PADI GOGO
Penyusun
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
HAMA PADI GOGO ................................................................................. 2
1. Penggerek batang ............................................................................ 2
2. Wereng coklat ................................................................................. 4
3. Lalat bibit ........................................................................................ 5
4. Lundi/Uret ....................................................................................... 6
5. Tikus ............................................................................................... 8
6. Orong-Orong ................................................................................... 11
7. Walang Sangit ................................................................................. 12
PENYAKIT PADI GOGO ......................................................................... 13
1. Bercak coklat .................................................................................. 13
2. Bercak daun .................................................................................... 14
3. Blast ................................................................................................ 15
4. Hawar daun ..................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 17
Pendahuluan
Sampai saat ini belum ada varietas yang tahan penggerek batang.
Oleh karena itu gejala serangan hama ini perlu diwaspadai, terutama pada
pertanaman musim hujan. Waktu tanam yang tepat, merupakan cara yang
efektif untuk menghindari serangan penggerek batang. Tindakan
pengendalian harus segera dilakukan, kalau > 10% rumpun memperlihatkan
gejala sundep atau beluk.
4. Lundi/uret
Uret atau lundi adalah fase larva kumbang Scarabaeidae atau
Cerambycidae dengan ciri larva berukuran besar, gemuk, putih, badan
tembus cahaya, kepala warna coklat dan taring besar. Kaki berwarna coklat
terdapat pada rongga dada dan larva membentuk huruf C. Hama ini
menyerang padi gogo, jagung, ubikayu, tebu, dan tanaman lain. Larva
memiliki 3 instar, namun perkembangannya sangat lambat, untuk mencapai
fase pupa 5 bulan. Kumbang dewasa mulai terbang sore hari dan puncak
penerbangan pukul 21.00.
Kumbang betina dewasa menghasilkan feromon seks untuk menarik
kumbang jantan untuk kawin. Setelah kumbang jantan menemukan betina,
perkawinan berlangsung sampai dua minggu. Setelah kawin, kumbang
betina menggali lubang di tanah dan meletakan hanya satu telur per lubang.
Untuk meletakkan telur, kumbang betina mencari kondisi kelembaban
tanah yang kondusif untuk pematangan telur.
Kumbang betina meletakan 3-5 telur per malam. Telur menetas 7-10
hari,bergantung suhu dan kelembaban tanah. Uret atau lundi yang hidup di
dalam tanah memakan akar tanaman muda, sehingga tanaman menjadi layu
dan mati. Pada daerah yang endemik intensitas serangan lundi dapat
mencapai 50%.
Pengendalian hama uret telah dilakukan melalui berbagai cara
seperti kultur teknis (tanam serempak, rotasi tanaman dengan tanaman
bukan inang, sanitasi lahan, pengolahan lahan yang dalam), pengendalian
biologis dengan jamur Metarhizium anisopliae, pengendalian secara
mekanik (mengumpulkan uret pada saat pengolahan tanah, menangkap
imago dengan memasang lampu perangkap), dan pengendalian secara kimia
dengan aplikasi karbofuran 20 kg/ha secara tugal pada saat tanam.
Pengendalian secara kimia, selain dengan aplikasi karbofuran 20 kg/ha, saat
ini telah diperoleh teknik pengendalian yang efektif yang mampu menekan
serangan hama uret atau lundi pada pertanaman padi gogo dengan teknik
seed treatment.
Berdasarkan hasil penelitian di Subang menunjukkan bahwa seed
treatment dengan insektisida fipronil dosis 25 ml/kg benih paling efektif
dalam menekan serangan hama uret atau lundi di pertanaman padi gogo.
Penampilan pertanaman padi gogo yang mendapat perlakuan seed treatment
terlihat lebih bagus dibandingkan dengan kontrol yang tanpa perlakuan seed
treatment (BB Penelitian Tanaman Padi, 2016).
5. Tikus (rat)
Tikus (Rattus rattus argentiventer) bisa menjadi hama pada
persemaian, masa vegetatif dan generatif padi. Hama ini menyerang pada
malam hari. Pada siang hari, tikus bersembunyi dalam sarangnya ditanggul-
tanggul irigasi, jalan sawah, pematang, dan di daerah perkampungan dekat
sawah dan akan kembali lagi ke sawah setelah pertanaman padi menjelang
generatif. Tikus sangat cepat berkembang biak dan hanya terjadi pada
periode padi generatif. Dalam satu musim tanam, satu ekor tikus betina
dapat melahirkan 80 ekor anak. Pengendalian tikus dilakukan melalui
pendekatan PHTT (PengendalianHama Tikus Terpadu), yaitu pengendalian
yang didasarkan pada biologi dan ekologi tikus, dilakukan secara bersama
oleh petani sejak dini (sejak sebelum tanam), intensif dan terus-menerus,
memanfaatkan berbagai teknologi pengendalian yang tersedia, dan dalam
wilayah sasaran pengendalian skala luas.
Gambar 5. Hama tikus dan dampak serangannya
Penyakit Padi
1. Bercak Coklat (brown spot)
Penyakit ini menyebabkan kerusakan serius pada pertanaman di
lahan yang kurang subur. Gejalanya bercak coklat (Helminthosporium
oryzae) pada daun berbentuk oval yang merata di permukaan daun
dengan titik tengah berwarna abu-abu atau putih. Titik abu-abu di tengah
bercak merupakan gejala khas penyakit bercak daun coklat di lapang.
Bercak yang masih muda berwarna coklat gelap atau keunguan berbentuk
bulat. Pada varietas yang peka panjang bercak dapat mencapai panjang 1cm.
Pada serangan berat, jamur dapat menginfeksi gabah dengan gejala bercak
berwarna hitam atau coklat gelap pada gabah.
Gambar 15. Gejala penyakit bercak daun coklat
3. Blas (blast)
Penyakit blas (Pyricularia oryzae) menimbulkan dua gejala khas,
yaitu blas daun dan blas leher. Blas daun merupakan bercak coklat
kehitaman, berbentuk belah ketupat, dengan pusat bercak berwarna putih.
Sedang blas leher berupa bercak coklat kehitaman pada pangkal leher yang
dapat mengakibatkan leher malai tidak mampu menopangmalai dan
patah. Kemampuan patogen membentuk strain dengan cepatmenyebabkan
pengendalian penyakit ini sangat sulit.
Gambar 17. Gejala blas daun dan blas leher
Daftar Pustaka:
https://www.corteva.id/berita/Hama-dan-Penyakit-pada-Tanaman-Padi-
Gogo.html
https://8villages.com/full/petani/article/id/59ccf521536469d27e7b8113
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. 2016. Hama Uret Pada Padi
GogoDengan Teknik Seed Treatment.
http://bbpadi.litbang.pertanian.go.id/index.php/berita/info-
teknologi/content/454-hama-uret-pada-padi-gogo-dengan-teknik-
seed-treatment. Diakses 12 September 2017.