Anda di halaman 1dari 12

PENENDALIAN HAMA TEH

PENDAHULUAN
Salah satu faktor pembatas
produksi
Beberapa hama penting :
Helopeltis, ulat jengkal, ulat
penggulung pucuk, ulat penggulung
daun, ulat api, dan tungai jingga.
Pengendalian dilakukan dengan
cara kultur teknis, mekanis, hayati
dan insektisida.

Helopeltis antonii
Bentuk dan warna:
Serangga dewasa seperti nyamuk.
Kepala berwarna hitam.
Bagian dada dan punggung berwarna hitam,
merah atau jingga.
Bagian perut berwarna putih berselang hitam.
Bagian punggung terdapat jarum atau tanduk.
Mikung atau nimpa berwarna kuning pucat.
Telur berwarna putih dan diletakkan pada bagian
internodus.

Helopeltis antonii
Bagian yang terserang:
Pucuk daun, ranting muda dan daun muda
Gejala serangan:
Serangga dewasa dan nimpa menyerang pucuk,
daun muda dan internodus dengan cara
menusukkan setiletnya.
Bagian yang terserang nampak bercak coklat
kehitaman, akhirnya mengering.
Bagian daun yang terserang akan mengering dan
keriting.
Serangan berat, ranting dapat menjadi kanker
batang.
Telur diletakkan pada bagian internodus atau
tulang daun.

Helopeltis antonii
Waktu penyerangan:
Menyerang tanaman teh pada waktu pagi dan
sore, atau pada waktu cuaca mendung.
Siang hari serangga bersembunyi di bawah
permukaan daun.
Kerugian yang ditimbulkan:
Berkurangnya produksi pucuk teh dan timbulnya
kanker cabang.
Tanaman inang; Selain teh, terdapat pada gulma:
Babadotan-Ageratum conyzoides, A. mexicanum.
Sintrong-Erecthittes valerianifolia.
Antanan-Centella asiatica.

Helopeltis antonii
Daur hidup:
Bervariasi menurut ketinggian tempat.
Metamorphosa tidak sempurna.
Daur hidup: telur-nimpa-dewasa-telur.
Telur berwarna putih membentuk bulat
melengkung, panjang 1-1,5mm.
Stadia telur; pada ketinggian 250m: 7-8hari,
ketinggian 1100m: 8-11hari, ketinggian 1300m:
14hari.
Panjang nimpa 5-6,5mm, sekitar 1mm <
helopeltis dewasa.
Stadia nimpa; ketinggian 250m: 10-14hari,
ketinggian 1100m: 15-24hari.
Stadia betina dewasa dapat hidup > 50hari.

Helopeltis antonii
Pengendalian secara kultur teknis:
Melakukan daur petik < 7 hari.
Pemupukan berimbang, pupuk N tidak terlalu
banyak.
Pengaturan pemangkasan tidak bertepatan
dengan saat perkembangan hama helopeltis.
Sanitasi lingkungan, terutama untuk gulma inang.
Pengendalian secara mekanis:
Melakukan pemetikan pucuk.
Pengendalian secara hayati:
Dengan memakai musuh alami: Hierodula dan
Tenodera.
Pengendalian secara kimiawi
Memakai insektisida anjuran.

Ulat Jengkal
3 jenis ulat jengkal:
Hyposidra talaca, Ectropis behaburnitra, Biston
suppressaria
Bentuk dan warna:
Ulat jengkal berwarna hijau, hitam atau coklat
bergaris putih.
Kupu-kupu betina dapat bertelur: 400-900 butir,
diletakkan pada celah kulit pohon pelindung.
Kelompok telur umumnya 50-200 butir dan
ditutupi bulu seperti kapas.
Ulat yang baru menetas dengan bantuan angin
atau merayat turun ke perdu teh.
Kepompong ulat jengkal dapat ditemukan di
bawah perdu teh.

Ulat Jengkal
Bagian tanaman yang diserang:
Pucuk, daun muda dan daun tua.
Menyerang di persemaian, tanaman baru
dipangkas, umumnya pada tanaman produksi.
Waktu penyerangan:
Serangan sepanjang tahun.
Terutama musim kemarau.
Gejala serangan:
Daun berlubang lubang bekas gigitan.
Serangan berat, tanaman tidak berdaun.

Ulat Jengkal
Kerugian:
Produksi menurun.
Tanaman yang baru dipangkas bisa mati.
Tanaman inang lainnya:
Sengon-Albijia palkata.
Kacang hiris-Cassia sp.
Kacang Gude-Kajanus indica.
Daur hidup:
Telur: 8-9hari.
Ulat: 28-35hari (4-5minggu).
Pupa: 17-21hari (2,5-3minggu).
Dewasa: 3-5hari.
Satu generasi perlu waktu: 56,5-70hari.

Ulat Jengkal
Pengendalian:
Membersihkan kepompong di bawah perdu teh
dan gulma.
Pemupukan yang berimbang (NPKMg)
Penyemprotan dengan insektisida.

Hama Lainnya
Ulat penggulung daun
(Homona coffearia)
Ulat penggulung pucuk
(Cydia leucostoma)
Ulat api
(Setora nitens, Parasalepida, Thosea)
Tungau jingga
(Brevipalpus phoenicis)
Empoasca sp, merupakan hama utama
kapas yang dapat menyerang teh.

Anda mungkin juga menyukai