah dan kampung, sebelah
timur lapangan 5 desember.
2) Kondisi Lingkungan dan Geografi Sekolah
SMA Negeri 1 Marabahan didirikan
pada tanggal 21
52
1) Membagi siswa menjadi 7 kelompok sesuai dengan absen kelas.
2) Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dan lembar tugas siswa (LTS), serta media
pembelajaran yang berhubungan dengan materi yang akan diajarkan,
di mana seluruh perangkat pembelajaran ini dikonsultasikan terlebih
dahulu dengan guru mata pelajaran yang bersangkutan.
3) Menyiapkan instrument penelitian yaitu post test sebagai evaluasi
dari siklus 1, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi
aktivitas siswa dan skor kelompok siswa.
4) Mengadakan pembagian tugas antara pengajar dan pengamat
(observer).
b. Pelaksanaan
1) Menginformasikan
model
pembelajaran
kooperatif
Group
mengenai
penyelesaian
permasalahan
tersebut,
53
dengan anggota kelompoknya, guru memberikan LTS kepada
masing-masing kelompok guna membagi siswa untuk menemukan
jawaban dari permasalahan yang ada, menjelaskan kegiatan yang
harus
dilakukan
masing-masing
kelompok
untuk
dapat
menyelesaikan LTS.
3) Membimbing siswa untuk menemukan informasi yang sesuai untuk
memecahkan masalah yang diberikan. Setelah seluruh kelompok
mengumpulkan tugasnya, guru kemudian meminta salah satu
kelompok untuk mempersentasikan hasil jawaban merek dan
meminta kelompok lain untuk memperhatikan dan menanggapinya
pertama-tama, salah seorang anggota kelompok menuliskan
jawaban di papan tulis, setelah jawaban dituliskan, maka seluruh
anggota kelompok akan mempersentasikan jawban yang mereka
ajukan dan kelompok lain diminta untuk mendengarkan dan
memberikan tanggapan.
4) Guru
membimbing
siswa
untuk
menyimpulkan
materi
54
aktifitas siswa yaitu dengan mengisi lembar observasi hasil belajar
siswa serta pada akhir siklus diadakan evaluasi.
1) Observasi Aktivitas Guru
Data yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas guru adalah
untuk
mengetahui
model
pembelajaran
kooperatif
Group
1.
2.
3.
a. Pengalokasian waktu
b. Memberikan motivasi
f. Mengelompokkan siswa
belajar
j. Membimbing
siswa
menyajikan/
memperentasikan hasil kegiatan dalam
diskusi.
Pengelolaan kelas pada saat pembelajaran
kooperatif Group Investigation (GI)
g. Membantu
siswa.
5.
merencanakan
tugas
55
a. Penilaian individu
b. Penilaian kelompok.
(GI)
2) Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Menanyakan
kebenaran
dan
ketepatan jawaban dalam kelompok
memeriksa
11.
12.
Membuat laporan
13.
berlangsung
yang
atau
58
keseluruhan jumlah siswa tidak tuntas dan termasuk dalam
kualisifikasi cukup baik dengan nilai rata-rata siswa adalah 57,50 .
Hasil belajar siswa pada siklus 1 bisa dilihat dari table berikut.
No
Table 4.3
Daftar Nilai Siswa Hasil Evaluasi pada Siklus 1
Nama Siswa
Nilai
Keterangan
1.
Ahmad Gazali R.
60
Tidak Tuntas
2.
Ahmad Madani
30
Tidak Tuntas
3.
Ali Akbar
60
Tidak Tuntas
4.
70
Tuntas
5.
Darmayanti
30
Tidak Tuntas
6.
Devi Fitriana
70
Tuntas
7.
Dicky Hermawan
60
Tidak Tuntas
8.
Dody Anwar
60
Tidak Tuntas
9.
Ema Afrida
30
Tidak Tuntas
60
Tidak Tuntas
11. Fitriani
70
Tuntas
50
Tidak Tuntas
13. Jamilan
30
Tidak Tuntas
40
Tidak Tuntas
60
Tidak Tuntas
16. M. Ardiannor
50
Tidak Tuntas
60
Tidak Tuntas
50
Tidak Tuntas
60
Tidak Tuntas
60
Tidak Tuntas
80
Tuntas
80
Tuntas
60
Tidak Tuntas
70
Tuntas
70
Tuntas
80
Tuntas
27. Taufikkurrahman
40
Tidak Tuntas
28
70
Tuntas
Zaitun
Jumlah Nilai
1610
Rata-rata
57,50
Tabel 4.4
Persentase Kualifikasi Presentasi Belajar Siswa Siklus 1
Nilai
Kualifikasi
Frekuensi
Persentase (%)
95,00
Istimewa
80,00 94,90
Amat Baik
10,71
65,00 79,90
Baik
21,43
55,00 64,90
Cukup
10
35,71
40,10 54,90
Kurang
17,86
40,00
Amat Kurang
14,29
28
100
Jumlah
(Sumber data diolah, 2014)
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi selama peleksanaan siklus
1, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dan diperbaiki
untuk rencana tindakan pada siklus berikutnya. Untuk mengatasi
permasalahan-permasalahan yang terjadi pada siklus 1 penelitian
berdiskusi dan saling member masukan dengan para observer agar
pada siklus berikutnya pembelajaran PKn dengan model pembelejaran
kooperatif Group Investigation (GI) dapat berlangsung lebih baik.
Diantara hasil diskusi tersebut yaitu membantu kelompok yang belum
memahami langkah-langkah model pembelejaran kooperatif Group
Investigation (GI) dan memberi pengertian kepada siswa kondisi dalam
berkelompok, kerjasama kelompok, serta keikut sertaan siswa dalam
kelompok. Untuk
60
yang telah memenuhi kriteria keberhasilan dengan nilai rata-rata siswa
57,50. Mengacu pada kriteria yang telah ditetapkan maka dapat
dinyatakan bahwa pembelajaran siklus 1 belum berhasil secara optimal
baik dari segi kesiapan guru dan siswa dalam pembelajaran dengan
menggunakan model pembelejaran kooperatif Group Investigation (GI)
maupun hasil belajarnya. Dengan demikian, penelitian akan dilanjutkan
hingga indicator keberhasilan tercapai.
2. Pelaksanaan Tindakan Kelas Siklus 2
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi pada siklus 1, maka
pada siklus 2 ini direncanakan kembali tindakan perbaikan terhadap
hal-hal yang dianggap masih kurang pada siklus 1, antara lain:
1) Pemberian motivasi belajar kepada siswa perlu ditingkatkan agar
siswa lebih bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
2) Penggunaan waktu pada siklus 1 belum efektif sehingga pada
siklus 2 waktu pembelajaran harus diatur sebaik mungkin.
3) Penekanan bahwa dalam pembelajaran yang akan dilakukan, setiap
siswa harus turut berpartisipasi agar dapat memperoleh hasil belajar
yang maksimal dan bahwa setiap siswa mamiliki tanggung jawab
membantu teman satu kelompok yang mengalami kesulitan belajar.
4) Pengawasan terhadap kelompok siswa perlu ditingkatkan shingga
tindakan ada lagi siswa yang tidak aktif dalam kegiatan kelompok.
5) Guru lebih intensif dalam membersihkan bimbingan kepada setiap
kelompok.
61
b. Pelaksanaan
menggunakan
model
pembelajaran
kooperatif
Group
Investigation (GI) sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Pada siklus
2 prosedur pelaksanaannya sama seperti siklus1 dengan materi
selanjutnya yaitu : Upaya penegakan Hak asasi manusia dengan
tindakan perbaikan terhadap hal-hal yang dianggap masih kurang pada
siklus1. Untuk lebih jelas dilihat rencana pelaksanaan pebelajaran
(RPP) dan lembar tugas siswa (LTS) pada (lampiran) serta soal dan
kunci jawban post test sebagai hasil evaluasi siklus 2 dapat dilihat
pada (lampiran).
c. Pengmatan
Pengamatan dan penelitian terhadap hasil belajar siswa meliputi
aktivitas guru dan aktivitas siswa dilakukan dengan mengisi lembar
observasi hasil belajar siswa.
1) Observasi Kativitas Guru
Data yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas guru pada
siklus
2 adalah untuk
1.
2.
3.
materi
sesuai
dengan
Pemilihan
model
b. Memberikan motivasi
merumuskan masalah
f. Mengelompokkan siswa
g. Membantu
merencanakan
tugas
belajar
siswa.
LTS.
j. Membimbing
memperentasikan
siswa
hasil
menyajikan/
kegiatan
dalam
diskusi.
Pengelolaan kelas pada saat pembelajaran
5.
6.
c. Penilaian individu
d. Penilaian kelompok.
63
pembelajaran
PKn
menggunakan
pembelajaran
63
Tabel 4.6
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Menanyakan
kebenaran
dan
ketepatan jawaban dalam kelompok
11.
12.
Membuat laporan
13.
64
memeriksa
untuk nilai rata-rata. Hasil post test sebagai evaluasi dari siklus 2
dapat dilihat pada table berikut:
Table 4.7
Daftar Nilai Siswa Hasil Evaluasi pada Siklus 2
Siklus II
No
Nama Siswa
Nilai
Keterangan
1.
Ahmad Gazali R.
75
Tuntas
2.
Ahmad Madani
85
Tuntas
3.
Ali Akbar
80
Tuntas
4.
85
Tuntas
5.
Darmayanti
80
Tuntas
6.
Devi Fitriana
80
Tuntas
7.
Dicky Hermawan
75
Tuntas
8.
Dody Anwar
70
Tuntas
9.
Ema Afrida
80
Tuntas
75
Tuntas
11. Fitriani
85
Tuntas
75
Tuntas
13. Jamilan
85
Tuntas
60
Tidak Tuntas
70
Tuntas
16. M. Ardiannor
70
Tuntas
65
75
Tuntas
80
Tuntas
80
Tuntas
80
Tuntas
90
Tuntas
90
Tuntas
85
Tuntas
85
Tuntas
90
Tuntas
80
Tuntas
27. Taufikkurrahman
60
Tidak Tuntas
28
85
Tuntas
Zaitun
Jumlah Nilai
2.210
Rata-rata
78,92
Kualifikasi
95,00
Istimewa
80,00 94,90
Amat Baik
18
64,28
65,00 79,90
Baik
28,57
55,00 64,90
Cukup
7,14
40,10 54,90
Kurang
40,00
Amat Kurang
28
100
Jumlah
Frekuensi
Persentase(%)
termasuk dalam kualifikasi baik. Hasil Belajar siswa pun pada siklus 2
meningkatkan dan memenuhi indicator keberhasilan, karena ketuntasan
belajar siswa sudah memenuhi indicator keberhasilan, karena
ketuntasan belajar siswa sudah memenuhi indicator keberhasilan
penelitian, maka tim peneliti sepakat untuk menghentikan penelitian
dan tidak melanjutkan ke siklus berikutnya.
BAB V
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Aktivitas Guru dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif
Group Investigation
Kondisi peserta didik sangat berpengaruh pada hasil belajar yang
dicapainya, misalnya keadaan fisik sakit, minat dan kesiapan serta kondisi
perasaan anak dalam belajar sangatlah berpengaruh, hal ini sesuai dengan
pendapat yang di kemukakan oleh Hamalik (1991: 43) bahwa terjadinya
proses pembelajaran pada hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya :
1. Peserta didik
2. Pengajar
3. Sarana dan prasarana
4. Penilaian.
Kualitas proses belajar yang dilaksanakan oleh pengajar (guru) juga
sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Setelah peneliti melakukan
penelitian dan berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan, maka dapat
diketahui hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II.
1. Siklus 1
Pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru secara
keseluruhan telah berlangsung dengan cukup lancar, hanya saja pada
aspek pengelolaan waktu pengamat menilai bahwa guru masih belum
sepenuhnya berhasil melaksanakannya. Selain itu, menurut pengamatan
pada aspek pemberian motivasi belajar kepada siswa juga dirasakan masih
67
68
kurang, hal ini dikarenakan guru masih banyak ceramah pada model
pembelajaran kooperatif
berkewajiban
mengembangkan
tujuan-tujuan
pendidikan
69
didik,Orang tua dan bagi guru sendiri. Bagi peserta didik, agar mereka
mengatahui seberapa jauh mereka telah berhasil dalam studi. Bagi
orang tua, agar mengetahui kemajuan belajar anaknya. Bagi guru,
pentingnya
untuk
menilai
dirinya
sendiri
dan
keefektifan
berkewajiban
memungkinkan
Lingkungan
akan
sumber
menyediakan
memperoleh
itu
perlu
sebagai
sumber
yang
yang
kaya.
pengalaman
ditunjukkan,
kendatipun
pada
70
disebutkan bahwa :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
71
dilakukan
perhitungan
oleh
peneliti
pengelola
melalui
pemahaman
keterampilan
social
dan
materi
pelajaran
akan
tetapi
menguasai
dan
72
seara
objektif.
c.
d.
Jika guru ingin mendorong siswa untuk lebih bertangug jawab dalam
belajarnya.
e.
Jika guru ingin agar siswa memahami hubungan antara apa yang
dipelajarai dengan kenyataan dalam kehidupannya (hubungan antara
teori dengan kenyataan).
menggunkan
model
pembelajaran
Group
Investigation
73
dirinya.
b. Kecakapan
berpikir
meliputi
kecakapan
menggali
informasi,
Pembelajaran
antara siswa. Guru dapat menciptakan suatu lingkungan kelas yang baru
tempat siswa secara rutin dapat saling membantu satu sama lain, guna
menuntaskan bahan ajar pada akademiknya.
Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah
pada siklus 2 telah mencapai indikikator keberhasilan lebih baik
dibandingkan dengan pada siklus 1 untuk materi Menapaki Jalan Terjal
Penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia, dimana nilai yang diperoleh
siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah baik untuk
diterapkan dalam proses pembelajaran. Perbedaan ketuntasan hasil belajar
dapat dilihat pada gambar berikut :
Group
Investigation (GI) pada siklus 2 mendapatkan hasil yang lebih tinggi Karen
dalam pembelajaran
76
dengan meningkatnya hasil belajar dan kerja kelompok yang semakin baik
dan mereka merasa senang dengan pembelajaran ini.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah lakukan pada
bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif Tipe GI dapat meningkatkan prestasi belajar pada
siswa kelas XI SMA Negeri 1 Marabahan Tahun Ajaran 2013/2014. Indikator
peningkatan prestasi belajar siswa antara lain :
a. Siswa antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran PKn,
keaktifan
siswa
dalam
mengikuti
pembelajaran
menunjukkan
peningkatan.
c. Siswa menyadari bahwa kerjasama dalam kelompok penting untuk
menyelesaikan suatu tugas bersama. Dengan kerjasama dalam kelompok
mereka dapat memberikan pengalaman, menemukan dan menjelaskan
segala hal yang mereka pikirkan dan membuka diri terhadap yang
dipikirkan oleh teman mereka. Hal ini menyebabkan interaksi antar siswa
dalam kelompok kooperatif meningkat.
d. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat
meningkatkan hasil belajar pada
Marabahan Tahun Ajaran 2013/2014. Hal ini bisa dilihat dari hasil
evaluasi yang menunjukkan peningkatan pencapaian Hasil belajar siswa
dari awalnya 42,85 % atau 12 Orang (pada siklus I) meningkat menjadi
92,86 % atau 26 Orang (pada siklus II).
77
78
B. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah dikemukakan, maka
dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut :
dan
meningkatkan
berusaha
minat
untuk
belajar
meningkatkannya
dan
keaktifannya
dengan
dalam
cara
proses
pembelajaran.
b. Siswa hendaknya mampu memiliki ketrampilan berkomunikasi yang
baik dimana hal ini pada akhirnya akan sangat bermanfaat bagi siswa.
c. Siswa diharapkan tidak mudah putus asa ketika mengalami hambatan
dalam belajar dan dapat bekerjasama dalam arti yang positif, baik
dengan guru maupun dengan siswa yang lain dalam proses belajar
mengajar.
2. Kepada guru PKn
a.
b.
79
c.
3. Kepada sekolah disarankan agar dapat lebih memperhatikan fasilitasfasilitas yang menunjang dalam kegiatan pembelajaran. Hendaknya
mendorong dan memotivasi guru untuk selalu berusaha mengembangkan
model dan metode pembelajaran yeng merangsang siswa untuk aktif dan
lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran.
4. Bagi peneliti lain disarankan agar dapat menambah keilmuan khususnya
pada penggunaan model pembelajaran Kooperatif Group Investigation
dalam penelitian.
5. Bagi Prodi PKn adalah agar dapat memberikan arahan tentang modelmodel pembelajaran khususnya model pembelajaran Kooperatif Group
Investigation, sehingga dapat menciptakan lulusan yang cerdas, kreatif
dan inovatif serta berkualitas.
DAFTAR RUJUKAN
Anonim, 2008. Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Departemen
Pendidikan Nasional, Jakarta.
Arikunto, 2002. Metodelogi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Grafindo Persada.
Depdiknas, 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Dimyati & Mujiono, 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. PT Rineka Cipta.
Djamarah, 1994. Prestasi Belajar dan Prestasi Guru. Surabaya. Usaha Nasional.
Hamalik Oemar, 1989. Media Pendidikan. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.
Hamid Darmadi, 2013. Urgensi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di
perguruan tinggi. Bandug: Alfabeta.
Harsoyo, 2002. Teknologi Pengajaran. Banjarmasin: Media Kampus Press
Jihad, Asep. Haris, Abdul, 2012 Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
Presindo
Presiden RI, 2003. Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Cemerlang.
Rohani Ahmad, 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta. PT Rineka Cipta.
Sadiman, dkk, 2002. Media Pendidikan. Jakarta: Pustekkom dikbud dan PT Raja
Grafindo.
Sardiman, 2001. Interaksi& Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo.
Setyobroto sudinyo, 2000. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Gramedia.
Slameto 1995. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineke Cipta.
Sobry,Sutikno, 2014. Metode dan Model-model Pembelajaran. Lombok:
Holistica.
Sudijono, 2003. Pengantar Statistika Pendidikan. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
User Usman, 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdekarya.
Wahyu, 1996. Bimbingan Penulisan Skripsi. Bandung :Tarsito.
80