Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH BIOGEOGRAFI

Penyebaran Flora dan Fauna di Indonesia

Disusun oleh:

Yesyurun Ester

061116011

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PAKUAN

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seperti kita ketahui bersama bahwa negara kita Indonesia merupakan negara
yang mempunyai tingkat biodiversitas yang tinggi dan menempati urutan ketiga
sedunia dimana Indonesia memiliki kaeanekaragaman hayati yang menyebar di
seluruh daerah-daerah di Indonesia atau disebut juga biogeografi. Indonesia
sangat kaya akan hewan dan tumbuhan yang beragam dan tersebar di seuruh
wilayah Indonesia Persebaran makhluk hidup yang berbeda-beda ini dapat
ditentukan oleh letak geografis, seperti ketinggian, garis lintang, dan keadaan
iklim, misalnya curah hujan, suhu, dan radiasi cahaya. Berdasarkan fauna dan
floranya, biogeografi dapat dibagi menjadi dua, yaitu persebaran hewan dan
persebaran tumbuhan. Beragam tumbuhan, hewan, jamur, bakteri, dan jasad renik
lain banyak terdapat di Indonesia. Ada banyak spesies tumbuhan, hewan, jamur
dan juga monera yang ada di Indoensia. Bahkan banyak jenis makhluk hidup
yang merupakan makhluk hidup endemik atau hanya ditemukan di suatu daerah
saja. Untuk mengetahui persebaran hewan dan tumbuhan tersebut, maka dari
makalah ini akan dibahas tentang biogeografi yang dimana tentang persebaran
makhluk hidup.

1.2 Tujuan
- Untuk mengetahui penngertian biogeografi
- Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi biogeografi atau persebaran
makhluk hidup
- Untuk mengetahui biogeografi sebagai bukti evolusi
- Untuk mengetahui daerah biogeografi di dunia
- Untuk mengetahui penyebaran flora dan fauna di Indonesia
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Biogeografi


Biogeografi merupakan kombinasi dari kata “Bios” dan “Geografi”.
Bios berarti hidup atau makhluk hidup, sedangkan Geograf merupakan studi
dan deskripsi perbedaanperbedaan dan agihan fenomena di bumi, yang mana
mencakup semua yang mengubah dan mempengaruhi permukaan bumi,
termasuk sifat-sifat fisiknya, iklim dan hasilhasil, baik yang bersifat hidup
atau tidak. Selain itu, biogeografi dapat diartikan pula sebagai studi tentang
hubungan antara pola dan proses sebaran organisme dalam ruang dan waktu,
atau bisa juga diartikan sebagai kajian organisme baik masa lampau maupun
sekarang, atau bisa juga diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang mencoba
untuk menggambarkan dan memahami banyaknya pola dalam distribusi
spesies dan kelompok taksonomi yang lebih besar (Supriana, 2008).
Biogeografi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari sebaran
secara spesifik makhluk hidup pada saat yang lalu dan saat ini. Untuk tujuan
praktis sesuai dengan pembagian makhluk hidup menjadi tumbuhan dan
hewan, biogeografi pada umumnya dibagi atas “geografi tumbuhan”
(fitogeografi) dan “geografi hewan” (zoogeografi). Fitogeografi dan
Zoogeografi adalah bagian dari ilmu pengetahuan biogeografi yang
mempelajari studi dan deskripsi perbedaan fenomena distribusi vegetasi di
bumi termasuk semua faktor yang mengubah permukaan bumi oleh faktor
fisik, iklim atau oleh interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya
(Campbell, 2004).
Orang yang pertama kali mengemukakan adanya hubungan antara
makhluk hidup dengan daerah/ wilayah tertentu di permukaan bumi adalah
Alfred Russel Wallace. Pada tahun 1800-an ia menerbitkan buku yang
mengungkapkan adanya pola penyebaran makhluk hidup di bumi. Ilmu
Biogeografi lahir di Indonesia, oleh Wallace, ketika ia menulis sebaris kalimat
kepada Henry Bates, “I believe the western part to be a separaed portion of
continental Asia, the eastern the fragmentay prolongation of a former Pacific
continent.” (Alfred Russel Wallace, 1858) (dalam Williams, 2008).
Edwards (1964) berpendapat, persebaran flora dan fauna di dunia
dipelajari dalam cabang ilmu biogeografi dengan menggunakan 2 pendekatan,
yaitu:
1. Pendekatan biogeografi sejarah, yaitu pendekatan cabang ilmu biogeografi
yang melihat dari sudut pandang perkembangan dan evolusi kelompok
organisme, iklim, migrasi, gerakan bumi pada masa lalu, serta hubungan
ekologis masa lalu dengan sekarang)
2. Pendekatan biogeografi ekologi, yaitu pendekatan cabang ilmu
biogeografi yang melihat dari sudut pandang interaksi antarorganisme
serta interaksi organisme dengan lingkungannya.

2.2 Faktor yang Mempengaruhi Biogeografi atau Persebaran Mahkluk Hidup


Farb (1985) menyatakan dalam biogeografi dipelajari bahwa penyebaran
organisme dari suatu tempat ke tempat lainnya melintasi berbagai faktor
penghalang. Faktor-faktor penghalang ini menjadi pengendali penyebaran
organisme. Faktor tersebut dikelompokkan dalam faktor fisik dan faktor non
fisik.
1. Faktor fisik
a. Curah hujan
Di daerah yang jumlah curah hujannya selalu ada sepanjang tahun ada
terdapat vegetasi hujan. Semakin berkurang jumlah curah hujan, maka
tanaman yang didapati sudah bukan berupa hutan lagi, akan tetapi
berupa semak belukar atau padang rumput. Dan di daerah gurun,
dimana curah hujannya sangat kecil maka vegetasi yang ada
bergantung pada musim-musim yang ada hujannya. dengan adanya
curah hujan yang tinggi, maka tanaman dan hewan dapat hidup dengan
baik, karena tersedinya makanan.
b. Suhu
Keadaan temperatur di bumi berbeda-beda karena pengaruh dari
intensitas penyinaran matahari. Semakin tinggi suhu, semakin
bervariatif jenis tanaman, sebaliknya, semakin jauh dari matahari,
tanaman semakin sedikit bahkan tidak tumbuh.
c. Kelembaban udara
Jumlah uap air yang dikandung udara akan mempengaruhi penyebaran
flora. Semakin lembab, jenis tanaman semakin bervariatif. Pada udara
kering, tanaman akan semakin sedikit jenisnya, bahkan ada tanaman
yang hanya bisa tumbuh di daerah kelembaban yang tinggi.
d. Angin
Angin sangat besar pengaruhnya terhadap proses penguapan dan
transpirasi bagi tanaman. Misalnya: angin Bahorok yang dapat
mengeringkan perkebunan tembakau di Delli, demikian pula dengan
adanya angin dingin, angin laut, dsb. Adanya arah angin yang bertiup
pada suatu daerah akan mempengaruhi perkembangbiakan hewan.
Selain itu, angin yang bertiup kencang juga sangat membahayakan
manusia.
e. Sinar matahari
Sinar matahari bagi tumbuhan diperlukan untuk pembuatan zat hijau
daun atau klorofil. Tanaman yang kurang mendapat sinar matahari akan
sulit mengalami perkembangan karena sinar matahari mempunyai
fungsi yang penting dalam pembakaran klorofil. Matahari yang
menyinari permukaan bumi juga berpengaruh dalam perkembangbiakan
hewan. Sinar matahari yang terang mengakibatkan sulit berkembang
biak dengan baik karena menghalangi proses persalinan.
f. Tanah
Tanah juga mempengaruhi pertumbuhan berbagai jenis tanaman. Tidak
semua tumbuhan dapat tumbuh dengan baik pada berbagai lahan,
tergantung dari unsur hara, jenis tanah, dan tingkat kesuburan. Hewan
yang menempati alam semesta juga bergantung dari ketersediaan
makanan. Tanah yang subur akan banyak didiami oleh tumbuhan dan
hewan.
g. Relief (ketinggian tempat)
Tinggi rendahnya permukaan bumi akan berpengaruh pada kandungan
udara dan penyinaran matahari. Daerah yang rendah banyak di tumbuhi
tanaman yang lebat, sedangkan pada daerah yang tinggi akan jarang
ditumbuhi tanaman. Semakin tinggi suatu daerah maka akan semakin
jarang janis tanaman yang dapat tumbuh. Begitu juga dengan hewan
akan berjumlah sedikit pada daerah yang tinggi.
2. Faktor non fisik (biotik)
a. Tumbuhan
Misalnya tumbuhan besar melindungi tumbuhan yang ada di bawahnya
atau diantaranya.
b. Hewan
Pengaruh binatang terhadap binatang (insekta) dan penyebaran biji
(burung atau tupai).
c. Manusia
Manusia dapat mengubah seluruh pertumbuhan melalui penebangan,
pengairan, pemupukan, penanaman kembali. Demikian juga, misalnya
mengubah hutan menjadi lahan pertanian dan lahan industri serta
daerah pemukiman.
d. Jaring-jaring makanan
Jaring-jaring makanan yaitu rantai-rantai makanan yang saling
berhubungan satu sama lain sedemikian rupa sehingga membentuk
seperi jaring-jaring. Jaring-jaring makanan terjadi karena setiap jenis
makhluk hidup tidak hanya memakan satu jenis makhluk hidup lainnya.
Jaring-jaring makanan memiliki pengaruh yang besar juga terhadap
persebaran makhluk hidup, adanya jaring jaring makanan ini akan
menjadikan bertahannya suatu populasi hewan atau tumbuhan, atau
justru sebagai penghambat kehidupan mereka karena tidak sesuainya
lingkungan dan populasi yang ada diwilayah setempat.
e. Kemampuan beradaptasi
Adaptasi adalah kemampuan atau kecenderungan makhluk hidup dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan baru untuk tetap hidup dengan
baik. Makhluk hidup akan mampu bertahan dalam lingkungannnya,
dimana ketika mereka memiliki kamampuan untuk baradaptasi sebagai
wujud pencegahan serangan dari musuh atau pertahanan diri. Namun
tidak semua makhluk hidup baik tumbuhan maupun hewan memiliki
kemampuan untuk berdapatasi, melainkan hanya hewan dan tumbuhan
tertentu.

2.3 Biogeografi Sebagai Bukti Evolusi


Studi biogeografis memperlihatkan bahwa suatu spesies baru muncul
pada satu tempat dan kemudian menyebar menuju keluar dari titik atau tempat
asal. Beberapa spesies kemudian menjadi lebih luas distribusinya, tetapi
mereka tidak dapat melewati barier-barier alami yang terpisah antar-daerah
biogeografis yang besar. Oleh karena itu, meskipun lingkungan hidup
sesungguhnya identik pada daerah biogeografis berbeda, jarang ditempati oleh
spesies yang sama. Buktinya, setiap daerah geografi besar di dunia
mempunyai karakteristik kelompok tanaman dan hewan (Supriana, 2008).
Edwards (1964), proses evolusi biogeografis yang terjadi pada
makhluk hidup dapat dilihat dari bukti-bukti berikut ini :
1. Bentuk Paruh Burung Finch Di Kepulauan Galapagos.
Jika diamati, burung Finch yang hidup di kepulauan Galapagos
memiliki bentuk paruh yang mirip dengan bentuk paruh nenek
moyang burung Finch yang hidup di Amerika Serikat. Kemungkinan
di masa lalu mereka bermigrasi ke Galapagos kemudian beradaptasi
dengan lingkungan dan jenis makanan yang tersedia di pulau tersebut.
Proses adaptasi inilah yang kemudian memunculkan 14 spesies burung
Finch dengan bentuk dan ukuran paruh yang berbeda.
2. Keberadaan Hewan Sejenis Kanguru (Marsupial) Di Australia.
Di Australia terdapat hewan sejenis kanguru (marsupial) yang
memiliki kantong sebagai tempat menyusui anaknya. keberadaan
kanguru ini tidak ditemukan di tempat lain hanya ada di Australia saja.
3. Keberadaan Tanaman Kaktus
Di Amerika Utara Keberadaan habitat tanaman kaktus (family
Cactaceae) dalam jumlah besar hanya terdapat di gurun pasir sebelah
tenggara Amerika Serikat dan gunung pasir Andes. Habitat kaktus ini
tidak ditemukan di tempat lain, dimanapun di bumi selain di tempat
ini.

2.4 Daerah-daerah Biogeografi di Dunia


Menurut Alfred Russell Wallace (dalam Williams, 2008), berdasarkan
adanya persamaan fauna di daerah-daerah tertentu di bumi, maka dapat
dibedakan 6 daerah biogeografi dunia, yaitu sebagai berikut:
1. Zona Neartik
Wilayah fauna Neartik terdapat dibelahan bumi utara tepatnya di wilayah
benua Amerika bagian utara dan seluruh wilayah Greenland. Pada wilayah
persebaran ini terdapat beberapa bioma yang mendominasi kawasannya,
antara lain :
a. Amerika Utara bagian timur banyak ditumbuhi oleh vegetasi hutan
gugur.
b. Amerika Utara bagian tengah terdiri atas bioma padang rumput
c. Amerika Utara bagian utara didominasi oleh bioma taiga yang
memiliki hutan konifer yang sangat luas.
d. Lingkungan fisik wilayah Greenland tertutup oleh salju dengan
ketebalan yang sulit ditentukan
Beberapa jenis fauna khas di wilayah Neartik antara lain : Antelop
bertanduk cabang tiga, prairie dog sejenis tupai dari Amerika Utara,
kolkum (kalkun), burung biru, salamander, bison, karibou, mockingbird
dan muskox.
2. Zona Paleartik
Wilayah persebaran fauna Paleartik meliputi hampir seluruh daratan
Eurasia dan beberapa daerah lain seperti kawasan pegunungan Himalaya,
Afganistan, Afrika, Inggris dan Jepang. Keadaan lingkungan di wilayah
ini cukup bervariasi, antara lain memiliki perbedaan suhu yang tinggi dan
curah hujan yang berbeda-beda. Beberapa jenis fauna yang hidup jenis
fauna yang hidup di wilayah Paleartik antara lain:
a. Fauna khas seperti tikus, bison, landak dan menjangan kutub.
b. Fauna yang terbatas penyebarannya seperti unta, rusa kutub dan
beruang kutub.
c. Beberapa jenis reptil yang berhubungan dengan fauna Ethiopian dan
Oriental
d. Fauna endemik yang hanya terdapat di daerah Cina, yaitu beruang
Panda.
3. Zona Neotropik
Wilayah fauna Neotropik tersebar dari Meksiko bagian selatan sampai
Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Kondisi wilayah Neotropik
sebagian besar beriklim tropis dan di Amerika Sealatan lebih banyak yang
beriklim sedang. Beberapa jenis fauna khas yang hidup di wilayah fauna
ini antara lain : Kukang, armadillo, alpaka, kelelawar penghisap darah,
orang hutan, siamang, trenggiling, menjangan, sejenis babi, kuda, kera dan
tapir (berbeda dengan tapir Asia terutama pada punggungnya.
4. Zona Oriental
Wilayah fauna Oriental meliputi Benua Asia beserta pulau-pulau
disekitarnya meliputi Srilangka, Filipina dan wilayah fauna Indonesia
bagian barat dan tengah yang meliputi Sumatera, Jawa, Kalimantan,
Sulawesi. Kondisi lingkungan fisik wilayah Oriental cukup bervariasi,
sebagian besar beriklim tropis sehingga banyak terdapat hutan tropis yang
kaya akan flora dan fauna.
Beberapa fauna khas yang hidup di wilayah Oriental antara lain :
a. Harimau, gajah, siamang, orang hutan, bekantan, monyet, badak
bercula satu, menjangan, antelop, tapir, babi rusa.
b. Terdapat beberapa fauna endemik yang hanya hidup di daerah tertentu,
misalnya anoa di Sulawesi dan komodo yang hanya terdapat di pulau
Komodo dan pulau-pulau kecil di sekitarnya
5. Zona Ethiopia
Wilayah fauna Ethiopian meliputi seluruh daratan benua Afrika,
Madagaskar dan daratan Arab bagian selatan. Keadaan lingkungan
wilayah Ethiopian relatif seragam. Di bagian utara wilayah Ethiopian
terdapat Gurun Sahara yang merupakan padang pasir terluas di dunia.
Gurun ini menjadi barier atau pembatas antara wilayah Ethipian dengan
wilayah Paleartik. Wilayah Ethiopian memiliki kurang lebih 160
vertebrata darat, dan memiliki beberapa fauna khas.
a. Fauna khas di wilayah daratan Afrika misalnya gajah, singa, cheetah,
hyena, jerapah, zebra, unta dan badak afrika
b. Fauna yang mirip dengan daerah Oriental adalah jenis kucing dan
anjing, lemur, baboon, gorila dan simpanse.
c. Fauna khas pulau Madagaskar misalnya kuda nil kecil
(Pygmyhippopotamus) dan beberapa burung endemik seperti burung
gajah besar.
6. Zona Australis
Wilayah persebaran fauna Australis sebagian besar kondisi lingkungannya
tropis dan sebagian lagi beriklim sedang. Kondisi lingkungan di wilayah
Australia yang cukup mencolok disebabkan oleh letaknya yang terpisah
jauh dari benua lainnya. Wilayah persebaran fauna Australis meliputi :
a. Benua Australia
b. Selandia Baru
c. Papua
d. Maluku dan pulau-pulau kecil di sekitarnya
e. Kepulauan-kepulauan di samudera pasifik di sebeleh selatan garis
katulistiwa
Beberapa hewan khas wilayah fauna Australia antara lain : Nokdiak
(landak Irian) - Wallaby - Cendrawasih – Kangguru. Selain itu juga
terdapat beberapa fauna endemik yang hanya terdapat di satu wilayah,
yaitu Tuatara (Sphenodon punctatus) sejenis amphibi purba yang hanya
terdapat di Selandia Baru dan Tazmanian Devil yang terdapat di pulau
Tasmania.

2.5 Penyebaran Flora dan Fauna di Indonesia


Biogeografi merupakan suatu peristilahan biologi yang berhubungan
dengan pola distribusi flora dan fauna dalam skala waktu dan ruang. Indonesia
berdasarkan distribusi flora dan faunanya memiliki kawasan biogeografi yang
terdiri dari biogeografi Sunda, Sahul, dan Wallacea. Kawasan Sunda
(Oriental) dan Sahul (Australia) merupakan dua kawasan biogeografi utama,
dan campuran keduanya disebut Wallacea. Kawasan biogeografi Oriental
memiliki biota yang berasal dari dan berafiliasi dengan kawasan Asia, yakni
Jawa, Kalimantan, dan Sumatera, yang seringkali disebut juga dengan
kawasan Sunda. Adapun kawasan Indonesia yang termasuk dalam biogeografi
Australia adalah Kepulauan Aru dan Papua atau disebut kawasan Sahul. Di
antara kedua biogeografi besar tersebut, terdapat kawasan yang memiliki biota
merupakan campuran dari keduanya sehingga menjadi karakter tersendiri dan
disebut biogeografi Wallacea, yang meliputi wilayah Sulawesi, Maluku, dan
Nusa Tenggara (Supriatna, 2014).
Wallace sejak tahun 1858 telah menyadari perubahan-perubahan
geologi yang terjadi di wilayah Indonesia bagian tengah ini dan implikasinya
kepada penyebaran fauna. Tahun 1910, tiga tahun sebelum Wallace
meninggal, dalam bukunya “The World of Life” (Chapman and Hall,
London), Wallace menggeser garisnya di sektor Sulawesi lebih ke timur lagi
sebab di Sulawesi Barat masih cukup dominan ditemukan fauna-fauna Asia.
Dari penelitian-penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh ahli fauna dan flora
ditemukan bahwa: Garis Wallace ini tidak pernah tegas, tetapi dapat
bergeser-geser ke timur atau barat di Sulawesi; tetapi jelas meyakinkan
bahwa Sulawesi adalah wilayah pertemuan sekaligus perbatasan zona-zona
biogeografi (Hugget, 1998).
Maeskimun (1985) menyatakan beberapa cirri khas fauna dan flora di
wilayah Indonesia sebagai berikut:
1. Persebaran fauna
a. Fauna Indonesia Barat
Fauna Indonesia barat adalah berbagai jenis hewan yang terdapat di
Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.
Macam-macam fauna Indonesia barat sebagai berikut.
Pulau Jenis Fauna
Sumatera Gajah, Harimau, Tapir, Badak, Orang Utan, Kera,
Pelanduk, Siamang, Kijang, Ular, Kambing, Burung
Kakaktua, Burung Kutilang, Burung Tekukur dan
Burung Gereja
Jawa Harimau, Badak, Tapir, Domba, Kambing, Rusa,
Kerbau Liar, Monyet, Ular, Musang, Burung Gereja
dan Burung Belibis
Kalimantan Orang Utan, Kukang, Monyet Bekantan, Kijang,
Musang, Pelanduk, Buaya, Burung Elang, Burung
Pekakak, Burung Kakaktua, Burung Rajawali, serta
Ular Piton dan Ular Kobra

b. Fauna Indonesia Tengah


Fauna Indonesia tengah meliputi berbagai jenis hewan yang terdapat
di pulau Sulawesi dan Kepulauan Nusa Tenggara. Fauna Indonesia
tengah sebagai berikut.
Pulau Jenis Fauna
Sulawesi dan sekitarnya Rusa, Anoa, Musang, dan Monyet
Kepulauan Nusa Tenggara Sapi, Rusa, Komodo, Domba, Burung
Kakaktua, Burung Jalak dan Burung
Nuri

c. Fauna Indonesia Timur


Fauna Indonesia timur meliputi jenis-jenis fauna yang ditemukan di
Papua, Maluku, dan pulau-pulau di sekitarnya. Fauna Indonesia timur
bercorak australis. Berikut ini fauna Indonesia timur.
Pulau Jenis Fauna
Maluku Kuskus, Burung Nuri, dan Cendrawasih
Papua dan Sekitarnya Burung Cendrawasih, Burung Kakaktua
Raja, Burung Kasuari, dan Burung Parkir

2. Persebaran Flora
Tanah yang subur menyebabkan berbagai jenis tanaman dapat tumbuh
dengan baik di wilayah Indonesia. Flora Indonesia terdiri dari sekitar
4.000 jenis pohon, 1.500 jenis paku pakuan, dan 5.000 jenis anggrek.
a. Flora Indonesia Barat
Flora Indonesia bagian barat meliputi berbagai jenis tanaman yang
tumbuh di Pulau Sumatra, Jawa, Kalimatan, dan pulau-pulau kecil di
sekitarnya. Jenis flora Indonesia bagian barat memiliki persamaan
dengan tumbuhan yang terdapat di Asia.
Pulau Jenis Flora
Sumatera Pinus, Kamper, Meranti, Kayu Besi, Kayu
Manis, Beringin, dan Raflesia
Jawa Jati, Meranti, Mahoni, Beringin, Pinang, Bunga
Anggrek, dan Bunga Boungeville
Kalimantan Ramin, Kamper, Meranti, Jelutung, Bakau,
Pinus, dan Rotan

b. Flora Indonesia Tengah


Flora Indonesia tengah meliputi tumbuhan yang terdapat di Sulawesi,
Nusa Tenggara, dan Maluku. Di Nusa Tenggara terdapat padang
rumput alami yang baik untuk daerah peternakan. Penyebabnya adalah
curah hujan yang rendah.
Pulau Jenis Flora
Sulawesi Eboni, Kayu Besi, Pinus, Kayu Hitam, Rotan,
dan beberapa jenis bunga anggtek
Nusa Tenggara Jati, Sandelwood, Akasia, Cendana, dan
beberapa jenis bunga anggrek
Maluku Sagu, Meranti, Gotasa, Kayu Besi, Lenggua,
Jati, Kayu Putih dan Anggrek

c. Flora Indonesia Timur


Flora Indonesia bagian timur adalah tumbuhan yang hidup di pulau
Papua dan pulau-pulau sekitarnya. Jenis tanaman yang sering dijumpai
di Papua adalah jenis conifera seperti agatis alba dan obi. Di daerah
dataran rendahnya terdapat pohon sagu, nipah, dan bakau.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
 Biogeografi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari sebaran secara spasial
makhluk hidup pada masa lalu dan saat ini.
 Faktor yang mempengaruhi persebaran makhluk hidup ada berupa faktor fisik
(abiotik) dan faktor non fisik (biotik).
 Persebaran flora dan fauna di permukaan bumi menunjukkan Spesies berasal
dari suatu tempat yang selanjutnya menyebar ke berbagai daerah, organisme
tersebut kemudian melakukan diferensiasi menjadi subspesies baru dan
spesies yang cocok terhadap daerah yang ditempatinya dan biogeografis
dalam hal ini menjadi bukti adanya evolusi.
 Daerah biogeografis di dunia meliputi Neartik, Paleartik, Neotrapik, Oriental,
Ethiopia dan Australis.
 Persebaran flora dan fauna di Indonesia dibagi atas 3 wilayah yaitu persebaran
di daerah Indonesia Barat, Indonesia Tengah dan Indonesia Timur.

3.2 Saran
Dengan adanya pemahaman bahwa terjadi persebaran organisme dalam hal ini
flora dan fauna terhadap letak geografisnya, diharapkan kita sebagai manusia
mampu menjaga kelestarian habitat dimana flora dan fauna tersebut hidup.
Tindakan-tindakan pemeliharaan ekosistem dan juga tidak mencemari
lingkungan diharapkan dapat terlaksana demi pelestarian komponen biotik dan
abiotik di lingkungan sekitar kita.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell. 2004. Bilogi Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Edwards. A.W.F. and Cavalli-Sforw. LL 1064. Reconstruction of evolutionary trees.


In Plrenen‘c and Phylugmwfiv Classification.Heywood. VII. and McNeil , J.
(eds-x). pp. 67-76. Systematics Association pub. no. 6. London.

Farb, Peter. 1985. Ekologi. Jakarta : Pustaka Alam Life.

Huggett R.J. 1998. Fundamentals of Biogeography. London : Routledge

Maeskimun, Taty. 1985. Flora Fauna dan Kelestarian. Jakarta : Bina Karya.

Supriana, Jutna. 2008. Melestarikan Alam Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor


Indonesia

Supriatna J. 2014. Berwisata Alam di Taman Nasional. Jakarta: Yayasan Pustaka


Obor Indonesia.

Williams, DM and M.C. Ebach. 2008. Foundations of Systematics and Biogeography.


Springer Science Business. Media LLC, New York, USA.

Anda mungkin juga menyukai