NIM : 420220103004
TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN
Tanaman pakan adalah tanaman yang di tanam dengan tujuan untuk memberikan
pakan kepada hewan ternak. Namun seperti halnya tanaman lainnya, tanaman oakan juga
rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Hama dan peyakit pada tanaman pakan dapat
menyebabkan kerugian besar bbagi peternak, baik secara ekonomi maupun Kesehatan hewan
ternak. Oleh karena itu pengendalian hama dan penyakit pada tanaman paka ternak sangat
penting di untuk di lakukan.
Tanaman pakan memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan ternak. Apabila
tanaman pakan mengalami gangguan sehingga terjadi penghambatan pertumbuhan yang
menyebabkan kerusakan atau kematian, maka semua bentuk kehidupan ternak akan
terganggu. Organisme pengganggu tanaman terdiri dari hama, mikroorganisme
patogenik,gulma dan penyakit. Pengganggu tanaman tersebut dapat menimbulkan kerusakan
pada setiap tahapan pertumbuhan tanaman. Upaya pengendalian organisme pengganggu
tanaman telah dikembangkan melalui perbaikan teknik bercocok tanam, penggunaan tanaman
tahan, penggunaan agens biokontrol seperti antagonis, parasitoid dan predator, maupun
secara kimiawi dengan penggunaan pestisida.
Gangguan hama dan penyakit pada tumbuhan dapat dialami oleh berbagai sistem
organ pada tumbuhan. Gangguan ini dapat disebabkan karena kelainan genetis, kondisi
lingkungan yang tidak sesuai, atau karena serangan hama dan penyakit. Gangguan hama dan
penyakit dalam skala besar pada tanaman pakan dapat mengganggu persediaan bahan pakan
bagi ternak. Pemeliharaan tanaman untuk pakan ternak berupa memberantas hama dan
penyakit. Pada umumnya hama dan penyakit tidak banyak bermasalah dalam pengolahan
Tanaman Hijauan Makanan Ternak (THMT), asalkan pengerjaan tanah dilakukan intensif,
benih yang di tanam cukup vigor dan iklim selama pertumbuhan sangat menunjang. Antara
keduanya bila dibandingkan, penyakit lebih bermasalah, Dengan usaha pemuliaan tanaman
dapat ditemukan berbagai varietas yang tahan terhadap penyakit, misalnya tanaman legum
yang tahan terhadap layu bakteri nematoda yang menyerang batang maupun berbagai
penyakit daun. Pada tanaman rumput, karena intensifikasi penggarapan tanah, serangan
penyakit kurang berarti dan dapat diatasi atau Tanaman Hijauan Makanan Ternak (THMT)
ditanam didaerah yang sangat baik untuk menekan perkembangan penyakit. Menggunakan
benih yang bersih dari sumber penyakit sangat membantu dalam menanggulangi bahaya
penyerangan penyakit. Namun harus kita ingat bahwa adakalanya suasana areal produksi
bibit/benih lebih baik untuk perkembangan suatu penyakit dari pada tanaman yang tidak
ditujukan untuk produksi bibit/benih, karenanya apabila pada tanaman Hijauan Makanan
Ternak (THMT) tidak menunjukkan penyerangan penyakit, hendaknya jangan cepat-cepat
ditarik kesimpulan bahwa serangan penyakit tidak bermasalah.
PEMBAHASAN
Adanya suatu hewan dalam satu pertanaman sebelum menimbulkan kerugian secara
ekonomis maka dalam pengertian ini belum termasuk hama. Namun demikian potensi
mereka sebagai hama nantinya perlu dimonitor dalam suatu kegiatan yang disebut
pemantauan (monitoring). Secara garis besar hewan yang dapat menjadi hama dapat dari
jenis serangga, moluska, tungau, tikus, burung, atau mamalia besar. Mungkin di suatu daerah
hewan tersebut menjadi hama, namun di daerah lain belum tentu menjadi hama (Dadang,
2006).
3. sebagainya).
Penyakit tumbuhan telah ada sejak dahulu kala, mungkin sejak munculnya dunia
tumbuh-tumbuhan di atas bumi ini. Gejala bercak daun ditemukan pada fosil daun yang
berasal dari zaman purba. Orang Yunani dan Yahudi (500 – 280 SM) meyakini bahwa
penyakit tanaman merupakan hukuman atas dosa yang dilakukannya. Pada saat itu, penyakit
tumbuhan juga sudah dihubungkan dengan cuaca atau iklim yang buruk.
Hama dan penyakit merupakan cekaman biotis yang dapat mengurangi hasil dan
bahkan dapat menyebabkan gagal panen. Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil panen
yang optimum dalam budidaya padi, perlu dilakukan usaha pengendalian hama dan penyakit.
Pengendalian Hama Terpadu (PHT) merupakan pendekatan pengendalian yang
memperhitungkan faktor pengendalian ekologi sehingga pengendalian dilakukan agar tidak
terlalu mengganggu keseimbangan alami dan tidak menimbukan kerugian besar.
Pengendalian hama terpadu didefinisikan sebagai cara pendekatan atau cara berfikir
tentang pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) yang didasarkan pada
pertimbangan ekologi dan efisiensi ekonomi dalam rangka pengelolaan agroekosistem yang
berwawasan lingkungan berkelanjutan. Dengan pengertian ini, konsepsi PHT telah sejalan
dengan paradigma pembangunan agribisnis.Konsep PHT muncul dan berkembang sebagai
koreksi terhadap kebijakan pengendalian hama secara konvensional yang menekankan
penggunaan pestisida. Penggunaan pestisida dalam kerangka penerapan PHT secara
konvensional ini menimbulkan dampak negatif yang merugikan baik ekonomi, kesehatan,
maupun lingkungan sebagai akibat penggunaan yang tidak tepat dan berlebihan.Pengendalian
Hama Terpadu dalam bidang pertanian dapat menjaga keragaman organisme pengganggu
tanaman tanpa memusnahkan organisme pengganggu tanaman semuanya.Pengendalian hama
terpadu berbeda dengan pengendalian hama secara konvensional yang saat ini masih banyak
dipraktekkan. Dalam PHT, tujuan utama bukanlah pemusnahan, pembasmian atau
pemberantasan hama. Melainkan berupa pengendalian populasi hama agar tetap berada di
bawah aras yang tidak mengakibatkan kerugian secara ekonomi. Strategi PHT bukanlah
eradikasi, melainkan pembatasan (containment).
Program PHT mengakui bahwa ada suatu jenjang toleransi manusia terhadap populasi
hama, atau terhadap kerusakan yang disebabkan oleh hama. Dalam keadaan tertentu, adanya
invidu serangga atau binatang kemungkinan berguna bagi manusia. Pandangan yang
menyatakan bahwa setiap individu yang ada di lapangan harus diberantas, tidak sesuai
dengan prinsip PHT. Pengendalian hama dengan PHT disebut pengendalian secara
multilateral, yaitu menggunakan semua metode atau teknik pengendalian yang dikenal.PHT
tidak bergantung pada satu cara pengendalian tertentu, seperti memfokuskan penggunaan
pestisida saja, atau penanaman varietas tahan hama saja. Melainkan semua teknik
pengendalian sedapat mungkin dikombinasikan secara terpadu, dalam suatu sistem kesatuan
pengelolaan. Disamping sifat dasar yang telah dikemukakan, PHT harus dapat
dipertanggungjawabkan secara ekologi. Dan penerapannya tidak menimbulkan kerusakan
lingkungan yang merugikan bagi mahluk berguna, hewan, dan manusia, baik sekarang
maupun pada masa yang akan datang.
Setiap bagian dalam lingkungan berkaitan erat dengan setiap bagian lainnya, termasuk
manusia. Apa yang terjadi pada satu bagian dari sistem atau lingkungan akan mempengaruhi
bagian-bagian lainnya dari sistem atau lingkungan tersebut. Ini adalah filosofi yang penting
dalam PHT dan masa depan yang berkelanjutan. Jadi, untuk berhasilnya PHT kita haruslah
memahami bagaimana setiap bagian dalam sistem bekerja dan bagaimana mereka saling
bekerjasama. (Misalnya, tanah, serangga, tanaman dan pepohonan, burung, binatang, air,
manusia, teknologi).Sistem PHT akan membantu untuk:
Mengurangi penggunaan sumber daya dan produk yang mahal, karena lahan akan
merawat dirinya sendiri secara terus-menerus, serta sumber daya yang dibutuhkan lebih
banyak berasal dari sumber daya local.
Meningkatkan keanekaragaman dan daya tahan terhadap hama, penyakit dan cuaca
ekstrim.
Untuk menjadi sehat dan kuat, tanaman membutuhkan kondisi yang baik untuk tumbuh,yang
meliputi:
BAB III
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Pemeliharaan tanaman untuk pakan ternak berupa memberantas hama dan penyakit.
Pada umumnya hama dan penyakit tidak banyak bermasalah dalam pengolahan Tanaman
Hijauan Makanan Ternak (THMT), asalkan pengerjaan tanah dilakukan intensif, benih yang
di tanam cukup vigor dan iklim selama pertumbuhan sangat menunjang. Antara keduanya
bila dibandingkan, penyakit lebih bermasalah, Dengan usaha pemuliaan tanaman dapat
ditemukan berbagai varietas yang tahan terhadap penyakit, misalnya tanaman legum yang
tahan terhadap layu bakteri nematoda yang menyerang batang maupun berbagai penyakit
daun. Pada tanaman rumput, karena intensifikasi penggarapan tanah, serangan penyakit
kurang berarti dan dapat diatasi atau Tanaman Hijauan Makanan Ternak (THMT) ditanam
didaerah yang sangat baik untuk menekan perkembangan penyakit. Menggunakan benih
yang bersih dari sumber penyakit sangat membantu dalam menanggulangi bahaya
penyerangan penyakit. Namun harus kita ingat bahwa adakalanya suasana areal produksi
bibit/benih lebih baik untuk perkembangan suatu penyakit dari pada tanaman yang tidak
ditujukan untuk produksi bibit/benih, karenanya apabila pada tanaman Hijauan Makanan
Ternak (THMT) tidak menunjukkan penyerangan penyakit, hendaknya jangan cepat-cepat
ditarik kesimpulan bahwa serangan penyakit tidak bermasalah.