Anda di halaman 1dari 15

PANDUAN PRAKTEK LAPANG

MATAKULIAH DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN

OLEH :
TIM PENGAMPU MATAKULIAH
DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TADULAKO
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT karena atas ridho dan izinNya, panduan
praktek lapang matakuliah Dasar- Dasar Perlindungan Tanaman ini dapat diselesaikan.
Pengadaan buku panduan praktikum ini diharapkan akan banyak membantu para mahasiswa
dalam mendalami materi Dasar- Dasar Perlindungan Tanaman sebagai penguatan dari materi
perkuliahan yang telah diberikan dalam kelas.
Masalah kerusakan tanaman akibat serangan organisme pengganggu tanaman (OPT)
telah menjadi perhatian manusia sejak awal kegiatan budidaya tanaman. Kegiatan budidaya
tanaman, atau disebut juga sistem produksi pertanian, meliputi kegiatan-kegiatan: penyiapan dan
pengolahan lahan, pemilihan bibit atau benih, penanaman, perawatan tanaman, pengelolaan air,
pemupukan, pengendalian gulma, pengendalian organisme pengganggu tanaman, pemanenan,
dan pengelolaan hasil panen. Pengendalian OPT merupakan faktor terpenting untuk
mendapatkan produksi pertanian yang optimal. Oleh karena itu upaya manusia untuk
mengendalikan OPT merupakan salah satu bagian terpenting dalam kegiatan budidaya tanaman
Buku panduan praktikum matakuliah Dasar- Dasar Perlindungan Tanaman ini diawali
dengan modul tentang pengamatan Hama dan Gejala Serangannya, Penyakit dan Gejala
Serangannya, Selanjutnya Pengamatan Musuh Alami pada tanaman budidaya serta jenis-jenis
gulma yang terdapat pada tanaman budidaya.
Akhirnya, semoga panduan praktikum Dasar- Dasar Perlindungan Tanaman membawa
manfaat bagi pemakai. Selanjutnya, demi makin sempurnanya panduan praktikum ini sangat
diharapkan segala masukan dan saran yang sifatnya membangun.

Palu, 5 September 2018

Tim Penyusun
PENDAHULUAN
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dalam arti luas adalah semua bentuk gangguan
pada manusia, ternak dan tanaman. Organisme pengganggu tanaman ini meliputi hama, patogen,
dan gulma. Hama Tanaman adalah semua hewan, yang karena aktifitas hidupnya, merusak
tanaman atau hasilnya, sehingga menimbulkan kerugian secara ekonomi. Hewan yang dapat
menjadi hama antara lain serangga, tungau, tikus, burung, dan mamalia besar. Patogen Tanaman
adalah semua organisme hidup yang mendapatkan makanan dari tanaman sehingga tanaman
sakit dan menimbulkan kerugian secara ekonomi. Patogen yang dapat menyebabkan penyakit
tanaman antara lain adalah golongan jamur (cendawan), bakteri, molikut (bakteri tanpa dinding
sel), nematoda, protozoa, virus dan viroid (partikel yang menyerupai virus), serta tumbuhan
berbiji tingkat tinggi yang bersifat sebagai parasit. Gulma Tanaman adalah semua bentuk
tanaman yang pertumbuhannya tidak dikehendaki seperti rumput, semak, dan lain-lain yang
dapat mengganggu tanaman pertanian utama.
Gangguan yang ditimbulkan oleh masing-masing OPT dapat terjadi sejak benih mulai
ditanam sampai dengan masa panen hingga penyimpanan hasil di dalam tempat penyimpanan
atau gudang. Contoh hama pada pertanaman di lapangan adalah hama wereng (Nilaparvata
lugens) yang menyerang tanaman padi sehingga dapat menyebabkan puso. Kutu beras dan kutu
jagung (Sitophilus oryzae dan S. zeamays) merupakan hama pasca panen yang dapat merusak
gabah atau beras serta jagung di tempat penyimpanan sehingga komoditas menjadi hancur dan
rusak. Tikus merupakan salah satu contoh hama yang merusak baik pada saat tanaman masih di
lapangan maupun pada saat komoditas sudah disimpan di gudang penyimpanan.
Penyakit tanaman dapat menimbulkan kerugian secara langsung karena penyakit tanaman
mengurangi kuantitas dan kualitas hasil, serta meningkatkan biaya produksi. Kerugian tersebut
selanjutnya dapat menyebabkan terjadinya serangkaian kerugian tidak langsung yang dirasakan
oleh masyarakat. Biaya produksi yang tinggi menyebabkan para konsumen terpaksa membayar
harga yang lebih tinggi. Berkurangnya hasil menyebabkan lesunya pengangkutan dan ekspor
melesu, pajak berkurang, dan lain sebagainya. Tumbuh-tumbuhan dapat mengalami kematian
karena akar atau pangkal batangnya busuk akibat penyakit atau pengangkutan unsur hara
terganggu karena penyakit pembuluh. Kerusakan pada daun dapat mengurangi fotosintesis
sehingga pertumbuhan tanaman terganggu. Penyakit tertentu dapat menurunkan kualitas hasil
tanaman tanpa mengurangi kuantitasnya.
Upaya untuk mengatasi kerusakan yang disebabkan oleh OPT mula-mula dilakukan
dengan cara sederhana seperti membunuh dengan cara fisik dan mekanik. Tetapi dengan semakin
banyaknya populasi manusia maka luas lahan pertanian juga semakin meningkat sehingga
pengendalian dengan cara sederhana tersebut dipandang tidak mampu lagi mengatasi laju
populasi OPT yang semakin meningkat pada luas lahan pertanian yang semakin luas. Sejalan
dengan perkembangan pengetahuan upaya pengendalian OPT telah dikembangkan, misalnya
melalui teknik bercocok tanam, penggunaan tanaman tahan, penggunaan agen biokontrol seperti
antagonis, parasitoid dan predator. Selanjutnya penemuan DDT pada era Perang Dunia II
mengubah pengendalian OPT secara drastis yaitu melalui penggunaan pestisida sintetik secara
luas.
Penggunaan pestisida sintetik, terutama insektisida, secara luas tidak menyelesaikan
persoalan OPT tetapi justru mendorong terjadinya masalah baru. Bahan kimia tersebut
menyebabkan kematian pada hewan-hewan non target seperti burung, ikan, binatang ternak,
musuh alami OPT. Bahkan manusia pun keracunan akibat terlalu banyaknya konsentrasi
insektisida sintetik di lingkungan. Tidak hanya itu, populasi serangga hama target mengalami
peningkatan yang mencapai ambang bahaya, sehingga terjadi ”peledakan hama”. Belajar dari
pengalaman tersebut mulailah dikembangkan konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT), yaitu
pengendalian OPT melalui cara-cara ramah lingkungan sehingga rantai makanan dalam
ekosistem tetap berjalan secara seimbang. Pengganggu tanaman (hama dan patogen) tidak harus
dimusnahkan, organisme tersebut tetap boleh berada di lingkungan pertanian sepanjang
aktivitasnya masih bisa ditolerir sehingga tidak mengganggu produksi pertanian.
MODUL I
ANALISIS HAMA

Landasan Teori
Hama tanaman adalah semua hewan, yang karena aktifitas hidupnya, merusak tanaman
atau hasilnya, sehingga menimbulkan kerugian secara ekonomi. Potogen tanaman adalah semua
organism hidup yang mendapatkan makanan dari tanaman sehingga tanaman sakit dan
menimbulkan kerugian secara ekonomi. Potogen yang dapat menyebabkan penyakit tanaman
antara lain adalah golongan jamur (cendawan), bakteri, molikut (bakteri tanpa dinding sel),
nematode, protozoa, virus dan viroid (partikel yang menyerupai virus), serta tumbuhan berbiji
tingkat tinggi yang bersifat sebagai parasit.Gulma tanaman adalah semua bentuk tanaman yang
pertumbuhannya tidak dikehendaki seperti rumput, semak, dan lain-lain yang dapat mengganggu
tanaman pertanian utama.
Gangguan yang ditimbulkan oleh masing-masing OPT dapat terjadi sejak benih mulai
ditanam sampai dengan masa panen hingga penyimpanan hasil di dalam tempat penyimpanan
atau gudang. Upaya untuk mengatasi kerusakan yang disebabkan oleh OPT mula-mula dilakukan
dengan cara sederhana seperti membunuh dengan cara fisik dan mekanik. Tetapi dengan semakin
banyaknya populasi manusia maka luas lahan pertanian juga semakin meningkat sehingga
pengendalian dengan cara sederhana tersebut dipandang tidak mampu lagi mengatasi laju
populasi OPT yang semakin meningkat pada luas lahan pertanian yang semakin luas.
Penggunaan pestisida sintetik, terutama insektisida, secara luas tidak menyelesaikan persoalan
OPT tetapi justru mendorong terjadinya masalah baru. Bahan kimia tersebut menyebabkan
kematian pada hewan-hewan non target seperti burung, ikan, binatang ternak, musuh alami OPT.
Kajian mengenai peri kehidupan serangga disebut entomologi. Serangga merupakan
hewan beruas dengan tingkat adaptasi yang sangat tinggi. Serangga memiliki beberapa jenis
seperti Ordo Orthoptera (bangsa belalang) sebagian anggotanya dikenal sebagai pemakan
tumbuhan. Ordo Hemiptera (bangsa kepik) memiliki anggota yang sangat besar serta sebagian
besar anggotanya bertindak sebagai pemakan tumbuhan. Ordo Homoptera (wereng, dan kutu)
jenis ordo ini memiliki morfologi yang mirip dengan ordo hemiptera, perbedaan pokok antara
keduanya antara lain terletak pada morfologi sayap depan dan tempat pemunculan rostumnya.
Ordo Coleoptera (bangsa kumbang) ordo ini bertindak sebagai hama tanaman. Ordo Lepidoptera
(bangsa kupu/ngengat) ordo ini hanya stadium larva (ulat) saja yang berpotensi segabai hama.
Ordo Diptera (bangsa lalat, nyamuk) meliputi serangga pemakan tumbuhan, pengisap
darah, predator dan parasitoid, serangga dewasa hanya memiliki satu pasang sayap di depan,
sedangkan sayap belakang mereduksi menjadi alat keseimbangan berbentuk gada atau disebut
halter. Ordo Hymenoptera (bangsa tawon, tabuhan, semut) ordo ini bertindak sebagai predator
pada serangga lain dan sebagain yang lain sebagai penyerbuk.
Kompetensi Khusus: Setelah menyelesaikan praktek lapang, praktikan mampu menjelaskan
dalam mengenali jenis hama dan penyakit serta gulma pada tanaman
budidaya, dan mampu mengamati gejala serangan yang nampak.

Prosedur Praktikum
Pelaksanaan
a. Bahan dan Alat
 Kamera
 Kaca Pembesar
 Kantong Plastik
 Alat tulis menulis
b. Prosedur Pelaksanaan Praktikum
 Tentukan jenis tanaman yang diamati
 Amati secara morfologi dan foto jenis hama yang menyerang
 Amati secara morfologi dan foto gejala serangan hama

c. Melengkapi tabel pengamatan


Hama
No. Hari/Tanggal Plot Komoditi Bagian tan. yg
Jenis Ordo Jumlah Jumlah
terserang
1
2
3
4
5
dst

Keterangan: Isilah tabel di atas berdasarkan hasil pengamatan di lapangan


MODUL II
PENYAKIT

Landasan Teori
Penyakit tanaman merupakan penyimpangan dari sifat normal yang menyebabkan tanaman
tidak dapat melakukan kegiatan fisiologis seperti biasanya. Ada tiga faktor yang mendukung
timbulnya penyakit yaitu tanaman inang, penyebab penyakit, dan faktor lingkungan. Tanaman
inang adalah tanaman yang diserang oleh patogen. Patogen atau penyebab penyakit ada dua
macam yaitu fisiopath (bukan organisme) dan parasit (organisme seperti jamur, bakteri dan
virus) atau kelompok biotik dan abiotik. Fisiopath merupakan faktor lingkungan yang tidak tepat
bagi tanaman, misalnya suhu yang terlalu rendah atau terlalu tinggi, adanya gas beracun yang
berasal dari pencemaran atau hasil samping metabolisme tanaman itu sendiri, berkurangnya
unsur hara pada tanah, cuaca yang tidak menguntungkan, kondisi tanah yang kurang baik, serta
kerusakan karena mekanik dan zat-zat kimia. Penyebab penyakit biotik yaitu penyebab penyakit
yang sifatnya menular atau infeksius yang disebut juga sebagai patogen, contohnya jamur,
bakteri, nematoda, virus, mycoplasma dan tanaman tinggi parasitik.
Patogen merupakan organisme yang mengakibatkan tanaman mengalami perubahan proses
fisiologi yang terus menerus (kontinyu) dan perubahan struktural. Oleh karena itu, tumbuhan
yang mengalami perubahan kontinyu pada proses fisiologi dan strukturalnya dikategorikan
sebagai tumbuhan yang menderita penyakit. Proses perubahan secara umum disebut dengan
gangguan. Penyebab penyakit atau penyebab gangguan disebut dengan patogen, sedangkan
ekspresi perubahan tanamannya disebut dengan gejala. Oleh karena itu, pemberian nama
penyakit secara umum dapat didasarkan kepada nama patogen, nama gejala, nama bagian
tanaman yang bergejala, atau kombinasinya dan keterangan-keterangan lain.
Patogen dalam menyerang tumbuhan inang dilakukan dengan berbagai macam cara guna
memperoleh zat makanan yang dibutuhkan oleh patogen yang ada pada inang. Untuk dapat
masuk kedalam inang, patogen mampu mematahkan reaksi pertahanan tumbuhan inang. Patogen
dalam menyerang tumbuhan akan mengeluarkan sekresi zat kimia yang akan berpengaruh
terhadap komponen tertentu dari tumbuhan dan aktivitas metabolisme tumbuhan inang.
Berbagai macam penyakit tanaman yang disebabkan oleh bakteri antara lain:
a. Penyakit Layu Pada Tanaman Mentimun disebabkan oleh Bakteri Erwinia Tracheiphila. Bila
pangkal batang tanaman yang layu dipotong akan mengeluarkan lendir bakteri berwarna putih
kental dan lengket.
b. Bakteri Pseudomonas juga dapat menyebabkan gejala layu pada akar tanaman cabai. Mula-
mula tanaman terlihat layu seperti kekurangan air, terutama pada daun-daun muda tak lama
kemudian tanaman menjadi layu keseluruhannya dan mati. Bila pada pangkal batang dipotong
akan terlihat pembuluh kayunya berwarna coklat. Bila bagian yang paling dekat dengan
perakaran (pangkal batang) dipotong miring kemudian dimasukkan ke dalam gelas berisi air
jernih, maka tak lama kemudian akan keluar cairan (lendir) yang berwarna putih yang
merupakan massa bakteri
c. Penyakit CVPD
Penyakit Citrus Vein Phloem Degeneration (CVPD) adalah penyakit yang menyerang
pembuluh tapis pada batang berbagai jenis jeruk. Gejalanya, kuncup-kuncup daun menjadi
kecil, akhirnya berwarna kuning sehingga menjadi buah berwarna kuning.
d. Penyakit Rebah Kecambah
Penyakit rebah kecambah adalah penyakit pembusukan pada leher akar tumbuhan yang baru
tumbuh (sedang berkecambah). penyakit ini disebabkan oleh serangan cendawan phythium sp
atau rhizoctonia solani. akibatnya leher akar mengecil sehingga akar tak mampu menopang
batang. Akhirnya tumbuhan yang baru akan rebah.
e. Penyakit embun tepung
Penyakit ini menyerang biji yang sedang tumbuh, sehingga biji menjadi keropos dan akhirnya
mati. penyebabnya adalah cendawan peronospora parasitica. cendawan ini kadang-kadang
juga menyerang biji yang sudah mempunyai daun pertama. tumbuhan menjadi kerdil dan
daunnya bercak-bercak hitam, sehingga produksinya rendah.
f. Penyakit bulai biasanya menyerang tanaman jagung. Penyebabnya adalah jamur dengan
penyebaran menggunakan spora yang diterbangkan oleh angin.
g. Penyakit bercak daun pada kacang tanah. Gejala penyakit ini pertama muncul 10 hari setelah
terinfeksi berupa lesio kecil klorotik; lesio semakin meluas hingga diameter 1 – 10 mm
berwarna semakin gelap. Sporululasi patogen terjadi pada bercak yang telah berkembang
penuh biasanya 15 hari setelah inokulasi. Penyebab penyakit Cercospora arachidicola dan P.
personata Gejala berbeda tergantung dari spesies patogen.
h. Virus tmv (tobacco mosaic virus) menyebabkan daun tembakau bercak-bercak putih yang
mengakibatkan mutu daun rendah.
i. Penyakit virus belang biasanya menyerang tanaman kedelai. Penyebabnya adalah virus
dengan penyebaran melalui perantaraan angin.
j. Penyakit kerdil rumput biasa menyerang tanaman padi. Penyebabnya adalah virus dengan
penyebaran melalui perantaraan hama wereng.

Kompetensi Khusus: Setelah menyelesaikan praktek lapang, praktikan mampu menjelaskan


dalam mengenali jenis hama dan penyakit serta gulma pada tanaman
budidaya, dan mampu mengamati gejala serangan yang nampak.

Prosedur Praktikum
Pelaksanaan
d. Bahan dan Alat
 Kamera
 Kaca Pembesar
 Kantong Plastik
 Alat tulis menulis

e. Prosedur Pelaksanaan Praktikum


 Tentukan jenis tanaman yang diamati
 Amati secara morfologi dan foto jenis penyakit yang menyerang
 Amati secara morfologi dan foto gejala penyakit
f. Melengkapi tabel pengamatan

Penyakit
No. Hari/Tanggal Plot Komoditi
Jenis Jumlah Bagian tan. yg terserang Jumlah
1
2
3
4
5
dst

Keterangan: Isilah tabel di atas berdasarkan hasil pengamatan di lapangan


MODUL III
MUSUH ALAMI

Landasan Teori
Secara umum populasi organisme di alam berada dalam keadaan seimbang pada jenjang populasi
tertentu. Hal ini disebabkan oleh faktor lingkungan dan juga factor dalam populasi sendiri, yang
mengendalikan populasi tersebut. Salah satu kelompok faktor lingkungan itu adalah musuh alami yang mencakup
parasitoid, predator, dan patogen. Predator adalah serangga yang dalam hidupnya membunuh dan
memakansejumlah mangsa. Musuh alami adalah organisme yang ditemukan di alam yang dapat membunuh
serangga sekaligus, melemahkan serangga, sehingga dapat mengakibatkan kematian pada serangga, dan
mengurangi fase reproduktif dari serangga. Musuh alam biasanya mengurangi jumlah populasi serangga, inang
atau pemangsa, dengan memakan individu serangga. Musuh alami adalah organisme yang dalam
perkembangannya di alam dapat mengganggu atau menyebabkan kematian organisme pengganggu tanaman.
Dilapangan musuh alami dikenal dengan nama Preadator. Predator pada umumnya Mepunyai ukuran tubuh
yang lebih besar dan lebih kuat dari tubuh mangsanya. Mangsa yang di bunuh dan dimakan biasanya hanya untuk
memeuhi kebuthan makan pada saat itu juga. Pada umumya, Larva atau nimfa serangga predator selalu hidup
sebagai predator, Sedangkan stadium dewasa mungkin bukan sebagai predator. Predator tidak selalu harus hidup
pada habitat yang sama dengan mangsanya, dengan demikian predator dapat hidup diluar sawah/lahan
pertamanan. Biasanya predator mempunyai daur hidup yang lebih lama dari pada mangsanya.Contoh : Golongan
Belalang (Orthopera), Capung (Odonata), Thysanoptera, Kepik (Hemiptera), Neuroptera, Kumbang (coleptera),
Lalat (Diptera), Semut(Hymenoptera dan sedikit golongan kupu-kupu (lepidotera).

Kompetensi Khusus: Setelah menyelesaikan praktek lapang, praktikan mampu menjelaskan


dalam mengenali jenis hama dan penyakit serta gulma pada tanaman
budidaya, dan mampu mengamati gejala serangan yang nampak.
Prosedur Praktikum
Pelaksanaan
g. Bahan dan Alat
 Kamera
 Kaca Pembesar
 Kantong Plastik
 Alat tulis menulis
h. Prosedur Pelaksanaan Praktikum
 Tentukan jenis tanaman yang diamati
 Amati secara morfologi dan foto jenis musuh alami yang terdapat pada tanaman
i. Melengkapi tabel pengamatan

Musuh Alami
No. Hari/Tanggal Plot Komoditi
Jenis Ordo Jumlah
1
2
3
4
5
dst

Keterangan: Isilah tabel di atas berdasarkan hasil pengamatan di lapangan


SERTA MODUL IV
PENGAMATAN GULMA

Landasan Teori
Gulma merupakan kendala produksi yang sangat penting pada pertanian lahan kering.
Hal ini terjadi karena pada pertanian lahan kering tidak terdapat genangan air yang dapat
menghambat pertumbuhan gulma. Pertanian lahan kering dilakukan hanya pada musim hujan
sehingga seluruh bank biji gulma selama satu tahun terakumulasi untuk berkecambah pada
musim tanam. Oleh karena itu, satu-satunya kegiatan perlindungan tanaman yang selalu
dilakukan pada pertanian lahan kering adalah pengendalian gulma.
Kehadiran gulma pada lahan pertanaman jagung tidak jarang menurunkan hasil dan mutu
biji. Penurunan hasil bergantung pada jenis gulma, kepadatan, lama persaingan, dan senyawa
allelopati yang dikeluarkan oleh gulma. Secara keseluruhan, kehilangan hasil yang disebabkan
oleh gulma melebihi kehilangan hasil yang disebabkan oleh hama dan penyakit. Meskipun
demikian, kehilangan hasil akibat gulma sulit diperkirakan karena pengaruhnya tidak dapat
segera diamati. Beberapa penelitian menunjukkan korelasi negatif antara bobot kering gulma
dan hasil jagung, dengan penurunan hasil hingga 95%. Jagung yang ditanam secara monokultur
dan dengan masukan rendah tidak memberikan hasil akibat persaingan intensif dengan gulma

Kompetensi Khusus: Setelah menyelesaikan praktek lapang, praktikan mampu menjelaskan


dalam mengenali jenis hama dan penyakit serta gulma pada tanaman
budidaya, dan mampu mengamati gejala serangan yang nampak.
Prosedur Praktikum
Pelaksanaan
j. Bahan dan Alat
 Kamera
 Kaca Pembesar
 Kantong Plastik
 Alat tulis menulis
k. Prosedur Pelaksanaan Praktikum
 Tentukan jenis tanaman yang diamati
 Amati secara morfologi dan foto jenis gulma disekitar tanaman

Melengkapi tabel pengamatan

Gulma
No. Hari/Tanggal Plot Komoditi
Jenis Jumlah
1
2
3
4
5
dst

Keterangan: Isilah tabel di atas berdasarkan hasil pengamatan di lapangan


PELAPORAN
Format pelaporan praktikum sebagai berikut:

Judul Praktikum
I. Pendahuluan : 1.1 Latar Belakang
Ruang lingkup materi selama praktikum
1.2 Tujuan dan Kegunaan
II. Tinjauan Pustaka : 2.1 Teknik Budidaya Tanaman ..….
2.2 Hama Tanaman …
2.3 Penyakit Tanaman ….
2.4 Gulma pada Tanaman ….
2.5 Musuh Alami
2.6 Teknik Pengendalian
III. Metode Praktek : 3.1 Tempat dan Waktu
Tuliskan lokasi praktek dan waktu pelaksanaan
(hari/tanggal, jam, bulan dan tahun)
3.2 Bahan dan Alat
Tuliskan semua bahan dan alat yang digunakan dalam
praktikum
IV. Hasil dan Pembahasan : 4.1 Hasil
- Masukkan gambar berdasarkan hasil foto pada
pengamatan jenis organisme dilapangan dan beri
keterangan secara morfologi
- Masukkan Tabel pengamatan pada poin c.
4.2 Pembahasan
- Buatlah pembahasan materi praktikum sesuai dengan
hasil pengamatan (4.1) untuk menjelaskan setiap tahap
praktikum yang dilakukan
V. Kesimpulan : Buatlah kesimpulan dari hasil pengamatan
VI. Daftar Pustaka : Tuliskan daftar pustaka hasil rujukan untuk pelaksanaan
praktikum
VII. Lampiran : Dokumentasi pelaksanaan praktikum dalam bentuk foto
yang belum ditampilkan hasil dan pembahasan

Laporan diketik pada kertas A4

Anda mungkin juga menyukai