Anda di halaman 1dari 4

1 Aprillia et. al.

, Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman

PERTANIAN

PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN


Control of Plant Pest Organisms

1)Yurizha Aprillia, 2)Dhanti Nur Shafira, 3)Bagas Ramadhani


Program Studi Agroteknologi Universitas Jember
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Jember 68121 – Telp./Fax (0331)332190
Email: bagasramadhani089@gmail.com

ABSTRAK
Hama dan penyakit dapat menyerang tanaman budidaya kapanpun dan di daerah manapun. Terlebih di daerah pertanaman budidaya
padi. Pada tanaman budidaya padi, disetiap fasenya tidak dapat dipungkiri menndapat ancaman terkena hama dan penyakit. Hama dan
penyakit yang dapat menyerang tanaman padi ada hawar daun, bercak coklat sempit dan lain sebagainya. Beberapa faktor seperti daerah
yang digunakan untuk pertanaman, pemberian dosis pupuk pada tanaman, iklim dan cuaca dsb, bisa membuat munculnya penyakit yang
akan menyerang tanaman padi. Misalnya hawar daun. Hawar daun adalah penyakit yang menyatu ppenyakit menyerang tanaman padi pada
bagian daunnya. Hawar padi merupakan salah satu penyakit yang memiliki potensi mengancam sangat besar jika dibandingkan dengan
penyakit-penyakit lain yang mengganggu tanaman budidaya padi. Penyakit tanaman hawar padi bisa lebih mengancam pertanaman di
daerah rendah. Akibat yang ditimbulkan adalah hasil produksi yang didapatkan rendah karena kualitasnya menurun karena terkena penyakit
hawar daun. Hawar daun bisa dikendalikan dengan penggunaan pestisida yang cukup. Penyakit hawar daun disebabkan oleh bakteri
Xanthomonas compestris pv oryzae. Pada penggunaan pupuk dengan dosis yang tinggi, hawar daun akan sangat cepat meningkat merusak
tanaman, ditambah dengan kelembaban yang tinggi. Varietas, jarak tanam, jeda penanaman, pemberian pupuk adalah faktor-faktor yang
membuat hawar daun itu tumbuh semakin cepat dan cepat. Banyaknya beras yang pecah dan menguningnya daun padi. Cara mengendalikan
hawar padi ini selain dengan melakukan penyemprotan adalah juga bisa dengan melakukan penyemaian yang tempat drainasenya baik,
memakai pupuk nitrogen secukupnya tidak melebihi dosis, memperbaiki sistem drainase air, sehingga mudah untuk pengeringan, sanitasi
pertanaman terhadap sisa-sisa tanaman sakit, menyemprot dengan bakterisida.
Kata kunci : Penyakit, hama, tanaman

ABSTRACT
Pests and diseases can attack cultivated plants whenever and in any area. Especially in the rice cultivation area. In rice-cultivated
plants, each phase cannot be denied the threat of pests and diseases. Pests and diseases that can attack rice plants have leaf blight, narrow
brown spots and so on. Some factors, such as the area used for planting, giving fertilizer doses to plants, climate and weather, etc., can create a
disease that will attack rice plants. For example leaf blight. Leaf blight is a disease that fuses the disease to attack rice plants on the leaves.
Rice bruising is one of the most threatening diseases when compared to other diseases that interfere with rice cultivation. Rice blight can be
more threatening to plantations in low-lying areas. The consequences are low yields because the quality decreases due to leaf blight. Leaf
blight can be controlled with sufficient use of pesticides. Leaf blight is caused by the bacterium Xanthomonas compestris pv oryzae. In the use
of high doses of fertilizer, leaf blight will rapidly increase damage to plants, coupled with high humidity. Varieties, spacing, planting breaks,
fertilizers are factors that make the leaf blight grow faster and faster. The amount of rice that breaks and yellowing leaves of rice. How to
control this rice blight in addition to spraying can also be done by seeding where the drainage is good, using enough nitrogen fertilizer does
not exceed the dosage, improving the water drainage system, so it is easy to drain, plant sanitation against the remnants of sick plants, spray
bactericidal.
Key words: Disease, pests, plant
How to citate: Aprillia, Y ., Dhanti, N. S, dan Bagas R. 2019. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman. Berkala Ilmiah Pertanian
1(1): 1-3

PENDAHULUAN proses fotosintesis pada tanaman padi. Penyakit bercak coklat


sempit juga kurang diperhatikan oleh petani karena serangannya
Pada umur 5 MST, padi yang terkena penyakit busuk batang ringan. Meski begitu, bercak coklat sempit ini dapat
akan terlihat. Penyakit busuk batang adalah penyakit tanaman mempengaruhi proses asimilasi, pembungaan serta pengisian biji.
yang menyerang bagian batang yang disebabkan oleh cendawan Penyakit bercak coklat sempit ini disebabkan oleh Cercospora
Helminthosporium sigmoideum. Apabila semakin bertambah Oryzae.
umur padi, maka penyakit busuk batang ini dipastikan akan Organisme penganggu tanaman menurut Xing pada tahun
semakin parah, namun tidak semua varietas terkena penyakit 201, dapat dikendalikan dengan melakukan tindakan-tindakan
batang busuk ini secara parah, seperti varietas sintanur yang seperti penanaman punggung bukit tanaman nektar. Selain dapat
memiliki ancaman terkena batang busuk terendah yang akan meningkatkan sumber daya hayati, penanaman punggung bukit
terlihat pada umur padi 5 sampai dengan 9 MST (Yuliani dan nektar ini juga bisa meningkatkan pengendalian hama ekosistem
Sudir, 2017). Penyakit yang sering menyerang bagian padi adalah sawah, mengurangi penggunaan pestisida, mempromosikan sistem
hawar pelepah padi, dimana penyakit tanaman padi ini tanam berkelanjutan. Pada masa tanaman budidaya seperti padi
disebabkan oleh jamur Rhizoctonia salani. Penyakit hawar sedang dalam masa pengembangan, serta saat pembuatan saluran
pelepah padi ini akan menyebar dengan cepat dan akan semakin irigasi akan ada komposisi spesies di dalamnya, hal ini juga dapat
bertambah cepat apabila diberi pupuk dengan dosis yang tinggi disebabkan oleh vegetasi tanggul yang kurang sempurna (Acosta
(Nuryanto, 2017). Menurut Prasetyo pada tahun 2017, penyakit et al, 2015). Dalam melakukan pengendalian hama, penyakit
bercak coklat sempit adalah penyakit yang menyerang bagian tanaman dapat dilakukan jauh-jauh hari seperti tungau yang
tanaman padi yaitu pada bagian daun sehingga menghambat bersifat predator bisa dilakukan pengendalian satu minggu

Pengantar Teknologi Pertanian-Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman


2 Aprillia et. al., Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman

sebelumnya dengan menggunakan bahan-bahan kimia (Stejkal et 1 Klasifikasi: Borreria alata 3


al, 2014). penyakit hawar daun, adalah penyakit yang hampir Jenis gulma: Daun lebar
selalu menyerang tanaman padi pada saat musimnya. Penyakit Ciri-ciri: Akar rumput tegak
hawar daun ini bisa menyerang sejak fase pembibitan hingga fase
yang panjang, batang tegak,
generative atau lanjut. Dataran tinggi adalah daerah yang paling
tinggi 0,3-0,9 m.
sering terkena ancaman hawar daun dibanding dengan daerah lain
(Suryanto, 2010).

BAHAN DAN METODE 2 Klasifikasi:Ipomoea aquatica 4


Praktikum Pengantar Teknologi Pertanian acara 6 Jenis gulma: Daun lebar Ciri-
“Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman” dilaksanakan ciri: Gulma ini biasanya
pada hari Sabtu tanggal 4 Mei 2019 di Agrotechno Park Jubung tumbuh pada akhir masa
Universitas Jember. Praktikum ini dilakukan dengan cara budidaya, berkompetisi cahaya
menyiapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang diperlukan dengan tanaman utama.
berupa ajir, tali rafia, alkohol 70%, menginstall aplikasi Rice
Doctor, gelas aqua bekas. Langkah awal praktikan membuat batas
lahan yang diteliti menggunakan ajir dengan jarak 1 m2 yang
dibuat dalam bentuk petakan persegi. Pengambilan sampel hama 3 Klasifikasi: Cynodon dactyton 7
dilakukan dengan menggunakan swip net dengan cara Jenis gulma: rumput
mengayunkan secara diagonal sebanyak sepuluh kali ayunan. Ciri-ciri: Daun sempit, tinggi
Pengambilan sampel gulma dan penyakit dilakukan dengan batang 0,1-0,4 m, bunga
mencari gulma dan penyakit pada petakan 1 m 2 yang sudah seperti tandan, biji membulat
dibuat. seperti telur.
Metode yang digunakan dalam praktikum acara
“Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman” yaitu dengan
analisis deskriptif. Praktikan mengamati dan mencari hama,
gulma, dan penyakit pada petak sawah tanaman padi kemudian 4 Klasifikasi: Aechymone indica 3
dianalisis lebih lanjut dalam lembar kerja praktikan. L.
Jenis gulma: Daun lebar
Ciri-ciri: Dimanfaatkan
HASIL sebagai pakan ternak dan
Pengamatan Serangga pengendaliannya dengan cara
pencabutan atau penyianagan
No Dokumentasi Keterangan Jumlah dengan menggunakan tangan
1 Klasifikasi:Arthropoda. 6
(Kumbang kubah) Pengamatan Penyakit
Gejala: Daun menggulung dan
tumbuh tidak normal. No Dokumentasi Keterangan Jumlah
Jenis (Hama/Predator): Hama
1 Klasifikasi: Schizomyceres 3 helai/
2 Klasifikasi: Oxypes Javanus 3 Jenis pathogen: Bakteri tanaman
(Laba-laba) Xanthomonas
Gejala: Memburu ngengat. Gejala: Bersifat sistematik
Jenis (Hama/Predator): Predator dan dapat menginfeksi
tanaman pada berbagai
stadrum pertumbuhan.
3 Klasifikasi: Arthropoda 2
(Belalang) 2 Klasifikasi:Amastigomycotae 4 helai/
Gejala: Memakan tepi daun. Jenis pathogen: Jamur tanaman
Jenis (Hama/Predator): Hama Cercospora
Gejala: Bercak coklat pada
daun dan jamur mengadakan
pentrasi ke jaringan melalui
4 Klasifikasi: Leproxonsa 6
stomata.
(Walang sangit)
Gejala: Bulir tidak berisi.
Jenis (Hama/Predator): Hama

Pengamatan Gulma
PEMBAHASAN
Permasalahan yang mengganggu selama proses budidaya
No Dokumentasi Keterangan Jumlah tanaman adalah kerusakan tanaman yang disebabkan organisme
penggangu tanaman seperti gangguan oleh hama, penyakit,
maupun serangga. Kerusakan pada tanaman tersebut sangat
dihindari oleh petani karena dapat menyebabkan kegagalan dalam
tahap panen sehingga menurunkan produktifitas hasil panennya.

Pengantar Teknologi Pertanian-Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman


3 Aprillia et. al., Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman

Keberadaan organisme pengganggu tanaman yang didapat dalam Agrotechno Park Jubung pada Sabtu, 4 Mei 2019 didapatkan
praktikum kali ini yakni jenis serangga, gulma dan penyakit. beberapa kesimpulan. Hama yang menyerang tanaman padi
Jenis organisme pengganggu tanaman yang pertama adalah adalah kumbang kubah, belalang, dan walang sangit. Pada lahan
serangga, menurut perannya serangga di bagi menjadi 2 yakni sampel tanaman padi juga mempunyai predator sebagai musuh
serangga yang menguntungkan atau predator dan serangga yang
merugikan atau hama. Serangga yang diperoleh dari hasil alami hama seperti laba-laba. Gulma yang ditemukan pada
tangkapan dengan sweep net yakni 6 kumbang kubah, 3 laba- pengamatan praktikum ini yaitu berklasifikasi Borreria alata,
laba , 2 belalang, dan 6 walang sangit. Serangga kumbang kubah, Ipomoea aquatica, Cynodon dactyton, dan Aechymone indica L.
laba-laba dan belalang termasuk dalam serangga yang Pertumbuhan gulma sangat merugikan karena gulma bersifat
menguntungkan atau disebut dengan predator alami, sedagkan kompetitif terhadap tanaman utama. Penyakit yang menyerang
serangga walang sangit termasuk kategori serangga yang tanaman meliputi Bakteri Xanthomonas, dan Jamur Cercospora.
merugikan atau disebut dengan hama. Hama adalah serangga yang
Patogen tersebut dapat menyebabkan kerusakan pada fisiologis
dianggap keberadaannya sebagai serangga yang merugikan baik
secara ekonomis maupun estetis (Meilin. A dan Nasamsir, 2016). tanaman seperti daun menguning, layu, dan bercak coklat pada
Kumbang kubah atau serangga dengan nama latin mikrapis. Sp daun.
adalah predator alami yang menjaga tanaman padi, dengan cara
memangsa serangga yang bergerak lambat. Laba-laba termasuk
serangga yang menguntukan karena sebagai predator alami hewan DAFTAR PUSTAKA
ngengat, hidup laba-laba ini berkoloni pada tanaman padi. Yuliani, D., Sudir. 2017. Keragaan Hama, Penyakit, dan Musuh Alami Pada
Belalang termasuk serangga dengan kategori hama dan predator Budidaya Padi Organik. 4(1) : 50-67.
karena, belalang merupakan predator bagi hama wereng,
pengerek daun dan penggulung daun, namun belalang juga Bambang Nuryanto. 2017. Penyakit Hawar Pelepah (Rhizoctonia solani)
pada Padi dan Taktik Pengelolaannya. 21(2) : 63-71.
merupakan spesies yang menjadi hama bagi tanaman padi, karena
belalang adalah hewan herbivora yang memakan daun pada Xing, H. X., Y. Y. Jun, L. Y. Hui, Z. X. Song, T. J. Ce, L. F. Xiang, F. Qiang,
tanaman padi, sehingga dapat menurunkan kuantitas hasil L. Z. Xian. Sustainable Management of Rice Insect Pests by Non-
produksi tanaman padi. Chemical-Insecticide Technologies in China. 2017. 24(2): 61-72.
Walang sangit adalah serangga hama yang perannya Stejskal, V., R. Aulicky, Z. Kucerova. 2014. Pest Control Strategies and
merugikan tanaman padi, gejala yang ditimbulkan karena adanya Damage Potential of Seed-Infesting Pests in the Czech Stores-a
aktifitas serangga walang sangit ini adalah buah pada pada padi Review. 50(4): 165-173.
tidak berisi dan bewarna coklat, kemudian bulir kecil atau layu. Acosta, L. G., S. M. Jahnke, L. R. Redaelli, P. R. S. Pires. 2015. Insect
Penanganan yang dilakukan untuk mengurangi populasi walang Diversity in Organic Rice Fields Under Two Management System
sangit dapat dilakukan dengan cara pemberian insektisida yang of Leaves Vegetation. 77(4): 731-744.
sesuai dosis. Widada Agus Suryanto,. 2010. Hama dan Penyakit. Yogyakarta: Kanisius
Penyakit yang ditemukan dalam praktikum kali ini pada
tanaman padi yakni hawar daun dan bercak pada daun. Tanaman Meilin. A dan Nasamsir. 2016. Serangga dan Peranannya dalam Bidang
padi yang terserang penyakit dapat diakibatkan oleh jamur, virus Pertanian dan Kehidupan. Jurnal Media Pertanian. 1(1):18-18
dan bakteri. Menurut Wening. H, dkk.(2016) Penyakit hawar daun Wening. H.R, Susanto.U dan satoto. 2016. Varietas unggul padi tahan hawar
disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae yang menimbulkan daun bakteri: perakitan dan penyebaran di sentra produksi. Iptek
gejala daun menguning dan layu, sedangkan penyakit bercak daun Tanaman Pangan. 11(2):119-126
disebabkan oleh jamur cercospora capsici , gejala yang
ditimbulkan akibat penyakit ini adalah adanya bercak coklat pada
daun, jamur ini akan melakukan penetrasi hingga ke jaringan
melalui stomata, penanganan pada kedua penyakit ini dapat
dilakukan ddengan cara pemberian pestisida, tetapi jika penyakit
atau opt masih di batas aman ambang ekonomi sebaiknya
dilakukan pengendalian yang sesuai dan ramah terhadap
lingkungan sekitar.
Gulma adalah tanaman yang pertumbuhannya tidak
dikehendaki, karena dapat mengakibatkan persaingan unsur hara
dengan tanaman utama, gulma dibedakan menjadi 3 yakni gulma
berdaun lebar, rumput dan teki. Gulma yang didapat pada
praktikum kali ini adalah Borreria alata. L, Ipomoea aquatica,
Cynodon dactylon, Acalypha indica L . Tanaman gulma Borreria
alata. L memiliki ciri-ciri berdaun lebar, tinggi sekitar 0,3-0,9
meter, bertangkai pendek, berambut jarang, kelopak bergerigi.
Tanaman gulma Ipomoea aquatica, memiliki ciri-ciri yang
tumbuh pada masa akhir budidaya tanaman, dan berkompetisi
cahaya dengan tanaman utama. Tanaman gulma Cynodon
dactylon memiliki ciri-ciri yakni tinggi batang 0,1-0,4 meter,
bunga seperti tandan, bewarna kuning hingga kemerahan. LAMPIRAN
Tanaman gulma Acalypha indica L memiliki ciri-ciri daun lebar, Gambar 1. Kumbang kubah (Serangga)
biasanya digunakan sebagai pakan ternak.pemberantasan gulma
jika populasinya masih dibawah ambang ekonomi tidak perlu
dilakukan penyemprotan dengan herbasida melainkan dapat
menggunakan cara manual yakni dengan mencabut tanman gulma
tersebut.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum acara 6 “Pengendalian
Organisme Pengganggu Tanaman” yang dilaksanakan di

Pengantar Teknologi Pertanian-Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman


4 Aprillia et. al., Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman

Gambar 2. Laba-laba (Serangga)

Gambar 8. Aechymone indica L. (Gulma)

Gambar 3. Belalang (Serangga)

Gambar 9. Schizomyceres (Patogen)

Gambar 4. Walang sangit (Serangga)

Gambar 10. Amastigomycotae (Patogen)

Gambar 5. Borreria alata (Gulma)

Gambar 6. Ipomoea aquatica (Gulma)

Gambar 7. Cynodon dactyton (Gulma)

Pengantar Teknologi Pertanian-Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman

Anda mungkin juga menyukai