Anda di halaman 1dari 5

BORANG

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN


LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN

No. Dokumen
Berlaku sejak
Revisi

FO-UGM-BI-07-13
03 Maret 2008
00

Halaman

1 dari

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

PERCOBAAN - 11

PENGARUH GEOTROPISME PADA Vigna sinensis

Nama

: Alfian Silvia Krisnasari

NIM

: 11/315952/BI/8682

Gol/Kel

: C/1

Asisten

: Fitria Rahayu Ratmadanti

LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN


FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2013

BORANG
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN
LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN

No. Dokumen
Berlaku sejak
Revisi

FO-UGM-BI-07-13
03 Maret 2008
00

Halaman

2 dari

PERCOBAAN - 11
PENGARUH GEOTROPISME PADA Vigna sinensis
I.

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tumbuhan

melakukan berbagai macam pergerakan dalam pertumbuhannya,

pergerakannya hanya terjadi pada organ-organ tumbuhan saja yang dipengaruhi oleh
rangsangan dari luar, seperti cahaya, bahan kimia dan gaya gravitasi dari bumi. Salah
satunya adalah gerak geotropisme . Geotropisme adalah pengaruh gravitasi bumi terhadap
pertumbuhan organ tanaman. Bila organ tanaman yang tumbuh berlawanan dengan
gravitasi bumi, maka keadaan tersebutndinamakan geotropisme negatif. Sedangkan
geotropisme positif adalah organ-organ tanaman yang tumbuh kearah bawah sesuai dengan
gravitasi bumi.
Dengan begitu dilakukan percobaan mengenai geotropisme pada kecambah
Vigna sinensis adalah untuk mempelajari dan memahami lebih lanjut mengenai pengaruh
geotropisme pada pegerakan tanaman.
B. PERMASALAHAN
Dari

latarbelakang

tersebut

muncul

permasalahan

Bagaimana

respon

geotropisme dari kecambah Vigna sinensis jika ditempatkan pada tempat gelap ?. Dan
mengapa terjadi geotropisme pada kecambah Vigna sinensis ?.
C. TUJUAN
Tujuan dari percobaan kali ini adalah untuk mengetahui respon geotropisme dari
kecambah Vigna sinensis pada tempat gelap dan mengetahui penyebab terjadinya gerak
geotropisme pada kecambah Vigna sinensis.
II.

TINJUAN PUSTAKA
Tumbuhan bereaksi terhadap perubahan lingkungan dengan perwujudan yang

tampak antara lain pada pertumbuhannya. Respon terhadap perubahan lingkungan


yang diwujudkan sebagai pertumbuhan yang mengakibatkan bagian tertentu lebih cepat
tumbuh dibandingkan yang lainnya. Respon ini dapat menghasilkan gerak yang nyata

BORANG
LAPORAN
PRAKTIKUM
TUMBUHAN
walaupun umumnya
lebih lambat
dariFISIOLOGI
pada gerak
nasti. Di
LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN

No. Dokumen
Berlaku sejak
Revisi gerak
antara
Halaman

FO-UGM-BI-07-13
03 Maret 2008
00 tumbuh
akibat
3 dari

yang dikenal adalah gerak tropisme (Salisbury dan Ross, 1995 : 77). Geotropisme adalah
pengaruh gravitasi bumi terhadap pertumbuhan organ tanaman. ( Krisdianto, 2005:19 ).
Gerak akar diakibatkan oleh rangsangan gaya tarik bumi (gravitasi) dan arah gerak menuju
arah datangnya rangsangan, maka gerak tumbuh akar disebut geotropisme positif.
Sebaliknya gerak organ tumbuhan lain yang menjauhi pusat bumi disebut geotropisme
negative (Noggle, 1997 :23).
Geotropisme negatif dari batang geotropik postif, melalui akar dapat
diterangkan dengan perpindahan auksin dari pengaruh gaya tarik bumi. Telah diketahui
bahwa jika tumbuhan diletakkan horizontal, ujung batang akan tumbuh keatas dan ujung
kar tumbuh kebawah. Respon ini terjadi walaupun ditempat gelap, respon ini tergantung
gaya tarik bumi dan bukan cahaya. Cholodni (1942) dan went (1928) secara terpisah
menduga bahwa respon geotropisme pada batang yang terletak oleh distribusi zat tumbuh
(kemudian dikenal dengan IAA tidak merata pada sisi atas dibandingkan dengan sisi bawah
dari lubang sisi bawah batang) (Heddy, S. 1986:89).
Teori Cholodni - went tentang geotropisme mengajukan dugaan bahwa auksin
dipindahkan dari belahan atas batang kebelahan bawah bila bila batang diubah dari posisi
vertikal (Heddy, S. 1986: 88).
Keadaan aukin dalam proses geotropisme, apabila suatu tanaman (celeoptile)
diletakan secara horizontal, maka akumulasi auksin akan berada di dagian bawah. Hal ini
menunjukan adanya transportasi auksin ke arah bawah sebagai akibat dari pengaruh
geotropisme. Untuk membuktikan pengaruh geotropisme terhadap akumulasi auksin, telah
dibuktikan oleh Dolk pd tahun 1936 (dalam Wareing dan Phillips 1970). Dari hasil
eksperimennya diperoleh petunjuk bahwa auksin yang terkumpul di bagian bawah
memperlihatkan lebih banyak dibanding dengan bagian atas. Sel-sel tanaman terdiri dari
berbagai komponen bahan cair dan bahan padat. Dengan adanya gravitasi maka letak
bahan yang bersifat cair akan berada di atas. Sedangkan bahan yang bersifat padat berada
di bagian bawah. Bahan-bahan yang dipengaruhi gravitasi dinamakan statolith (misalnya
pati) dan sel yang terpengaruh oleh gravitasi dinamakan statocyste (termasuk statolith)
( Lovelles, 1997:235 ).
Sedangkan pengaruh geotropisme pada akar ,seperti pemanjangan akar dapat
dilihat dari teori dalam hubungannya dengan pertumbuhan akar dimana Luckwil (1956)
telah melakukan suatu eksperimen dengan menggunakan zat kimia NAA (Naphthalene

No. Dokumen
FO-UGM-BI-07-13
Berlaku sejak
03 Maret 2008
LAPORAN
PRAKTIKUM
FISIOLOGI
TUMBUHAN
Revisi
(Indole acetid acid) dan IAN (Indole-3-acetonitrile) yang 00
ditreatment
BORANG

acetic acid), IAA

LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN

Halaman

4 dari

pada kecambah kacang. Dari hasil eksperimennya diperoleh petunjuk bahwa ketiga jenis
auksin ini mendorong pertumbuhan primordia akar. Perlu dikemukakan pula di sini, bahwa
menurut Delvin (1975), pemberian konsentrasi IAA yang relatif tinggi pada akar, akan
menyebabkan terhambatnya perpanjangan akar tetapi meningkatkan jumlah akar.
III.

METODE
A. ALAT
Alat yang digunakan dalam percobaan geotropism ini adalah tabung gelas

sebagai tempat dari lempeng kaca. Lempeng kaca digunakan untuk meletakkan kecambah.
Pisau digunakan untuk memotong ujung akar dari kecambah dan karet gelang dalam
percobaan ini digunakan untuk menempelkan kecambah pada lempeng gelas.
B. BAHAN
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah kecambah Vigna sinensis
sebagai specimen dan tissue yang digunakan sebagai pembalut, untuk menampung air
sebagai sumber air bagi kecambah Vigna sinensis.
C. CARA KERJA
Cara kerja pertama kali adalah disiapkan kecambah kacang tanah dan jagung
umur 2 hari, lalu dipilih 20 kecambah yang pertumbuhannya baik dengan
panjang akar sekitar 2 cm. Untuk perlakuan pertama diletakkan kecambah pada
lempeng kaca yang telah dibalut tissue menggunakan karet gelang dengan
posisi vertical (A) dan horizontal (B). Perlakuan kedua , sekitar 2 mm ujung
kecambah dipotong secara hati hati, kemudian kecambah tersebut diletakkan
pada lempeng kaca yang telah dibalut dengan tissue dengan posisi vertical (C)
dan horizontal (D) disetiap perlakuaannya terdapat 5 kecambah. Setelah selesai
lempeng kaca yang telah ditempeli kecambah tersebut diletakkan dalam tabung
gelas yang berisi sedikit air untuk menjaga kelembapan. Lalu diletakkan tabung
gelas tersebut dalam ruang gelap, lalu setalah 48 jam diamati dan digambarkan
pola pertumbuhan bagian bagian kecambah lalu diabndingkan hasil
pengamatan yang diperoleh dari perlakuan A, B, C, D.

BORANG
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN
LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN

IV.

No. Dokumen
Berlaku sejak
Revisi

FO-UGM-BI-07-13
03 Maret 2008
00

Halaman

5 dari

DAFTAR PUSTAKA

Devlin, Robert M. 1975. Plant Physiology Third Edition. New York : D. Van Nostrand.
Heddy, Suwasono. 1986. Hormon tumbuhan. CV Rajawali. Jakarta ( p: 88, 89).
Krisdianto, dkk. 2005. Penuntun Praktikum Biologi Umum. Banjarbaru : Universitas
Lambung Mangkurat.( p:19 ).
Lovelles, A.R. 1997. Prinsip prinsip Biologi Tumbuhan. Jakarta : PT. Gramedia
( p: 235 ).
Noggle, Ray, R dan Fritzs, J. George. 1979. Introductor Plant Physiology. New Delhi :
Mall of India Private Ilmited ( p: 23 ).
Salisbury, F. B. dan Cleon. W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan, Jilid 1. Terjemahan
dari Plant Physiologi 4 th Edition oleh Diah R. Lukman dan Sumaryono.
ITB : Bandung ( p: 77 ).

Anda mungkin juga menyukai