Anda di halaman 1dari 6

AWAN

Awan adalah massa terlihat dari tetesan air atau beku kristal tergantung
di atmosfer di atas permukaan bumi atau lain planet tubuh. Awan juga terlihat
massa tertarik oleh gravitasi, seperti massa materi dalam ruang yang disebut awan
antar bintang dan nebula. Di Bumi substansi biasanya kondensasi uap air . Dengan
bantuan partikel higroskopis udara seperti debu dan garam dari laut, tetesan air
kecil terbentuk pada ketinggian rendah dan kristal es pada ketinggian tinggi bila
udara didinginkan untuk jenuh oleh konvektif lokal atau lebih besar
mengangkat non-konvektif skala. Pada beberapa kasus, awan tinggi mungkin
sebagian terdiri dari tetesan air super dingin. Tetesan dan kristal biasanya sekitar
0,01 mm (0,00039 in) diameter.
Udara selalu mengandung uap air. Apabila uap air ini meluap menjadi titik-titik
air, maka terbentuklah awan. Peluapan ini bisa terjadi dengan dua cara:
1. Apabila udara panas, lebih banyak uap terkandung di dalam udara karena air
lebih cepat menyejat. Udara panas yang sarat dengan air ini akan naik tinggi,
hingga tiba di satu lapisan dengan suhu yang lebih rendah, uap itu akan mencair
dan terbentuklah awan, molekul-molekul titik air yang tak terhingga banyaknya.
2. Suhu udara tidak berubah, tetapi keadaan atmosfir lembap. Udara makin lama
akan menjadi semakin tepu dengan uap air.
Apabila awan telah terbentuk, titik-titik air dalam awan akan menjadi semakin
besar dan awan itu akan menjadi semakin berat, dan perlahan-lahan daya tarik
bumi menariknya ke bawah. Hingga sampai satu titik dimana titik-titik air itu
akan terus jatuh ke bawah dan turunlah hujan. Jika titik-titik air tersebut bertemu
udara panas, titik-titik itu akan menguap dan awan menghilang. Inilah yang
menyebabkan itu awan selalu berubah-ubah bentuknya. Air yang terkandung di
dalam awan silih berganti menguap dan mencair. Inilah juga yang menyebabkan
kadang-kadang ada awan yang tidak membawa hujan.
\
Awan menurut bentuknya terbagi menjadi beberapa jenis :
1. Awan Commulus, yaitu awan yang bergumpal dan bentuk dasarnya
horizontal
2. Awan Stratus, yaitu awan tipis yang tersebar luas dan menutupi langit secara
merata
3. Awan Cirrus, yaitu awan yang berdiri sendiri, halus dan berserat, sering
terdapat kristal es tetapi tak menimbulkan hujan
\

Jenis-jenis awan.
 Awan rendah ketinggiannya di bawah 2.000 m. Terdiri dari
awan Nimbostratus dan awan Stratus. Awan stratus di sebut juga awan berlapis
terbentuk saat massa udara hangat perlahan naik dan menyebar diatas massa udara
dingin. Awan Nimbpstratus berwarna abu-abu dan mengindikasikan akan turun
hujan.
 Awan ketinggian sedang ketinggiannya antara 2.000 sampai 6.000 meter.
Terdiri dari awan awan Altocumulus dan awan Altostratus. Awan Altocumulus
berkepul-kepul, tidak rata dan berlapis, menandakan keadaan cuaca yang baik.
 Awan tinggi ketinggiannya 6.000 meter keatas. Terdiri dari
awan Cirrocumolus, Cirrus, Cumulonimbus dan Cirrostratus. Awan Cirrus tampak
seperti helaian putih yang tipis seperti pita, awan Cirrus ini terbentuk di Troposfer
pada ketinggian 11.000 meter dan terbuat dari kristal es yang dingin.

Hujan

Hujan merupakan satu bentuk presipitasi yang berwujud cairan. Presipitasi


sendiri dapat berwujud padat (misalnya salju dan hujan es) atau aerosol
(seperti embun dan kabut). Hujan terbentuk apabila titik air yang terpisah jatuh
ke bumi dari awan. Tidak semua air hujan sampai ke permukaan bumi karena
sebagian menguap ketika jatuh melalui udara kering. Hujan jenis ini disebut
sebagai virga.
Hujan memainkan peranan penting dalam siklus hidrologi. Lembaban
dari laut menguap, berubah menjadi awan, terkumpul menjadi awan mendung,
lalu turun kembali ke bumi, dan akhirnya kembali ke laut melalui sungai dan anak
sungai untuk mengulangi daur ulang itu semula.
Pengukur hujan (ombrometer) standar
Jumlah air hujan diukur menggunakan pengukur hujan atau ombrometer. Ia
dinyatakan sebagai kedalaman air yang terkumpul pada permukaan datar, dan
diukur kurang lebih 0.25mm. Satuan curah hujan menurut SI adalah milimeter,
yang merupakan penyingkatan dari liter per meter persegi.
Air hujan sering digambarkan sebagai berbentuk "lonjong", lebar di bawah dan
menciut di atas, tetapi ini tidaklah tepat. Air hujan kecil hampir bulat. Air hujan
yang besar menjadi semakin leper, seperti roti hamburger; air hujan yang lebih
besar berbentuk payung terjun. Air hujan yang besar jatuh lebih cepat berbanding
air hujan yang lebih kecil.
Beberapa kebudayaan telah membentuk kebencian kepada hujan dan telah
menciptakan pelbagai peralatan seperti payung dan baju hujan. Banyak orang juga
lebih gemar tinggal di dalam rumah pada hari hujan.
Biasanya hujan memiliki kadar asam pH 6. Air hujan dengan pH di bawah 5,6
dianggap hujan asam.
Banyak orang menganggap bahwa bau yang tercium pada saat hujan dianggap
wangi atau menyenangkan. Sumber dari bau ini adalah petrichor, minyak
atsiri yang diproduksi oleh tumbuhan, kemudian diserap oleh batuan dan tanah,
dan kemudian dilepas ke udara pada saat hujan.
Jenis-jenis hujan
Untuk kepentingan kajian atau praktis, hujan dibedakan menurut terjadinya,
ukuran butirannya, atau curah hujannya.
Jenis-jenis hujan berdasarkan terjadinya
 Hujan siklonal, yaitu hujan yang terjadi karena udara panas yang naik disertai
dengan angin berputar.
 Hujan zenithal, yaitu hujan yang sering terjadi di daerah sekitar ekuator,
akibat pertemuan Angin Pasat Timur Laut dengan Angin Pasat Tenggara.
Kemudian angin tersebut naik dan membentuk gumpalan-gumpalan awan di
sekitar ekuator yang berakibat awan menjadi jenuh dan turunlah hujan.
 Hujan orografis, yaitu hujan yang terjadi karena angin yang mengandung uap
air yang bergerak horisontal. Angin tersebut naik menuju pegunungan, suhu udara
menjadi dingin sehingga terjadi kondensasi. Terjadilah hujan di sekitar
pegunungan.
 Hujan frontal, yaitu hujan yang terjadi apabila massa udara yang dingin
bertemu dengan massa udara yang panas. Tempat pertemuan antara kedua massa
itu disebut bidang front. Karena lebih berat massa udara dingin lebih berada di
bawah. Di sekitar bidang front inilah sering terjadi hujan lebat yang disebut hujan
frontal.
 Hujan muson atau hujan musiman, yaitu hujan yang terjadi karena Angin
Musim (Angin Muson). Penyebab terjadinya Angin Muson adalah karena adanya
pergerakan semu tahunan Matahari antara Garis Balik Utara dan Garis Balik
Selatan. Di Indonesia, hujan muson terjadi bulan Oktober sampai April.
Sementara di kawasan Asia Timur terjadi bulan Mei sampai Agustus. Siklus
muson inilah yang menyebabkan adanya musim penghujan dan musim kemarau
Jenis-jenis hujan berdasarkan ukuran butirnya
 Hujan gerimis / drizzle, diameter butirannya kurang dari 0,5 mm
 Hujan salju, terdiri dari kristal-kristal es yang suhunya berada dibawah
0° Celsius
 Hujan batu es, curahan batu es yang turun dalam cuaca panas dari awan yang
suhunya dibawah 0° Celsius
 Hujan deras / rain, curahan air yang turun dari awan dengan suhu diatas
0° Celsiusdengan diameter ±7 mm.
Jenis-jenis hujan berdasarkan besarnya curah hujan (definisi BMKG)
 hujan sedang, 20 - 50 mm per hari
 hujan lebat, 50-100 mm per hari
 hujan sangat lebat, di atas 100 mm per hari
Hujan buatan
Sering kali kebutuhan air tidak dapat dipenuhi dari hujan alami. Maka orang
menciptakan suatu teknik untuk menambah curah hujan dengan memberikan
perlakuan pada awan. Perlakuan ini dinamakan hujan buatan (rain-makin), atau
sering pula dinamakan penyemaian awan (cloud-seeding).
Hujan buatan adalah usaha manusia untuk meningkatkan curah hujan yang turun
secara alami dengan mengubah proses fisika yang terjadi di dalam awan. Proses
fisika yang dapat diubah meliputi proses tumbukan dan penggabungan
(collisio dan coalescense), proses pembentukan es (ice nucleation). Jadi jelas
bahwa hujan buatan sebenarnya tidak menciptakan sesuatu dari yang tidak ada.
Untuk menerapkan usaha hujan buatan diperlukan tersedianya awan yang
mempunyai kandungan air yang cukup, sehingga dapat terjadi hujan yang sampai
ke tanah. Bahan yang dipakai dalam hujan buatan dinamakan bahan semai.
Hujan adalah peristiwa turunnya air dari langit ke bumi. Awalnya air hujan
berasal dari air dari bumi seperti air laut, air sungai, air danau, air waduk, air
rumpon, air sawah, air comberan, air susu, air jamban, air kolam, air ludah, dan
lain sebagainya. Selain air yang berbentuk fisik, air yang menguap ke udara juga
bisa berasal dari tubuh manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, serta benda-benda
lain yang mengandung air.
Air-air tersebut umumnya mengalami proses penguapan atau evaporasi akibat
adanya bantuan panas matahari. Air yang menguap / menjadi uap melayang ke
udara dan akhirnya terus bergerak menuju langit yang tinggi bersama uap-uap air
yang lain. Di langit yang tinggi uap tersebut mengalami proses pemadatan atau
kondensasi sehingga membentuk awan. Dengan bantuan angin awan-awan
tersebut dapat bergerak kesana-kemari baik vertikal, horizontal dan diagonal.
Akibat angin atau udara yang bergerak pula awan-awah saling bertemu dan
membesar menuju langit / atmosfir bumi yang suhunya rendah atau dingin dan
akhirnya membentuk butiran es dan air. Karena berat dan tidak mampu ditopang
angin akhirnya butiran-butiran air atau es tersebut jatuh ke permukaan bumi
(proses presipitasi). Karena semakin rendah suhu udara semakin tinggi maka es
atau salju yang terbentuk mencair menjadi air, namun jika suhunya sangat rendah
maka akan turun tetap sebagai salju.
Hujan tidak hanya turun berbentuk air dan es saja, namun juga bisa berbentuk
embun dan kabut. Hujan yang jatuh ke permukaan bumi jika bertemu dengan
udara yang kering, sebagian ujan dapat menguap kembali ke udara. Bentuk air
hujan kecil adalah hampir bulat, sedangkan yang besar lebih ceper seperti burger,
dan yang lebih besar lagi berbentuk payung terjun. Hujan besar memiliki
kecepatan jatuhnya air yang tinggi sehingga terkadang terasa sakit jika mengenai
anggota badan kita.
Hujan buatan adalah hujan yang dibuat oleh campur tangan manusia dengan
membuat hujan dari bibit-bibit awan yang memiliki kandungan air yang cukup,
memiliki kecepatan angin rendah yaitu sekitar di bawah 20 knot, serta syarat
lainnya. Ujan buatan dibuat dengan menaburkan banyak garam khusus yang halus
dan dicampur bibit / seeding ke awan agar mempercepat terbentuknya awan
jenuh. Untuk menyemai / membentuk hujan deras, biasanya dibutuhkan garam
sebanyak 3 ton yang disemai ke awan potensial selama 30 hari. Hujan buatan saja
bisa gagal dibuat atau jatuh di tempat yang salah serta memakan biaya yang besar
dalam pembuatannya.
Juhan buatan umumnya diciptakan dengan tujuan untuk membantu daerah yang
sangat kering akibat sudah lama tidak turun hujan sehingga dapat mengganggu
kehidupan di darat mulai dari sawah kering, gagal panen, sumur kering, sungai /
danau kering, tanah retak-retak, kesulitan air bersih, hewan dan tumbuhan pada
mati dan lain sebagainya. Dengan adanya hujan buatan diharapkan mampu
menyuplai kebutuhan air makhluk hidup di bawahnya dan membuat masyarakat
hidup bahagia dan sejahtera.

Anda mungkin juga menyukai