Anda di halaman 1dari 4

SIPUT HAMA

JENIS JENIS SIPUT HAMA

KEONG EMAS (pomacea)


Keong emas merupakan hewan Mollusca yang hidup di air tawar. Keong emas bersifat
kosmopolitan atau mempunyai daerah penyebaran yang sangat luas. Habitat dari hewan
ini adalah rawa, kolam, sawah dan aliran sungai. Keong emas berperan sebagai hama
karena dapat menyebabkan kerugian pada tanaman padi muda yang berumur 1-3 minggu
setelah tanam. Kerusakan yang ditimbulkan dapat mencapai intensitas 13,2 6 96,5%

CIRI-CIRI KEONG EMAS


Cangkang berbentuk bulat, berwarna kuning hingga coklat tua. Pada bagian di sekitar
sutura warna cangkang menjadi lebih muda. Dinding cangkang tebal, beberapa
diantaranya memiliki "pita" melintang berwarna coklat tua hingga tepi mulut cangkang.
Sulur tinggi danruncing. Seluk berjumlah 5,25-5,50. Seluk akhir membulat. Pusat
cangkang berbentuk celah. Sutura melekuk membentuk kanal yang dalam. Mulut
cangkang lonjong, bagian atasnya menaik sehingga terlihat agak meruncing di bagian
atas. Warna dinding dalam mulut cangkang sama dengan dinding luarnya. Tepi mulut
cangkang tidak menebal dan membentuk pola yang menerus dengan jeda

Hendrawati, Rina. "Pemanfaatan Limbah Produksi Pangan Dan Keong Emas (Pomacea
Canaliculata) Sebagai Pakan Untuk Meningkatkan Pertumbuhan Ikan Lele Dumbo
(Clarias Gariepinus)." (2011).

http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JA/article/view/1861/1622

LIMUS SEKAURET
adalah seekor siput tanpa cangkang yang termasuk kategori hama bagi para petani.
Sebab, mereka sering naik ke permukaan sawah dan mencari tempat tinggal baru.

Penyebabnya karena curah hujan yang tinggi.MHama ini biasanya menyerang perumahan yang
dekat dengan area pesawahan. hidupnya suka di tempat lembab, seperti saudaranya dari jenis
Bekicot. Makanan yang disukainya adalah dedaunan segar, dan mengandung air. Ia juga suka
memakan sayuran dan terkadang memakan sisa-sisa makanan dapur. Memiliki bentuk tubuh
yang kenyal dan lembab, berwarna coklat atau kehitam-hitaman, ada garis putih di punggung.
Dalam posisi tengkurap mampu membalikkan badan menggunakan otot yang ada di perutnya.
Bisa melewati benda tajam (pisau) tanpa terluka dan mengeluarkan lendir untuk menjaga
tubuhnya.  Untuk mengenali keadaan  lingkungan sekitar, siput telanjang mengeluarkan tentakel
yang digunakan untuk perasa cahaya (terang-gelap) dan perasa membaui. 

SUMPIL ATAU SIPUT UJUNG LIDI (Subulina octona)

adalah sejenis siput darat yang termasuk ke dalam suku Subulinidae. Siput kecil sebesar ujung


lidi yang acap menjadi hama tanaman ini berasal dari wilayah Karibia, namun kini telah
menyebar luas di seluruh kawasan tropika, termasuk di Indonesia.

CIRI-CIRI

cangkang berukuran kecil memanjang; tinggi cangkang 12-20 mm, dan garis tengahnya 3–5 mm.
Cangkang langsing serupa gulungan benang; seluk 9-10, dindingnya melingkar sempurna,
mengkilap, dan transparan; seluk akhir dengan tinggi lk. 2/5 dari seluruh tinggi cangkang; garis
taut (sutura) jelas tetapi sedikit mengerut. Puncaknya tumpul; dasar seluk membulat; pusar
(umbilikus) tertutup. Mulut cangkang miring, hampir lonjong, meruncing di bagian atas dan
bawah. Tepi mulut cangkang tidak menerus, tajam, tidak menebal atau melipat. Sumbu cangkang
(kolumela) terpangkas di bagian bawah.

Cangkang menerawang berwarna kuning tanduk, dengan garis lebih tua memanjang sumbu
cangkang]. Hewan siputnya berwarna kuning.
Keong ini aktif mencari makanan di malam hari. Di siang hari biasanya bersembunyi di tempat-
tempat yang teduh di bawah bebatuan, lumut, rerumputan, dan hanya kadang-kadang keluar bila
hari mendung atau hujan. Telurnya kecil-kecil, halus, bulat, berkulit keras, dan berwarna putih
kekuningan; diletakkan di tempat yang teduh dan lembap.

Sumpil ditemukan hidup hingga ketinggian 700 m dpl

Sumpil dikenal sebagai hama tanaman yang cukup menyusahkan. Keong ini tercatat merusak
daun-daun dan batang tembakau; tanaman lada; dan aneka tanaman hias, termasuk anggrek
bulan.

SIPUT DARAT ATAU BEKICOT

Bekicot atau Achatina fulica adalah siput darat yang tergolong dalam suku Achatinidae.

Achatina merupakan hewan bertubuh lunak (Moluska) yang tidak memiliki tulang belakang.
tubuhnya dilindungi oleh cangkang dari bahan kapur yang kuat dan didalmnya mengandung
lapisan mutiara . Cangkang bekicot terpilin Spiral (Body whorl) dengan jumlah putaran tujuh
,bentuk cangkang Fusiform , tidak memiliki tutup cangkang (Operculu). warna cangkang coklat
dengan pola-pola garis gelap di permukaan nya.

CIRI-CIRI
 Kerucut dari tabung yang melingkar seperti konde (gelung, whorl).
 Puncak kerucut merupakan bagian yang tertua, disebut apex.
 Sumbu kerucut disebut columella.
 Gelung terbesar disebut body whorl dan gelung-gelung di atasnya disebut spire (ulir).
 Alat indera pada keong meliputi mata, tentakel, osphradia dan statocyt.
 Berkaki lebar dan pipih pada bagian ventral tubuhnya.
 Bergerak lambat menggunakan kakinya
Gejala serangan siput atau keong

Kerusakan yang ditimbulkan akibat serangan siput adalah cukup besar. Akar-akar muda, tunas
baru, dan kuncup bunga adalah makanan paling lezat bagi siput. Biasanya melancarkan
serangannya pada malam hari. Pengendaliannya mengunakan Moluskisida berbahan aktif fentin
acetatefentin acetate atau metaldehida (metaldehyde).

PENGENDALIAN SIPUT HAMA

 A. Pengendalian secara Mekanis

1. Sebelum dilakukan pindah tanam, maka langkah yang paling tepat untuk pencegahannya
adalah dengan memungut dan memusnahkan telur keong , agar lebih mudah
mengumpulkan terlebih dahulu memberi umpan seperti daun pepaya yang telah dicincang
dan ditaburkan dipematang sawah, setelah dikumpulkan didalam ember atau palstik/goni,
keong tidak diletakan lagi di pinggir sawah namun dimanfaatklan sebagai pakan ternak
atau dimusnahkan.
2. Memasang saringan dari kawat nyamuk pada pintu air masuk, guna menjaring keong mas
yang terbawa aliran air.
3. Pasang ajir pada lahan, untuk tempat keong mas meletakkan telur, lalu keong mas dan
telurnya dipungut kemudian dimusnahkan atau di manfaaatkan untuk pakan ternak
ayam/itik.

B.  Pengendalian Secara Biologi

Dilakukan dengan menggunakan musuh alami seperti Bebek atau itik dengan cara
ditempatkan di sawah selama persiapan lahan tahap akhir atau setelah tanaman tumbuh
cukup besar (misalnya 30-35 hari setelah tanam) agar dapat memakan keong yang kecil
atau telurnya secara langsung.

C. Pengendalian secara Kimia

Pengendalian secara kimia ini dijadikan sebagai alternatif terakhir jika pengendalian
dengan cara mekanis,dan biologi belum memberikan hasil yang baik. Pestisida yang
dapat sebaiknya dipilih produk-produk yang tersedia di toko pertanian yang memiliki
kadar racun rendah terhadap manusia dan lingkungan, serta penggunan pestisida secara
tepat sasaran, tepat dosis, tepat waktu dan tepat cara.

Anda mungkin juga menyukai