Dosen pengampu:
1. Dita Cahyani(D1A019007)
Agroekoteknologi(K)
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSAITAS JAMBI
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas “PENGENDALIAN SECARA
KULTUR TEHNIS”
Adapun tujuan pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah ILMU
HAMA TUMBUHAN. Disamping itu, makalah ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas
belajar mahasiswa, agar mahasiswa dapat memahami dan mengetahui lebih dalam mengenai
materi mekanisme pertanian, Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen yang mengajar
kami yang telah memberikan bimbingan kepada kami semua.
Kami menyadari bahwa banyak sekali kekurangan dan keterbatasan yang kami miliki
dalam menyusun makalah ini, untuk itu kami mengucapkan mohon maaf jika ada kesalahan kata
dalam penulisan makalah kami ini, dan kami membutuhkan kritik dan saran yang membangun
bagi bidang ilmu.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………………………...
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengendalian Hama Lundi ( Exopholis Hypoleuca ) Kultur Teknis Pada TanamanRempah
Dan Obat…………………………………………………………………………………………….
2.2 Pengendalian Kutu Kebul dan Nematoda Parasitik Secara Kultur Teknik padaTanaman
Kentang……………………………………………………………………………………………...
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
2. Pengendalian Kutu Kebul dan Nematoda Parasitik Secara Kultur Teknik padaTanaman
Kentang
2. Untuk Mengetahui Pengendalian Kutu Kebul dan Nematoda Parasitik Secara Kultur
Teknik padaTanaman Kentang
PEMBAHASAN
Lundi merupakan hama yang bersifat polifag, yaitu menyerang berbagai jenis
tanaman termasuk tanaman rempah, obat dan aromatik. Lebih dari sebagian hidup lundi
ada di dalam tanah danmerupakan akar tanaman serta dapat mengakibatkan kematian
tanaman. Pengendalian hamatanaman dapat dilakukan dengan berbagai cara atau
memadukan beberapa komponenpengendalian antara lain sanitasi, pola tanam, varietas
tahan, penggunaan musuh alami, patogenserangga, pestisida nabati dan pestisida sintetik.
Pada tahun 2004, terjadi peningkatan populasihama lundi secara luas di Sukabumi dan
sekitarnya termasuk di kebun percobaan (KP)Sukamulya. Strategi pengendalian yang
dapat dilakukan adalah dengan menggunakan sanitasi.Pengendalian hama lundi dapat
juga dilakukan dengan menggunakan penyiangan terbatasdengan tingkat efektivitas
85,9%.Lundi menyerang tanaman pangan, palawija, hortikultura dan perkebunan antara
lain padi, jagung, tebu, kentang, ubi kayu, kacang hijau, kedelai, kacang tanah, kumis
kucing, nilam, seraiwangi, kenanga, kelapa, pisang, abaka, kelapa sawit, rambutan, sawo,
durian, lada dan panili.Kerusakan tanaman akibat serangan spesies lundi sangat
tergantung dari spesies lundi yangmenyerang, kerapatan populasi lundi, dan jenis
tanaman inang.
BioekologiLundi terutama pada stadia larva merupakan hama yang merusak tanaman.
Bagian tanaman yangdirusak adalah akar dan umbi, sedangkan imago merusak tanaman
pada permukaan tanah. Siklus hidup Lunding kurang lebih 1 tahun(sejak Telur Hingga
imago). Stadia telur 10-3- harin, lava 5-8 bulan, pupa 14-40 hari dan imago 2-3 bulan.
Pengendalian mencega atau mengurangi meluasnya serangan hama lunding Telah
dilakukqn penelitian dengan melakukan sanitasi yaitu mebersohka tempat/tanaman liar
sebagai sumber tempat bertelur. Kemampuan menurunoan popupalsi dengan melakukan
penyiangan atau sanitasi berkisar antara 23,9-85,9%.
2.2 Pengendalian Kutu Kebul dan Nematoda Parasitik Secara Kultur Teknik
padaTanaman Kentang
serangan jamur jelaga berwarna hitam, yang menyerang pada berbagai stadia tanaman.
Seranganberat yang terjadi pada tanaman sayuran di Amerika dan Eropa menyebabkan
kerugian sebesarUS $ 500 juta (Perringet al. 1993).
Terjadinya ledakan populasi dan serangan kedua OPT tersebut salah satunya adalah
diakibatkanoleh penerapan beberapa factor agronomi yang tidak tepat, sehingga
mendorong timbulnyaledakan OPT. Hal ini disebabkan oleh adanya interaksi, baik secara
langsung maupun tidak langsung antara tanaman dengan populasi OPT dan serangan OPT
pada tanaman tersebut.Sebagai contoh, penggunaan pupuk Urea dan ZA dengan dosis
tinggi pada tanaman kentang,dapat menimbulkan ledakan hama kutu daun persik ( Myzus
persicae) dan serangan penyakitvirus menggulung daun kentang PLRV(Sastrosiswojo
1980).
Teknologi ramah lingkungan yang diwujudkan dalam penerapan konsepsi pengendalian
hamaterpadu (PHT) adalah jalan keluar dalam usahatani kentang yang berkesinambungan.
Beberapakomponen teknologi PHT yang dapat diterapkan untuk pengendalian hama B.
tabacidan Meloidogynespp.adalah sebagai berikut.:
1. Subsoiling.
Pengelolaan tanah yang baik dapat mematikan pupa yang ada di dalam tanah
danmemungkinkan hama tersebut terkena kondisi yang tidak menguntungkan, seperti
panas olehsinar matahari maupun kondisi dingin. Perlakuansubsoilinghingga kedalaman
14 inci di bawahlapisan olah dapat menekan populasi Meloidogynespp. (Marwoto 1993).
2. Solarisasi tanah dapat mematikan berbagai OPT dalam tanah (Pinkertonet al. 1996)
KESIMPULAN
1. Pengendalian OPT secara kultur teknik (pengelolaan tanah dan sistem tanam) dapat
menekanpopulasiOPT penting pada tanaman kentang.
2. Tumpangsari antara kentang – bawang daun, kentang – tagetes, dan kentang – lobak
dapatmenekan serangan hama B. tabaci,serta nematode Meloidogynespp. pada tanaman
kentang.
I Wayan Laba, Balittro. Warta penelitian dan pengembangan tanaman industri volume 15nomor
2, Agustus 2009 Hal 29-31.
http://erlanardianarismansyah.wordpress.com/2010/02/28/pengendalian-hama-lundi-exopholis-
hypoleuca-dengan-pestisida-nabati-kultur-teknis-dan-patogen-serangga-pada-tanaman-rempah-
dan-obat/ (diakses 12 november 2011)
.http://web.ipb.ac.id/~phidayat/perlintan/perlintan/Perlintan%20Minggu-5-6.pdf (diakses12
november 2011)
.http://balitsa.litbang.deptan.go.id/ind/sites/default/files/Download/download/Jurnal/Setiawati%2
0kutu%20kebul.pdf (diakses 12 november 2011).