LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh :
NAMA : DINI FIDYANDINI
NIM : 131510501082
GOLONGAN :B
KELOMPOK : 1 ( SATU )
LABORATORIUM AGROTEKNOLOGI
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015
BAB 1. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui OPT yang ada pada tanaman padi dan cara
pengendaliannya.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
b. Penyakit
Keparahan penyakit (penyakit blast, kresek, bercak daun)
Kp = x 100%
4.1 Hasil
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Jenis Hama, Penyakit, dan Gulma
Kelompok 1 pada Lahan Pertanaman Padi
Plot Jenis OPT Tingkat Keparahan (%)
Hama walang sangit KP 1 = 39,30
KP2 = 30.34
KP3 = 56,40
KP4 = 46,15
KP5 = 35,09
KP Total : 41, 46
Penyakit Beracak Daun KP 1 = 26,50
1
KP2 = 28,39
KP3 = 36,50
KP4 = 34,25
KP5 = 23,23
KP Total : 29,77
Gulma kayu apu 10 m2
Gulma kangkung 2 m2
Hama walang sangit KP 1 = 33,81
KP2 = 34,18
KP3 = 29,70
KP4 = 38,62
KP5 = 34,70
KP Total : 34,20
Penyakit blast KP 1 = 21,56
2
KP2 = 16,04
KP3 = 23,73
KP4 = 30,76
KP5 = 32,40
KP Total : 24,90
Gulma Enchinocloa crusgalli 1 m2
Gulma krokot 1 m2
4.2 Pembahasan
Oraganisme Pengganggu Tanaman (OPT) merupakan oraganisme yang
aktivitasnya dapat mengganggu, merusak tanaman sehingga dapat merugikan
tanaman. Berdasarkan definisi tersebut, terdapat 3 komponen penting didalam
ruang lingkup OPT, yaitu 1) gangguan, 2) kerusakan, dan 3) kerugian. Menurut
Triharso (2010), gangguan adalah perubahan pertanaman yangmengarah kepada
penguarangan kualitas atau kuantitas hasil yang diharapkan, kerusakan
adalahsetiap penguarangn kualitas atau kuantitas hasil yang diharapkan sebagai
akaibat gangguan, dan kerugian mengarah kebada pengurangan nilai ekonomi.
Berdasarkan konsep segitiga gangguan, gangguan akan muncul jika faktor
lingkungan (sesuai dengan habitat OPT), organisme pengganggu (virulen dan
agresif), dan inang (rentan) mendukung. Keberadaan OPT akan mengakibatkan 3
komponen tersebut (gangguan, kerusakan, dan kerugian) terhadap tanaman, tak
terkecuali tanaman padi
Setiap teknik pengendalian satu oraganisme pengganggu akan berbeda
dengan dengan oraganisme pengganggu lainnya sehingga informasi tentang ciri-
ciri morfologi dan biologi oranisme pengganggu, serta gejala yang ditunjukkan
pada tanaman harus diketahui untuk mengetahui identitas organisme pengganggu
tersebut. Selain itu, setiap jenis hama akan menyerah fase pertumbuhan pada
tanaman tertentu (fase persemaian, fase vegetatif atau fase generatif). Gambar 4.1
menunjukkan jenis-jenis hama yang menyerang tanamnan padi berdasarkan fase
tanaman padi tersebut.
Gambar 4.1 Serangan hama berdasarkan stadia pertumbuhan padi
3 Krokot Habitat
(Portulaca Dataran tinggi
oleracea L) Morfologi
Tanaman terna sukulen yang bercabang menyebar;
tingginya mencapai 0,5 m
Kelembaban
Kering samapi lembab
Pengendalian secara budidaya
Penggenangan; diulang penanaman yang dangkal
meskipun dengan mudah berakar kembali
Siklus hidup
Tahunan
Cara perkembangbiakan
Biji/potongan batang
Catatan
Salah satu gulma terburuk di dunia, lebih memilih tanah
yang subur; pertumbuhan lambat sampai sekitar 14 hari;
pakan ternak babi dan dikonsumsi oleh manusia; daya
saing: rendah sampai moderate (sedang); berat benih:
0,07; waktu pemasakan: bunga dalam 1 bulan,
pemasakan dalam 2-4 bulan; dan banyak memerlukan
matahari sampai parsial naungan.
4 Kangkung Habitat
(Ipomoea aquatica Dataran rendah
Forssk.) Morfologi
Tanaman merambat, penyebarannya luas dan banyak
cabang
Kelembaban
Tergenang samapi lembab
Pengendalian secara budidaya
Mencabut secara fisik meskipun mudah membentuk
akar kembali dari buku-buku (node)
Siklus hidup
Sepanjang tahun
Cara perkembangbiakan
Biji/runners (batang yang panjang di atas tanah)
Dormansi
Ya, memerlukan kulit biji pecah
Catatan
Daya saing: rendah; kontaminasi benih: ya; berat benih:
36; waktu berbunga: 45-60 hari; bunga: putih sampai
krem atau ungu; dan memerlukan cahaya cerah/ banyak
matahari.
5.2 Saran
Sebaiknya jawaban dari soal pembahasan didiskusikan sehingga tidak
memberikan makna yang banyakdan ambigu terhadap para praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
Caton, B. P., M. Mrtimer., J. E.Hill., and D. E.Jonhson. 2011. Gulma Padi di Asia.
Philippines: IRRI
Marlina, N, E. Adi Saputro, dan N. Amir. 2012. Respons Tanaman Padi (Oryza
sativa L.) terhadap Takaran PupukOrganik Plus dan Jenis Pestisida
Organik dengan System of Rice Intensification(SRI) di Lahan Pasang
Surut. Lahan Suboptimal, 1 (2) : 138-148.
Sauki, A., A. Nugroho., dan R. Soelistyono. 2014. Pengaruh Jarak Tanam dan
Waktu Penggenangan pada Metode SRI (System of Rice Intensification)
terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi (Oryza sativa L.).
Savary, S., F. Horgan, L. Willocquet, K.L. and Heong. A review of principles for
sustainable pest management in rice. Elsivier, 3 (2) : 54-63.
Taufik, M. 2011. Evaluasi Ketahanan Padi Gogo Lokal Terhadap Penyakit Blas
(Pyricularia Oryzae) Di Lapang. Agriplus, 21 (3) : 11-17.