Anda di halaman 1dari 7

NAMA : YULIANA RENATA BOKO

NPM : 2203542110017

HAMA PADA PADI

A. Tikus
Hama dan penyakit padi tentu saja sangat merugikan para petani.Salah satu
hama yang paling merugikan petani adalah tikus.Pasalnya, tikus tidak hanya
memiliki mobilitas yang tinggi, tetapi juga kemampuan adaptasi dan reproduksi
yang sangat tinggi. Tikus biasanya menyerang tanaman padi, dan sering bergerak
pada malam hari. Biasanya target utama tikus dalam menyerang padi adalah biji
dan batangnya. Dengan giginya yang tajam, tikus dapat memakan biji-bijian padi.
Biasanya tikus membuat lubang didekat sawah dan bersembunyi diantara semak-
semak.
Cara Mencegah :
1. Menggunakan Ampas Teh. Bahan ini sangat mudah untuk didapatkan,
apalagi anda sering minum teh.
2. Semprot Minyak Kayu Putih.
3. Menggunakan Bedak Bayi.
4. Menggunakan Bawang Bombay atau Bawang Merah. s
5. Menggunakan Minyak Peppermint.
6. Menggunakan Rambut.
7. Menggunakan Perangkap Tikus.

B. KEONG MAS
Keong mas merupakan salah satu hama utama tanaman padi. Stadia rentan
padi yaitu: persemaian dan padi 10 HST. Mekanisme merusak: keong memarut
jaringan tanaman dan memakannya. Gejala kerusakan: tanaman muda dimakan
hingga habis sehingga banyak rumpun hilang, satu batang padi akan habis dimakan
seekor keong selama 3-5 menit.

Cara Mencegah :
1. Pada saat awal tanaman yaitu umur padi 0-25 hari, lahan sawah perlu dikeringkan
dalam keadaan macak-macak hingga keong tidak dapat merayap menuju rumpun padi
yang akan diserang. Kalaupun diserang, persentase serangan di bawah ambang
kerusakan.
2. Pembuatan parit di sekeliling lahan pertanaman agar keong dapat berkumpul lalu
dimusnahkan.
3. Saluran air perlu dibersihkan dari tanaman-tanaman air seperti kangkung dan lainnya
agar tidak menjadi makanan cadangan bagi berkembangnya keong mas.
C. ULAT
Ulat grayak dikenal dengan nama latin Leucania spp dan Spodoptera spp. Ulat
grayak ini menyerang tanaman padi pada semua stadia. Serangan terjadi pada malam
hari dan siang harinya, larva ulat grayak bersembunyi pada pangkal tanaman, dalam
tanah atau di tempat-tempat yang tersembunyi.

Cara Mencegah :
menggunakan insektisida biologi dari golongan bakteri seperti Bacilius thuringiensis
atau insektisida biologi dari golongan jamur seperti Beauvaria bassiana. Dilakukan
penyemprotan insektisida berbahan aktif profenofos, klorpirifos, sipermetrin,
betasiflutrin atau lamdasihalortrin.

D. WERENG COKLAT
Wereng coklat menyukai pertanaman yang dipupuk nitrogen tinggi dengan
jarak tanam rapat. Ambang ekonomi hama ini adalah 15 ekor per rumpun. Siklus
hidupnya 21-33 hari.

Cara pengendaliannya adalah sebagai berikut:

1. Gunakan varietas tahan wereng coklat.


2. Berikan pupuk K untuk mengurangi kerusakan.
3. Monitor pertanaman paling lambat 2 minggu sekali.
4. Bila populasi hama di bawah ambang ekonomi gunakan insektisida botani

E. PENGEREK BATANG
Hama paling penting pada tanaman padi, sering menimbulkan kerusakan berat
dan kehilangan hasil yang tinggi. Stadia tanaman yang rentan terhadap serangan
penggerek batang adalah sejak pembibitan sampai pembentukan malai. Gejala
kerusakan yang ditimbulkannya mengakibatkan anakan mati atau sering disebut
sundep pada tanaman stadia vegetative dan beluk (malai hampa) pada tanaman stadia
generative. Gejala sundep yaitu daun menguning, mengering, dan mati serta anakan
kerdil. Sedangkan untuk gejala beluk yaitu malai padi berwarna coklat dan kering,
gabah hampa, serta batang dicabut mudah terlepas.

Pengendalian untuk hama ini yaitu dengan cara:

1. Tanam serempak.
2. Pengumpulan kelompok telur.
3. Aplikasi pestisida secara tepat.
4. Spot treatment pada tanaman bergejala.
5. Aplikasi agen hayati parasitoid telur (Trichogramma sp.).

F. WALANG SANGIT
Walang sangit merupakan hama yang umum merusak bulir padi pada fase
pemasakan, fase penumbuhan tanaman padi yang rentan terhadap serangan walang
sangit adalah dari keluarnya malai sampai matang susu. Kerusakan yang
ditimbulkannya menyebabkan beras berubah warna dan mengapung, serta hampa.
Ambang ekonomi walang sangit adalah lebih dari satu ekor walang sangit per dua
rumpun pada masa keluar malai sampai fase pembungaan.
Cara pengendaliannya adalah:

1. Kendalikan gulma di sawah dan di sekitar pertanaman.


2. Pupuk lahan secara merata agar pertumbuhan tanaman seragam.
3.Tangkap walang sangit dengan menggunakan jaring sebelum stadia
pembungaan.
4. Umpan walang sangit dengan menggunakan ikan yang sudah busuk, daging
yang sudah rusak, atau dengan kotoran ayam.
5. Apabila serangan sedang mencapai ambang ekonomi, lakukan penyemprotan
insektisida.
6. Lakukan penyemprotan pada pagi sekali atau sore hari ketika walang sangit
berada di kanopi.

G. BURUNG

Selanjutnya, burung juga merupakan salah satu hama dan penyakit tanaman
padi yang harus diwaspadai. Hama burung menyerang tanaman pada fase masak
susu sampai padi panen. Burung akan memakan langsung bulir padi yang sedang
menguning sehingga menyebabkan kehilangan hasil secara langsung.

Selain itu burung juga mengakibatkan patahnya malai padi. Pengendalian


hama burung bisa dilakukan dengan cara pengusiran dengan membuat ajir
berwarna merah di sekitar sawah atau dengan menggunakan tali-tali yang
digantungi kaleng/plastik untuk membuat suara yang dapat mengusir burung atau
dengan menggunakan jaring yang dipasang di atas lahan sawah.
Cara Pengendaliannya :
1. Melakukan penanaman serentak.
2. Menanam tanaman berwarna mencolok
3. Menggunakan benda-benda mengkilap
4. Menggunakan jaring sebagai perangkap
5. Memanfaatkan jengkol

H. KEPIK HIJAU
Padi yang terkena serangan kepik hijau memiliki bekas seperti tusukan pada
bagian batang. Sementara pada bagian buah, hama tanaman padi ini meninggalkan
bekas berupa noda bercak bekas hisapan. Dampak bila padi terkena hama kepik hijau
adalah memiliki bentuk yang lebih kerdil bila dibandingkan padi pada umumnya.
Untuk mengatasinya, Anda bisa memusnahkan telur-telur atau bibit kepik tersebut
dengan menggunakan pestisida semprot secara berkala pada tanaman padi.
Cara Pengendaliannya :
1. Buang serasah daun.
2. Kendalikan pertumbuhan gulma di lahan Anda.
3. Tanam tanaman lebih awal dan dengan jarak baris yang lebih besar.
4. Tanam tanaman perangkap yang cepat dewasa, seperti tanaman polongan dan
silangan karena tanaman ini memikat serangga.
I. HAMA PELIPET DAUN
Cnaphalocrocis medinalis atau dikenal dengan nama Hama Putih Palsu
(HPP) / Hama Pelipat Daun pada tanaman padi. Serangan hama ini akan berdampak
besar terhadap keberhasilan panen padi bila kerusakan pada daun di fase vegetatif
dan fase generatif melampaui ambang batas lebih besar dari 50%. Serangan HPP
pada fase vegetatif lebih berpotensi merugikan dibandingkan dengan fase generatif.
Cara pencegahan :
1. Gunakan varietas yang tahan untuk mencegah wabah.
2. Pantau lahan untuk mencari tanda-tanda hama.
3. Kurangi jumlah penanaman.
4. Pastikan tanaman padi mendapatkan cukup air sepanjang musim.
5. Rencanakan pemupukan seimbang dengan menggunakan pemberian
nitrogen terpisah.

J. NGENGAT PENGGULUNG DAUN PALSU


Ngengat penggulung daun palsu Ngengat penggulung daun palsu juga
merupakan salah satu hama yang ditemukan pada perangkap cahaya (light trap).
Hama ini juga ditemukan pada saat tanaman padi berumur 1 minggu setelah tanam
sampai panen.

PENYAKIT PADA PADI

A. Penyakit Tungro
Salah satu hama dan penyakit tanaman padi yang paling sering terjadi adalah
penyakit tungro. Penyakit ini menyebabkan produksi padi nasional kehilangan hasil
yang cukup tinggi.Penyakit Tungro disebabkan oleh dua jenis virus yaitu, Rice
Tungro Bacilliform Virus dan Rice Tungro Spherical Virus. Kedua jenis virus ini bisa
menginfeksi tanaman secara bersamaan karena tidak memiliki kekerabatan
serologi,Virus tungro juga bisa ditularkan oleh wereng.
Cara Pencegahan :
Tanam serempak, pengaturan waktu tanam, varietas tahan, sanitasi lingkungan, dan
penyemprotan insektisida. Tanam serempak. Penyakit tungro akan selalu ada pada
daerah dengan pola tanam tidak serempak dan penanaman sepanjang tahun.

B. Penyakit Hawar Daun Bakteri (HDB)


Penyebab penyakit HDB adalah bakteri X.oryzae pv. oryzae atau X.
Compestris pv.oryzae, yang tersebar hampir diseluruh daerah pertanaman padi baik di
dataran rendah maupun dataran tinggi. Penyakit ini bisa timbul pada musim kemarau
maupun hujan.
Kerugian hasil yang disebabkan oleh penyakit hawar daun bakteri dapat
mencapai 60%. Kerusakan terberat terjadi apabila penyakit menyerang tanaman muda
dan dapat menyebabkan tanaman mati.
Cara Pencegahan :
Pengendalian tersebut diantaranya menanam varietas tahan, fungisida sintetik, sanitasi
lahan, dan pergiliran tanaman yang bukan inang patogen. Jika tanaman sudah
terinfeksi bakteri, langkah untuk mengendalikan yaitu penambahan dolomit pada
lahan, air yang menggenang tanaman padi dikurangi dan dilakukan penyemprotan
pestisida dengan dosis yang sesuai dengan anjuran.

C. Busuk Batang
Busuk batang merupakan penyakit yang menginfeksi pada bagian tanaman
bagian kanopi dan menyebabkan tanaman menjadi mudah rebah. Gejala awal berupa
bercak berwarna kehitaman serta bentuknya tidak teratur pada sisi luar pelapah daun
dan secara bertahap membesar.Akhirnya cendawan menembus batang padi yang
kemudian menjadi lemah, dan akhirnya anakan akan mati. Hal ini mengakibatkan
tanaman menjadi rebah.
Cara Pencegahan :
Buat naungan pembibitan dengan plastik agar terhindar dari siraman air hujan
secara langsung. Tindakan pencegahan saat pengolahan lahan dilakukan dengan
membersihkan lahan dari sisa tanaman, kemudian dibajak/dicangkul dan didiamkan
selama 2-3 minggu.

D.Blas/Blast/Bercak Belah Ketupat/Busuk Leher (Prycularia


Oryzae).
Pada tahun 1913 penyakit ini bersama-sama dengan bercak coklat banyak
timbul di persemaian di daerah Surabaya dan Madura, meskipun tidak menimbulkan
kerugian yang besar. Blas penyakit dengan gejala yang mirip dengan pertanaman
yang ditiup dengan udara panas. Penyakit ini berbeda dengan penyakit bercak coklat
(Drechslera oryzae), blas lebih banyak terdapat di pertanaman yang subur, oleh
karena itu penyakit ini sering dianggap sebagai penyakit orang kaya, dengan makin
meningkatnya intensifikasi pertanian di Indonesia, kerugian karena blas juga makin
meningkat (Semangun, 1990).
Cara Pencegahan :
Selama ini pengendalian penyakit bercak daun cercospora hanya dapat
dilakukan dengan penyemprotan fungisida.

E.Bercak Coklat
Pernyakit bercak coklat merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman
padi di Indonesia maupun di negara lain. Penyakit di bawah kondisi lingkungan yang
menguntungkan dapat menurunkan hasil mencapai 16-40% (Datnoff dan Lentini,
2003)
Penyakit juga menyebabkan hawar pada bibit, yang ditumbuhkan dari benih
yang diinfeksi berat, dan dapat menyebabkan kematian 10-58% bibit. Penyakit ini
juga dapat mempengaruhi kualitas dan jumlah biji per malai dan menurunkan berat
biji (Datnoff dan Lentini, 2003).\
Cara Pengedaliannya :
Selama ini pengendalian penyakit bercak daun cercospora hanya dapat
dilakukan dengan penyemprotan fungisida.

F. Kerdil Rumput(Grassy Stunt)


Virus kerdil rumput penyebarannya tidak menimbulkan masalah. Penyakit ini menjadi
masalah serius ketika wereng coklat meledak tahun 1975 sampai 1977 di Indonesia. selama
peledakan sporadic penyakit dapat menyebabkan kerusakan serius dalam areal terbatas.
Contoh, kehilangan hasil lebih tinggi ketika infenksi terjadi awal musim (IRRI, 1983)
Penyakit mempengaruhi semua stadium pertumbuhan tanaman padi. tanaman yang
diinfeksi dapat hidup sampai masak, tetapi stadium yang sangat bernilai adalah terbentuknya
anakan dan pada stadium ini kalua diinfeksi tidak akan menghasilkan malai.
cara pencegahan :
Menghilangkan sumber inokulum (bibit penyakit) melalui sanitasi lahan dan eradikasi.

G. Kresek/Hawar Daun (Bacterial leaf Blight, BLB)


Penyakit hawar daun bakteri (Bacterial Leaf Blight, BLB) sudah dikenal hamper di
seluruh penanaman padi didunia. Xanthomonas campestris dikenal dua patovar bekteri
penyebab penyakitnya dengan daerah penyebaran yang berbeda-beda. Patovar tersebut yaitu
Xanthomonas campestris pv. Oryzae (ishiyama) Dye penyebab penyakit “Kresek” (bacterial
leaf blight, BLB) dan Xanthomonas campestris pv. Oryzicola (Fang et al). Dye penyebab
penyakit daun bergaris bakteri (bacterial leat streak) (CABI dan DEPPO, 1990).

H. Bercak Pelapah Daun/Sheath Blight/Hawar Pelepah/Hawar Upih Daun


dan Busuk Batang/Sheath Blight and Stem Rot (Rhizoctonia solani)
Penyakit ini banyak ditemukan pada tanaman padi tetapi secara ekonomi penyakit ini
kurang penting di Indonesia. Penyakit ini mempengaruhi gabah berisi pada setiap malai, dan
secara parsial mempengaruhi panjang malai dan persen kehampaan, tetapi tidak
mempengaruhi berat 100 biji (Semangun, 1991). Penyakit ini disebabkan oleh pathogen tular
tanah (Rhizoctonia solani) dapat menyebabkan kehilangan hasil sampai 25%. (Sudarma, 2013

I. Penyakit Fusarium
Penyakit fusarium ini disebabkan oleh jamur Fusarium moniliforme. Penyakit ini
menyerang malai dan biji muda sehingga berubah menjadi kecoklatan, daun terkulai, dan
akar membusuk. Pengendalian yang bisa dilakukan adalah dengan merenggangkan jarak
tanam, seperti menerapkan pola tanam jajar legowo.

J Karat Daun Padi (Puccinia spp)


Penyakit jamur yang menyebabkan bercak-bercak oranye pada daun padi. Penyakit ini dapat
mengurangi kemampuan fotosintesis dan hasil panen padi.

Anda mungkin juga menyukai