Anda di halaman 1dari 16

ACARA 6

KOMPETISI INTER DAN INTRASPESIES ANTARA TANAMAN


KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus L.) rumput teki (Cyperus rotundus L.)

I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman dilingkungan, banyak sekali
faktor yang mempengerahui tanaman tersebut untuk dapat tumbuh dengan baik, baik itu
faktor internal maupun faktor eksternal dari tanaman maupun lingkungan. Salah satu
faktor yang mempengaruhi adalah adanya kompetisi, kompetisi adalah interaksi antara
dua organisme yang berusaha untuk hal pencapaian kebutuhan hidup. Interaksi
kompetisi, terdapat dua macam yaitu kompetisi intraspesifik dan interspesifik, baik
dua-duanya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan proses bertahan hidup oleh dua
atau lebih spesies populasi.
Interaksi kompetisi melibatkan ruang lingkup, makanan, nutrisi, cahaya matahari,
dan tipe-tipe lain dari interaksi. Kompetisi dapat menghasilkan penyesuaian
keseimbangan oleh dua spesies atau peristiwa penggantian dari satu populasi
menggantikan yang lain. Kompetisi intraspesifik dan interspesifik terjadi apabila
tanaman mencapai tingkat pertumbuhan tertentu dan akan semakin keras dengan
pertambahan ukuran tanaman seiring dengan umur.
Kemampuan suatu tanaman dipengaruhi oleh kemampuan suatu organ yang
melakukan kompetisi, contohnya pada daun dan akar merupakan bagian yang berperan
aktif dalam kompetisi. Akar yang memiliki luas permukaan lebar, daun yang banyak,
lebar, dan tersebar di seluruh tubuh tanaman akan meningkatkan kompetisi, akibatnya
kompetisi tanaman pun tinggi. Kompetisi menujukkan suatu tipe interaksi di mana dua
individu atau lebih bersaing untuk mendapatkan makanan yang jumlahnya terbatas,
tempat hidup, dan faktor-faktor lain. Untuk itu dilakukan praktikum kompetisi intra dan
inter spesies antara tanaman kacang hijau

(Phaseolus radiatus L.) rumput teki

(Cyperus rotundus L.) untuk mengetahui mekanisme dan pengaruh adanya kompetisi
intraspesies dan interspesies pada pertumbuhan dan perkemabangan tanaman.

B. Permasalahan
Permasalahan yang muncul adalah bagaimanakah mekanisme kompetisi intra dan
inter spesies antara tanaman kacang hijau Phaseolus radiatus L. Dan Cyperus rotundus
L. ?. Apa akibat dari adanya kompetisi intra dan interspesifik pada kedua tanaman? dan
apa sajakah faktor yang mempengaruhi kompetisi intra dan inter spesies antara kedu
tanaman tersebut ?.
C. Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah mengetahui mekanisme kompetisi intra dan inter
spesies antara tanaman kacang hijau Phaseolus radiatus L. Dan Cyperus rotundus L..
Mengetahui akbiat dari adanya kompetisi intra dan interspesies yang terjadi pada dua
tanaman tersebut serta mengetahui faktor yang mempengaruhi terjadinya kompetisi
intra dan interspesies pada kedua tanaman.

II.

TINJAUAN PUSTAKA
Interaksi adalah hubungan antara makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya.

Sedangkan kompetisi adalah interaksi antara dua atau banyak individu apabila (1)
suplai sumber yang diperlukan terbatas, dalam hubungannya dengan permintaan
organisme atau (2) kualitas sumber bervariasi dan permintaan terhadap sumber yang
berkualitas tinggi lebih banyak (Elfidasari, 2007).
Dalam praktikum ini digunakan :
Kacang hijau merupakan tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan
(Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber
bahan pangan berprotein nabati tinggi. Kacang hijau di Indonesia menempati urutan
ketiga terpenting sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah.
Klasifikasi kacang hijau adalah sebagai berikut

Kingdom

: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom

: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi

: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi

: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas

: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas

: Rosidae

Ordo

: Fabales

Famili

: Fabaceae (suku polong-polongan)

Genus

: Phaseolus

Spesies

: Phaseolus radiatus L.
Sedangkan rumput teki adalah :

Kingdom

: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom

: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh

Super Divisi

: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi

: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas

: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)

Sub Kelas

: Commelinidae

Ordo

: Cyperales

Famili

: Cyperaceae

Genus

: Cyperus

Spesies

: Cyperus rotundus L.

Rumput Teki (Cyperus rotundus)adalah salah satu gulma yang penyebarannya


luas. Gulma ini hampir selalu ada di sekitar segala tanaman budidaya, karena
mempunyai kemampuan tinggi untuk beradaptasi pada jenis tanah yang beragam.
Termasuk gulma perennial dengan bagian dalam tanah terdiri dari akar dan umbi. Umbi
pertama kali dibentuk pada tiga minggu setelah pertumbuhan awal. Umbi tidak tahan
kering, selama 14 hari dibawah sinar matahari, daya tumbuhnya akan hilang (Diti,
2006) dan (Moenandir, 1988).
Kompetisi adalah interaksi antar individu yang muncul akibat kesamaan
kebutuhan akan sumberdaya yang bersifat terbatas, sehingga membatasi kemampuan
bertahan (survival), pertumbuhan dan reproduksi individu penyaing (Begon et al
.1990). Kompetisi dapat didefenisikan sebagai salah satu bentuk interaksi antar
tumbuhan yang saling memperebutkan sumber daya alam yang tersedia terbatas pada
lahan dan waktu sama yang menimbulkan dampak negatif terhadap pertumbuhan dan
hasil salah satu jenis tumbuhan atau lebih. Sumber daya alam tersebut, contohnya air,
hara, cahaya, CO2, dan ruang tumbuh (Kastono,2005). Definisi kompetisi sebagai

interaksi antara dua atau banyak individu apabila (1) suplai sumber yang diperlukan
terbatas, dalam hubungannya dengan permintaan organisme atau (2) kualitas sumber
bervariasi

dan

permintaan

terhadap

sumber

yang

berkualitas

tinggi

lebih

banyak.organisme mungkin bersaing jika masing-masing berusaha untuk mencapai


sumber yang paling baik di sepanjang gradien kualitas atau apabila dua individu
mencoba menempati tempat yang sama secara simultan. Sumber yang dipersaingkan
oleh individu adalah untuk hidup dan bereproduksi, contohnya makanan, oksigen, dan
cahaya(Noughton,1990).
Kompetisi interspesifik adalah setiap interaksi-interaksi yang mempunyai
pengaruh kurang baik terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup populasi lain.
Kecenderungan berkompetisi akan membawa ke pemisahan ekologi dari suatu jenis
yang serupa atau spesies yang berhubungan erat dan dikenal sebagai asas larangan
kompetisi. Secara serempak, kompetisi menghasilkan banyak seleksi adaptasi yang
meningkatkan kehidupan bersama dari suatu organisme yang beraneka ragam yang
berada di wilayah tertentu (Odum, 1983) Sedangkan kompetisi intraspesies adalah
persaingan

yang

terjadi

antara

organisme-organisme

tersebut

mempengaruhi

pertumbuhan dan hidupnya, dalam hal ini bersifat merugikan (Odum, 1971).
Kompetisi terjadi sejak awal pertumbuhan tanaman. Semakin dewasa tanaman,
maka tingkat kompetisinya semakin meningkat hingga suatu saat akan mencapai
klimaks kemudian akan menurun secara bertahap. Saat tanaman peka terhadap
kompetisi , hal itu disebut periode kritis (Soejono, 2009). Besarnya tingkat kerugian
akibat persaingan dengan gulma sangat bervariasi bergantung pada populasi dan
macam spesies gulma yang ada. Gulma yang sering dijumpai termasuk kategori
noxious weed (gulma berbahaya dan sangat merugikan) serta sulit dikendalikan oleh
herbisida maupun penyiangan, yaitu alang-alang dan teki (Budi, 2009).
Setiap spesies tumbuhan memerlukan lingkungan yang sesuai untuk hidup
sehingga persyaratan hidup untuk spesies berbeda-beda, dimana mereka hanya
menempati bagian yang cocok bagi kehidupannya. Komponen suatu komunitas
ditentukan oleh komponen tumbuhan yang mencapai klimaks dan mampu hidup di
lingkungan tersebut. Kegiatan anggota komunitas tergantung penyesuaian diri tiap
individu terhadap faktor fisik dan biotik yang ada di tempat tersebut. Dengan demikian
pada suatu komunitas, pengendali kehadiran spesies dapat berupa satu atau beberapa
spesies tertentu atau dapat juga sifat fisik habitat. Namun, tidak ada batas yang jelas

antara keduanya, sebab keduanya dapat saling mempengaruhi (Djuffi, 2006). DariSuatu
ekosistem terdiri dari beberapa spesies. Karena beberapa faktor seperti keterbatasan
tempat, keterbatasan bahan makanan, pengaruh lingkungan, dan yang lainnya, spesiesspesies itu mengalami persaingan. Persaingan itu terjadi untuk mempertahankan
kehidupan, melestarikan jenisnya, dan bisa saja untuk alasan-alasan lainnya. Seperti
spesies makhluk hidup saling berinteraksi antar individu maupun antar populasi
(Rahardi, dan Dwirahayu, 2007).

Beberapa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap persaingan intraspesifik dan


interspesifik pada tumbuhan, yaitu :
1. Jenis tanaman
Faktor ini meliputi sifat biologi tumbuhan, system perakaran, bentuk
pertumbuhan secara fisiologis. Misalnya adalah pada tanaman ilalang yang memiliki
system perakaran yang menyebar luas sehingga menyebabkan persaingan dalam
memperebutkan unsure hara. Bentuk daun yang lebar pada daun talas menyebabkan
laju transpirasi yang tinggi sehingga menimbulkan persaingan dalam memperebutkan
air.
2. Kepadatan tumbuhan
Jarak yang sempit antar tanaman pada suatu lahan dapat menyebabkan persaingan
terhadap zat-zat makanan hal ini karena zat hara yang tersedia tidak mencukupi bagi
pertumbuhan tanaman.
3. Penyebaran tanaman
Untuk menyebarkan tanaman dapat dilakukan dengan penyebaran biji atau
melalui rimpang (akar tunas). Tanaman yang penyebarannya dengan biji mempunyai
kemampuan bersaing yang lebih tinggi daripada tanaman yang menyebar dengan
rimpang. Namun persaingan yang terjadi karena faktor penyebaran tanaman sangat
dipengaruhi factor-faktor lingkungan lain seperti suhu, cahaya, oksigen, dan air.
4. Waktu
Lamanya periode tanaman sejenis hidup bersama dapat memberikan
tanggapan tertentu yang mempengaruhi kegiatan fisiologis tanaman. Periode 25-30 %
pertama dari daur tanaman merupakan periode yang paling peka terhadap kerugian
yang disebabkan oleh kompetisi.

Pemahaman tentang periode kritis penting dalam membentuk strategi usaha untuk
meminimalkan gangguan gulma selama tanaman tumbuh. Kemiringan lahan, iklim,
genetik tanaman, dan budidaya seperti pengolahan lahan, kesuburan tanah, persemaian,
dan jarak tanam merupakan beberapa faktor yang mungkin mempengaruhi periode
kritis penanganan gulma yang dipicu oleh jenis gulma, kepadatan gulma, periode gulma
merugikan tanaman dan pertumbuhan gulma (Evans et al., 2004). Kebutuhan tanaman
mengenai unsur hara dan air berbeda maka, tingkat kompetisi tanaman dapat berbeda
pada tanaman yang dikombinasi. Perbedaan intensitas kebutuhan zat, perbedaan sistem
perakaran (dangkal-dalam) digunakan sebagai dasar diterapkannya sistem tumpang sari.

III.

METODE
A. Alat dan Bahan
Kacang hijau, rumout teki, pot, air dan tanah.
B. Cara Kerja
Benih rumput teki dan kacang hijau ditanam, dengan kombinasi sebagai berikut :
a. Pot ke-1 diisi 0 benih kacang hijau dan 5 benih rumput teki.
b.

Pot ke-2 diisi benih kacang hijau dan 4 benih rumput teki.

c. Pot ke-3 diisi 2 benih kacang hijau dan 3 benih rumput teki.
d. Pot ke-4 diisi 3 benih kacang hijau dan 2 benih rumput teki.
e. Pot ke-5 diisi 4 benih kacang hijau dan 1 benih rumput teki.
f. Pot ke-6 diisi 5 benih kacang hijau dan 0 benih rumput teki.
g. Pot ke-7 diisi 1 benih kacang hijau.
h. Pot ke-8 diisi 1 benih rumput teki.
Benih dipelihara dalam pot dengan setiap hari disram air secukupnya dan
dihilangkan benih tanaman lain yang tumbuh dalam pot. Seminggu sekali diukur tinggi
tanmana dan jumlah daun masing-masing tanaman. Setelah tanaman berumur 8
minggu, dengan hati-hati dijbut masing-masing tanaman berikut dengan anaknya.
Dipisahkan antara akar dan pucuk, dan timbang tanamna dalam keadaan segar
kemudian dikeirngkan dalam oven, berat keirng tanaman juga ditimbang.

IV.

HASIL PEMBAHASAN
A. Hasil
Berikut ini merupakan hasil dari praktikum acara 6, dengan parameter yang
diukur berupa tinggi tanaman, jumlah daun tanaman,

Kurva tinggi tanaman Phaseolus radiatus selama


4 minggu
Tinggi Tanaman (cm)

35
30
25

pot 2

20

pot 3

15

pot 4

10

pot 5

pot 6

pot 7
1,0

2,0

3,0

4,0

minggu ke-

Gambar 1. Kurva Tinggi Tanaman Phaseolus radiatus


Berikut di atas merupakan hasil dari pengamatan terhadap tinggi tanaman kacang
hijau, dapat dilihat perkembangan tinggi tanaman yang paling tinggi adalah pot 5
dimana minggu pertama 11,3cm lalu di minggu kedua 22,5cm , minggu ke 3 sebasar
26,7cm lalu minggu ke empat 31,0 cm , kemudian disusul dengan pot 2 minggu
pertama adalah 14,5cm, lalu minggu kedua 20,5cm setelah itu minggu ketiga 24cm,
minggu ke empat tingginya mencapai 30cm. Pertumbuhan yang paling rendah terdapat
pada pot ke 7 dengan tinggi pada minggu pertama sebesar 13,3 cm, minggu kedua
adalah 19,3cm , minggu ketiga adalah 20cm, lalu dilanjutkna minggu ke empat 22cm.

Tinggi tanaman (cm)

Kurva tinggi tanaman Cyperus rotundus


selama 4 minggu
14
12
10
8
6
4
2
0

pot 1
pot 2
pot 3
pot 4
1,0

2,0

3,0

4,0

minggu ke-

Gambar 2. Kurva tinggi Cyperus rotundus

pot 5
pot 8

Dari hasil kurva terlihat tinggi tanaman rumput teki yang paling tinggi terdapat
pada pot 8, dimana tinggi pada minggu pertama 5 cm lalu naik tingginya menjadi 9 cm
pada minggu kedua, setelah itu menjadi 12 cm pada minggu ketiga dan keempat.
Sedangkan perkembangan tinggi paling rendah terdapat pada pot 1 pada minggu
pertama 2,8 cm lalu minggu kedua 2,4 cm setelah itu naik menjadi 3,2 cm pada minggu
ketiga dan keempat.

Jumlah daun

Jumlah Daun tanaman Phaseolus radiatus selama


4 minggu
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0

pot 2
pot 3
pot 4
pot 5
pot 6
pot 7
1,0

2,0

3,0

4,0

minggu ke-

Gambar 3. Kurva Jumlah Daun tanaman Kacang Hijau


Dari kurva jumlah daun pada gambar 3 dapat dilihat perkembangan hingga
mencapai jumlah daun terbanyak adalah pot 2, dimana jumlah daun pada minggu
pertama adalah 2, jumlah daun pada minggu kedua adalah 2, daun pada minggu ketiga
adalah 5 dan pada minggu ke empat adalah 8. Perkembangan daun paling rendah
terdapat pada pot 4, dimana pada minggu pertama adalah 2, minggu kedua adalah 4
buah, minggu ketiga dan keempat ada 5 saja.

Jumlah Daun

Jumlah Daun tanaman Cyperus rotundus


selama 4 minggu
14
12
10
8
6
4
2
0

pot 1
pot 2
pot 3
pot 4
pot 5
1,0

2,0

3,0

4,0

minggu ke-

Gambar 4. Kurva Daun Rumput Teki

pot 8

Dari kurva gambar no 4 dapat dilihat perkembangan daun rumput teki paling
rendah terdapat pada pot 1, yaitu pada minggu pertama terdapat 2,8 lalu minggu kedua
adalah 2,4 lalu berkembang menjadi 3,2 pada minggu ketiga dan keempat. Sedangkan
pertumbuhan duan yang paling tinggi adalah pot 8, dimana daun yang tumbuh pada
minggu pertama adalah 5, hingga pada minggu kedua adalah 9 daun, lalu pada minggu
ketiga dan keempat 12 daun.

Berat basah Cyperus rotundus dan Phaseolus


radiatus
7

Berat basah (g)

6
5
Akar P. radiata
4

Tajuk P. radiata

Akar C. rotundus

Tajuk C. rotundus

1
0
pot 1 pot 2 pot 3 pot 4 pot 5 pot 6 pot 7 pot 8

Gambar 5. Grafik Berat Basah Rumput teki dan Kacang Hijau


Dari gambar 5 terlihat jika pada pot 3 akar kacang hijau paling berat pada saat
pengukuran berat basah, yaitu sebesar 6,45 gr, lalu disusul pot 4 juga akar kacang hijau
sebesar 5,15 gr, disusul pot 5 sebesar 3,45 gr, selanjutnya pada pot 2, 6 dan 7 akar
kacang hijau sangat rendah beratnya. Disini akar rumput teki cenderung rendah berat
basahnya dari segala pot, namun pada pot 2 akar dan tajuk rumput teki lebih
mendominasi berat basah dibandingkan dengan akar dan tajuk kacang hijau, yaitu akar
rumput teki pada pot 2 memiliki berat basah 1,5gr dan berat basah tajuk rumput teki
pada pot 2 sebesar 2,3. Pada pot 8 terlihat berat basah tajuk lebih tinggi dibandingkan
berat basah akar rumput teki.

Berat kering Cyperus rotundus dan Phaseolus


radiatus
1.4

Berat Kering (g)

1.2
1
Akar P. radiata
0.8

Tajuk P. radiata

0.6

Akar C. rotundus

0.4

Tajuk C. rotundus

0.2
0
pot 1 pot 2 pot 3 pot 4 pot 5 pot 6 pot 7 pot 8

Gambar 6. Grafik berat kering Rumput Teki dan Kacang Hijau


Dari grafik terlihat berat kering akar kacang hijau pada pot 5 menempati posisi
tertinggi yaitu sebesar 1,23 gr, lalu disusul pada pot 4 sebesar 0,91 gr lalu pot 3 0,47 gr
kelompok pot 3. Tajuk Kacang Hijau memiliki berat kering paling tinggi di pot 6 yaitu
0,46 gr, disini berat kering akar kacang hijau tidak begitu besar. Sedangkan pada akar
rumput teki paling tinggi terdapat pada pot 2 sebesar 0,41 gr lalu pada pot 1 yaitu
sebesar 0,21 gr, pada pot yang lainnya akar rumput teki berat keringnya tidak begitu
besar jika dibandingkan dengan parameter lain.
B. Pembahasan
Organisme hidup di dalam suatu ekosistem yang didalamnya saling berinteraksi
antar satu spesies dengan spesies lain. Interaksi tersebut dapat berupa interaksi positif
yang saling menguntungkan dapat juga interaksi negatif seperti kompetisi. Kompetisi
dapat didefenisikan sebagai salah satu bentuk interaksi antar tumbuhan yang saling
memperebutkan sumber daya alam yang tersedia terbatas pada lahan dan waktu sama
yang menimbulkan dampak negatif terhadap pertumbuhan dan hasil salah satu jenis
tumbuhan atau lebih. Sumber daya alam tersebut, contohnya air, hara, cahaya, CO2,
dan ruang tumbuh, kompetisi yang terjadi antara 2 spesies yang berbeda disebut
kompetisi interspesifik atau interspesies.
Kacang hijau merupakan tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan
(Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber

bahan pangan berprotein nabati tinggi. Kacang hijau di Indonesia menempati urutan
ketiga terpenting sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah.
Rumput Teki (Cyperus rotundus)adalah salah satu gulma yang penyebarannya
luas. Gulma ini hampir selalu ada di sekitar segala tanaman budidaya, karena
mempunyai kemampuan tinggi untuk beradaptasi pada jenis tanah yang beragam.
Termasuk gulma perennial dengan bagian dalam tanah terdiri dari akar dan umbi. Umbi
pertama kali dibentuk pada tiga minggu setelah pertumbuhan awal. Umbi tidak tahan
kering, selama 14 hari dibawah sinar matahari, daya tumbuhnya akan hilang.
Dari hasil terlihat pada jumlah daun, perkembangan jumlah daun dari rumput teki
yang paling tinggi adalah pot 8 dimana pada pot 8 daun rumput teki meningkat
perkembangannya dari 5 (minggu pertama) lalu menjadi 9 (minggu kedua) setelah itu
menjadi 12 (minggu ketiga dan keempat) pada umumnya kenaikan ini dipicu karena
keberadaan rumput teki yang sendiri tidak ada kompetitor lain, sehingga pertumbuhan
dna perkembangannya dapat berlangusng dengan baik karena nutrien yang ada
digunakan untuk kelangsungan hidupnya sendiri, tidak diperebutkan dengan tanaman
lain. Sedangkan paling rendah ada pada pot 1, dimana jumlah daunnya paling sdeikit
karena disini terjadi kompetisi intraspesies, yang menyebabkan perebutan nutrien dan
faktor faktor pertumbuhan dan perkembangan yang sama, sehingga faktor yang samasama dibutuhkan daling diperebutkan sehingga membuat masing-masing spesies haru
berbagi

dalam

pemenuhan

kebutuhan

untuk

fotosintesis,

pertumbuhan

dan

perkembangan.
Pada jumlah daun kacang hijau pot 2 menduduki jumlah daun paling banyak,
dimana kacang hijau pada pot 2 tidak memiliki kompetitor satu spesies, kebutuhan akan
pemenuhan nutrien untuk pertumbuhan dan perkembangan tidak mengalami hambatan
terlalu besar, walaupun disini terjadi kompetisi interspesifik dengan rumput teki, namun
kebutuhan akan nutriennya berbeda sehingga jumlah daun yang dihasilkan tidak
rendah.
Tinggi tanaman pada rumput teki, paling tinggi terdapat pada pot 8, hal ini
dikarenakan kebutuhan akan pertumbuhan dan perkembangan tercukupi dengan
baik,karena tidak terjadi persaingan baik secara intraspesifik amupun interspesifik.
Sedangkan kelompok yang paling rendah tinggi rumput tekinya adalah pot 1, ahl ini
terjadi karena adanya persaingan intraspesies yang menyebabkan perebutan akan
kebutuhan nutrien untuk tumbuh yang sama. Sedangkan pada tinggi tanaman kacang

hijau, yang paling tinggi terdapat pada pot 5 lalu pada pot 2, dimana pada pot 5 jumlah
kacang hijaunya 4 dan rumput teki berjumlah 1, walaupun terjadi persaingan
intraspesies namun disini diperolah hasil yang cukup banyak perkembangan tingginya
dibandingkan tanaman pada pot 2 dimana disana terdapat 1 rumput teki saja, yang tidak
mengalami kompetisi intraspesies walaupun pada minggu pertama tinggi tanaman lebih
tinggi pada pot 2.
Pada berat basah akar dan tajuk, pada setiap pot akar tanaman kacang hijau
memiliki berat yang lebih besar jika dibandingkan dengan akar tanaman rumput teki,
sedangkan pada tajuk, berat basah tajuk kacang hijau juga lebih tinggi berat basahnya
jika dibandingkan berat basah tajuk rumput teki. Pada berat keirng juga lebih tinggi
berat kering kacang hijau ika dibandingkan dengan berat kering akar rumput teki,
namun pada bagian pengukuran berat kering tajuk, rumput teki memiliki berat kering
yang lebih besar jika dibandingkan tajuk kacang hijau. Adanya berat basah dan kering
dipengaruhi oleh fotosintesis dan translokasi fotosintat yang ada pada tanaman,
semakin banyak pesaing untuk memenuhi kebutuhan fotosintesis maka semakin sedikit
pula hasil fotosintesisnya, karena bahan untuk fotosintesis harus dibagi. Sedangkan
pada spesies yang jumlah kompetitornya sedikit atau cenderug tidak ada, maka
kebutuhan akan nutrien fotosintesis akan mudha terpenuhi sehingga jumlah hasil
fotosintesis juga lebih banyak dan berat basah, ataupun keringnya juga banyak.
Persaingan diantara tumbuhan ini secara tidak langsung terbawa oleh modifikasi
lingkungan. Di dalam tanah, sistem-sistem ini akan bersaing untuk air dan bahan
makanan. Dan karena mereka tidak bergerak, maka ruang menjadi faktor penting, di
atas tanah, tumbuhan yang lebih tinggi menguasai sinar yang mencapai tumbuhan yang
lebih rendah dan memodifikasi suhu, kelembaban serta aliran udara pada permukaan
tanah.
Persaingan yang terjadi antara organisme-organisme tersebut mempengaruhi
pertumbuhan dan hidupnya, dalam hal ini bersifat merugikan. Setiap organisme yang
berinteraksi akan di rugikan jika sumber daya alam menjadi terbatas jumlahnya. Yang
jadi penyebab terjadinya persaingan antara lain makanan atau zat hara, sinar matahari,
dan lain lain. Faktor-fator intraspesifik merupakan mekanisme interaksi dari dalam
individu organisme yang turut mengendalikan kelimpahan populasi. Pada hakikatnya
mekanisme intraspesifik yang di maksud merupakan perubahan biologi yang
berlangsung dari waktu ke waktu

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap persaingan intraspesifik dan


interspesifik pada tumbuhan, yaitu :
1.

Jenis tanaman

2.

Kepadatan tumbuhan

3.

Penyebaran tanaman

4.

Waktu

V.

SIMPULAN
Pada setiap makhluk hidup kompetisi intraspesies dan interspesies terjadi dalam

lingkungan, Dari hasil terlihat persaingan intraspesies lebih terlihat efeknya daripada
interspesies karena dipicu adanya kebutuhan yang sama dalam pertumbuhan dan
perkembangan, sehingga terjadi perebutan nutrien. Sedangkan kompetisi interspesies
cenderung lebih tidak merugikan karena jumlah ataupun jenis kebutuhan yang
dibutuhkan cenderung berbeda. Adanya persaingain intraspesifik dan interspesifik
dipengaruhi oleh beerapa faktor seperti jenis tanaman, kepadatan tumbuhan,
penyebaran tanaman dan waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Begon, B.,J.L. Harper and C.R. Townsend. 1986. Ecology: Individual, Population, and
communities. Sunderland, Massachusetts: Sinauer Associates, Inc. Publisher.

Budi, G.P. dan O.D. Hajoenitijas. 2009. Kemampuan kompetisi beberapa varietas kedelai
(Glicyne max) terhadap gulma alang-alang (Imperata cylindrica) dan teki (Cyperus
rotundus). Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah 7: 127-129.
Diti, Widyas M. 2006. Persaingan Tanaman Cabai dan Rumput Teki pada Kondisi
Kekeringan. Tugas Akhir Jurusan Biologi, Institut

Teknologi Sepuluh Nopember,

Surabaya
Djuffi. 2006. Penentuan pola distribusi, asosiasi, dan interaksi spesies tumbuhan khususnya
padang rumput di Taman Nasional Baluran Jawa Timur. Journal of Biological
Diversity 3: 181

Elfidasari, D. 2007. Jenis interaksi intraspesifik dan interspesifik pada tiga jenis kuntul saat
mencari makan di sekitar cagar alam Pulau Serang Dua. Provinsi Banten. Jurnal
Biodiversitas 8: 266-269.
Evans, S.P., Z. Knezevic, J.L. Lindquist, C.A. Shapiro, E.E. Blankership. 2004. Nitrogen
application influences the critical period for weed control in corn. Weed Science 51:
408-417
Kastono. 2005. Ilmu Gulma. Yogyakarta: Jurusan Budidaya Pertanian. UGM.
Naughton. 1998. Ekologi Umum. edisi kedua. Yogyakarta: UGM Press.
Odum, P.E. 1983. Basic Ecology. Saunders College Publishing, United States of America.
J. Moenandir. 1988. Persaingan Tanaman Budidaya dengan Gulma (Ilmu Gulma-Buku III).
Rajawali Press. Jakarta
Rahardi, R., dan G. Dwirahayu. 2007. Model kompetisi dua spesies. Jurnal Algoritma.Vol 2 (
2)

LAMPIRAN
Tabel 1. Jumlah Daun Tanaman Rumput Teki
Minggu>

1,0

2,0

3,0

4,0

pot 1

2,8

2,4

3,2

3,2

pot 2
pot 3
pot 4

2,25
1
3

4,25
4
4

7
4
4

11
7
6

pot 5
pot 8

6
5

9
9

11
12

11
12

Tabel 2. Jumlah Daun Kacang Hijau

1,0
pot 2
pot 3
pot 4
pot 5
pot 6
pot 7

2
2
2
2
2
2

minggu ke2,0
3,0
2
5
4
5
3
2

5
6
5
6
7
5

4,0
8
7
5
7
7
6

Tabel 3. Tinggi Tanaman Rumput Teki

1,0
pot 1
pot 2
pot 3
pot 4
pot 5
pot 8

2,8
2,25
1
3
6
5

minggu ke2,0
3,0

4,0

2,4
4,25
4
4
9
9

3,2
11
7
6
11
12

3,2
7
4
4
11
12

Tabel 4. Tinggi Tanaman Kacang Hijau

1,0
pot 2

minggu ke2,0
3,0

4,0

pot 3

14,5
10,3

20,5
20,3

24
23,5

30
26,9

pot 4

10,7

23,6

22,8

28,3

pot 5

11,3

22,5

26,7

31,0

pot 6
pot 7

13,7
13,3

20,94
19,3

23,3
20

24,4
22

Tabel 5. Berat Basah Rumput Teki Dan Kacang Hijau

Akar P. radiata
Tajuk P. radiata
Akar C. rotundus
Tajuk C. rotundus

pot 1
0
0
0,4
0,3

pot 2
0,01
1
1,5
2,3

pot 3
6,45
0,4
0,2
0,4

pot 4
5,15
0,5
0,2
0,45

pot 5
3,45
0,35
1
0,8

pot 6
0,25
3,15
0
0

pot 7
0,35
0,95
0
0

pot 8
0
0
0,1
1,3

pot 7
0,14
0,16
0
0

pot 8
0
0
0,02
0,3

Tabel 6. Berat Kering Rumput Teki Dan Kacang Hijau

Akar P. radiata
Tajuk P. radiata
Akar C. rotundus
Tajuk C. rotundus

pot 1
0
0
0,21
0,08

pot 2
0
0,13
0,41
0,29

pot 3
0,47
0,04
0,13
0,21

pot 4
0,91
0,13
0,01
0,21

pot 5
1,23
0,14
0,06
0,19

pot 6
0,04
0,46
0
0

Anda mungkin juga menyukai