Anda di halaman 1dari 14

MENGENDALIKAN OPT PADI

(MENGENDALIKAN PENYAKIT PENTING


TANAMAN PADI )

Oleh : Salim Solihudin, SST.

DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN


KABUPATEN CIAMIS
2017
0
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan pertanian memberikan kontribusi penting terhadap penyediaan lapangan kerja,
peningkatan pendapatan petani, meningkatkan penerimaan devisa, mendorong pemerataan
pendapatan, dan pemerataan kesempatan kerja serta pelestarian sumberdaya alam.
Dengan diberlakukannya perdagangan bebas, Pelaku utama pembangunan pertanian yaitu
para petani beserta keluarganya dituntut untuk mampu menghasilkan produk yang berkualitas sesuai
dengan tuntutan pasar sehingga dapat bersaing di pasar internasional . Untuk itu perlu terus
dilakukan upaya pengembangan pengetahuan, keterampilan serta sikap para petani dalam
penguasaan inovasi di bidang teknologi dan manajemen bisnis. Dengan demikian diharapkan lebih
mampu mengembangkan dan meningkatkan usaha tani yang lebih baik,efisien, berorientasi pasar dan
menguntungkan.
Namun demikian untuk mewujudkan hal tersebut utama dalam peningkatan produksi dan mutu
hasil yang optimal masih dihadapkan pada berbagai permalahan di lapangan. Utamanya masalah
permasalahan yang menyebabkan adanya gangguan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) , yang
mana secara macro dapat mengakibatkan kerugian yang sangat besar. Dalam kurun waktu lima tahun
terakhir secara nasional rata-rata gangguan O P T utama pada tanaman padi, secara berturut – turut
seluas 223.803 ha (fuso 3.701 ha ). Beberapa hal tersebut merupakan salah satu permasalahan
yang perlu dilakukan melalui kegiatan pengingkatan SDM pertanian.

B. JENIS – JENIS PENYAKIT PENTING,GEJALA SERANGA DAN PENGENDALIANNYA.


1. Hawar Pelepah Rhizoctania solani
a. Gejala serangannya
Jamur ini sebagai penyebab berbagai penyakit pada berbagai tanaman. Nama latinya akan
muncul berulang kali pada setiap tanaman.
Pemantauan penyakit ini perlu dilakukan karena keganasan serangannya. Penyebab
penyakit ini kelembaban tinggi pemberian pupuk nitrogen berlebihan. Disamping
penggunaan varietas yang potensi hasil tinggi jumlah anakan tinggi kelembaban
1
disekitar tanaman tinggi kondisi seperti ini merangsang munculnya penyakit ini
b. Pencegahannya.
Untuk mencegah serangan penyakit ini dapat menggunakan fungisida dengan aplikasi
pada saat anakan maksimun dan awal fase produktif.
2. Busuk Pelepah Acrocylindrium oryzae
a. Gejala serangan
Gejala serangan penyakit ini yaitu rusaknya jaringan tanaman dalam berbagai ukuran,
berwarna gelap dan dibagian tengah berwarna terang.
Akhirnya jaringan yang rusak berkembang bersaman dan meluas kebagian pelepah.
Didalam pelepah tersebut terbentuk tepung berwarna putih tepatnya pada bulir yang baru
mumcul. Akibat serangan penyakit ini bulir tidak muncul karena terganggu
pertumbuhannya.
b. Pencegahan.
Sejauh pengetahuan tentang penyakit ini masih sedikit, sedikit pula usaha yang dilakukan
untuk mencegah penyakit ini. Belum ada varietas tanaman padi yang tahan terhadap
serangan penyakit ini.
3. Penyakit Busuk Batang Helminthosporium sigmoideum
a. Gejala serangan
Penyakit ini disebabkan oleh jamur dengan spora yang sangat tahan di dalam tanah. Spora
jamur ini menginfeksi pangkal batang ketika spora tersebut mengapung dipermukaan air
dan mencapai tanaman. Infeksi jamur ini mneyebabkan pelepah daun berubah warnanya
menjadi gelap kemudian terkulai. Infeksi tersebut kemudian meluas kepelepah berikutnya
dan pada akhirnya pada batang. Apabila batang terserang maka seluruh tanaman tumbang
atau tanaman terkulai.
Spora jamur ini berada pada jerami dan tanah hingga musim tanah berikutnya dan akan
menginfeksi tanaman baru
b. Pencegahan.
2
Penyakit ini dapat ditekan pengaruhnya dengan mengurangi banyaknya spora jamur
disawah dengan cara sanitasi. Pembersiahan atau pembakaran jerami dan tunggul jerami
merupakan cara sanitasi yang terbaik.
Pengaturan pengeringan sawah hingga tanah retak retak dapat mengurangi serangan
penyakit ini. Penyakit muncul pada lahan yang berlebihan dalam penggunaan pupuk urea
dan fospor.
4. Penyakit Blas Pyricularia oryzae
a. Gejala serangan
Penyakit blas disebabkan oleh jamur. Bibit jamur ini spora terbawa angin dan air serta
selalu terdapat disawah maupun pertanaman padi. Pertumbuhan dan perkembangan
jamur ini,dan perkembangan gejala penyakit berupa bercak pada daun atau batang
ditentukan oleh banyak factor. Pemupukan nitrogen dosis tinggi dikombinasi dengan
kondisi cuaca yang berawan merupakan kondisi terbaik bagi blas untuk memulai infeksi.
Gejala seranganpada daun dan batang terutama pada leher malai padi, dimulai dari
bercak kecil tetapi melebar sampai beberapa centi panjangnya. Gejala itu biasanya
panjang dan meuncing dibagian akhir, di bagian tepi gelap dan bagian tengah abu-abu.
Gejala semacam itu dapat mematikan bagian daun.
Penyakit tersebut dapat berkembang setiap waktu dalam musim tanam padi tetapi yang
paling parah pada persemaian. Infeksi yang terjadi setelah tanam biasanya tidak parah
tetapi gejala penyakit biasanya dapat ditemukan. Kerusakan karena penyakit inisecara
ekonomik tidak penting.
b. Pencegahan.
Penyakit blas paling baik dicegah dengan pengunaan varietas tahan.hindarilah dampak
negatif pemupukan nitrogen dengan cara pemberian pupuk tersebut bersamaan dengan
waktu tanam, pada saat pertengahan vase vegetative dan fase pembentukan bulir, akan
membantu mengurangi tingkat infeksi blas.

3
5. Penyakit Bakteri Bergaris
(Xanthomonas campestris pv.orizae (=xanthomonas oryzae)
a. Gejala serangan
Penyakit hawar daun disebabkan oleh bakteri yang terdapat disawah setiap waktu.
Bakteri tersebut menginfeksi tanaman melalui luka atau bagian lain yang terbuka,
kemudian tumbuh didalam system jaringan pengangkutan tanaman yang mirip pembuluh
darah manusia. Pertumbuhan bakteri menyumbat saluran tersebut sehingga air dan zat
makanan tidak dapat masuk kedalamatau keluar dari ujung daun. Hal ini menyebab kan
gejala kekuningan, layu dan mati pada ujung daun.
Pada persemaian gejala tersebut menyebabkan daun menjadi kuning, kering dan
mati.bentuk gejala bakteri ini disebut “kresek”. Penyakit ini dapat merusak semua
tanaman yang telah datanam di sawah. Seluruh daun muda akan tampak menguning dan
mengering dapat disangka sebagai kerusakan karena serangan sundep atau penggerek
batang.
Pada tanaman tua, bagian tepi ujung daun menjadi kuning dan menguningnya jaringan
tersebut meluas kedaun bagian bawah bagian bawah. Akhir nya ujung daun menjadi
kering dan berwarna putih. Gejala kuning tersebut pertama terjadi sekitar fase bunting
sampai malai keluar. Suhu dan kelembaban yang tinggi menyebabkan yang tinggi
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bakteri hawar daun.
b. Pencegahan.
Cara pengendalian penyakit bakteri hawar daun yang paling praktis hanya lah dengan
menanam varietas tahan. Tangapan varietas berubah dalam waktu tertentu karena
bakteri juga berubah. Varietas yang sangat tahan terhadap terhadap bakteri hawar
daun akhirnya akan terserang berat bila digunakan dalam beberapa tahun. Ini adalah
suatu cirri bahwa setiap jasad hidup beradaptasi secara turun-temurun terhadap
lingkungannya.
Hal ini menyadarkan pada kita untuk melakukan pemantauan guna mengamati
4
perubahan ketahanan varietas dari musim ke musim.
Sanitasi dan benih yang bersih dapat mengurangi sumber infeksi bakteri ini dilapangan.
Jerami-jerami tua yang terinfeksi dibakar, dibersihkan atau dibenam dalam tanah.
Setelah angin topan dan hujan akan terlihat penyakit kresek yang banyak. Hujan dan
angin dapat melukai tanaman dan bakteri penggerak disekitar akan menyerang
tanaman. Tiga atau empat hari setelah angin atau hujan, penyakit itu akan mulai
terlihat dilapanganapabila sedang terjadi infeksi.
6. Virus Tungro
a. Gejala serangan
Virus tungro dapat ditularkan dari tanaman satu ketanaman yang lain, dan dari suatu
lahan kelahan lainnya oleh wereng hijau, yang disebut sebagai “vector”. Wereng hijau
dapat memperoleh virus hanya dari tunbuhan yang terinfeksi virus, dan harus makan
untuk waktu yang pendek sekitar 30 menit sebelum WH dapat menularkan pada
tanaman yang lain.
WH hanya dapat menularkan virus pada tanaman lain hanya setelah ia mengandung
virus tersebut, dan makan pada tanaman yang hendak ditularkan. Apabila WH dalam
fase nimfa, mereka mengandung virus, kemudian setelah nimfa berganti kulit
(menjadi fase yang lebih besar) nimfa tidak lagi mengandung virus tersebut karena
virus tersebut hilang pada saat nimfa berganti kulit. Nimfa bekerja seakan sebagai
suntikan yang menyuntikan virus dari tanaman ke tanaman yang lain.
Setelah menyuntikan partikel virus tongro, virus memerlukanwaktu 2 minggu untuk
bertambah hingga mencapai jumlah yang cukupuntuk menyebabkan gejala.watu yang
diperlukan dari saat infeksi sampai menunjukan gejala tergantung ketahanan dan
umur tanaman. Semakintua tanaman seamkin kurang kepekaannya terhadap virus.
Pada kenyataannya bila tanaman terinfeksi setelah membentuk anakan maksimum,
hampir tidak ada pengaruh terhadap tanaman. Dengan adanya tenggang waktu
menyebabkan kita tak mampu melihat bahwa sebenarnya tanaman telah terinfeksi,
5
disebabkan karena gejalanya belum nampak.
Virus menyebabkan tanaman menjadi kuning. Biasanya hanya satu tanaman sampai
beberapa dari satu rumpun terinfeksi sehingga pada rumpun tanaman terlihat
kombinasi warna hijau dan kuning.warna kuning mulai dari ujung meluas kebawah.
Bila infeksi awal dan berat berlangsung tumbuhan akan terlihat sangat kerdil, dengan
sedikit anakan dan mungkin tidak menghasilkan malai.
Virus tinggal disinggang tanaman sampai setelah panen. Singgang merupakan satu
tempat penting dari virus untuk dapat bertahan di suatu daerah. Pertumbuhan
kembali singgang memberikan habitat terbaik bagi tumbuhan tungro. Dari tempat
tersebut vector dapat menularkankelahan tanaman baru dan menyebabkan infeksi.
b. Pencegahan.
Tungro merupakan penyakit sporadic pada padi. Tungro jarang bertahan di suatu
lahan secara terus menerus. Dinamika infeksi tungra tidak diketahui dengan baik. Ada
banyak cara untuk mengurangi kemunculan virus.
Pertama, dengan menggunakan varietas tahan terhadap tungro diwilayah tertentu.
Cara ini memerlukan pemantauan dan pengujian varietas. Bila tungro umum disuatu
daerah, strategi tersebut merupekan strategi yang terbaik dan sangat ekonomis.
Kedua, mengandalikan vector nya, yaitu wereng hijau. Bila virus tungro sangat umum,
cara pengendalian vector ini sangat penting. Ambang pengendalian memang sangat
rendah, tapi diperlukan hanya sampai tanaman berumur 30 – 40 hari setelah tanam.
Ketiga, sanitasi sangat diperlukan disetiap tempat. Setelah panen, sisa tunggul
tanaman harus dibersihkan tanaman perlu dibersihkan dari sawah dengan cara
membajak, membakar atau memindahkan ketempat lain. Sebab tempat-tenpat ini
menjadi sumber utama virus tungro.
7. Virus Hampa dan Kerdil Rumput
a. Gejala serangan
Virus kerdil hampa mudah dikenal oleh adanya daun yang memutar tepi daun yang
6
tak teratur, serta tanaman kerdil. Virus kerdil rumput juga mudah dikenal karena
sangat kerdil, perkembangan daun kaku dan sempit, pembentukan ankanyang
berlebihan, dan adanya bercak coklat dan merah pada daun. Penyakit ini tidak akan
terjadi kecuali bila terdapat banyak wereng coklat, sehingga adanya wereng coklat
juga merupakan bukti.
Virus kenyataannya ditemukan pada wereng batang dan tanaman. virus dihisap dari
tanaman yang terinfeksi oleh wereng batang. Kemudian virus berkembang biak dalam
tubuh wereng batang.ini berarti bahwa begitu virus ada didalam wereng, untuk
selanjutnya wereng akan selalu dapat menginfeksi tanaman dengan virus.
b. Pencegahan.
Virus kerdil hampa dan kerdil rumput dapat dicegah dengan mudah dengan tidak
membuat terjadi nya ledakan wereng batang coklat. Letusan dapat disebabkan oleh
perusakan populasi musuh alami ketika pestisida digunakan. Anda supaya melihat
kembali bagian wereng batang coklat dengan musuh alami. Supaya pestisida hanya
digunakan bila memang sangat diperlukan.
Untuk pengendalian hama disamping telah dijelaskan diatas pengendalian dilakukan
dengan beberapa cara seperti penggunaan varietas tahan, pergiliran varietas antar
musim, pergilran varietas dalam satu musim, untuk menjaga keorganikan produk
hindari penggunaan pestisida kimia sintetis
C. RANGKUMAN
1. Jenis- jenis penyakit penting pada tanaman padi
a. Hawar daun bakteri ( Xanthomonas campestris pv. oryzae)
b. Bakteri daun bergaris (X.c. pv. oryzicola)
c. Blas (Pyricularia grisea)
d. Hawar pelepah daun (Rhizoctonia solani/Thanatephorus cucumeris )
e. Busuk batang (Sclerotium oryzae, Magnoporthe salvii, Helminthosporium sigmoideum)
f. Busuk pelepah daun bendera (Sarocladium oryzae)
7
g. Hawar daun jingga
h. Tungro (Virus)
i. Kerdil rumput (Virus)
j. Kerdil hampa (Virus)
2. Gejala serangan,Bioekologi dan pengendaliannya
a. HAWAR DAUN BAKTERI
(Xanthomonas campestris pv. Oryzae)
1). Gejala serangan;
Pada tepi daun terjadi bercak kuning sampai putih, diawali dgn terbentuknya
garis lebam berair. Bercak bisa mulai dari salah satu atau kedua tepi daun yg rusak
dan berkembang hingga menutupi seluruh helaian daun.
2). Bioekologi
 Bakteri masuk melalui kerusakan mekanik atau melalui lubang alami.
 Infeksi terbatas pada helaian daun
 Hujan dan angin membantu penye baran penyakit.
 Stadia tanaman yg rentan adlh fase anakan sampai pematangan.
 Pada serangan berat kehilangan hasil mencapai 30%.
3). Pengendalian
 Sanitasi : bersihkan tunggul terinfeksi
 Gunakan dosis N sesuai anjuran
 Kompos jerami pastikan sudah matang
 Atur jarak tanam
 Berakan tanah setelah panen
b. HAWAR PELEPAH DAUN
(Rhizoctonia solani/Thanatephorus cucumeris)
1). Bio ekologi
Infeksi terjadi secara periodik/ hanya pada waktu tertentu saja, misalnya :
8
 Ketika suhu udara dan kelembaban tinggi,
 Pemberian pupuk N melebihi dosis anjuran
2). Pengendalian
Kultur teknis :
 tanaman jangan terlalu rapat
 ketika anakan maksimum, sawah di keringkan
 bajak yang dalam agar sisa tanaman terkubur
 rotasi tanaman dengan kacang-kacangan
Sanitasi :
 gulma dan tanaman sakit dimusnahkan
Kimiawi :
 gunakan fungisida : heksakonazol (Anvil), karbendazim (Derosal, Delsene),
belerang (Kumulus), difenoconozal (Score), dll.
c. BUSUK BATANG (Sclerotium oryze, Magnaporthe salvini,
Helminthosporium sigmoideum
1). Gejala serangan:
 Awalnya berupa bercak kehitam-hitaman
 Bentuknya tdk teratur pd sisi luar pelepah daun dan secara bertahap
membesar.
 Akhirnya, cendawan menembus batang padi, anakan mati dan selanjutnya
tanaman rebah.
2). Eko biologi
 Awalnya berupa bercak kehitam-hitaman
 Bentuknya tdk teratur pd sisi luar pelepah daun dan secara bertahap
membesar.
 Akhirnya, cendawan menembus batang padi, anakan mati dan
selanjutnya tanaman rebah.
9
3). Pengendaliaanya
 Sanitasi :
Tunggul padi sesudah panen dibakar atau didekomposisi.
 Kultur teknis :
- Keringkan lahan, biarkan sampai retak baru diairi.
- Aplikasi pupuk berimbang.
- Pemberian pupuk K cenderung menekan serangan patogen.
 Rotasi tanaman dengan kacang-kacangan
 Kimiawi : fungisida dengan bahan aktif belerang (Kumulus) dan difenokonazol
(Score)
c. Tungro
Virus tungro ditularkan oleh Wereng hijau (Nephotettix virescens)
1). Gejala Serangan
 Terjadi bercak pada daun, buku, leher malai, bulir bahkan pelepah daun.
 Bercak berbentuk belah ketupat, tengahnya berwarna abu-abu dan tepinya
coklat.
 Tangkai malai jg dpt terserang dan menyebabkan malai hampa.
2). Eko Biologi
 Serangga penular dapat mengandung virus sekitar 5 – 6 hari.
 Penularan yang intensif oleh nympha.
 Penularan meningkat pada suhu 10 – 300C dan turun pada suhu 310C - 380C
 Penularan lebih mudah pada tanaman muda daripada tanaman tua.
3). Penyebaran tungro bergantung pada :
 Serangga penular
 Varietas padi
 Faktor lingkungan

10
2.Gejala serangan
a. HAWAR DAUN BAKTERI
(Xanthomonas campestris pv. Oryzae)
Gejala serangan;
Pada tepi daun terjadi bercak kuning sampai putih, diawali dgn terbentuknya garis lebam
berair. Bercak bisa mulai dari salah satu atau kedua tepi daun yg rusak dan berkembang
hingga menutupi seluruh helaian daun.
Pengendalian:
Sanitasi : bersihkan tunggul terinfeksi
 Gunakan dosis N sesuai anjuran
 Kompos jerami pastikan sudah matang
 Atur jarak tanam
 Berakan tanah setelah panen
b. HAWAR PELEPAH DAUN
(Rhizoctonia solani/Thanatephorus cucumeris)
Gejala serangan:
Infeksi terjadi secara periodik/ hanya pada waktu tertentu saja, misalnya :
 Ketika suhu udara dan kelembaban tinggi,
 Pemberian pupuk N melebihi dosis anjuran
Pengendalian:
Kultur teknis :
 tanaman jangan terlalu rapat
 ketika anakan maksimum, sawah di keringkan
 bajak yang dalam agar sisa tanaman terkubur
 rotasi tanaman dengan kacang-kacangan Sanitasi
 gulma dan tanaman sakit dimusnahkan

11
Kimiawi :
 gunakan fungisida : heksakonazol (Anvil), karbendazim (Derosal, Delsene), belerang
(Kumulus), difenoconozal (Score), dll.
c. BUSUK BATANG (Sclerotium oryze, Magnaporthe salvini, Helminthosporium
sigmoideum
Gejala serangan:
 Awalnya berupa bercak kehitam-hitaman
 Bentuknya tdk teratur pd sisi luar pelepah daun dan secara bertahap membesar.
 Akhirnya, cendawan menembus batang padi, anakan mati dan selanjutnya tanaman
rebah.
Pengendaliaanya:
Sanitasi :
Tunggul padi sesudah panen dibakar atau didekomposisi.
 Kultur teknis :
o Keringkan lahan, biarkan sampai retak baru diairi
o Aplikasi pupuk berimbang.
o Pemberian pupuk K cenderung menekan serangan patogen.
 Rotasi tanaman dengan kacang-kacangan
 Kimiawi : fungisida dgn bahan aktif belerang (Kumulus) dan difenokonazol (Score)
d. Tungro
Virus tungro ditularkan oleh Wereng hijau (Nephotettix virescens)
Gejala:
 Terjadi bercak pada daun, buku, leher malai, bulir bahkan pelepah daun.
 Bercak berbentuk belah ketupat, tengahnya berwarna abu-abu dan tepinya coklat.
 Tangkai malai jg dpt terserang dan menyebabkan malai hampa.

12
Penyebaran tungro bergantung pada :
 Serangga penular
 Varietas padi
 Faktor lingkungan

F. DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim, 2008. Masalah Lapang Hama, Penyakit, Hara pada Padi. Puslitbang Tanaman Pangan,
Kementrian Pertanian RI. Bogor.
2. Novizan, 2002. Petunjuk Pemakaian Pestisida. Agro Media Pustaka. Jakarta.
3. Nur Tjahjadi, 1996. Hama dan Penyakit Tanaman. Penerbit Kanisius.
Yogyakarta.
4. Sudarmo Subiyakto, 1990. Pestisida. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
5. Suprihatno Bambang, dkk, 2010. Diskripsi Varietas Padi. Balai Besar Penelitian Padi . Kementrian
Pertanian. Sukamandi Jawa Barat.

13

Anda mungkin juga menyukai