PENDAHULUAN
Latar Belakang
Karet (Havea brasiliensis) merupakan salah satu komoditi perkebunan
penting, baik sebagai sumber pendapatan, kesempatan kerja dan devisa,
pendorong pertumbuhan ekonomi sentra-sentra baru di wilayah sekitar
perkebunan karetmaupun pelestarian lingkungan dan sumberdaya hayati. Namun
sebagai Negara dengan luas areal terbesar dan produksi kedua terbesar dunia,
Indonesia masihmenghadapi beberapa kendala, yaitu rendahnya produktivitas,
terutama karet rakyat yang merupakan mayoritas (91%) areal karet nasional dan
ragam produk olahan yang masih terbatas, yang didominasi oleh karet remah
(crumb rubber). Indonesia memiliki areal perkebunan karet terluas di dunia yaitu
sekitar 3,40 juta ha pada tahun 2007, namun dari sisi produksi hanya berada posisi
kedua setelah Thailand yakni 2,76 juta Ton (Ditjenbun, 2008). Produktivitas karet
rakyat masih relatif rendah yaitu 700-900 kg/ha/tahun. Rendahnya produktivitas
karet salah satunya disebabkan penyakit tanaman (Siagian, 1995)
Penyakit pada tanaman karet merupakan salah satu faktor pengganggu
yang penting dari pada masalah gangguan lainnya, dan bahkan sering kali dapat
menggagalkan suatu usaha pertanaman. Penyakit tanaman karet dapat dijumpai
sejak tanaman di pembibitan sampai di tanaman yang telah tua, dari bagian akar
sampai pada daun. Penyebab penyakit pada karet umumnya disebabkan oleh
cendawan dan sampai saat ini belum diketahui adanya penyakit yang disebabkan
oleh bakteri, virus atau patogen lainnya. Diagnosa penyakit yang tepat dan cepat
akan sangat menentukan keberhasilan penanggulangan penyakit. Sampai saat ini,
cara-cara penanggulangan penyakit karet yang dianjurkan dapat berupa kombinasi
Cara
tersebut
pada
prinsipnya
lebih
memperhatikan
dan
Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk pertanaman karet tidak
musnah diserang oleh penyakit jamur akar putih, maka perlu dicari metode
pengendalian yang efektif dan efisien yang aman terhadap lingkungan.
BAB II
ISI
: Fungy
Filum
: Basidiomycota
Klas
: Basidiomycetes
Ordo
: Aphylloporales
Famili
: Polyporacceae
Genus
: Rigidoporus
Species
(Alexopoulos , 1996)
Jamur akar putih disebabkan R. microporus (Swartz:fr.)van Ov. Jamur ini
membentuk badan buah mirip topi pada akar, pangkal batang, atau tunggultunggul tanaman. Badan buah berwarna jingga kekuning-kuningan. Permukaan
bawah badan buah terdapat lubang-lubang kecil tempat spora. Badan buah yang
tua akan mengering dan berwarna coklat (Tim Penulis PS, 1999).
JAP membentuk tubuh buah berbentuk kipas tebal, agak berkayu,
mempunyai zona-zona pertumbuhan, sering mempunyai struktur serat yang radier,
mempunyai tepi yang tipis. Warna permukaan tubuh buah dapat berubah
tergantung dari umur dan kandungan airnya. Pada permukaan tubuh buah benangbenang jamur berwarna kuning jingga, tebalnya 2,8-4,5 m, mempunyai banyak
sekat (septum) yang tebal. (Gambar 1). Pada waktu masih muda berwarna jingga
jernih sampai merah kecokelatan dengan zona gelap yang agak menonjol.
Permukaan bawah berwarna jingga, tepihnya berwarna kuning jernih atau putih
kekuningan. Jika menjadi tua atau kering tubuh buah menjadi suram, permukaan
atasnya cokelat kekuningan pucat dan permukaan bawahnya cokelat kemerahan
(Semangun, 2000).
dan 90 cm dengan lebar lebih kurang 30 cm. Pencegahan dapat juga dilakukan
dengan monitoring JAP di lapangan. Monitoring ini dapat dilakukan seperti
pembukaan leher akar. Pembukaan leher akar ini bertujuan agar pangkal dari akar
tunggang dan akar-akar samping tidak tertutup tanah, karena jamur R. microporus
tidak dapat berkembang dengan baik pada akar-akar yang berada di luar tanah
(Semangun, 2000).
BAB III
KESIMPULAN
1. Penyakit jamur akar putih (Rigidoporus microporus) merupakan penyakit yang
paling benyak menyerang tanaman karet
2. Pengendalian serangan jamur akar putih dapat dilakukan melalui teknik
budidaya yang tepat, sejak persiapan lahan sampai pemeliharaan sampai fase
generatif.
3. Pengelolaan hama pada tanaman karet harus mendapat perhatian serius karena
akibat serangan atau luka pada tanaman jambu mente akan menjadi sasaran
perkembangan jamur akar putih.
DAFTAR PUSTAKA
Chrisnawati, Nasrun dan Triiwidodo. A. 2009. Pengendalian Penyakit Layu
Bakteri
Nilam Menggunakan Bacillus spp dan Pseudomonad fluoresen. Jurnal
Penelitian Tanaman Industri. Bogor , Vol, 15.(3): 116-123.
Haryono. 1989.Penyakit Penyakit Tanaman Perkebunan di Indonesia. Gadjah
Mada Press. 8911166-C2E. ISBN 979-420-107-3.
Semangun,H. 1989. Penyakit-penyakit tanaman perkebunan di Indonesia, Yayasan
Pembina Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada Yokyakarta.
Oleh :
IMAM AJI SATRIO
E1A213088
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2016
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI...............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................
Latar Belakang......................................................................................
Rumusan Masalah.................................................................................
Tujuan ..................................................................................................
BAB II ISI...................................................................................................
1.
2.
3.
4.
5.
5
7
8
9
9
9
9
11
DAFTAR PUSTAKA