Anda di halaman 1dari 38

BIOEKOLOGI HAMA TUMBUHAN

AGT612204

Yuyun Fitriana (08156891148)


23 Oktober 2018
Pengendalian Hama
* agar pengendalian berhasil baik harus dipahami
faktor2 yang mempengaruhi aktivitas hama:
lingkungan fisik/lingkungan abiotik:
ruang tempat hidup hama:
tempat berlindung:
makanan atau nutrisi:
* petani telah memanipulasi lingkungan:
melalui kegiatan yang terintegrasi dengan
kegiatan usaha tani

pengendalian secara bercocok tanam:


paling tua/primitif
sebagai contoh: Ayo sebutkan!!

* seiring perkembangan teknologi : insektisida

* berbagai dampak buruk penggunaan insektisida muncul

* dengan segala kelebihannya, insektisida dianggap sebagai


unsur produksi yang mutlak diperlukan dalam kegiatan usaha
tani (sehingga perlu disubsidi??)
* penerapan PHT

* apa pun cara yang digunakan dalam pengendalian hama,


diperlukan informasi yang cukup tentang hama yang kita
kendalikan, serta harus tahu teknik pengelolaan populasi
hama
* informasi apa itu???
daur hidup dan perilaku,
siklus musiman,
dinamika populasi

* teknik apa itu???


Sampling, identifikasi

* setelah tahu informasi dan teknik itu dapat ditaksir


status bio(eko)nomi suatu hama
akan diperoleh gambaran kehilangan
hasil, AE, atau ALE
diputuskan cara pengendalian yang
akan dipakai
modifikasi lingkungan? Penggunaan insektisida?
penggunaan musuh alami??
atau cara yang lain lagi?
PENGENDALIAN SERANGGA HAMA

1. Pengendalian dengan UU/Peraturan


Karantina Tumbuhan
Eradikasi

2. Pengendalian secara Kultur Teknik/Bercocok Tanam


Penanaman tumbuhan perangkap
Pemusnahan bekas tanaman
Pergiliran tanaman
Sanitasi
Pengelolaan air
Pengubahan waktu tanam/panen
Pemupukan
Pemangkasan dan penjarangan
Pengolahan tanah
* Varietas Tahan
3. Pengendalian secara Fisik dan Mekanik
CARA MEKANIK
Pemusnahan dengan tangan
Eksklusi dengan tabir
Penggunaan alat perangkap, penghisap, pengkoleksi
CARA FISIK
Suhu tinggi
Suhu rendah
Kelembaban
Perangkap cahaya
Suara
4. Pengendalian secara Hayati/Biologi
Melindungi dan mendorong kehidupan musuh alami
Introduksi predator dan parasitoid
Membiakkan dan menyebarkan bakteri, virus, jamur
Zat pemikat (attractans)

5. Pengendalian secara Kimiawi


Zat penolak ( repellents)
Insektisida
Zat pemandul
Zat penghambat pertumbuhan

6. Pengendalian secara genetik


Membiakkan dan melepas serangga mandul
7. Pengendalian Hama Terpadu
Pengendalian dengan UU/Peraturan
 Usaha untuk mencegah pemasukan, penyebaran,
dan meluasnya OPT berbahaya dari satu daerah ke
daerah lainnya atau satu negara ke negara lainnya
--- PERATURAN/TINDAKAN KARANTINA
 Tindakan karantina adalah tindakan dari
pemerintah untuk mencegah masuk atau
tersebarnya OPT berbahaya dengan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
 Contoh: UU No 2 tahun 1961 tentang pengeluaran
dan pemasukan tanaman dan bibit tanaman, yang
merupakan landasan hukum pelaksanaan karantina
tanaman di Indonesia.
 UU karantina bertujuan untuk mencegah
meluasnya hama dan penyakit yang telah
diketahui atau mencegah masuknya hama dan
penyakit yang telah diketahui atau mencegah
masuknya hama dan penyakit baru ke dalam
suatu daerah atau negara.
 Contoh lain pengendalian dengan peraturan
misalnya sertifikasi benih dan bibit.
 Contoh masuknya serangga hama dari
suatu negara ke negara lain dan
akhirnya menimbulkan kerusakan dan
kerugian pada bidang pertanian:
Penggerek buah, Anthonomus grandis (Coleoptera;
Curculionidae), berasal dari Meksiko dan pertama
kali terlihat kehadirannya di AS tahun 1908. Sejak itu
hama ini merupakan perusak kapas yang paling
ganas di AS
Tahun 1986, di Indonesia terjadi serangan kutu loncat
lamtoro, Heteropsylla cubana (Homoptera, Psyllidae)
terhadap tanaman lamtoro. Serangga ini ternyata
sama dengan yang dilaporkan menyerang tanaman
lamtoro di Hawai. Hama ini diduga merupakan
spesies serangga hama baru dan belum pernah
dilaporkan ada di Indonesia sebelumnya.
PENGENDALIAN SECARA BERCOCOK TANAM/
KULTUR TEKNIK
- pengeloaan agroekosistem: ada 2 prinsip
- bersifat preventif

- keunggulan: murah, karena terintegrasi dan (tdk sengaja?)


mudah dilaksanakan: individu/kelompok
paling aman terhadap lingkungan
kompatibel dengan cara pengendalian lainnya
- kelemahan: praktik bercocok tanam dapat kontradiktif
(baik dari aspek hama maupun bukan hama)
sering sulit diukur keefektifannya
Pengendalian secara Kultur Teknik
 Pengendalian serangga hama dengan memodifikasi
kegiatan pertanian tertentu agar lingkungan pertanian
menjadi tidak menguntungkan bagi perkembangan
serangan hama, tetapi tidak mengganggu
persyaratan pertumbuhan tanaman.
 Perlu diketahui cara hidup serangga hama yang akan
dikendalikan.
 Cara pengendalian dengan memanfaatkan
lingkungan guna menekan populasi serangga hama,
mencakup pengolahan tanah dan pengairan,
pergiliran tanaman, tumpang sari, pemupukan yang
optimum, penanaman tanaman perangkap, sanitasi,
pengaturan pola tanam, pengaturan waktu tanam,
penggunaan mulsa, dan penggunaan varietas tahan.
Pedigo (1989) membagi ke dalam 4 kategori

 Mengurangi kesesuaian ekosistem


 Mengganggu kontinuitas penyediaan
keperluan hidup hama
 Mengalihkan populasi hama untuk menjauhi
pertanaman
 Mengurangi dampak kerusakan tanaman
Mengurangi kesesuaian ekosistem
 Hama dapat hidup dan berkembang pada suatu
agroekosistem karena semua yang diperlukan
untuk kehidupan hama tersedia di ekosistem
tersebut.
 Makanan, habitat yang sesuai, tempat peletakan
telur dan tempat untuk persembunyian.
 Semakin sesuai keadaan ekosistem peningkatan
populasi akan semakin cepat dan mungkin
berakibat pada kerusakan tanaman
 Dengan membuat ekosistem kurang sesuai bagi
hama dapat menghambat peningkatan populasi
hama.
Sanitasi
 Merupakan cara pengendalian kultur teknis yang
paling tua dan cukup efektif untuk menurunkan
populasi hama
 Tujuannya untuk mengurangi tempat hidup dan
berlindung, sumber infeksi dan memotong siklus
hidup serangga hama.
 Contohnya membersihkan tunggul-tunggul jerami
segera setelah panen atau memotong tunggul
tersebut persis di permukaan tanah dapat
mengurangi populasi penggerek batang padi putih
(Scirpophaga innotata)
Pemusnahan bekas tanaman
kegiatan ini dimaksudkan untuk menghilangkan inang
hama sangat dianjurkan untuk memusnahkan bekas
tanaman terserang pemusnahan dapat dilakukan di
antaranya dengan dibakar pengolahan tanah
kadangkala juga dapat berarti penghancuran sisa
tanaman

contoh: penghancuran turiang jerami untuk


mengurangi serangan, pemusnahan sisa
tanaman kapas, pemusnahan buah-
buahan terserang lalat
Penghancuran atau modifikasi inang atau
habitat pengganti
 Banyak hama yang untuk dapat hidup dan
berkembang biak memerlukan persyaratan hidup
yang tidak dapat dijumpai semuanya pada tanaman
utama.
 Harus pindah ke tanaman inang pengganti atau
habitatnya lainnya yang berada di sekitar tanaman
utama.
 Rerumputan, tanaman gulma, semak semak sekitar
lahan pertanian
 Contoh: hama Oryctes rhinoceros ; Leptocorisa
acuta, Etiella zinckenella
Pengolahan Tanah/Pengerjaan Tanah
 Contohnya: mencangkul atau membajak dapat
membunuh larva dan pupa serangga yang berada
di dalam tanah
 Larva dan telur yang masih hidup dan berada di
atas tanah jika terkena matahari juga dapat mati
atau serangga termakan oleh predator
 Hama Holotrichia helleri (uret); Agrotis epsilon (ulat
tanah) --- fase larva dan pupa di dalam tanah.
 Mematikan gulma, sisa sisa tanaman atau tempat
hiduo hama sementara
Pengelolaan Air
 Pengelolaan air antara lain melalui system irigasi
dan drainase dapat digunakan untuk mengendalikan
hama yang berada dalam tanah atau permukaan
tanah.
 Bagi hama yang tidak senang dengan air
pembasahan tanah dapat mematikan instar hama
yang berada di dalam tanah.
 Penggenangan sawah beberapa hari dapat
mematikan larva penggerek batang padi putih –
berdiapause di dalam batang sisa tanaman padi
 Pengeringan air sawah selama beberapa hari dapat
mematikan larva hama putih Nymphula depunctalis
(Lepidoptera, Pyralidae) dan orong orong
Hama putih Nymphula depunctalis
 Penggenangan sawah selama beberapa saat dapat
memaksa larva ulat grayak, Spodoptera mauritia
(Lepidoptera: Noctuidea) berada di atas tanah pada
siang hari sehingga memudahkan untuk dikumpulkan.
Pemupukan yang optimum
 Menjadikan tanaman sehat dan lebih mudah
mentolerir serangga hama.
 Misalnya dengan membuat tanaman lebih cepat
membentuk anakan sehingga serangan penggerek
batang (sundep) dapat ditolerir oleh tumbuhnya
anakan baru.
 Pengendalian hama putih palsu (Cnaphalocrosis
medinalis (Lepidoptera: Pyralidae) dan hama
ganjur (Orselia oryzae) (Dipera: Cecidomyiidae)
pada tanaman padi diantaranya dengan
mengurangi dosis pupuk nitrogen atau melakukan
pemupukan yang seimbang antara nitrogen, fosfat
dan kalium.
Mengganggu kontinuitas penyediaan
keperluan hidup hama
 Masalah hama selalu muncul karena
ekosistem pertanian memberikan keadaan
yang sesuai bagi perkembangan dan
kehidupan jenis hama tertentu seperti
dengan menyediakan semua kebutuhan
hidup hama secara terus menerus baik
sevara spasial (antar ruang) maupun
temporial (antar waktu)
Pergiliran Tanaman
 Tujuannya untuk memutuskan rantai siklus hidup
serangga hama.
 Dilakukan dengan mengganti pertanaman periode
sebelumnya dengan jenis tanaman lainnya yang
tidak dapat menjadi inang serangga hama yang
dikendalikan.
 Contoh Wereng coklat (Nilaparvata lugens) hanya
dapat hidup dengan baik pada tanaman padi, jadi
untuk memutus siklus hidupnya dapat dilakukan
pergiliran tanaman bukan padi atau sawah
dibiarkan bera satu sampai dua bulan setiap
tahunnya.
Rotasi tanaman
- Apa akibat menanam satu komoditas terus-menerus??
- Memotong (setidaknya menghambat) kelanjutan kehidupan
serangga
- Cocok untuk hama monofag atau oligofag. Untuk polifag??
- Tanaman untuk pergiliran sebaiknya dari famili yg beda
- Perlu tahu kisaran inang hama
- Dari segi kesuburan tanah: dianjurkan?
------ Bagaimana dengan musuh alami???
- Contoh-contoh:
Untuk mengendalikan Phthoremaea operculela :
sebaiknya tidak ditanam kentang 2 – 3 tahun
Untuk mencegah peledakan populasi Nilaparvata lugens
pada lahan beririgasi baik, sebaiknya tidak menanam padi
terus-menerus.
Paling tidak, diselingi palawija setahun sekali.
Pemberoan lahan
 Tujuannya untuk mengosongkan lahan sehingga
hama tidak menjumpai makanan yang sesuai.
 Akibatnya populasi hama menurun
 Masa bero diterapkan sedemikian rupa sehingga
mampu menurunkan populasi hama. teknik ini
harus disesuaikan dengan sifat biologi dan
perilaku hama.
 Misalnya: kalau hama mampu berdiapause
selama masa bero maka tidak akan efektif cara
ini.
Waktu Tanam/Penanaman Serentak
 Dilakukan dengan mengusahakan agar fase tumbuh
tanaman tidak sesuai dengan dengan fase hidup
serangga hama yang merusak.
 Penanaman serentak dimaksudkan agar tersedianya
makanan yangs sesuai lebih pendek.
 Contohnya penggerek batang padi putih Scirpophaga
innotata biasanya akan “bangun” dari diapause pada
awal musim hujan dan setelah bangun ulat akan
berkepompong menjadi ngengat. Dengan
mengundurkan waktu tanam maka generasi
selanjutnya dari ngengat tidak dapat tempat dan
makan akhirnya mati. Cara ini dapat dilakukan pada
persawahan yang masih mengandalkan curah hujan.
Penetapan Jarak Tanam
 Mengurangi atau mengganggu ketersediaan
makanan antar waktu dengan untuk waktu yang
sama.
 Penetapan jarak tanam sangat menentukan tingkat
produktivitas.
 Jarak tanam yang terlalu rapat sangat berakibat
menurunkan hasil dan sebaliknya.
 Jarak tanam yang digunakan akan menentukan
keadaan microhabitat bagi hama dan musuh alami.
 Terlalu dekat akan menjadi lebih lembab dan
sebaliknya terlalu lebar akan lebih kering.
Mengalihkan populasi hama untuk menjauhi
pertanaman
 Untuk hama yang pergerakannya cepat
 Mengusahakan mengalihkan perhatian hama untuk
menjauhi tanaman
Penanaman tanaman perangkap
 Tanaman perangkap adalah tanaman yang lebih
disukai oleh suatu jenis serangga hama dan
ditanam di sekitar atau ditengah-tengah
pertanaman (petakan) tanaman utama.
 Fungsinya untuk menarik serangga hama agar
datang dan menyerang tanaman perangkap dan
menjauhi tanaman utama sehingga kerusakan
tanaman utama dapat dikurangi.
 Contohnya tanaman jagung dipergunakan sebagai
tanaman perangkap untuk mengendalikan
serangga hama penggerek kuncup dan buah
kapas Helicoverpa (Heliothis) armigera
Penggunaan Mulsa
 Tujuannya untuk menekan pertumbuhan gulma,
mempertahankan kelembaban tanah dan
mengurangi erosi juga dapat menekan serangan
hama tertentu pada suatu jenis tanaman.
 Contohnya hama lalat kacang (Ophiomyia
phaseoli) pada kedelai dapat dikurangi degan
menutup tanah pada jerami setelah kedelai
ditanam. Hal ini karena terhalangnya lalat kacang
meletakkan telur pada keping biji. Dapat menekan
populasi lalat kacang sebesar 57%, tanaman
terinfeksi 46% dan tanaman mati 80%.
Panenan bertahap
 Panenan bertahap adalah suatu cara guna
menghindarkan pindahnya populasi hama secara
serentak ke lahan lahan tetangganya dengan cara
panenan yang tidak serentak diadakan pada suatu
hamparan lahan pertanian.
 Tanaman yang dipanen beberapa kali dalam satu
musim .
Mengurangi dampak kerusakan tanaman

 Mengurangibesarnya kerusakan oleh


tanaman akibat serangan hama
Mengubah Toleransi Inang
 Toleransi tanaman terhadap kerusakan hama dapat
diubah dari tanaman yang peka menjadi tanaman
yang tahan hama melalui teknik pemuliaan
tanaman.
 Varietas tahan
Mengubah Jadwal Panen
 Beberapa tanaman jadwal panen dapat diatur pada
batas tertentu.
 Waktu panen sangat menentukan kepekaan
tanaman terhadap serangan hama tertentu.
 Umumnya pertanaman yang dipanen lebih awal
serangan hamanya lebih ringan disbanding yang
dipanen lebih akhir.
TUGAS
 Mencari
artikel dari jurnal tentang
pengendalian secara kultur teknis
 Setelah
dibaca artikel tersebut. Beri
pendapat tentang pengendalian tersebut.
 Dikumpulkan Kamis 26 Juli 2018

Anda mungkin juga menyukai