MAKALAH
“PENGENDALIAN OPT SECARA KULTURAL”
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Dasar Dasar Pertanian Selain
itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Pengendalian Opt Secara Kultural baik
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Meko Agustin, S.p, M.p selaku dosen pengampu
Mata kuliah Dasar Dasar Pertanian. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu menyeselesaikan makalah ini.
Apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini penulis mohon
maaf, dan meminta saran/kritik, serta masukan yang bisa membuat makalah ini lebih baik lagi.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan pengendalian OPT?
2. Apa yang dimaksud dengan pengendalian secara holtikultural?
3. Apasaja kelemahan dan kekurangan pengendalian secara holtikultural?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui apa itu pengendalian OPT
2. Mengetahui pengendalian OPT secara holtokultural
3. Mengetahui kelemahan dan kekurangan pengendalian OPT secara holtikultural
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGENDALIAN OPT
Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) adalah semua organisme yang
mempunyai potensi menimbulkan kerusakan ekonomis atau gangguan pada tanaman
padi/palawija terpilih, termasuk didalamnya adalah hama, penyakit, dan gulma. Tanaman
terserang OPT apabila tanaman tersebut menjadi tempat hidup dan berkembangbiaknya
OPT, atau tanaman mengalami kerusakan karena OPT, dengan kepadatan populasi OPT
atau intensitas kerusakan tanaman tersebut telah menyamai atau melebihi ambang
pengendalian yang telah ditetapkan. Yang dimaksud dengan ambang pengendalian adalah
batas toleransi intensitas serangan atau kepadatan populasi OPT terendah untuk dilakukan
pengendalian. Intensitas serangan OPT yang sama atau lebih besar dari batas toleransi
tersebut perlu dikendalikan. Berdasarkan jenis seranganya OPT dibagi menjadi 3
kelompok, yaitu hama, vektor penyakit, dan gulma.
1) Hama adalah hewan yang merusak secara langsung pada tanaman. Hama
terdapat beberapa jenis, diantaranya adalah insekta (serangga), moluska
(bekicot, keong), rodenta (tikus), mamalia (babi), nematoda, dll. Serangan
hama sangat terlihat dan dapat memberikan kerugian yang besar apabila
terjadi secara massive. Namun serangan hama umumnya tidak
memberikan efek menular, terkecuali apabila hama tersebut sebagai vektor
suatu penyakit.
2) Vektor penyakit atau biasa disebut sebagai faktor pembawa penyakit
adalah organisme yang memberikan gejala sakit, menurunkan imunitas,
atau mengganggu metabolisme tanaman sehingga terjadi gejala abnormal
pada sistem metabolisme tanaman tersebut. Beberapa penyakit masih
dapat ditanggulangi dan tidak memberikan efek serius apabila imunitas
tanaman dapat ditingkatkan atau varietas tersebut toleran terhadap
penyakit yang menyerangnya. Namun terdapat pula penyakit yang
memberikan efek serius pada tanaman dan bahkan menyebabkan
kematian. Beberapa vektor penyakit tanaman adalah virus, bakteri, dan
cendawan. Umumnya gejala penyakit memiliki efek menular yang sangat
cepat dan sulit dibendung.
3) Gulma adalah tumbuhan liar yang tidak dikehendaki tumbuhnya dan
bersifat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang
dibudidayakan. Gulma memberikan pengaruh yang cukup signifikan pada
pertumbuhan tanaman, meskipun biasanya tidak menimbulkan kematian.
Gulma bisa disebut juga sebagai kompetitor penyerap nutrisi daerah
perakaran tanaman. Apabila pertumbuhan gulma lebih cepat dibandingkan
tanaman, maka sudah dapat dipastikan tanaman yang dibudidayakan akan
mengalami pertumbuhan yang tidak optimal. Beberapa jenis gulma
bahkan ada yang memberikan efek racun pada perakaran tanaman, seperti
kandungan metabolit sekunder (cairan) pada akar alang-alang.
Beberapa teknik pengendalian OPT yang dapat dilakukan antara lain,
Pengendalian secara Kultur Teknik(Preventif), Pengendalian Secara Hayati (Biological
Methods), Pengendalian Secara Mekanik dan Fisik.
f. Tanaman perangkap
Tanaman perangkap yang digunakan adalah varietas/tanaman yang
paling rentan dan ditanam lebih dahulu. Penanaman tanaman perangkap di
antara tanaman utama juga mulai diterapkan untuk mengendalikan populasi
hama. Mekanisme yang terjadi adalah adanya daya tarik yang lebih kuat dari
tanaman perangkap dibanding tanaman utama sehingga hama lebih menyukai
berada pada tanaman perangkap tersebut. Salah satu tanaman yang mampu
menarik serangga hama dan musuh alaminya adalah jagung. Tanaman jagung
sebagai perangkap telah berhasil diterapkan untuk mengendalikan Helicoverpa
armigera pada kapas.
3) Benih sehat
Cara-cara pengendaliannya sebagai berikut:
1. Bibit atau biji serta benih yang sehat atau bebas sejak semula
2. Melakukan disinfested dari bibit (biji)
3. Pembersihan benih
4. Pengaturan waktu tanam bagi tanaman untuk menghasilkan benih
5. Kultutr jaringan
4) Pemangkasan
Pemangkasan/pemetikan dapat dilakukan dalam upaya mencegah meluasnya
serangan. Pemangkasan/ pemetikan dilakukan saat populasi hama tinggi. Contoh
Tungau. Pemangkasan dapat menyebabkan terbuangnya sebanyak mungkin telur-telur
dan tungaunya. Hasil pemangkasan ini kemudian dibakar. Apabila air tersedia dalam
jumlah cukup drainasenya baik pemangkasan dapat dilakukan pada musim kemarau,
sehingga pada musim hujan tanaman dapat tumbuh kembali. Pemetikan jangka
pendek lebih baik dari pada pemetikan jangka panjang, karena pada pemetikan jangka
pendek tungau merah belum sempat meningkatkan populasinya.
5) Pengelolaan air
Pengairan Irigasi :
- Secara langsung : Scirpophaga innotata, Nymphula depunctalis
- Secara tidak langsung : perubahan iklim mikro terutama RH)
Contoh : Air merupakan kebutuhan utama pada tanaman padi pada fase
pertumbuhan (Vegetatif), tetapi kebutuhan air ini perlu pengaturan supaya tanaman
terhindar dari kerusakan oleh jasad pengganggu. Serangan keong mas akan meningkat
pada tanaman padi yang berumur kurang dari satu bulan di lapangan, jika digenangi
dengan air. Untuk mencegah kerusakan oleh keong mas, maka tanaman padi yang
baru dipindahkan dari persemaian sampai bunting diairi secukupnya. Sedangkan
untuk menghindari serangan penggerek batang, kepinding tanah, wereng coklat dan
tikus perlu menggenangi lahan.
6) Pemupukan berimbang
Pemupukan yang berimbang dengan kebutuhan tanaman antara N, P, K dan
unsur- unsur mikro tanaman sehat tahan serangan hama.
Contoh : Untuk meningkatkan hasil, petani cenderung melakukan pemupukan yang
berlebihan, tindakan ini tidak saja merupakan pemborosan, tetapi juga memberi
peluang tanaman padi terinfeksi patogen atau dirusak hama. Meningkatnya populasi
hama penggerek batang dan wereng coklat dilaporkan ada hubungannya dengan
tingginya dosis pupuk nitrogen yang diberikan.
7) Sanitasi
- Pembersihan lahan dari sisa-sisa tanaman terdahulu atau gulmanya.
- Pencabutan tanaman terserang.
Pengendalian lainnya adalah dengan pengaturan sanitasi lingkungan. Sanitasi
yang baik dan terjaga mengurangi kemungkinan hama menyerang tanaman. Sebagai
contoh, siput kecil biasanya berdiam di sampah atau rumput-rumput yang lembap.
Bila lingkungan tanaman terhindari dari adanya 888 atau kotoran lainnya maka
kesempatan siput untuk tinggal di lingkungan tersebut menjadi berkurang. Dengan
demikian, tanaman akan aman dari serangan hama.
B. SARAN
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penulisan akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di
atas. Kepada para pembaca penulis juga mengharapkan kritik yang membangun guna
dapat meningkatkan kualitas penulisan makalah yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA