Anda di halaman 1dari 8

HAMA PADA TANAMAN KACANG PANJANG

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktikum

IHPT 2021

Dibuat oleh :

KELOMPOK 4

Aditya Kurniawan Putra (24031120004)

Bubun Bunyamin

Muhammad Maulanan Riswan (24031119055)

Neng Anitta Putri Agustin (24031120016)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GARUT

2021
ABSTRAK

Kacang panjang (Vigna sinensis (L.) Savi Ex Has)merupakan komoditas hortikultura yang
banyak dibudidayakan oleh petani. Beberapa kendala dalam meningkatkan produksi kacang
panjang yaitu kurang minatnya petani dalam bertanam kacang panjang (bukan sebagai tanaman
utama yang dibudidayakan),produktivitas masih rendah, dan harga yang fluktuatif. Selain
kendala tersebut, kendala yang langsung dialami petani yaitu serangan organisme pengganggu
tanaman (OPT). Menurut Hidajati (2013), terdapat dua hama utama yang menyerang tanaman
kacang panjang yaitu: kutu daun, dan ulat penggerek polong. Kutu daun yaitu Kutudaun Aphdis
craccivora Koch (Hemiptera: Aphididae) adalah hama utama pada tanaman kacang-kacangan
dan telah dilaporkan di semua benua kecuali Antartika. Ulat penggerek polong adalah
merupakan hama utama pada tanaman kacang hijau. Penggerek polong menyerang sejak fase
berbunga hingga stadia pengisian biji. Pada awal fase berbunga, serangga dewasa mulai
meletakkan telurnya di kuncup bunga dan bunga, namun telur juga dapat ditemukan pada daun,
pucuk tanaman, dan polong. Apabila tidak dikendalikan M. testulalis dapat menurunkan hasil biji
35-53%. Dan hama ini dapat dikendalikan melalui pemberian kitosan serta pestisida nabati

Kata Kunci : kacang panjang, hama.


HAMA PADA TANAMAN KACANG PANJANG
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kacang panjang (Vigna sinensis L.) adalah salah satu tanaman sayuran yang popular
dalam kuliner Asia Tenggara dan Asia Timur. Oleh karena itu tanaman ini termasuk kedalam
komoditas hortikultura yang banyak dibudidayakan oleh petani. Namun dibalik itu ada beberapa
kendala yang harus menghalangi petani dalam meningkatkan produktivitas tanaman kacang
panjang yaitu masih adanya petani yang kurang minatnya dalam bertanam kacang panjang
(bukan sebagai tanaman utama yang dibudidayakan), tanaman berumur pendek, produktivitasnya
masih rendah, dan harga yang fluktuatif. Selain kendala tersebut, kendala yang langsung dialami
petani yaitu serangan organisme pengganggu tanaman (OPT). OPT adalah semua organisme
yang mempunyai potensi menimbulkan kerusakan ekonomis atau gangguan pada tanaman yang
termasuk didalamnya ada hama. Hama dalam arti luas adalah semua bentuk gangguan baik pada
manusia, ternak dan tanaman, sedangkan hama dalam arti sempit adalah semua hewan yang
merusak tanaman atau hasilnya yang mana aktivitas hidupnya ini dapat menimbulkan kerugian
secara ekonomis.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi masalah pada pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa saja hama yang menyerang tanaman kacang panjang ?


2. Bagaimana cara mengendalikan hama-hama tersebut ?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apa saja hama yang menyerang tanaman kacang panjang
2. Untuk mengetahui bagaimana cara mengendalikan hama-hama tersebut

1.4 Manfaat Penulisan

Melalui makalah ini kita akan mengetahui apa saja hama yang menyerang tanaman kacang
panjang dan tidak hanya itu kita pun akan mengetahui cara pengendalian untuk hama tersebut
BAB II

PEMBAHASAN

Kacang panjang (Vigna sinensis (L.) merupakan komoditas hortikultura yang banyak
dibudidayakan oleh petani. Beberapa kendala dalam meningkatkan produksi kacang panjang
yaitu kurang minatnya petani dalam bertanam kacang panjang (bukan sebagai tanaman utama
yang dibudidayakan),

produktivitas masih rendah, dan harga yang fluktuatif. Selain kendala tersebut, kendala yang
langsung dialami petani yaitu serangan organisme pengganggu tanaman (OPT). Menurut
Hidajati (2013), terdapat dua hama utama yang menyerang tanaman kacang panjang yaitu: Kutu
daun dan ulat penggerek polong

A. Kutu Daun

Kutudaun Aphdis craccivora Koch (Hemiptera: Aphididae) adalah hama utama pada
tanaman kacang-kacangan dan telah dilaporkan di semua benua kecuali Antartika. Spesies ini
menyebabkan kerugian secara kualitatif dan kuantitatif pada produksi kacang panjang.
Kerusakannya disebabkan oleh imago dan nimfa. Kutu daun ini selalu bergerombol pada daun,
tunas, polong dan bunga kacang panjang (Nayar et al. 1976). Serangan A. craccivora mampu
menurunkan produksi sebesar 65,78% (Kuswanto et al. 2007). Selain itu, A. craccivora
merupakan serangga vektor yang menyebarkan beberapa virus penting pada kacang-kacangan, di
antaranya Bean common mosaic virus (BCMV) dan Cowpea aphid-borne mosaic virus
(CABMV). Gejala infeksi BCMV pada kacang panjang bervariasi mulai dari mosaik ringan,
sedang sampai berat, penebalan tulang daun dan malformasi daun. Gejala infeksi BCMV di
lapangan bergantung pada faktor lingkungan, strain BCMV, kultivar kacang panjang dan umur
tanaman saat terjadi infeksi.
B. Ulat Penggerek Polong

merupakan hama utama pada tanaman kacang hijau. Penggerek polong menyerang sejak fase
berbunga hingga stadia pengisian biji. Pada awal fase berbunga, serangga dewasa mulai
meletakkan telurnya di kuncup bunga dan bunga, namun telur juga dapat ditemukan pada daun,
pucuk tanaman, dan polong. Apabila tidak dikendalikan M. testulalis dapat menurunkan hasil biji
35-53%.

1. Pengendalian Hama Kutu daun

Kitosan adalah produk yang berasal dari deasetilasi kitin yang merupakan biopolimer alami
terbanyak kedua di alam setelah selulosa. Kitosan merupakan bahan alternatif yang dapat
dimanfaatkan dalam pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) karena memiliki
spektrum luas dan bersifat tidak beracun terhadap manusia dan organisme bukan sasaran, mudah
terurai serta mampu bersifat sebagai insektisida, fungisida dan bakterisida (Rabea et al. 2006).
Kitosan dilaporkan dapat menginduksi sistem ketahanan sistemik dengan menginduksi
ketahanan pada tanaman sehingga meningkatkan resistensi tanaman terhadap serangan hama dan
penyakit (Boonlertnirun et al. 2008). Perbedaan berat molekul dan kandungan logam pada
kitosan dapat memengaruhi aktivitas makan kutudaun. Kandungan logam yang terikat pada
kitosan, seperti Ag, Cu, Hg, Ni dan Zn dilaporkan mampu meningkatkan aktivitas biologi
kitosan (Wang et al. 2005). Menurut Badawy & El-Aswad (2012), semakin tinggi berat molekul
dan kandungan logam Cu yang terikat pada kitosan menunjukkan penghambatan makan terhadap
kutudaun yang semakin tinggi.

Kitosan dilaporkan memiliki efek insektisida yang mematikan Aphis nerii pada tanaman
oleander dan Spodoptera littoralis pada tanaman kapas di Mesir (Badawy & El-Aswad 2012)
serta mampu mematikan Plutella xylostella dan Helicoverpa armigera (Zhang et al. 2003).
Kitosan memiliki efek penghambat makan, aktifitas insektisida (Zhang et al. 2003), serta
antixenosis dan antibiosis pada kentang transgenik yang disisipi kitinase (Saguez et al. 2005).

Kitosan mampu menekan infeksi BCMV melalui aplikasi pada benih dan penyemprotan pada
daun sebelum serta sesudah inokulasi mekanis BCMV (Damayanti et al. 2013) Namun, belum
diketahui efek kitosan terhadap BCMV yang ditularkan oleh A. craccivora.

1. Pengendalian Ulat Penggerek Polong

Saat ini kebanyakan petani masih menggunakan pestisida kimia sebagai upaya pengendalian
Ulat Penggerek Polong (Wilyus dan Asniwita, 2001).Mengingat bahaya pestisida baik bagi
lingkungan maupun bagi kesehatan manusia, maka diperlukan upaya pengendalian lain yang
lebih aman. Salah satu upaya pengendalian hama adalah penggunaan pestisida nabati. Pestisida
nabati dapat mengendalikan serangan hama dan penyakit melalui cara kerja yang unik, yaitu
dapat melalui perpaduan beberapa cara atau secara tungal. Cara kerja sangat spesifik yaitu:
merusak perkembangan, telur,larva dan pupa, penolak makan, menghambat reproduksi serangga
betina hama, mengusir serangga dan menghambat penggantian kulit serangga (Lumowa, 2011).

Daun babadotan (Ageratum conyzoides) yang dianggap sebagai gulma ternyata bermanfaat
sebagai insektisida botani, karena mengandung saponin, flavonoid, polifenol, dan minyak atsiri
(Plantus, 2008). Selain menggunakan pestisida nabati Pengendalian ulat ini juga dapat dilakukan
dengan memanfaatkan musuh alami seperti,parasitoid Trichogramma evanescens,Apanteles
taragamae, Predator Eocanthecona furcellata, laba-laba Oxyopes javanus dan family Lycosidae
yang ada di pertanaman.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kacang panjang (Vigna sinensis (L.) merupakan komoditas hortikultura yang banyak
dibudidayakan oleh petani. Beberapa kendala dalam meningkatkan produksi kacang panjang
yaitu kurang minatnya petani dalam bertanam kacang panjang (bukan sebagai tanaman utama
yang dibudidayakan), produktivitas masih rendah, dan harga yang fluktuatif. Selain kendala
tersebut, kendala yang langsung dialami petani yaitu serangan organisme pengganggu tanaman
(OPT). Menurut Hidajati (2013), terdapat dua hama utama yang menyerang tanaman kacang
panjang yaitu: Kutu daun dan ulat penggerek polong namun OPT tersebut bisa diatasi dengan
pemberian kitosan serta pestisida nabati

3.2 Saran

Untuk mengetahui dan bisa menjelaskan pengaruh ataupun semua dampak hama yang
ditimbulkan pada tanaman kacang panjang, kita harus terjun langsung ke lapangan supaya bisa
mengamati gejala hamanya secara langsung.
DAFTAR PUSTAKA

Abdel-Salam, A.M., Assem, MA., Abdel- Shaheed, G.A., and Ragab F.Y.. 2009. Field Studies on
Controlling Cowpea (Vigna sinensis) Pests in
U.A.R. Abstrack. Journal of Applied Entomology. Vol. 70, Issue 1-4, pag. 332–336.

Afiat M. 2009. Pengaruh Tanaman Penutup Tanah Terhadap Serangan Penggerek Polong
Maruca vitrata (F.) (Lepidoptera: Pyralidae) Serta Hasil Panen Pada Pertanaman
Kacang Panjang. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Agrios GN. 2005. Plant Pathology. 5th Ed.

Gainesville: Elsivier, Academic Press.

Indiati, S.W. 2007. Pengendalian hama penggerek polong pada pertanaman kacang hijau. Jurnal
Penelitian dan Informasi Pertanian “Agrin” Vol. 11 No. 2, 138-147.

Anda mungkin juga menyukai