Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN OBSERVASI

PENGELOLAAN HAMA TERPADU

Pengelolaan Hama Terpadu


Anggota Kelompok
Insert an image Insert an image Insert an image Insert an image

DHAIFINA TIANA PUTRI


PIPIT PITRIYANI GALIS NURLIA
AZIMATUNISA HIDAYATI
Insert an image Insert an image Insert an image Insert an image

TENI SETIA LALA LAURA


OKIB GUSTAMIL IRA HARIPAH
MULYANI RAHMAN
1
GAMBARAN UMUM
PHT
GAMBARAN UMUM PHT

PHT merupakan suatu sistem pengelolaan


dengan memadukan berbagai teknik
pengendalian hama secara optimal dengan
memperhatikan kondisi ekosistem dan
sistem social ekonomi dan budaya
setempat (Untung, 2006).

Pengelolaan hama terpadu atau “Integrated Pest Management” (IPM) bertujuan untuk
menggabungkan berbagai macam control hama dalam menangani populasi hama secara ekonomis.

Pengelolaan Hama Terpadu 4


GAMBARAN UMUM PHT

Lanjutan…

Pengendalian hama dengan PHT disebut pengendalian secara


multilateral, yaitu menggunakan semua metode atau teknik
yang dikenal dan penerapannya tidak menimbulkan kerusakan
lingkungan yang merugikan bagi hewan, manusia, dan makhluk
hidup laninya baik sekarang maupun pada masa yang akan
datang (Budianto, 2011).

Pengelolaan Hama Terpadu 5


PHT

Preventif

 Taktik pengelolaan untuk mengurangi kemungkinan


proses pembiakkan hama sebelum menyerang tanaman.

Kuratif

 Taktik dengan menggunakan intervensi penggunaan


insektisida.

Pengelolaan Hama Terpadu 6


GAMBARAN UMUM PHT

FISIK & BUDIDAYA VARIETAS TAHAN PENGENDALIAN PENGENDALIAN


MEKANIK TANAMAN HAMA HAYATI KIMIAWI

Pada dasarnya Pengelolaan Hama Terpadu (PHT) bertujuan agar para


petani tidak ketergantungan terhadap pestisida.

Pengelolaan Hama Terpadu 7


Sopialena (2018)
Musuh alami dari hama adalah musuh hama yang berasal dari alam
berupa parasitoid, predator dan patogen.

Jika suatu musuh alami ini telah diteliti secara mendalam sehingga diyakini kehandalannya dan layak sebagai faktor
pengendali populasi suatu hama yang efektif maka musuh alami tersebut dapat disebut sebagai agens pengendalian
hayati (biological control agents).

Icon PARASITOID Icon PREDATOR Icon PATOGEN

Pengelolaan Hama Terpadu 8


2
PROFIL DINAS
PROFIL BPP

Nama : Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Baregbeg


Alamat : Jalan R.E Martadinata No. Kode Pos 46274
Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Baregbeg terletak di wilayah bagian
utara Kecamatan Baregheg, ketinggian tempat kurang lebih 210 meter di atas
permukaan laut, jarak BP3K Kecamatan Baregbeg dengan Ibu Kota Kecamatan
Baregbeg sejauh 5 kilometer.

Pengelolaan Hama Terpadu 10


PROFIL BPP

Batas administratif:
• Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Muktisari Kecamatan Cipaku
• Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Utama Kecamatan Cijeunging
• Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Maleber Kecamatan Ciamis
• Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Welasari Kecamatan Sadananya

Pengelolaan Hama Terpadu 11


3
DATA HASIL
OBSERVASI
Permasalahan dalam Pertanian

No Komoditas Jenis Tanaman Jenis Hama/Penyakit


1 Umum Padi Blast/keresek
Penggerek batang
Wereng coklat
Burung
Tikus
2 Hortikultura Cabai Kutu daun
Nangka cempedak Lalat Buah
Manggis Penyakit kuning
3 Jagung Jagung Penyakit bulai
Usaha Penyelesaian Masalah

No Komoditas Jenis Tanaman Jenis Usaha Petani


Hama/Penyakit
1 Umum Padi Blast/keresek Pestisida nabati, tanaman
Penggerek batang refugia, pestisida kimiawi
Wereng coklat
Burung Jaring, orang-orangan sawah,
semprotan cairan cabai

Tikus Umpan berisi racun


2 Hortikultura Cabai Kutu daun Pestisida nabati
Nangka cempedak Lalat Buah Pembungkusan
Manggis Penyakit kuning Pengairan
3 Jagung Jagung Penyakit bulai Eradikasi
Penerapan/Pelaksanaan Pengelolaan Hama Terpadu (PHT)

SL-PHT
Di sekretariat kelompok tani

Pengamatan Mingguan
Memperhatikan tanaman dan
populasi hama setelah diberi
tindakan
Konsep 5 Tepat
• Tepat Waktu
• Tepat Dosis
Penggunaan Musuh Alami • Tepat Sasaran
Menggunakan insektisida alami, missal dari daun wimba. • Tepat Cara
Lebih baikknya masuk ke pengendalian kimiawi • Tepat Jenis
15
4
PEMBAHASAN
Masalah Pertanian di Kecamatan Baregbeg

KOMODITAS
KOMODITAS PADI KOMODITAS JAGUNG
HORTIKULTURA
1. Hama Blast atau keresek 1. Pada cabai yaitu kutu daun Pada jagung yaitu penyakit bulai
(hama trip)
2. Penggerek batang
2. Pada Nangka cempedak yaitu
3. Wereng coklat lalat buah
4. Burung Pipit 3. Pada manggis adanya penyakit
5. Tikus getah kuning

Pengelolaan Hama Terpadu 17


HAMA BLAST / KERESEK

jamur Pyricularia grisea yang dapat menyerang pada semua fase pertumbuhan tanaman padi
dari mulai pada fase vegetatif dan generative.
Pada fase vegetatif  mengakibatkan kematian pada tanaman
Fase generatif  patahnya leher malai dan bulir padi jadi hampa
Pengelolaan Hama Terpadu 18
PENGGEREK BATANG

Saat larva menyerang akar gejala yang ditimbulkan merupakan anakan kerdil atau mati.
Sementara kompilasi larva sudah masuk ke batang, maka larva akan merusak bagian dalam
batang di cabut dibuang dan dicabut

Pengelolaan Hama Terpadu 19


WERENG COKLAT

Hama wereng coklat menyerang tanaman padi pada saat memasuki stadia pertumbuhan (tanaman
muda) hingga fase keluarnya malai. Hama wereng coklat merupakan hama laten, disamping
merusak langsung mengisap cairan tanaman dengan alat mulut yang khusus untuk menusuk dan
menghisap, juga sebagai vektor yang dapat menularkan virus.
Pengelolaan Hama Terpadu 20
BURUNG PIPIT

Burung pipit menyerang tanaman padi pada fase masak susu sampai padi dipanen. Burung akan
memakan langsung bulir padi yang sedang menguning sehingga menyebabkan kehilangan hasil
secara langsung. Selain itu burung pipit juga mengakibatkan patahnya malai padi

Pengelolaan Hama Terpadu 21


TIKUS

Tikus adalah salah satu hama yang juga menyerang tanaman padi. Tikus menyerang tanaman
padi dengan berbagai kemampuan fisik yang dimilikinya yaitu dengan mengerat. Aktivitas
mengerat berfungsi untuk membuang sampah terbawa pakan. Akibat kebiasaan mengerat ini,
kerusakan tanaman padi mencapai 5 kali lipat dibanding kerusakan akibat dimakannya
Pengelolaan Hama Terpadu 22
KUTU DAUN

Dampak langsung dari serangan hama ini pada permukaan bawah daun berwarna keperak-
perakan, daun mengeriting dan berbentuk keriput. Sedangkan dampak tidak langsung dari
serangan hama ini merupakan vektor virus penyebab penyakit keriting dan penyakit mozaik

Pengelolaan Hama Terpadu 23


LALAT BUAH

. Lalat buah menyerang dengan menusukan alat peletak telurnya atau ovipositor ke dalam buah.
Sehingga pada penyerangan awal mengakibatkan adanya noda/titik bekas tusukan pada
permukaan kulit buah

Pengelolaan Hama Terpadu 24


PENYAKIT GETAH KUNING

Getah kuning  2 jenis yaitu cemaran getah kuning pada bagian kulit luar (pericarp) buah
manggis dan di bagian dalam (endocarp) buah manggis. Cemaran pada bagian kulit luar buah
manggis  gangguan fisiologis (pecahnya dinding sel saluran getah kuning) dan faktor luar 
gangguan mekanis (gesekan, benturan, memar dan gangguan lain).
Pengelolaan Hama Terpadu 25
PENYAKIT BULAI

Lesion (luka) lokal dan berkembang sampai ke titik tumbuh, sehingga menyebabkan infeksi
sistemik dan terbentuk gejala bulai. Daun yang terinfeksi akan terlihat spora jamur berbentuk
butiran berwarna putih
Pengelolaan Hama Terpadu 26
PEMBAHASAN

Pestisida kimiawi masih menjadi prioritas

Dari hasil wawancara  usaha yang dilakukan para petani masih mengutamakan pestisida
kimiawi, meskipun ada beberapa usaha yang dilakukan secara biologis seperti pestisida nabati
ataupun usaha lain secara fisik-mekanik.
Petani berfikir bagaimana caranya hama bisa diatasi dalam waktu yang singkat sehingga
produktivitas pertanian bisa normal. Para petani kebanyakan berusia lanjut sehingga tidak ada
petani yang bisa memberikan pengertian mengenai bahayanya penggunaan pestisida lain (Pak
Dika, anggota BPP).

Pengelolaan Hama Terpadu 27


Dalam mengatasi hama blash atau keresek, hama
penggerek batang dan wereng coklat yang mengganggu
padi:
• Pestisida nabati
• Pestisida kimiawi
• Tanaman refugia

Pengelolaan Hama Terpadu 28


PEMBAHASAN

Untuk mengatasi padi dari serangan burung dan tikus,


dilakukan pengendalian secara fisik dan mekanik.

Pengelolaan Hama Terpadu 29


PEMBAHASAN

Masalah pada komoditas


jagung adalah penyakit bulai,
namun tidak mempengaruhi
jumlah produktivitas jagung
karena jagung yang terserang
hanya satu atau dua saja.
Sehingga penanganan dengan
melakukan eradikasi pada
jagung yang terkena
penyakit.

Pengelolaan Hama Terpadu 30


PEMBAHASAN

Penanganan penyakit pada komoditas hortikultura (cabai, nangka dan manggis) pun tidak jauh berbeda.
Pada cabai yang terkena hama kutu daun  pestisida nabati yang disemprotkan.
Pada Nangka untuk menghindari lalat buah  membungkusnya menggunakan plastic atau karung.
Untuk manggis dengan penyakit getah kuning  terus diberi pengairan.
Pengelolaan Hama Terpadu 31
Bagaimana
Penerapan PHT di Kecamatan Baregbeg ?
Today is another day

Pada saat ini, penerapan PHT masih difokuskan pada tanaman cabai rawit dan padi dalam skala
kecil. Pak Dika selaku anggota BPP memaparkan bahwa hanya ada dua desa yang menerapkan
konsep PHT yaitu desa Jelat dan Sukamulya.

Pengelolaan Hama Terpadu 33


• Dalam proses pelaksanaan PHT ini diawali
dengan upaya mensosialisaikan konsep PHT
kepada petani yang dilakukan oleh anggota
BPP.

• Konsep sosialisasi ini dibuat oleh anggota


BPP layaknya SLPHT (Sekolah Lapangan
PHT)

• Dilaksanakan setiap minggu di tempat


kelompok tani.

• Pada pertemuan tersebut secara bertahap para


petani diajarkan mengenai konsep umum
PHT, budidaya tanaman sehat, penggunaan
musuh alami dan konsep 5 tepat.
Hambatan dalam program pelaksanaan PHT berawal dari ketidakpahaman para petani
mengenai konsep PHT itu sendiri.
 karena petani tidak mengikuti pertemuan SLPHT secara intensif.
 karena para petani sudah berusa lanjut sehingga proses daya serap ketika pemberian
materi di lapangan sangat rendah.
Didapatkan data bahwa yang sudah
terealisasi di antaranya penggunaan musuh
alami yaitu pestisida nabati yaitu dari daun
mimba, betrawali, bawang merah dan
bawang putih

 Keliru, karena penggunaan pestisida berbeda dengan


penggunaan musuh alami.
 Sopialena (2018) tentang musuh alami yang
digunakan untuk mengendalikan hama. Musuh alami
dari hama adalah musuh hama yang berasal dari alam
berupa parasitoid, predator dan patogen.

Pengelolaan Hama Terpadu 36


Program
• Selain pestisida nabati, proses pengamatan mingguan juga merupakan rangkaian
proses yang termasuk ke dalam program PHT.
• Dalam pengamatan mingguan ini petani dilatih agar memperhatikan dan mengamati
bagaimana kondisi factor abiotic dan biotik setelah pembasmian hama.
• Hal tersebut untuk mengambil keputusan apakah pembasmian hama sudah efektif atau
belum dilihat dari tingkat serangan hama terhadap tanaman.
Pengelolaan Hama Terpadu 37
Program

Program yang lainnya yaitu konsep 5 Tepat yang diberikan oleh BPP yaitu tepat
waktu (kapan mengendalikan hama), tepat dosis (tergantung seberapa parah
kerusakan), tepat sasaran (jangan sampai membasmi organisme non target), tepat
cara (mengendalikan hama sesuai prosedur) dan tepat jenis (sesuai dengan jenis
hama).

Pengelolaan Hama Terpadu 38


Menurut Pak Dika (anggota BPP) mungkin hanya 2 atau 3 orang yang tetap
hadir dalam SLPHT dan melakukan konsep PHT yang diajarkan.

Penerapan PHT di kecamatan Baregbeg masih dalam skala yang kecil dan
bisa dikatakan belum berhasil diterapkan untuk mengatasi masalah pertanian
 sikap para petani yang masih sangat ketergantungan terhadap pestisida
kimiawi, terutama untuk mengatasi hama pada tanaman padi.

Pengelolaan Hama Terpadu 39


THANK YOU

ANY QUESTION?

Pengelolaan Hama Terpadu 40

Anda mungkin juga menyukai