Anda di halaman 1dari 3

ARTIKEL 4

FATIMAH SHIDDIQ
03101710134
TUJUAN : Untuk mengetahui bagaimana strategi hewan dalam mencari makan dan koevolusi dalam
hubungan makan

STRATEGI MENCARI MAKAN, KOEVOLUSI DALAM HUBUNGAN MAKANAN


1.1. Makan
Hewan memerlukan energi untuk mendukung seluruh proses metabolisme tubuh maupun
aktivitasnya seperti berpindah, mencari makan, pencernaan, mempertahankan suhu badan, reproduksi,
pertumbuhan, dan kerja lainnya.
Semua hewan harus makan untuk hidup. Untuk kebanyakan organisme, mereka harus makan dalam
porsi yang besar sehingga setiap hari hewan harus melakukan penjelajahan untuk mendapatkan
makanan. Proses untuk menemukan lokasi makanan disebut perilaku mencari makan
(foraging behavior).
Strategi mencari makan adalah sebuah sebuah cara/metode yang diterapkan hean untuk
menemukan makanan atau mencari makanan (foraging strategy). Dalam strategi ini hewan akan
menerapkan strategi untuk mendapatkan makanan secra efektif dan efisien. Konsep yang dikenal untuk
istilah mencari makan secara optimal (optimal foraging ) yang landasannya ialah efisiensi. mengikuti
prinsip ini.
Berdasarkan jumlah jenis pakan, hewan dibedakan menjadi generalis jika mengonsumsi banyak
jenis pakan, misalnya Macaca; atau spesialis jika mengonsumsi jenis pakan tertentu, misalnya bekantan
(Nasalis larvatus) yang hanya makan daun-daun tumbuhan mangrove.
Aktivitas hewan meliputi mencari
● Makan (foraging)
● Makan (feeding)
● Istirahat (resting)
● Berpindah tempat (traveling/locomotion/moving)
Metode-Metode Mencari Makan
1. Penggembalaan
2. Menjelajah
Hewan penjelajah trgantung pada makan yang tidak berlimpa dan tersebar luas dibandingkan dengan
rumput, sehingga mereka cenderung untuk membentuk kelompok kecil tau menjadi soliter
ARTIKEL 4
FATIMAH SHIDDIQ
03101710134
3. Pemangsaan
4. Menggali
Undur-undur hidup mencari makan dengan cara menggali lubang jebakan. Lubang yang dibuat harus
sesuai dengan proporsional dengan ukuran tubuh undur-undur, serta konstrukis lubang benar-
benar tepat agar mangsa yang masuk kedalam lubang tidak dapat keluar lagi.
1.2. Koevolusi dalam Hubungan Makanan
Koevolusi adalah proses evolusi dua atau lebih spesies yang mempengaruhi proses evolusi mahluk
hidup lainnya. dalah proses evolusi dua atau lebih spesies yang mempengaruhi proses evolusi mahluk
hidup lainnya. Semua organisme dipengaruhi oleh makhluk hidup disekitarnya, pada koevolusi, terdapat
bukti bahwa sifat-sifat yang ditentukan oleh genetika pada tiap spesies secara langsung disebabkan oleh
interaksi antara dua organisme. Koevolusi dapat terjadi pada berbagai tingkatan biologis, ia dapat terjadi
secara makroskopis maupun mikroskopis.
Koevolusi merupakan perubahan objek biologis yang dicetuskan perubahan oleh objek lainnya yang
berkaitan dengannya. Koevolusi adalah tipe-tipe adaptas yang khas karena hubungan antar jenis mahluk
hidup.
Contohnya hubungan antara Pseudomyrmex (sejenis semut) dengan tumbuhan akasia. Semut
menggunakan tumbuhan ini sebagai tempat berlindung dan sumber makanan. Hubungan antar dua
organisme ini sangat dekat sedemikiannya telah menyebabkan evolusi struktur dan perilaku khusus pada
kedua organisme. Semut melindungi pohon akasia dari hewan herbivora dan membersihkan tanah hutan
dari benih tumbuhan saingan. Sebagai gantinya, tumbuhan mempunyai struktur duri yang membesar
yang dapat digunakan oleh semut sebagai tempat perlindungan dan sumber makanan ketika tumbuhan
tersebut berbunga. Koevolusi seperti ini tidak menandakan bahwa semut dan pohon tersebut memilih
untuk berperilaku secara altruistik, melainkan perilaku ini disebabkan oleh perubahan genetika yang
kecil pada populasi semut dan pohon yang menguntungkan satu sama lainnya. Keuntungan yang
didapatkan memberikan kesempatan yang lebih besar agar karakteristik ini diwariskan kepada generasi
selanjutnya. Seiring dengan berjalannya waktu, mutasi yang berkelanjutan menciptakan hubungan yang
kita pantau sekarang.
1.3.Makanan Habitat dan Relung
Definisi habitat : Habitat suatu organisme adalah tempat organisme itu hidup, atau tempat kemana
seseorang harus pergi untuk menemukan organisme tersebut. Istilah habitat banyak digunakan , tidak
ARTIKEL 4
FATIMAH SHIDDIQ
03101710134
saja dalam ekologi tetapi dimana saja. Tetapi pada umumnya istilah ini diartikan sebagai tempat hidup
suatu makhluk hidup. Contohnya habitat Notonecta (sejenis binatang air) adalah daerah-daerah kolam,
danau dan perairan yang dangkal yang penuh ditumbuhi vegetasi. Habitat ikan mas (Cyprinus carpio)
adalah di perairan tawar, habitat pohon durian (Durio zibhetinus) adalah di tanah darat dataran rendah.
Pohon enau tumbuh di tanah darat dataran rendah sampai pegunungan, dan habitat eceng gondok di
perairan terbuka.
Menurut Sambas Wirakusumah dalam Dasar-Dasar Ekologi, habitat adalah toleransi dalam orbit
dimana suatu spesies hidup termasuk faktor lingkungan yang cocok dengan syarat hidupnya. Orbit
adalah ruang kehidupan spesies lingkungan geografi yang luas, sedangkan habitat menyatakan ruang
kehidupan lingkungan lokasinya.
Berbeda dengan istilah habitat yang sekarang sudah digunakan secara luas, istilah relung ekologi
di luar bidang ekologi praktis tak kenel. Salah satu pennyebabnya ialah karena konsep relung ekologi
relatif baru, bahkan dalam 30 tahun pertama selak istilah tersebut diperkenalkan pengertiannya masih
kabur. Sampai saat ini dikalangan guru-guru biologi sekolah menengah juga masih kabur.
Secara umum dapat dikatakan bahwa relung ekologi merupakan suatu konsep abstrak mengenai
keseluruhan persyaratan hidup dan interaksi organisme dalam habitatnya. Dalam hal ini habitat
merupakan penyedia berbagai koondisi dan sumberdaya yang dapat digunakan oleh organisme sesuai
dengan persyaratan hidupnya.
Konsep relung (niche) dikembangkan oleh Charles Elton (1927) ilmuwan Inggris, dengan
pengertian relung adalah “status fungsional suatu organisme dalam komunitas tertentu”. Dalam
penelaahan suatu organisme, kita harus mengetahui kegiatannya, terutama mengenai sumber nutrisi dan
energi, kecepatan metabolisme dan tumbuhnya, pengaruh terhadap organisme lain bila berdampingan
atau bersentuhan, dan sampai seberapa jauh organisme yang kita selidiki itu mempengaruhi atau mampu
mengubah berbagai proses dalam ekosistem.

Anda mungkin juga menyukai