Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

BUDI DAYA HIJAUAN PAKAN TERNAK

“Pengendalian hama dan penyakit tanaman pakan ”

NAMA : ANDREA SAPUTRY NIKU SERAN

NIM : 420220103004

KELOMPOK : TIGA (3)

PRODI BUDI DAYA TERNAK

FAKULTAS LOGISTIK MILITER

UNIVERSITAS PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA

TAHUN 2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman pakan adalah tanaman yang di tanam dengan tujuan untuk memberikan
pakan kepada hewan ternak. Namun seperti halnya tanaman lainnya, tanaman oakan juga
rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Hama dan peyakit pada tanaman pakan dapat
menyebabkan kerugian besar bbagi peternak, baik secara ekonomi maupun Kesehatan hewan
ternak. Oleh karena itu pengendalian hama dan penyakit pada tanaman paka ternak sangat
penting di untuk di lakukan.

Tanaman pakan memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan ternak. Apabila
tanaman pakan mengalami gangguan sehingga terjadi penghambatan pertumbuhan yang
menyebabkan kerusakan atau kematian, maka semua bentuk kehidupan ternak akan
terganggu. Organisme pengganggu tanaman terdiri dari hama, mikroorganisme
patogenik,gulma dan penyakit. Pengganggu tanaman tersebut dapat menimbulkan kerusakan
pada setiap tahapan pertumbuhan tanaman. Upaya pengendalian organisme pengganggu
tanaman telah dikembangkan melalui perbaikan teknik bercocok tanam, penggunaan tanaman
tahan, penggunaan agens biokontrol seperti antagonis, parasitoid dan predator, maupun
secara kimiawi dengan penggunaan pestisida.

Gangguan hama dan penyakit pada tumbuhan dapat dialami oleh berbagai sistem
organ pada tumbuhan. Gangguan ini dapat disebabkan karena kelainan genetis, kondisi
lingkungan yang tidak sesuai, atau karena serangan hama dan penyakit. Gangguan hama dan
penyakit dalam skala besar pada tanaman pakan dapat mengganggu persediaan bahan pakan
bagi ternak.  Pemeliharaan tanaman untuk pakan ternak berupa memberantas hama dan
penyakit.  Pada umumnya hama dan penyakit tidak banyak bermasalah dalam pengolahan
Tanaman Hijauan Makanan Ternak (THMT), asalkan pengerjaan tanah dilakukan intensif,
benih yang di tanam cukup vigor dan iklim selama pertumbuhan sangat menunjang.  Antara
keduanya bila dibandingkan, penyakit lebih bermasalah, Dengan usaha pemuliaan tanaman
dapat ditemukan berbagai varietas yang tahan terhadap penyakit, misalnya tanaman legum
yang tahan terhadap layu bakteri nematoda yang menyerang batang maupun berbagai
penyakit daun.  Pada tanaman rumput, karena intensifikasi penggarapan tanah, serangan
penyakit kurang berarti dan dapat diatasi  atau Tanaman Hijauan Makanan Ternak (THMT)
ditanam didaerah yang sangat baik untuk menekan perkembangan penyakit.  Menggunakan
benih yang bersih dari sumber penyakit sangat membantu dalam menanggulangi bahaya
penyerangan penyakit.  Namun harus kita ingat bahwa adakalanya suasana areal produksi
bibit/benih lebih baik untuk perkembangan suatu penyakit dari pada tanaman yang tidak
ditujukan untuk produksi bibit/benih, karenanya apabila pada tanaman Hijauan Makanan
Ternak (THMT) tidak menunjukkan penyerangan penyakit, hendaknya jangan cepat-cepat
ditarik kesimpulan bahwa serangan penyakit tidak bermasalah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu hama?
2. Apa itu penyakit tanaman?
3. Apa saja jenis hama ?
4. Apa saja jenis penyakit ?
5. Apa itu pengendalian hama dan penyakit tanaman?
6. Apa prinsip penerapan pengendalian hama dan penyakit tanaman ?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hama

Hama dan penyakit, keduanya merupakan penyebab terjadinyakerusakan. Tetapi bila


dilihat dari penyebab dan hasil kerjanya,makaantara hama dan penyakit memiliki
perbedaan.Hama adalah perusak tanaman pada akar, batang, daun atau bagiantanaman lainya
sehingga tanaman sehingga tanaman tidak dapattumbuh dengan sempurna atau mati. Hama
dalam arti luas adalah semua bentuk gangguan baik pada manusia, ternak dan tanaman.
Pengertian hama dalam arti sempit yang berkaitan dengan kegiatan budidaya tanaman adalah
semua hewan yang merusak tanaman atau hasilnya yang mana aktivitas hidupnya ini dapat
menimbulkan kerugian secara ekonomis

Adanya suatu hewan dalam satu pertanaman sebelum menimbulkan kerugian secara
ekonomis maka dalam pengertian ini belum termasuk hama. Namun demikian potensi
mereka sebagai hama nantinya perlu dimonitor dalam suatu kegiatan yang disebut
pemantauan (monitoring). Secara garis besar hewan yang dapat menjadi hama dapat dari
jenis serangga, moluska, tungau, tikus, burung, atau mamalia besar. Mungkin di suatu daerah
hewan tersebut menjadi hama, namun di daerah lain belum tentu menjadi hama (Dadang,
2006).

Ciri-ciri hama antara lain sebagai berikut:

1. Hama dapat dilihat oleh mata telanjang

2. Umumnya dari golongan hewan (tikus, burung, serangga, ulat dan

3. sebagainya).

4. Hama cenderung merusak bagian tanaman tertentu sehingga

5. tanaman menjadi mati atau tanaman tetap hidup tetapi tidak

6. banyak memberikan hasil

7. Serangan hama biasanya lebih mudah di atasi karena hamanya

8. tampak oleh mata atau dapat dilihat secara langsung.


2.2 Pengertian penyakit

Penyakit tumbuhan telah ada sejak dahulu kala, mungkin sejak munculnya dunia
tumbuh-tumbuhan di atas bumi ini. Gejala bercak daun ditemukan pada fosil daun yang
berasal dari zaman purba. Orang Yunani dan Yahudi (500 – 280 SM) meyakini bahwa
penyakit tanaman merupakan hukuman atas dosa yang dilakukannya. Pada saat itu, penyakit
tumbuhan juga sudah dihubungkan dengan cuaca atau iklim yang buruk.

Penyakit adalah sesuatu yang menyebabkan gangguan pada tanamansehingga


tanaman tidak bereproduksi atau mati secara perlahan-lahan.Tanaman dikatakan sakit apabila
ada perubahan atau gangguan pada organ-organ tanaman.Masalah penyakit tumbuhan selalu
bermunculan setiap saat. Selain penyakit-penyakit yang sudah sering menimbulkan masalah
setiap musim tanam, sering dijumpai penyakit-penyakit yang belum dikenal sebelumnya.
Sering timbul pertanyaan mengapa sekarang terdapat lebih banyak penyakit tumbuhan
daripada waktu yang silam.Tanaman yang sakit menyebabkan pertumbuhan
danperkembangannya tidak normal. Penyakit tanamandisebabkan oleh mikroorganisme
misalnya jamur, virus, dan bakteri. Selain itu penyakit tanaman dapat disebabkan karena
kekurangan salah satu atau beberapa jenis unsur hara.

Ciri-ciri penyakit antara lain sebagai berikut :

 Penyebab penyakit sukar dilihat oleh mata telanjang.

 Penyebab penyakit antara lain mikroorganisme (virus, bakteri, jamur

 atau cendawan) dan kekurangan zat tertentu dalam tanah.

 Serangan penyakit umumnya tidak langsung sehingga tanaman

 mati secara perlahan-lahan.

2.3 jenis-jenis hama

Hama yang sering mengganggu pertanaman Tanaman Hijauan Makanan Ternak


(THMT) adalah belalang, ulat daun, ulat tantara, kepik, weevil. Aphid, semut, chalcid,
tungau.  Hama dapat diberantas dengan berbagai insektisida yang diatur dosis
pemakaiannya.  Disamping pemeliharaan tanaman terhadap serangga hama penyakit,
pertanaman harus  pula diamankan dari tumbuhan pengganggu atau gulma.  Tanaman yang
berumur sebulan harus dapat diamankan dari gangguan gulma.  Penggunaan bahan kimia
dapat dilakukan untuk pemberantasan gulma dengan memperhatikan bahan kimia yang
digunakan secara selektif, dosis penggunaan bahan kimia ini harus dapat diamati untuk setiap
daerah.  Pemeliharaan tanaman sebagai garis besarnya harus dilakukan bagi pertanaman
Tanaman Hijauan Makanan Ternak (THMT) perlu sekali diperhatikan agar dapat dicapai
produksi benih yang produktif.

2.4 jenis-jenis penyakit


Macam-macam penyakit yang dapat menyerang Tanaman Hijauan Makanan Ternak
(THMT) berupa penyakit bakteri, cendawa, penyakit semut, karat, bulai, busuk akar,
batang dan daun dan scab.  Usaha mengatasinya terutama dengan mencari varietas yang
kurang peka terhadap penyakit tersebut, melakukan rotasi pertanaman yang serasi dengan
melakukan pemberantasa gulma sekaligus, disini juga berhasil dengan memasukkan
kedalaman bagan rotasi penanaman pupuk hijau dan melakukan sanitasi lapangan dengan
membakar jerami bekas tanaman yang di babat.  Nematoda dapat juga dihancurkan
sumbernya dengan jalan membakar.  Demikian juga ergot yang menyerang dapat
dihancurkan dengan jalan membakar, karena selerotia cendawan turut musnah.

 Pencegahan penyakit dengan pengaturan jarak antara pertanaman dapat juga


dilakukan. Pengaturan jarak untuk mencagah terjadinya penularan penyakit virus.  Penyakit
virus pada legum Tanaman Hijauan Makanan Ternak (THMT) dapat di bawa oleh serangga
dari pertanaman satu ke pertanaman lainnya.  Beberapa cendawan penyakit ditularkan
melalui angin.  Jarak antara pertanaman seyogyannya lebih besar dari daya jangkau
penyebaran cendawan penyakit tersebut.

2.4 Pengertian pengendalian hama dan penyakit tanaman

Pengendalian hama adalah pengaturan makhluk-makhluk atau organisme pengganggu


yang disebut hama karena dianggap mengganggu kesehatan manusia, ekologi, atau ekonomi.
Pada tanaman perkebunan sering dijumpai berbagai jenis serangga. Tidak semua jenis
serangga tersebut berstatus hama. Beberapa jenis di antaranya justru merupakan serangga
berguna, misalnya penyerbuk dan musuh alami (parasitoid dan predator).

Hama dan penyakit  merupakan cekaman biotis yang dapat mengurangi hasil dan
bahkan dapat menyebabkan gagal panen. Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil panen
yang optimum dalam budidaya padi, perlu dilakukan usaha pengendalian hama dan penyakit.
Pengendalian Hama Terpadu (PHT) merupakan pendekatan pengendalian yang
memperhitungkan faktor pengendalian ekologi sehingga pengendalian dilakukan agar tidak
terlalu mengganggu keseimbangan alami dan tidak menimbukan kerugian besar.

PHT merupakan paduan beberapa cara pengendalian diantaranya melakukan


monitoring populasi hama dan kerusakan tanaman sehingga penggunaan teknologi
pengendalian dapat ditetapkan.Di antara serangga-serangga hama, ada yang dikelompokkan
sebagai hama utama karena memiliki potensi biotik (daya reproduksi, daya makan atau daya
rusak, dan daya adaptasi) yang tinggi.Hama tersebut selalu mengakibatkan kehilangan hasil
panen yang relatif tinggi sepanjang tahun, bahkan sering dilaporkan mengalami eksplosi,
apabila kondisi lingkungan mendukung. Untuk mengendalikannya, petani pada umumnya
menggunakan pestisida (kimiawi) yang diaplikasikan secara terjadual dengan frekuensi
tinggi, tanpa memperhatikan keadaan populasi di lapang.

Penggunaan insektisida menjadi berlebihan sehingga seringkali tidak mengenai


sasaran, bahkan dapat menimbulkan dampak negatif baik terhadap pendapatan petani,
maupun lingkungan, seperti musnahnya serangga berguna dan munculnya gejala resurgensi
dan resistensi hama. Cara tersebut dilakukan karena belum tersedia cara pengendalian lain
yang efektif dan tidak berdampak negatif di tingkat petani.

2.5 prisip pengendalian hama dan penyakit tanaman

Pengendalian hama terpadu didefinisikan sebagai cara pendekatan atau cara berfikir
tentang pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) yang didasarkan pada
pertimbangan ekologi dan efisiensi ekonomi dalam rangka pengelolaan agroekosistem yang
berwawasan lingkungan berkelanjutan. Dengan pengertian ini, konsepsi PHT telah sejalan
dengan paradigma pembangunan agribisnis.Konsep PHT muncul dan berkembang sebagai
koreksi terhadap kebijakan pengendalian hama secara konvensional yang menekankan
penggunaan pestisida. Penggunaan pestisida dalam kerangka penerapan PHT secara
konvensional ini menimbulkan dampak negatif yang merugikan baik ekonomi, kesehatan,
maupun lingkungan sebagai akibat penggunaan yang tidak tepat dan berlebihan.Pengendalian
Hama Terpadu dalam bidang pertanian dapat menjaga keragaman  organisme pengganggu
tanaman tanpa memusnahkan organisme pengganggu tanaman semuanya.Pengendalian hama
terpadu berbeda dengan pengendalian hama secara konvensional yang saat ini masih banyak
dipraktekkan. Dalam PHT, tujuan utama bukanlah pemusnahan, pembasmian atau
pemberantasan hama. Melainkan berupa pengendalian populasi hama agar tetap berada di
bawah aras yang tidak mengakibatkan kerugian secara ekonomi. Strategi PHT bukanlah
eradikasi, melainkan pembatasan (containment).

Program PHT mengakui bahwa ada suatu jenjang toleransi manusia terhadap populasi
hama, atau terhadap kerusakan yang disebabkan oleh hama. Dalam keadaan tertentu, adanya
invidu serangga atau binatang kemungkinan berguna bagi manusia. Pandangan yang
menyatakan bahwa setiap individu yang ada di lapangan  harus diberantas,  tidak sesuai
dengan prinsip PHT. Pengendalian hama dengan PHT disebut pengendalian secara
multilateral, yaitu menggunakan semua metode atau teknik pengendalian yang dikenal.PHT
tidak bergantung pada satu cara pengendalian tertentu, seperti memfokuskan penggunaan
pestisida saja, atau penanaman varietas tahan hama saja. Melainkan semua teknik
pengendalian sedapat mungkin dikombinasikan secara terpadu, dalam suatu sistem kesatuan
pengelolaan. Disamping sifat dasar yang telah dikemukakan, PHT harus dapat
dipertanggungjawabkan secara ekologi. Dan penerapannya tidak  menimbulkan kerusakan
lingkungan yang merugikan bagi mahluk berguna, hewan, dan manusia, baik sekarang 
maupun pada masa yang akan datang.

Ada 4 (empat) prinsip penerapan PHT, yaitu :

 Budidaya tanaman sehat

 Pelestarian dan pendayagunaan musuh alami

 Pengamatan mingguan secara teratur

 Petani berkemampuan melaksanakan dan ahli PHT.


Petani sebagai ahli PHTmerupakan tujuan penerapan agar petani memiliki kemampuan
dan kemauan untuk menetapkan tindakan pengendalian sesuai prinsip PHT dan berdasarkan
hasil pengamatan. Upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan petani adalah
latihan dan pemberdayaan petani.(PHT) menggabungkan berbagai macam pengendalian
hama, untuk:

 Mencegah kemungkinan terjadinya permasalahan hama.

 Mengurangi jumlah permasalahan hama jika sudah terjadi.

 Menggunakan pengendalian alami untuk mengatasi permasalahan yang sudah terjadi.

Setiap bagian dalam lingkungan berkaitan erat dengan setiap bagian lainnya, termasuk
manusia. Apa yang terjadi pada satu bagian dari sistem atau lingkungan akan mempengaruhi
bagian-bagian lainnya dari sistem atau lingkungan tersebut. Ini adalah filosofi yang penting
dalam PHT dan masa depan yang berkelanjutan. Jadi, untuk berhasilnya PHT kita haruslah
memahami bagaimana setiap bagian dalam sistem bekerja dan bagaimana mereka saling
bekerjasama. (Misalnya, tanah, serangga, tanaman dan pepohonan, burung, binatang, air,
manusia, teknologi).Sistem PHT akan membantu untuk:

 Mengurangi penggunaan sumber daya dan produk yang mahal, karena lahan akan
merawat dirinya sendiri secara terus-menerus, serta sumber daya yang dibutuhkan lebih
banyak berasal dari sumber daya local.

 Memperbaiki kualitas tanah, tumbuhan dan lingkungan.

 Meningkatkan produksi dari tanah secara keseluruhan.

 Meningkatkan keanekaragaman dan daya tahan terhadap hama, penyakit dan cuaca
ekstrim.

 Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat sekitarnya.


Pengendalian Hama Terpadu dapat diterapkan di kebun rumah skala kecil, kebun untuk
pasar, hingga lahan pertanian skala besar seperti padi, tanaman buah-buahan dan juga
untuk keseluruhan sistem.

Untuk menjadi sehat dan kuat, tanaman membutuhkan kondisi yang baik untuk tumbuh,yang
meliputi:

 Tanah yang subur

 Air yang cukup.

 Sinar matahari yang cukup.


Jenis tanaman yang satu dengan yang lainnya membutuhkan kondisi yang berbeda-beda.
Beberapa jenis tanaman menyukai tanah yang sangat kering, beberapa menyukai tanah yang
lembab, beberapa menyukai tempat yang teduh, beberapa menyukai sinar matahari yang
berlebihan dan lain-lain. Ada berbagai macam musim mikro dalam setiap lahan, jika tanaman
cocok dengan kondisi yang dibutuhkan, mereka akan tumbuh dengan baik dan memiliki daya
tahan yang kuat terhadap penyakit.

BAB III

PENUTUP

2.1 Kesimpulan

 Pemeliharaan tanaman untuk pakan ternak berupa memberantas hama dan penyakit. 
Pada umumnya hama dan penyakit tidak banyak bermasalah dalam pengolahan Tanaman
Hijauan Makanan Ternak (THMT), asalkan pengerjaan tanah dilakukan intensif, benih yang
di tanam cukup vigor dan iklim selama pertumbuhan sangat menunjang.  Antara keduanya
bila dibandingkan, penyakit lebih bermasalah, Dengan usaha pemuliaan tanaman dapat
ditemukan berbagai varietas yang tahan terhadap penyakit, misalnya tanaman legum yang
tahan terhadap layu bakteri nematoda yang menyerang batang maupun berbagai penyakit
daun.  Pada tanaman rumput, karena intensifikasi penggarapan tanah, serangan penyakit
kurang berarti dan dapat diatasi  atau Tanaman Hijauan Makanan Ternak (THMT) ditanam
didaerah yang sangat baik untuk menekan perkembangan penyakit.  Menggunakan benih
yang bersih dari sumber penyakit sangat membantu dalam menanggulangi bahaya
penyerangan penyakit.  Namun harus kita ingat bahwa adakalanya suasana areal produksi
bibit/benih lebih baik untuk perkembangan suatu penyakit dari pada tanaman yang tidak
ditujukan untuk produksi bibit/benih, karenanya apabila pada tanaman Hijauan Makanan
Ternak (THMT) tidak menunjukkan penyerangan penyakit, hendaknya jangan cepat-cepat
ditarik kesimpulan bahwa serangan penyakit tidak bermasalah.

Anda mungkin juga menyukai