Anda di halaman 1dari 7

DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN

BAB I.
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertanian menyatakan keseburan tanah diareal persawahan tidak akan


terganggu saat areal sawah ditanami padi secara terus menerus. Memang banyak
yang khawatir jika areal sawahakan hilang kesuburan lahannya jika ditanam
secara terus menerus. Keseburan tanah pada areal sawah yang ditanami padi
secara terus-menerus tidak akan hilang jika dilakukan secara serentak per
golongan air. Hal lain yang harus dilakukan saat areal sawah ditanami padi
secara terus menerus ialah dengan menggunakan varietas yang sesuai dengan
musim. Artinya, Ketika musim kemarau seperti saat ini maka penati harus
menggunakan varietas yang tahan kemarau. Sehingga bisa tahan terhadap
serangan hama. Aksi tanam padi secara terus-menerus itu sendiri berkaitan
dengan Gerakan pecepatan tanam yang kini sedang digalakkan badan karantina
pertanian.
Melalui Gerakan percepatan tanam, maka setelah panen, petani bisa
langsung menanam padi Kembali diareal swah milikknya. Badan karantina
pertnaian kini mengampanyekan diwilayah Jawa Barat. Itu dilakukan sebagai
bagian dari upaya mendukung progam ketahanan pangan. Tanam padi serentak
terstuktur merupakan cara untuk pengendalian hama dan penyakit. Berdasarkan
pengalaman, hama meledak disebabkan karena waktu tanam padi yang tidak
serentak. Waktu tanam padi tidak serentak itu akan mengakibatkan akumulasi
populasi hama pada tanaman padi.
Tanamn padi (oryza sativa L) merupakan komoditas tanaman pangan utama
di Indonesia, karena Sebagian besar dari penduduk Indonesia mengonsumsi
beras sebagai bahan makanan pokok. Permintaan akan berasa terus meningkat
seiring bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia ataupun dunia, dan
terjadinya perubahan pola makanan pokok pada beberapa daerah tertentu, dari
umbi0umbian ke beras.
Pada tahun 2015 jumlah penduduk Indonesia mencapai 252 juta jiwa dengan
laju pertumbuhan 1,49% (BPS,2015). Hal ini merupakan ancaman yang serius
bagi Indonesia sehigga perlu dilakukan peningkatan produksi pangan untuk
memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Kebutuhan konsumsi beras
terus-menerus meningkat, oleh sebab itu pemerintah selalu berupaya
meningkatkan produktivitas dalam negeri. Produksi pada tahun 2015 sebanyak
75,39 juta ton gabah kering giling.

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penanaman Secara Terus Menerus


Organisme penggangu tanaman (OPT) adalah hewan atau tumbuhan baik
berukran mikro maupun makro yang menggangu, menghambat, bahkan
mematikan tanaman yang dibudidayakan. Berdasrkan serangnnya OPT dibagi
menjadi 3 kelompok, yaitu hama, pathogen, dan gulma.

Hama adalah hewa yang merusak secara langsung pada tanaman. Hama
terdapat beberapa jenis, diantaranya adalah insecta (serangan), moluusca
(bekicot,keong), rodenta (tikus), mamalia (babi), nemotoda, dan lain-lain.
Serangan hama sangat terlihat dan dapat memberikan kerugian yang besar
apabila terjadi secara massive. Namun serangan hama umumnya tidak
memberikan efek menular,terkecuali apabila hama tersebut sebagai vector
sebagai penyakit.

Vector penyakit atau biasa disebut sebagai factor pembawa penyakit adalah
organisme yang mmebeikan gejela sakit, menurunkan imunitas,atau menganggu
metabolisme tanaman sehingga terjadi gejala abnormal pada system
metabolisme tanaman tersebut. Beberapa penyakit masih dapat ditanggulangi
dan tidak memebrikan efek serius apabila imunitas tanaman dapat ditingkatkan
atau varietas tersebut toleran terhadap penyakit yang menyerangnya. Namun
terdapat pula penyakit yang memberikan efek serius pada tanaman dan bahkan
menyebabkan kematian. Beberapa vector penyakit tanaman adalah virus,
bakteri, dan cendawan. Umumnya gejala pemyakit memiliki efek menular yang
sangat cepat dan sulit dibendung.

Gulma adalah tumbuhan liar yang tidak dikehendaki tumbuhnya dan bersifat
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang dibudidayakan.
Gulma memberikan pengaruh yang cukup signifikan pada pertumbuhan
tanaman, meskipun biasanya tidak menimbulkan kematian. Gulma bisa disebut
juga sebagai competitor penyerap nutrisi daerah perakaran tanaman. Apabila
pertumbuhan lebih cepat dibandingkan tanaman, maka sudah dapat dipastikan
tanaman yang dibudidayakan akan mengalami pertumbuhan yang tidak optimal.
Beberapa jenis gulma bahkan ada yang memberikan efek racun pada perakaran
tanaman, seperti kandungan metabolite sekunder(cairan) pada akar alang-alang.

2.2 Contoh Penanaman Terus-Menerus Didalam Maupun Diluar Negeri

Bertanam satu jenis tanaman dalam beberapa musim atau beberapa tahun
dapat menyebbakan persedianya makanan bagi hama sepenjang waktu, sehingga
hama terus berkembang biak dan populasinya meningkat. Dikaitkan dengan
upaya peningkatan produksi tanaman, dan pelestarian lingkungan maka
diperlukan suatu tehnik pengendalian OPT yang tepat dan fokus pada prinsip
bahwa sistem pengendalian dapat dilakukan secara cepat, tepat, efektif dan
efisien serta berwawasan lingkungan dengan melakukan pengamatan secara
rutin.

Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) adalah semua organisme yang


dapat merusak, mengganggu kehidupan, atau menyebabkan kematian tumbuhan.
Sedangkan Musuh alami adalah suatu mahluk hidup (Predator, Parasitoid dan
Patogen) yang dapat mengendalikan hama penyakit dan gulma (OPT).
Pengamatan adalah kegiatan penghitungan dan pengumpulan informasi tentang
keadaan populasi atau tingkat serangan OPT, banjir dan kekeringan serta faktor-
faktor yang mempengaruhinya (varietas, umur tanaman, musuh alami, curah
hujan, suhu, kecepatan angin dan radiasi matahari). Pengamatan rutin
merupakan pengamatan yang dilakukan secara berkala dengan
menjelajahi/mengelilingi wilayah pengamatan untuk mengetahui keadaan
serangan OPT, serta perbandingan jumlah OPT dan musuh alami dilahan
pertanaman tersebut.

Pengamatan yang dilakukan secara langsung dan rutin dapat membantu


meminimalisir terjadinya serangan hama dan juga penyakit. Setidaknya, dengan
kita melakukan pengamatan secara rutin kita bisa mengetahui lebih awal
populasi hama atau gejala penyakit pada tanaman padi dan bisa langsung
dilakukan pengendalian sedini mungkin sebelum terlambat. Pengamatan
terhadap hama dan penyakit yang harus diperhatikan adalah jumlah populasi,
gejala serangan, gejala serangan hama penyakit dapat diketahui dengan gejala
serangan yang ditimbulkan. Oleh karena itu pengamatan dapat dilakukan sedini
mungkin guna mengendalikan serangan hama penyakit. Pengamatan sendiri
dapat dimulai dari umur 2 Minggu Setelah Tanam (MST) hingga tanaman
menjelang panen.

Dengan melakukan pengamatan kita dapat mengetahui keberadaan awal


OPT, baik itu intensitas serangan maupun populasi di suatu wilayah. Populasi
serangga berpengaruh pada kerusakan tanaman. Itulah sebabnya, pengamatan
populasi OPT penting dilakukan untuk menduga tingkat kerusakan tanaman,
tentu saja dengan mempertimbangkan jenis hama dan tanaman. Pengamatan
populasi hama secara garis besar dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu (1)
pengamatan populasi mutlak, (2) pengamatan populasi relatif dan (3)
pengamatan indeks populasi. Populasi mutlak adalah jumlah populasi hama hasil
pengamatan yang dinyatakan dalam unit satuan luas, unit habitat yang berupa
tanaman, kelompok tanaman ataupun bagian tanaman, misalnya 10
ekor/rumpun. Populasi relatif adalah hasil pengamatan yang dinyatakan dalam
unit satuan usaha, misalnya oleh penggunaan jaring serangga dan penggunaan
berbagai jenis perangkap, misalnya 25 ekor/10 kali ayunan jaring. Indeks
populasi adalah pengamatan yang dilakukan tidak langsung pada individu
hamanya, tetapi kepada hasil kegiatan yang dilakukan oleh hama tersebut,
misalnya gejala kerusakan dan sarang yang dibuat oleh hama. Hasil pengamatan
kemudian dianalisis, dan jika ditemukan bahwa populasi organisme pengganggu
di atas Ambang Ekonomi (AE), maka dapat melakukan pengendalian dengan
tetap memperhatikan prinsif PHT segingga mampu menurunkan populasi
dengan cepat.

BAB 3

PENUTUP

Penggenagan terus-menerus dilahan sawah akan berpengaruh terhadap


keseimbangan kimia dan biologi tanah. Pergantian aerobic dan anaerobic dilahan
sawah merupakan satu control alami yang efektif mengendalikan keseimbangan
biologi dan nonbiologi sehingga tanah sawah menjadi sehat dan tetap produktif.
Penerapan rotasi tanaman atara tanaman padi dengan palawija maupun
hortikultura merupakan salah satu alternatif yang bijak untuk tetep
mempertahankan produktivitas dan kesuburan lahan, dan perekonomian petani.
Penerapan rotasi tanam memiliki peranan terhadap beberapa aspek antara lain
agronomi, ekonomi, dan lingkungan. Pengolahan lahan pertanian tanah sawah
secara terus-menerus pada berbagai rotasi tanam dapat menyingkatkan berat
jenis tanah,dan persentase fraksi lempung dalam tanah sawah. Penerapan rotasi
tanaman secara terus-menerus berpengaruh nyata terhadap perubahan sifat kimia
tanah.

Anda mungkin juga menyukai