Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ILMU HAMA TUMBUHAN

PENGENDALIAN SECARA KULTUR TEHNIS

Dosen pengampu:

Dr. Novalina,S.P., M.Si.

Disusun oleh Kelompok:

1. Dita Cahyani(D1A019007)

2. Ewilda Dasniarti Putri (D1A019086)

3. M. Farhan Irhandi (D1A019077)

4. Rahmat Ajiansyah (D1A019088)

5. Bayu Indra Prasetya (D1A018005)

Agroekoteknologi(K)

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSAITAS JAMBI

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas “PENGENDALIAN SECARA
KULTUR TEHNIS”
Adapun tujuan pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah ILMU
HAMA TUMBUHAN. Disamping itu, makalah ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas
belajar mahasiswa, agar mahasiswa dapat memahami dan mengetahui lebih dalam mengenai
materi mekanisme pertanian, Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen yang mengajar
kami yang telah memberikan bimbingan kepada kami semua.
Kami menyadari bahwa banyak sekali kekurangan dan keterbatasan yang kami miliki
dalam menyusun makalah ini, untuk itu kami mengucapkan mohon maaf jika ada kesalahan kata
dalam penulisan makalah kami ini, dan kami membutuhkan kritik dan saran yang membangun
bagi bidang ilmu.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………………..

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………………….

1.3 Tujuan…………………………………………………………………………………………...

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengendalian Hama Lundi ( Exopholis Hypoleuca ) Kultur Teknis Pada TanamanRempah
Dan Obat…………………………………………………………………………………………….

2.2 Pengendalian Kutu Kebul dan Nematoda Parasitik Secara Kultur Teknik padaTanaman
Kentang……………………………………………………………………………………………...

2..2.1 Pengaruh perlakuan terhadap populasi kutu kebul…………………………………………...

2.2.2 Pengaruh perlakuan terhadap populasi nematoda meloidogyne spp…………………………..

BAB III

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Pengendalian Kultur Tehnis merupakan pengendalian yang bersifat preventif,


dilakukan sebelumserangan hama terjadi dengan tujuan agar populasi OPT (Organisme
Pengganggu Tanaman)tidak meningkat sampai melebihi ambang kendalinya.Menurut
Pedigo (1996) dalam Untung (2006) sebagian besar teknik pengendalian secarabudidaya
dapat dikelompokan menjadi empat dengan sasaran yang akan dicapai, yaitu
1)mengurangi kesesuaian ekosistem, 2) Mengganggu kontinuitas penyediaan keperluan
hidupOPT, 3) Mengalihkan populasi OPT menjauhi tanaman, dan 4) Mengurangi dampak
kerusakan tanaman.

Pola tanama.Tanam serempak Harus dilaksanakan di areal yang cukup luas,


minimal satu hamparan dengangolongan air yang sama.Tujuannya untuk membatasi
perkembangbiakan serangga hama.Contoh :- Pengendalian walang sangit → pada padi
Pengendalian lalat kacang → pada kedelai (menyerang kotiledon kedelai)

Pengendalian ini secara tidak langsung mengurangi populasi, yaitumemeratakan


serangan per petak (dikonsentrasikan pada petak yang banyak makanannya).Penananam
serempak dalam satu hamparan yang luas akan memperpendek masa ketersediaan
makanan hama karena panen dapat dilakukan bersamaan.Penanaman serempak akan
memperkecil risiko serangan karena hama bisaterbagi-bagi.

Panen serempak, Panen berjalur (Strip farming), Pergiliran tanaman/Rotasi


tan.Tujuannya untuk mematikan kehidupan hama dengan menghilangkantanaman inang.-
Sangat efektif pada serangga-serangga monofag, Tumpangsari/IntercroppingMenanam
minimal dua jenis tanaman di lahan yang sama dalam barisan-barisan (tumpang
sari).Sistem tumpangsari sering menyebabkan penurunan kepadatan populasi
hamadibanding system monokultur, hal ini disebabkan karena peran senyawa
kimiamudah menguap (atsiri) yang dilepas dan gangguan visual oleh tanaman
bukaninang akan mempengaruhi tingkah laku dan kecepatan kolonisasi seranggapada
tanaman inang.Contoh : tanaman bawang putih yang ditanam diantara tanaman kubis
dapatmenurunkan populasi Plutella xylostella yang menyerang tanaman kubistersebut.
Hal ini karena senyawa yang dilepas oleh bawang putih tidak samadengan senyawa yang
dilepas tanaman kubis sehingga P. xylostella kurangmenyukai habitat tanaman
tumpangsari tersebut. Tanaman bawang putihmelepas senyawa alil sulfida yang diduga
dapat mengurangi daya rangsangsenyawa atsiri yang dilepas kubis atau bahkan dapat
mengusir hama tersebut.f.

Tanaman perangkap yang digunakan adalah varietas/tanaman yang palingrentan


dan ditanam lebih dahulu.Penanaman tanaman perangkap di antara tanaman utama juga
mulai diterapkanuntuk mengendalikan populasi hama. Mekanisme yang terjadi adalah
adanyadaya tarik yang lebih kuat dari tanaman perangkap dibanding tanaman
utamasehingga hama lebih menyukai berada pada tanaman perangkap tersebut. Salahsatu
tanaman yang mampu menarik serangga hama dan musuh alaminya adalah jagung.
Tanaman jagung sebagai perangkap telah berhasil diterapkan untuk mengendalikan
Helicoverpa armigera pada kapas.

Pengolahan tanah (Sehat)Ditujukan terhadap hama yang dalam siklus hidup


mempunyai fase di dalam tanah.Contoh : Larva famili Scarabaeidae (lundi), larva
penggerek batang padi putih (padapangkal padi).Perlunya pengolahan tanah. Sebab ada
serangga yang sebagian atau seluruhhidupnya berada di dalam tanah, yang amat
dipengaruhi oleh tekstur dan strukturtanah, komposisi kimiawi tanah, kelembaban dan
suhu tanah, serta adanyaorganisme tanah lainnya. Dengan pengolahan tanah yang baik,
hama-hama tersebutbisa terbunuh atau terhambat perkembangannya karena terkena
sengatan matahari,dimakan predator di permukaan tanah, atau terbenam jauh ke dalam
tanah.

PemangkasanPemangkasan/pemetikan dapat dilakukan dalam upaya mencegah


meluasnyaserangan. Pemangkasan/ pemetikan dilakukan saat populasi hama
tinggi.Contoh : Tungau. Pemangkasan dapat menyebabkan terbuangnya sebanyak
mungkintelur-telur dan tungaunya. Hasil pemangkasan ini kemudian dibakar. Apabila
airtersedia dalam jumlah cukup drainasenya baik pemangkasan dapat dilakukan
padamusim kemarau, sehingga pada musim hujan tanaman dapat tumbuh
kembali.Pemetikan jangka pendek lebih baik dari pada pemetikan jangka panjang, karena
pada pemetikan jangka pendek tungau merah belum sempat meningkatkanpopulasinya.

Pengelolaan AirPengairan Irigasi :- Secara langsung : Scirpophaga innotata,


Nymphula depunctalis- Secara tidak langsung : perubahan iklim mikro terutama RH)
Contoh : Air merupakan kebutuhan utama pada tanaman padi pada fase
pertumbuhan(Vegetatif), tetapi kebutuhan air ini perlu pengaturan supaya tanaman
terhindar darikerusakan oleh jasad pengganggu. Serangan keong mas akan meningkat
padatanaman padi yang berumur kurang dari satu bulan di lapangan, jika
digenangidengan air. Untuk mencegah kerusakan oleh keong mas, maka tanaman padi
yangbaru dipindahkan dari persemaian sampai bunting diairi secukupnya.
Sedangkanuntuk menghindari serangan penggerek batang, kepinding tanah, wereng
coklat dantikus perlu menggenangi lahan.

Pemupukan berimbangPemupukan yang berimbang dengan kebutuhan tanaman


antara N, P, K dan unsur- unsur mikro → tanaman sehat → tahan serangan hama
Contoh : Untuk meningkatkan hasil, petani cenderung melakukan pemupukan
yangberlebihan, tindakan ini tidak saja merupakan pemborosan, tetapi juga
memberipeluang tanaman padi terinfeksi patogen atau dirusak hama. Meningkatnya
populasihama penggerek batang dan wereng coklat dilaporkan ada hubungannya
dengantingginya dosis pupuk nitrogen yang diberikan.

Sanitasi, Pembersihan lahan dari sisa-sisa tanaman terdahulu atau gulmanya.-


Pencabutan tanaman terserang.Pengendalian lainnya adalah dengan pengaturan sanitasi
lingkungan. Sanitasi yangbaik dan terjaga mengurangi kemungkinan hama menyerang
tanaman. Sebagaicontoh, siput kecil biasanya berdiam di sampah atau rumput-rumput
yang lembap.Bila lingkungan tanaman terhindari dari adanya sampah atau kotoran
lainnya makakesempatan siput untuk tinggal di lingkungan tersebut menjadi berkurang.
Dengandemikian, tanaman akan aman dari serangan hama.

1.2. Rumusan Masalah


1. Pengendalian Hama Lundi ( Exopholis Hypoleuca ) Kultur Teknis Pada Tanaman
Rempah dan Obat.

2. Pengendalian Kutu Kebul dan Nematoda Parasitik Secara Kultur Teknik padaTanaman
Kentang

3. Pengaaruh perlakuan terhadap populasi kutu kebul

4. Pengaruh perlakuan terhadap populasi nematoda meloidogyne spp.

1.3. Tujuan Makalah

1. Untuk mengetahui Pengendalian Hama Lundi ( Exopholis Hypoleuca ) Kultur Teknis


Pada Tanaman Rempah dan Obat.

2. Untuk Mengetahui Pengendalian Kutu Kebul dan Nematoda Parasitik Secara Kultur
Teknik padaTanaman Kentang

3. Untuk Mengetahui Pengaaruh perlakuan terhadap populasi kutu kebul

4. Untuk Mengetahui Pengaruh perlakuan terhadap populasi nematoda meloidogyne spp.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengendalian Hama Lundi ( Exopholis Hypoleuca ) Kultur Teknis Pada


TanamanRempah Dan Obat

Lundi merupakan hama yang bersifat polifag, yaitu menyerang berbagai jenis
tanaman termasuk tanaman rempah, obat dan aromatik. Lebih dari sebagian hidup lundi
ada di dalam tanah danmerupakan akar tanaman serta dapat mengakibatkan kematian
tanaman. Pengendalian hamatanaman dapat dilakukan dengan berbagai cara atau
memadukan beberapa komponenpengendalian antara lain sanitasi, pola tanam, varietas
tahan, penggunaan musuh alami, patogenserangga, pestisida nabati dan pestisida sintetik.
Pada tahun 2004, terjadi peningkatan populasihama lundi secara luas di Sukabumi dan
sekitarnya termasuk di kebun percobaan (KP)Sukamulya. Strategi pengendalian yang
dapat dilakukan adalah dengan menggunakan sanitasi.Pengendalian hama lundi dapat
juga dilakukan dengan menggunakan penyiangan terbatasdengan tingkat efektivitas
85,9%.Lundi menyerang tanaman pangan, palawija, hortikultura dan perkebunan antara
lain padi, jagung, tebu, kentang, ubi kayu, kacang hijau, kedelai, kacang tanah, kumis
kucing, nilam, seraiwangi, kenanga, kelapa, pisang, abaka, kelapa sawit, rambutan, sawo,
durian, lada dan panili.Kerusakan tanaman akibat serangan spesies lundi sangat
tergantung dari spesies lundi yangmenyerang, kerapatan populasi lundi, dan jenis
tanaman inang.

BioekologiLundi terutama pada stadia larva merupakan hama yang merusak tanaman.
Bagian tanaman yangdirusak adalah akar dan umbi, sedangkan imago merusak tanaman
pada permukaan tanah. Siklus hidup Lunding kurang lebih 1 tahun(sejak Telur Hingga
imago). Stadia telur 10-3- harin, lava 5-8 bulan, pupa 14-40 hari dan imago 2-3 bulan.
Pengendalian mencega atau mengurangi meluasnya serangan hama lunding Telah
dilakukqn penelitian dengan melakukan sanitasi yaitu mebersohka tempat/tanaman liar
sebagai sumber tempat bertelur. Kemampuan menurunoan popupalsi dengan melakukan
penyiangan atau sanitasi berkisar antara 23,9-85,9%.
2.2 Pengendalian Kutu Kebul dan Nematoda Parasitik Secara Kultur Teknik
padaTanaman Kentang

Kutu kebul ( Bemisia tabaciGenn.) dan nematoda ( Meloidogynespp.) merupakan 2


OPT yangsaat ini dianggap sebagai OPT penting pada tanaman kentang di
Indonesia.Kutu kebul dapat ditemukan pada berbagai jenis tanaman di Indonesia (OEPP
1989).Gejalaserangan berupa bercak nekrotik pada daun, disebabkan oleh rusaknya sel-
sel dan jaringan daunakibat serangan nimfa dan serangga dewasa. Dalam keadaan
populasi tinggi, serangan kutu kebuldapat menghambat pertumbuhan tanaman. Embun
madu yang dikeluarkan dapat menimbulkan

serangan jamur jelaga berwarna hitam, yang menyerang pada berbagai stadia tanaman.
Seranganberat yang terjadi pada tanaman sayuran di Amerika dan Eropa menyebabkan
kerugian sebesarUS $ 500 juta (Perringet al. 1993).

Meloidogyne spp. merupakan salah satu nematoda parasit yang mempunyai


banyak tanamaninang, terutama di daerah beriklim tropik. Daerah pencar nematoda
tersebut sangat luas, denganprevalensi yang tinggi di sentra pertanaman kentang di
Indonesia. Densiti larva nematoda didalam contoh tanah sangat bervariasi, berkisar antara
600 – 7.100, dengan rataan sekitar 3.290larva per kg contoh tanah (Hadisoeganda,1991).
Serangan nematoda dapat meningkatkan infeksioleh bakteri layu dan layu Verticillium.
Kehilangan hasil kentang karena nematoda dapatmencapai 12-20% (Wisnuwardana dan
Hutagalung 1982).

Terjadinya ledakan populasi dan serangan kedua OPT tersebut salah satunya adalah
diakibatkanoleh penerapan beberapa factor agronomi yang tidak tepat, sehingga
mendorong timbulnyaledakan OPT. Hal ini disebabkan oleh adanya interaksi, baik secara
langsung maupun tidak langsung antara tanaman dengan populasi OPT dan serangan OPT
pada tanaman tersebut.Sebagai contoh, penggunaan pupuk Urea dan ZA dengan dosis
tinggi pada tanaman kentang,dapat menimbulkan ledakan hama kutu daun persik ( Myzus
persicae) dan serangan penyakitvirus menggulung daun kentang PLRV(Sastrosiswojo
1980).
Teknologi ramah lingkungan yang diwujudkan dalam penerapan konsepsi pengendalian
hamaterpadu (PHT) adalah jalan keluar dalam usahatani kentang yang berkesinambungan.
Beberapakomponen teknologi PHT yang dapat diterapkan untuk pengendalian hama B.
tabacidan Meloidogynespp.adalah sebagai berikut.:

1. Subsoiling.
Pengelolaan tanah yang baik dapat mematikan pupa yang ada di dalam tanah
danmemungkinkan hama tersebut terkena kondisi yang tidak menguntungkan, seperti
panas olehsinar matahari maupun kondisi dingin. Perlakuansubsoilinghingga kedalaman
14 inci di bawahlapisan olah dapat menekan populasi Meloidogynespp. (Marwoto 1993).
2. Solarisasi tanah dapat mematikan berbagai OPT dalam tanah (Pinkertonet al. 1996)

3. Meningkatkan keanekaragaman ekosistem.

4. Aiyer (1949)dalamMarwoto dan Rohana (1988) berpendapat bahwa pertanaman


secaratumpangsari dapat menurunkan serangan OPT, melalui cara (1) mengurangi
penyebaran, karenaadanya penghadang (barrier ) tanaman bukan inang dan (2) salah satu
spesies tanaman berfungsisebagai perangkap atau penolak. Beberapa tanaman yang
berfungsi sebagai perangkap ataupenolak OPT adalahTagetes erecta(Ploeg 1999),
bawang daun ( Alliumesculentum)(Raymondo1984 dan Setiawatiet al. 1993), dan lobak
( Raphanus sativusL.) (Yamada 2001).Penggunaan beberapa komponen teknologi kultur
teknik tersebut, baik secara tunggal ataupungabungannya, diharapkan dapat menekan
serangan kutu kebul dan nematoda serta OPT lain yangpenting pada tanaman kentang,
sehingga kehilangan hasil dapat dikurangi.

Pengaruh perlakuan terhadap populasi kutu kebul

Pengelolaan tanah (subsoilingdan solarisasi) serta tumpangsari antara kentang


dengan tagetes merupakan kombinasi terbaik dan mampu menekan populasi sebesar
46,25% untuk B. tabaci,pengelolaan tanah, sepertisubsoiling dan solarisasi berpengaruh
terhadap penurunan B. tabaci.Hal ini disebabkan pengolahan tanah dapat menekan
populasi awal B. tabaci.
Tumpangsari antara kentang dengan bawang daun, tagetes, ataupun lobak relatif
dapat menekanpopulasi keempat hama yang menyerang. tanaman kentang. Hal ini
menunjukkan bahwa adapengaruh penggunaan tanaman perangkap terhadap penurunan
populasi hama tersebut. Hasilpenelitian ini menyokong pendapat Srinivasan et al.(1994)
yang menyatakan bahwa tanamanT.erecta

dapat digunakan sebagai tanaman perangkap hama. penanaman tumpangsari


ataupolikultur menyebabkan populasi serangga dan serangannya lebih rendah dari
penanamanmonokultur. Tumpangsari merupakan cara pengendalian kultur teknis yang
relative murah dantidak merusak lingkungan. Cara ini dapat mengurangi populasi serta
serangan hama (Trenbath1993). .

Pengaruh perlakuan terhadap populasi nematoda meloidogyne spp.

Pengelolaan tanah (subsoiling, sanitasi, dan solarisasi) ternyata dapat menurunkan


populasi nematoda di dalam tanah. Solarisasi selama 30 hari dapat mengurangi populasi
nematoda(Grossmanet al. 1995). Selain itu ditemukan pula bahwa solarisasi selama 6
minggu dapatmenekan perkembangan OPT di dalam tanah (Vitoet al.1996;Pinkertonet al.
1996). MenurutHadisoeganda (1993) pengolahan tanah yang sempurna menjadikan
struktur dan tekstur tanahtidak sepertilabyrinth,sehingga tanaman terlindung dari infeksi
Meloidogyne spp. SelanjutnyaMarwoto (1993) menyatakan bahwa perlakuansubsoiling
membuat struktur tanah menjadi lebihremah, sehingga memberikan peluang bagi sistem
perakaran menembus ke lapisan tanah yanglebih dalam. Dengan demikian system
perakaran tersebut terbebas dari jangkauan nematoda.Perlakuan subsoiling hingga
kedalaman 14 inci di bawah lapisan olah dapat menekan populasi Meloidogyne spp.

Tumpangsari antara kentang – bawang daun, kentang – tagetes, ataupun kentang –


lobak ternyatadapat menurunkan populasi nematoda. Namun demikian efikasinya
berbeda. Hal ini disebabkanoleh perbedaan preferensi nematode terhadap jenis tanaman.
Beberapa tanaman yang bersifatrentan, umumnya mengeluarkan eksudat akar yang terdiri
dari senyawa gula dan asam aminoyang merangsang aktivitas penetrasi dalam
akar.Sebaliknya tanaman antagonis dapat menghambat penetrasi dan perkembangan
nematoda didalam jaringan akar.
Sebaiknya tanaman antagonis dapat menghambat penetrasi dan
perkembangan nematoda di dalam jaringan akar. Menurut Chudhury (1981)
dalam Marwoto(1992) jumlah gall dan betinadewasa pada akar kentang yang
ditanam bersamaan dengan tagetes, secara nyata lebih rendah di bandingkan
dengan jumlah gall dan betina dewasa pada akar yang di tanam secara konokultur.

Perlakuan dengan menggunakan subsoiling dan solarisasi serta


tumpangsari antara tanaman kentang dan tagetes ternyata yang paling efektif
dalam menekan populasi nematoda padatanaman kentang, terutama untuk
nematoda Meloidogyne spp. Tagetes menghasilkan a terthienylyang dapat
mempengaruhi perkembangan nematoda (Siddiqi dan Alam 1988; Marles et
al.1992). Tanaman antagonistik dapat menekan intensitas serangan pada tanaman
berikutnya(Marwoto 1992). Lobak selain efektif untuk menekan serangan
nematoda, juga dapat menekanserangan hama lain, seperti hama penggerek dan
kumbang.Raymundo (1984) menyatakan bahwatumpangsari kentang dan bawang
daun secara nyata mampu menurunkan jumlah benjolan (gall)pada akar kentang.
BAB III

KESIMPULAN

1. Pengendalian OPT secara kultur teknik (pengelolaan tanah dan sistem tanam) dapat
menekanpopulasiOPT penting pada tanaman kentang.

2. Tumpangsari antara kentang – bawang daun, kentang – tagetes, dan kentang – lobak
dapatmenekan serangan hama B. tabaci,serta nematode Meloidogynespp. pada tanaman
kentang.

3. Perlakuansubsoilingdan solarisasi serta tumpangsari antara tanaman kentang dengan


tagetesdapat menekan populasi hama B. tabaci,sebesar 46,25%.

4. Perlakuan subsoilingdan solarisisi serta tumpangsari antara tanaman kentang dengan


tagetesdapat menekan populasi nematode Meloidogynespp. Pada tanaman kentang
dengan hasil panenyang berkisar9,36 – 10,05t/ha.
DAFTAR PUSTAKA

I Wayan Laba, Balittro. Warta penelitian dan pengembangan tanaman industri volume 15nomor
2, Agustus 2009 Hal 29-31.

http://erlanardianarismansyah.wordpress.com/2010/02/28/pengendalian-hama-lundi-exopholis-
hypoleuca-dengan-pestisida-nabati-kultur-teknis-dan-patogen-serangga-pada-tanaman-rempah-
dan-obat/ (diakses 12 november 2011)

.http://web.ipb.ac.id/~phidayat/perlintan/perlintan/Perlintan%20Minggu-5-6.pdf (diakses12
november 2011)

.http://balitsa.litbang.deptan.go.id/ind/sites/default/files/Download/download/Jurnal/Setiawati%2
0kutu%20kebul.pdf (diakses 12 november 2011).

Anda mungkin juga menyukai