DISUSUN OLEH :
2004010050
2021
Sabtu, 20 November 2021
ACARA 2
A. TUJUAN
1. Mempelajari macam-macam gulma, hama, dan jamur yang menyerang
tanaman.
2. Mempelajari klasifikasi dari gulma, hama, dan jamur yang menyerang
tanaman.
3. Mempelajari ciri-ciri atau morfologi dari hama, gulma, dan jamur yang
menyerang tanaman.
4. Mempelajari cara pengendalian terhadap gulma, hama, dan jamur yang
menyerang tanaman.
B. DASAR TEORI
Hama, penyakit tumbuhan, dan gulma merupakan organisme
pengganggu tanaman (OPT) yang dapat merugikan produksi tanaman atau
merusak bahan simpanan. Serangannya dapat teradi sejak mulai
penanaman hingga panen, serta hasil panen di simpan gudang (Siti
Herlinda, dkk., 2015).
Hama tanaman adalah semua hewan yang merusak tanaman atau
hasilnya, karena aktifitas hidupnya sehingga menimbulkan kerugian.
Hama tanaman ini adalah salah satu faktor penting yang ikut menentukan
berhasil tidaknya usaha pertanian. Golongan hewan yang hidup sebagai
hama tanaman adalah serangga, tungau, vertebrata, dll (Siti Herlinda, dkk.,
2015).
Hama dikategorikan sebagai organisme pengganggu tanaman
memiliki ciri-ciri antara lain: 1) ukuran hama yang relatif lebih besar dari
mikroorganisme, dapat dilihat langsung dengan mata, 2) berasal dari
golongan avertebrata hama (serangga) dan vertebrata ham (kelompok
burung, tikus, babi), 3) hama merusak bagian dari tanaman yang
menyebabkan bagian tanaman hilang atau berlubang karena tusukan stilet
dari hama yang menyebabkan tanaman mengalami kerugian secara
ekonomi, 4) pada saat terlihatnya gejala serangan, serangan hama lebih
mudah diatasi (Simluhtan Kementerian Pertanian, 2019).
Hama merupakan musuh petani yang berpotensi merusak tanaman.
Hama termasuk ke dalam kingdom animalia, dimana yang berpotensi
sebagai hama tanaman dibagi ke dalam 3 filum yaitu: filum Mollusca,
filum Chordata, dan filum Arthropoda (Cheppy Wati, dkk. 2021).
Serangga hama dapat berdampak buruk pada produksi pertanian.
Serangan hama dapat menyebabkan permasalahan dengan cara merusak
tanaman dan menurunkan produksi tanaman, menyebabkan parasit pada
ternak, dan menjadi parasit yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Hama
yang merupakan sebagain besar berasal dari kelas insekta. Dan Sebagian
kecil berasal dari hewan vertebrata (Cheppy Wati, dkk. 2021).
Gulma merupakan salah satu organisme pengganggu tanaman yang
menghambat pertumbuhan, perkembangan, dan produktivitas tanaman.
Gulma merupakan tumbuhan yang tumbuh di sekitar tanaman yang
dibudidayakan dan kehadirannya tidak diinginkan karena dapat merugikan
tanaman yang dibudidayakan (Prayogo et al, 2017).
Kehadiran gulma di suatu areal pertanaman secara umum
memberikan pengaruh negatif terhadap tanaman, karena gulma memiliki
daya kompetitif yang tinggi sehingga memungkinkan terjadinya
persaingan cahaya, 𝐶𝑂2, air, unsur hara, ruang tumbuh yang digunakan
secara bersamaan. Gulma dapat merugikan tanaman yang dibudidayakan
karena disebabkan oleh adanya persaingan antara tanaman utama sehingga
mengurangi kemampuan berproduksi, terjadi persaingan dalam
pengambilan air, unsur-unsur hara dari tanah, cahaya dan ruang lingkup,
pengotoran kualitas produksi pertanian, misalnya pengotoran benih oleh
biji-biji gulma. Gulma juga dapat mengeluarkan suatu zat yang sifatnya
beracun yang biasanya dikenal dengan nama alelopati, sehingga merusak
pertumbuhan tanaman dan gangguan kelancaran pekerjaan para petani
(Taulu, 2014).
Persaingan antara tanaman dan gulma dapat mengakibatkan
pertumbuhan tanaman budidaya tertekan, menghambat kelancaran
aktivitas pertanian, estetika lingkungan tidak nyaman dan meningkatkan
biaya pemeliharaan (Kilkoda et al, 2015). Kemampuan tanaman dalam
bersaing dengan gulma ditentukan oleh spesies gulma, kepadatan gulma,
lama persaingan, cara budidaya dan varietas yang ditanam, serta tingkat
kesuburan tanah.
Jamur atau fungi adalah suatu tumbuhan yang sangat sederhana,
berinti, berspora, tidak berklorofil, berupa sela tau benang bercabang-
cabang dengan dinding dari selulosa atau khitin atau keduanya dan
umumnya berkembang biak secara seksual dan aseksual. Jamur terbagi
menjadi dua golongan yaitu jamur yang uniseluler disebut khamir dan
jamur yang multiseluler disebut kapang. Jamur juga terbagi dalam dua
golongan berdasarkan ukuran yaitu mikrofungi merupakan jamur yang
strukturnya hanya dapat dilihat dengan mikroskop dan makrofungi yaitu
jamur yang membentuk tubuh buah yang terbagi lagi dalam dua golongan
yaitu jamur yang dapat dimakan dan jamur yang beracun (Suryani, dkk.
2020).
Hama dan penyakit tanaman dapat menyebar dengan 3 cara, yaitu
perdagangan atau migrasi, pengaruh lingkungan seperti faktor cuaca,
angin, percikan air hujan, dan yang ketiga yaitu faktor biotik berupa
serangga atau vektor lainnya (Cheppy Wati, dkk. 2021).
Permasalahan organisme pengganggu tanaman dapat dicegah
dengan menjaga kesehatan tanaman yaitu budidaya tanamab sehat, seperti
dengan menggunakan benih bersertifikat, memilih varietas tanaman yang
tahan penyakit, melakukan rotasi tanaman yang bukan satu famili dengan
tanaman yang ditanam di area yang sama selama beberapa tahun berturut-
turut, mempertahankan nutrisi tanah seperti pemberian pupuk dengan
dosis yang tepat. Pengolahan tanaman juga dapat dilakukan dengan cara
irigasi yaitu mengairi tanaman dengan benar. Menjaga agar pertanaman
bebas gulma. Penggunaan pestisida kimia merupakan alternatif terakhir,
karena penggunaan pestisida yang terlalu sering akan berdampak negatif
bagi lingkungan dan dapat membunuh serangga yang menguntungkan
(Cheppy Wati, dkk. 2021).
D. CARA KERJA
1. Menyiapkan peralatan dan bahan yang digunakan.
2. Mengamati bahan praktikum, yaitu 8 (delapan) jenis hama, 8 (delapan)
jenis gulma, dan 2 (dua) jenis jamur yang menyerang tanaman.
3. Menggambar 8 (delapan) jenis hama, 8 (delapan) jenis gulma, dan 2
(dua) jenis jamur yang menyerang tanaman.
4. Menulis informasi mengenai klasifikasi dari 8 (delapan) jenis hama, 8
(delapan) jenis gulma, dan 2 (dua) jenis jamur yang menyerang
tanaman.
E. HASIL PENGAMATAN
Terlampir.
F. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini yaitu mengenai pengenalan organisme
pengganggu tanaman. Dimana praktikum ini dilaksanakan pada Sabtu, 20
November 2021 dimulai pada pukul 08.00 sampai pukul 12.00, di
laboratorium agroteknologi, Fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Purwokerto. Berikut adalah penjelasan mengenai hasil
praktikum kali ini.
Organisme Penganggu Tanaman (OPT) adalah semua organisme
yang dapat merusak, mengganggu kehidupan, atau menyebabkan kematian
tumbuhan. Yang termasuk dalam OPT adalah hama, penyakit, gulma, dan
virus. Berdasarkan praktikum kali ini, terdapat 8 (delapan) jenis hama, 8
(delapan) jenis gulma, dan 2 (dua) jenis jamur yang menyerang tanaman.
Yaitu sebagai berikut:
1. Gulma
Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh pada waktu dan tempat yang
tidak tepat atau tumbuhan yang tumbuh dan tidak dikehendaki. Gulma
(tumbuhan liar) telah menjadi pioneer dan berperan penting dalam
mempertahankan lingkungan seperti tanah pertanian bero, hutan,
padang gembalaan, dan wilayah tergenang yang selama ini tidak
terjamah kehidupan manusia. Berikut beberapa jenis gulma yang
menyerang tanaman:
1) Putri Malu
Putri malu atau Mimosa pudica adalah perdu pendek
anggota suku polong-polongan yang mudah dikenal karena
daun-daunnya yang dapat secara cepat menutup/layu
dengan sendirinya saat disentuh. Walaupun sejumlah
anggota polong-polongan dapat melakukan hal yang sama,
puti malu bereaksi lebih cepat daripada jenis lainnya.
Kelayuan ini bersifat sementara karena setelah beberapa
menit keadaannya akan pulih seperti semula. Berikut
klasifikasi ilmiah tanaman puti malu:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Subfamili : Mimosoideae
Genus : Mimosa
Spesies : Mimosa pudica
Morfologi. Terdapat dua spesies yang memiliki morfologi
daun yang mirip, yaitu putri malu merambat dan putri malu
yang berdiri tegak. Daun dari kedua spesies ini termasuk
daun majemuk. Putri malu termasuk daun tidak lengkap
(daun bertangkai), bentuk daun memanjang dengan
perbandingan panjang : lebar 3:1, ujung daun runcing,
pangkal daun rompang, tepi daun rata, pertulangan daun
menyirip, daging daun seperti kertas dan permukaan daun
licin mengkilat, kasab serta termasuk macam daun
majemuk menyirip genap.
Pengendalian. Tumbuhan ini bisa dikendalikan dengan
cara penyemprotan herbisida ataupun dengan cara manual
yakni dengan cara menggali dan mencabutnya. Karena
ditumbuhi duri, maka mencabutnya memerlukan cangkul
atau sarung tangan supaya tidak terluka.
2) Wedelia
Tumbuhan wedelia berasal dari Amerika Tengah dan pulau
Karibia. Wedelia adalah salah satu jenis tanaman liar yang
hidup di kawasan dengan iklim tropis. Tanaman ini mudah
ditemukan di area perkebunan dan pesawahan, padang
rumput serta di pinggir jalan. Wedelia masuk ke dalam
golongan tanaman herba. Tanaman herba adalah tanaman
yang tumbuh rendah tidak bisa tinggi. Berikut klasifikasi
tanaman wedelia:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Wedelia
Spesies : Wedelia trilobata (L.) Hitchc.
Morfologi. Wedelia tumbuh dengan panjang antara 18
hingga 24 inchi. Wedelia tumbuh menjalar membentuk
suatu bentangan seperti tikar yang menutupi tanah. Daun
wedelia berwarna hijau cerah dengan panjang daun antara
1-3 inchi. Permukaan daun wedelia berbulu dan tepi daun
bergerigi. Sebagian besar bentuk daun wedelia adalah
lonjong. Bunga wedelia berwarna kuning cerah, berukuran
kecil dengan kelopak bunga melingkar seperti bunga
matahari. Putik dan benang sari melingkar penuh di tengah
kelopak bunga. Wedelia berkembang biak secara vegetatif
alami yaitu dengan cara merunduk. Batang tanaman yang
menyentuh tanah akan tumbuh akar dan menjadi tumbuhan
baru. Batang wedelia berwarna hiau terang dengan bulu
halus menutupi seluruh bagian batang.
Pengendalian. Gulma ini dikendalikan dengan cara
mencabut atau mencangkulnya. Bisa juga menggunakan
herbisida, dengan cara menutupi tanaman non target dengan
kantong plastik atau lembaran plastik, karena herbisida juga
berdampak pada tumbuhan yang terkena zat racunnya.
3) Bandotan
Bandotan dengan nama latin Ageratum conyzoides L.,
merupakan tumbuhan liar tetapi lebih dikenal sebagai
tanaman pengganggu (gulma). Umumnya tanaman ini
tumbuh liar bersama alang-alang, dapat ditemukan di
pekarangan rumah, tepi jalan atau selokan, bahkan di kebun
atau ladang. Berikut klasifikasi tanaman bandotan:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Ageratum
Spesies : Ageratum conyzoides L.
Morfologi. Bentuk daun bandotan berbentuk bulat telur
termasuk daun tidak lengkap karena tidak memiliki upih
daun. Perbandingan panjang dan lebar daun bandotan yaitu
2:1. Ujung daun runcing, pangkal daun membulat, tepi
daun bertoreh bergerigi dengan sinus yang tidak dalam.
Pertulangan daun menyirip, permukaan daun berkerut dan
berambut halus serta termasuk daun tunggal berhadapan.
Dalimartha (2008) menyebut daun bandotan memiliki
bentuk melebar pada bagian pangkal daun. Dan menyebut
daun bandotan memiliki bulu halus pada bagian atas dan
bawah daun.
Pengendalian. Gulma ini bisa dikendalikan dengan cara
pengolahan tanah secara berulang dengan traktor,
penyiangan gulma secara manual dengan alat/cangkul dan
alat potong rumput.
4) Bayam Duri
Gulma bayam duri tergolong kedalam gulma yang berdaun
lebar. Bayam duri seringkali ditemukan tumbuh secara liar
di kebun-kebun, tepi jalan, tanah kosong dari dataran
rendah sampai dengan ketinggian 1.400 meter diatas
permukaan laut. Berikut klasifikasi tanaman bayam duri:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Caryophyllales
Famili : Amaranthaceae
Genus : Amaranthus
Spesies : Amaranthus spinosus L.
Morfologi. Bayam duri merupakan herba semusim dan
tingginya mencapai 50-80 cm. Tumbuhan ini memiliki akar
tunggang. Batang basah berduri seringkali bercabang
banyak, berbentuk bulat dan licin. Daun berupa daun
tunggal, berwarna kehijauan, bentuk bundar telur
memanjang, dengan panjang 1,5 – 6,0 cm dan lebar 0,5 -
9,0 cm. Tata letak daun yang berselang-seling dengan
bagian daun yang tidak lengkap, pada ujung daun bayam
terdapat ujung daun yang terbelah. Bunga pada bayam
adalah bunga yang tidak lengkap. Bunga dalam tukal yang
rapat, bentuk bulir atau bercabang pada pangkalnya. Bulir
ujung sebagian besar jantan, tidak berduri menempel mula-
mula naik lalu menggantung. Tukal betina dengan 2 duri
lurus yang lancip, dan menjauhi batang. Buah bulat
memanjang dengan tutup yang rontok dan berbiji. Biji
kecil-kecil dan berwarna hitam.
Pengendalian. Gulma bisa dikendalikan dengan cara
mekanik, kultur teknik, dan juga penggunaan herbisida
sintetik. Akan tetapi penggunaan herbisida secara terus
menerus akan menyebabkan pencemaran lingkungan,
matinya musuh alami, residu, dan lain sebagainya. Oleh
karena itu, muncullah alternatif lain yaitu dengan
menggunakan senyawa kimia dari ekstrak tumbuh-
tumbuhan. Senyawa golongan fenol dari tumbuhan bisa
dimanfaatkan sebagai herbisida nabati.
5) Alang-Alang
Alang-alang mempunyai daya adaptasi yang tinggi,
sehingga mudah tumbuh di mana-mana dan sering menjadi
gulma yang merugikan para petani. Gulma alang-alang
dapat bereproduksi secara vegetatif dan generatif atau
tumbuh pada jenis tanah yang beragam (Moenandir, 1988).
Berikut merupakan klasifikasi alang-alang:
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Imperata Cirillo
Spesies : Imperata Cylindrical (L) Raeusch
Morfologi. Akar tanaman alang-alang berbentuk rimpang
yang menjalar dan berbuku buku. Akarnya keras meskipun
berbentuk rimpang. Batang alang-alang berbentuk
menjulang naik dan pendek, tingginya 20 cm sampai 1,5
meter. Batang berbentuk silinder berdiameter 2-3 mm dan
beruas ruas. Di bagian ujung di tumbuhi tunas baru. Daun
tanaman ini termasuk tidak lengkap. Daunnya berbentuk
garis memanjang seperti pita dan berujung runcing. Panjang
daunnya sekitar 12-80 cm. Ujungnya berbentuk lancip.
Bunga alang-alang merupakan bunga majemuk. Terbentuk
dalam malai sekitar 6-28 cm dan berambut panjang. Bunga
berbentuk silinder dan bergolongan bunga hermaprodit.
Letak bunganya bersusun. Buah alang-alang adalah berjenis
bulir, berukuran kecil yang bertangkai pendek. Ukurannya
1 mm dan berwarna cokelat tua. Bentuk bijinya berbentuk
jorong.
Pengendalian. Alang-alang bisa dikendalikan secara
manual, aman dan tidak mencemari lingkungan yaitu
dengan membabat, membakar, dan mencangkul.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian, teknologi alternatif
yang dipakai adalah sekali-kali alang-alang terkendali harus
diikuti oleh pola budidaya tanaman pangan yang tepat
sesuai dengan tipe tanah, iklim, dan kebutuhan petani atas
wilayah.
6) Eceng Gondok
Eceng gondok adalah jenis tanaman tropis yang termasuk
ke dalam Pontedericeae. Eceng gondok didata termasuk
sebagai tanaman dengan produktivitas dan laju
pertumbuhan yang paling cepat di antara seluruh tanaman
air di dunia. Eceng gondok adalah gulma pengganggu bagi
perairan. Biasanya cepat berkembang diperairan yang
terkena limbah, karena eceng gondok ini dapat mengikat
logam berat dalam air, seperti besi, seng, tembaga, dan
raksa. Berikut adalah klasifikasi tanaman eceng gondok:
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Commelinales
Famili : Pontederiaceae
Genus : Eichhornia Kunth
Spesies : Eichhornia Crassipes
Morfologi. Ciri utama eceng gondok adalah hidup
mengapung di permukaan air. Tumbuhan ini memiliki akar
serabut seperti rambut untuk menyerap nutrisi. Tinggi
tanaman mulai 40-80 cm dan tidak memiliki batang sejati.
Bentuk daunnya tunggal, berbentuk oval, permukaannya
licin dan berwarna hijau. Pada bagian ujung serta pangkal
daun cenderung meruncing dengan pangkal tangkal daun
lumayan menggelembung. Jenis bunga eceng gondok
temasuk bunga majemuk, berbentuk bulir dan kelopaknya
berbentuk tabung. Bijinya berwarna hitam dan berbentuk
bulat. Ketika berbuah, buahnya berbentuk kotak, memiliki
tiga ruang dan berwarna hijau.
Pengendalian. Gulma ini bisa dikendalikan dengan cara
penyemprotan herbisida ataupun dengan cara di angkut
secara langsung.
7) Rumput Teki
Teki ladang atau Cyperus rotundus L. adalah gulma
pertanian yang biasa dijumpai di lahan terbuka. Teki sangat
adaptif dan karena itu menjadi gulma yang sangat sulit
dikendalikan. Teki menyebar di seluruh penjuru dunia,
tumbuh baik bila tersedia air cukup, toleran terhadap
genangan, mampu bertahan pada kondisi kekeringan.
Berikut klasifikasi dari rumput teki:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Cyperales
Famili : Cyperaceae
Genus : Cyperus
Spesies : Cyperus rotundus L.
Morfologi. Memiliki akar serabut yang tumbuh
menyamping dengan membentuk umbi yang banyak, tiap
umbi mempunyai mata tunas, umbi tidak tahan kering
selama 14 hari dibawah sinar matahari maka daya
tumbuhnya akan hilang. Memiliki batang tumbuh tegak,
berbentuk tumpul atau segitiga. Daun berbentuk garis,
mengelompok dekat pangkal batang terdiri dari 4-10 helai,
pelepah daun tertutup tanah, helai daun berwarna hijau
mengkilat. Bunga bulir tunggal atau majemuk, mengelopak
atau membuka, berwarna coklat, mempunyai benang sari
tiga helai, kepala sari kuning cerah, tangkai putik bercabang
tiga. Tinggi tanaman bisa mencapai 50 cm.
Pengendalian. Pengendalian rumput teki bisa dilakukan
secara biologis, mekanis, dan kimiawi. Pengendalian secara
biologis dilakukan dengan memanfaatkan agen pengendali
berupa organisme. Pengendalian secara mekanis dilakukan
dengan mencabut dan membabat tanaman gulma sehingga
area perkebunan menjadi bersih. Upaya tanah dengan
mencangkul juga bisa mematikan rumput teki sekaligus
memperbaiki kualitas dan struktur tanah. Pengendalian
secara kimiawi dilakukan dengan menggunakan bahan-
bahan kimia tertentu. Bahan yang paling sering diterapkan
tidak lain adalah herbisida.
8) Rumput Kenop
Rumput kenop memunyai rimpang yang menjalar dan
beruas menghasilkan tunas dari buku-bukunya. Tumbuhan
ini lazimnya tumbuh rapat membentuk ‘sheet’ dan kepala
bunganya yang keputih-putihan terlihat agak menyolok.
Rumpu ini termasuk gulma yang umum pada tanah
alluvial/hidromorfik, yang menimbulkan masalah
persaingan di pembibitan dan jalur tanaman muda. Berikut
klasifikasi dari rumput kenop:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Cyperales
Famili : Cyperaceae
Genus : Cyperus
Spesies : Cyperus kyllingia Endl.
Morfologi. Tanaman ini memiliki batang yang tegak atau
melengkung, berbentuk segitiga dan permukaannya licin,
tebal penampangnya 1-2 mm tingginya 5-45 cm,
mempunyai rimpang yang menjalar dan beruas, mempunyai
umbi yang kecil, daun-daun yang terdapat di bagian
pangkal dari batang. Memiliki akar rimpang yang berwarna
merah. Akarnya merupakan sitem percabangan serabut.
Berbentuk kecil seperti benang. Memiliki daun berbentuk
garis dengan parit memanjang yang agak dalam di bagian
tengah, ujungnya agak runcing, tepi bagian atas agak kasar
bila diraba. Memiliki Panjang 5-15 cm dan lebar 2-5 mm.
bunga terbentuk di ujung batang, berwarna hijau pucat atau
keputih-puthan, terdiri dari satu sampai empat kepala bunga
yang kompak, kepala bunga tengah berbentuk bulat/ bulat
telur atau elips dengan ukurang 8-12 mm dan lebar 6-10
mm. memiliki bulir yang berbentuk bulat telur/elips yang
lepas, panjangnya 3-3,5 mm. berwarna hijau pucat.
Memiliki benang sari tiga biji yang berbentuk bulat dengan
panjang 1,25-1,5 mm dan berwarna coklat kehitam-
hitaman.
Pengendalian. Gulma ini dikendalikan secara manual yang
memerlukan pengdongkelan umbi dan rimpangnya agar
efektif. Pengendalian secara kimia yang terbaik dilakukan
dengan herbisida sistemik seperti glyphosate. Bila
menggunakan herbisida, kontak perlu dua atau tiga kali
aplikasi.
2. Hama
Hama tanaman adalah berbagai jenis hewan yang aktivitas
hidupnya merusak tanaman budidaya dan sudah merugikan secara
ekonomi. Hama tumbuhan adalah organisme yang menyerang
tumbuhan sehingga pertumbuhan dan perkembangannya terganggu.
Hama merusak tanaman secara langsung, yaitu menyerang bagian-
bagian tanaman seperti akar, batang, daun, bunga, buah, atau tanaman
seluruhnya. Berikut beberapa hama yang menyerang tanaman:
1) Kutu daun
Kutu daun adalah spesies serangga kecil pemakan getah
tanaman. Kutu daun hidup secara berkelompok. Berwarna
hitam, coklat, atau hijau. Kutu daun berukuran kecil dan
panjangnya antara 1-2 mm. Kutu daun merupakan salah
satu hama yang paling merusak pada tanaman. Berikut
merupakan klasifikasi dari kutu daun:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hemiptera
Kelas : Insecta
Ordo : Hemiptera
Kelas : Insecta
Ordo : Odonota
Famili : Libellalidae
Genus : Pantala
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Famili : Drosophilidae
Genus : Drosophila
Kelas : Insecta
Ordo : Coleoptera
Famili : Curculionidae
Genus : Sitophilus
Kelas : Insecta
Ordo : Orthoptera
Kelas : Insecta
Ordo : Orthoptera
Kelas : Insecta
Ordo : Hymeaoptera
Upordo : Apocrita
Infraordo : Aculeata
Famili : Formicidae
Morfologi. Bagian tubuh semut terbagi menjadi 3 bagian,
yaitu kepala, toraks, dan abdomen. Terdapat ciri khas pada
abdomen semut yaitu ruas abdomen bagian depan lebih
kecil dibandingkan dengan abdomen bagian belakang.
Sehingga terlihat seperti pinggang. Semut memiliki bentuk
kepala majemuk serta sepasang antena yang membentuk
siku yang berfungsi untuk mencium bau dan menyentuh.
Ukuran semut betina reproduktif lebih besar serta memiliki
sayap dengan ukuran sayap depan lebih luas dan panjang
dibandingkan dengan sayap belakang.
Siklus hidup. Semut termasuk serangga yang memiliki
siklus hidup yang sempurna. Tahapan metamorfosis ini
meliputi telur, larva, pupa, dan dewasa. Telur akan menetas
menjadi larva kurang lebih setelah 9-10 hari. Larva yang
baru menetas akan menjadi larva instar 1 setelah kurang
lebih 3 hari, dan masih mendapatkan makanan dari
induknya. Sedangkan larva generasi selanjutnya akan
mendapatkan makanan dari kasta pekerja. Setelah
mengalami molting beberapa kali, larva tersebut akan
berkembang menjadi pupa. Ketika semua organ sudah
sempurna, maka kasta pekerja akan menarik semut muda
dari pupa. Semut muda akan berkembang menjadi semut
dewasa dalam beberapa hari. Perkembangan semut dari
telur menjadi dewasa membutuhkan waktu kurang lebih 6
minggu.
Cara penyerangan. Semut biasanya tidak
menyerang tanaman secara langsung. Akan tetapi serangga-
serangga kecil seperti kutu daun atau kutu putihlah yang
dapat merusak tanaman. Selain itu semut juga sering
membuat sarang di dalam tanaman dan itu sangatlah
mengganggu. Keberadaan semut juga bisa menjadi tanda
adanya masalah lain pada tanaman, dan mungkin saja
membuatnya menjadi lebih parah jika dibiarkan.
Pengendalian. Cara mengendalikan semut bisa dengan
menggunakan kulit jeruk, larutan sabun buatan, menebar
rempah-rempah, dan meletakkan tanaman yang dibenci
semut.
3. Jamur (Fungi)
1) Rhizoctonia solani
Cendawan R. solani adalah patogen tular tanah yang banyak
merusak tanaman, mempunyai kemampuan adaptasi yang
tinggi, dan dapat bertahan hidup dalam tanah dengan waktu
yang lama dalam bentuk sclerotia. Berikut merupakan
klasifikasi R. solani:
Kingdom : Fungi
Kelas : Deuteromycetes
Ordo : Agonomycetales
Family : Agnomycetaceae
Genus : Rhizoctonia
Spesies : Rhizoctonia solani Khun.
Morfologi. Jamur R. solani memiliki ciri-ciri, tidak
membentuk konidia, hifa muda tidak berwarna, hifa dewasa
berwarna putih, hingga coklat kehitaman, panjang hifa 8-12
µm, memiliki septa. Hifa biasanya membentuk percabangan
dengan sudut 90°. Kumpulan hifa membentuk sklerotia yang
mengumpul terpusat pada satu titik dan menyebar dikoloni.
Pembentukan sklerotia dirangsang oleh faktor peningkatan
suhu.
Gejala penyakit. Gejala penyakit berupa bercak nekrotik
(matinya jaringan tanaman) berukuran lebar, tidak beraturan,
dan agak basah. Seluruh organ tanaman yang ada di atas tanah
(kanopi) meliputi daun, tangkai, batang, dan polong terinfeksi
jamur tersebut. Pada bercak-bercak nekrotik rata-rata muncul
koloni jamur berupa miselia yang menggumpal mirip kapas.
Miselia tersebut dapat tumbuh menjalar ke daun dan polong
sehat yang terdekat sehingga terbentuk rangkaian benang putih
mirip sarang laba-laba, dan antar kanopi menjadi lengket satu
dengan yang lain. Daun dan tangkai dengan intensitas penyakit
yang parah akhirnya membusuk, mengering dan gugur. Infeksi
pada polong menyebabkan polong busuk, hampa dan kering.
Tanaman yang diserang. Cendawan ini mempunyai
kisaran inang yang luas, antara lain padi, kacang hijau, kacang
tanah, kedelai, ubi jalar, pisang, jeruk, gandum, keladi, dan
kentang.
2) Fusarium oxysporum
Jamur ini menyerang pertanaman dan penyebarannya sangat
luas hampir di seluruh dunia. Jamur ini menghasilkan tiga
macam toksin yang menyerang pembuluh xylem yaitu asam
fusaric, asam dehydrofusaric dan lycomarasmin. Toksin-toksin
tersebut akan mengubah permeabilitas membrane plasma dari
sel tanaman inang sehingga mengakibatkan tanaman yang
terinfeksi lebih cepat kehilangan air dari pada tanaman yang
sehat. Berikut klasifikasi dari Fusarium oxysporum:
Kingdom : Fungi
Divisi : Ascomycota
Kelas : Sordariomycetes
Ordo : Hypocreales
Family : Nectriaceae
Genus : Fusarium
Spesies : Fusarium oxysporum
Morfologi. Morfologi dari Fusarium oxysporum yaitu
memiliki struktur yang terdiri dari mikronidia dan makronidia.
Permukaan koloninya berwarna ungu, tepinya bergerigi,
permukaannya kasar berserabut dan bergelombang. Di alam,
jamur ini membentuk konidium. Konidiofor bercabang-cabang
dan makro konidium berbentuk sabit, bertangkai kecil, sering
kali berpasangan. Miselium terutama terdapat di dalam sel
khususnya di dalam pembuluh, juga membentuk miselium yang
terdapat di antara sel-sel, yaitu di dalam kulit dan di jaringan
parenkim di dekat terjadinya infeksi. Fusarium oxysporum
adalah fungi aseksual yang menghasilkan tiga spora yaitu
mikronidia, makronidia, dan klamidospora. Mikronidia adalah
spora dengan satu atau dua sel yang dihasilkan Fusarium
oxysporum pada semua kondisi dan dapat menginfeksi
tanaman. Makronidia adalah fungi dengan tiga sampai lima sel
biasanya ditemukan pada permukaan.
Gejala penyakit. Gejala permulaan dari serangan penyakit ini
adalah terjadinya pemucatan daun dan tulang daun, diikuti
dengan merunduknya tangkai daun. Daun layu dan lambat laun
berwarna kuning, tangkai daun tersebut bila disentuh akan
mudah lepas dan jatuh dari batang utama. Kelayuan terjadi
mulai dari daun terbawah dan terus ke daun bagian atas,
kelayuan tanaman mungkin hanya terjadi sebagian saja atau
dapat juga secara keseluruhan.
Tanaman yang diserang. Tanaman inangnya antara lain ialah
buncis, cabai kentang, kacang panjang, labu, mentimun, oyong,
paria, seledri, semangka, tomat, dan terung.
G. KESIMPULAN
1. Dalam praktikum kali ini jenis gulma yang menyerang tanaman yaitu
putri malu, wedelia, bandotan, bayam duri, alang-alang, eceng gondok,
rumput teki, dan rumput kenop. Jenis hama tanaman berasal dari filum
Mollusca, Chordata, dan Arthropoda. Namun, dalam praktikum kali
ini mengamati jenis hama yang berasal dari filum Arthropoda, yaitu
kutu daun, kepik hijau, capung, lalat, kutu beras, jangkrik, belalang,
dan semut hitam. Sedangkan jenis fungi yang diamati yaitu
Rhizoctonia solani dan Fusarium oxsyporum.
2. Klasifikasi adalah pembagian sesuatu menurut kelas-kelas. Dalam ilmu
pengetahuan, klasifikasi adalah proses pengelompokkan benda
berdasarkan ciri persamaan dan perbedaan. Klasifikasi gulma dapat
diamati dari kingdom, divisi, class, ordo, famili, genus, dan spesies.
Klasifikasi hama dapat diamati dari kingdom, filum, class, ordo,
famili, genus, dan spesies.
3. Morfologi meruapakan sebuah cabang yang mempelajari tentang
bentuk struktur/bentuk luar dari sebuah organisme. Setiap gulma,
hama, dan jamur memiliki ciri morfologi yang berbeda. Tapi bisa
diamati melalui bentuk tubuh seperti gulma, bisa diamati dari akar,
batang, daun, bunga, dan buah. Sedangkan pada hama bisa diamati dari
kepala, dan bentuk badan.
4. Cara pengendalian gulma, hama, dan jamur bisa dilakukan secara
kimiawi maupun fisik. Cara pengendalian secara fisik dapat dilakukan
dengan pengolahan tanah, pembabatan gulma, penggenangan,
pembakaran, dan pemberian mulsa.
DAFTAR PUSTAKA
Cheppy, W., Arsi, Tili K., Riyanto, Yogi N., Intan N. 2021. Hama dan
Penyakit Tanaman. Yayasan Penulis Kita.
Dalimartha, S. 2008. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Puspa Swara:
Jakarta.
Herlinda, S., dan Chandra Irsan. 2015. Penuntun Praktikum Dasar-Dasar
Perlindungan Tanaman. Unsri Press: Palembang.
Kilkoda, A.K., T. Nurmala, dan D. Widayat. 2015. Pengaruh keberadaan
gulma (Ageratum conyzoides dan Boreria alata) terhadap
pertumbuhan dan hasil tiga ukuran varietas kedelai (Glycine max
L. Merr) pada percobaan pot bertingkat. Jurnal Kultivasi 14: 1-9.
Meilin, A. 2014. Hama dan Penyakit Pada Tanaman Cabai Serta
Pengendaliannya. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP):
Jambi.
Moenandir, J. 1988. Pengantar Ilmu dan Pengendalian Gulma. Rajawali
Press: Jakarta.
Prayogo, D.P., H.T. Sebayang, dan A. Nugroho. 2017. Pengaruh
pengendalian gulma pada pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai
(Glycine max L. Merr) pada berbagai system olah tanah. Jurnal
Produksi Tanaman 5: 24-32.
Suryani Yani, Opik T., dan Yuni Kulsum. 2020. Mikologi. PT. Freeline
Cipta Granesia: Sumatera Barat.
Taulu, L.A. 2014. Pengaruh Ketinggan Tempat Terhadap Perkembangan
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Pada Tanaman Padi Di
Sulawesi Utara. Prosiding Balai Pengkaian Teknologi Pertanian
Sulawesi Utara: Manado.
Willemse, L. P. M. 2001. Fauna Malesiana Guide to Pest Orthoptera of
Indomalayan Region. Buckhuy Publisher: Netherlands.
H. LAMPIRAN
No. Gambar Keterangan
1. Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Fabales
Famili: Fabaceae
Subfamili: Mimosoideae
Genus: Mimosa
Spesies: Mimosa pudica
2. Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Asterales
Famili: Asteraceae
Genus: Wedelia
Spesies: Wedelia trilobata
3. Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Asterales
Famili: Asteraceae
Genus: Ageratum
Spesies: Ageratum
conyzoides L.
4. Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Caryophyllales
Famili: Amaranthaceae
Genus: Amaranthus
Spesies: Amaranthus
spinosus L.
5. Kingdom: Plantae
Divisi: Tracheophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Poales
Famili: Poaceae
Genus: Imperata Cirillo
Spesies: Imperata cylindrical
L.
6. Kingdom: Plantae
Divisi: Tracheophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Poales
Famili: Poaceae
Genus: Eichhornia Kunth
Spesies: Eichhornia
crassipes
7. Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida
Ordo: Cyperales
Famili: Cyperaceae
Genus: Cyperus
Spesies: Cyperus rotundus L.
8. Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida
Ordo: Cyperales
Famili: Cyperaceae
Genus: Cyperus
Spesies: Cyperus kyllingia
Endl.
9. Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hemiptera
Super famili : Aphidoidea
Spesies : Arcythosiphon
pisum