NIM : 15/387971/PKU/15193
Hipofisis disebut juga sebagai kelenjar pituitari. Kata hipofisis berasal dari bahasa
yunani, hypo yang berarti dibawah dan physis yang berarti pertumbuhan. Kelenjar hipofisis
terletak di hipofiseal fossa sella tursika di tulang spenoidale dengan tangkai pituitary
(infundibulum). Berat kelenjar hipofisis adalah 0,5 gr dengan diameter 1-5 cm dan ukuran
normal pada manusia 10 x 13 x 16 mm. (Guyton & Hall, 2008)
Hipofisis, atau kelenjar pituitari, berkembang dari dua bagian yang berbeda:
(1) ectodermal dari stomodeum yang (rongga mulut primitif) langsung di depan
membran orofaringeal, dikenal sebagai kantong Rathke.
(2) perpanjangan bawah dari diencephalon membentuk infundibulum.
Ketika embrio adalah sekitar 3 minggu , kantong Rathke muncul dari hasil evaginasi
oral cavity dan kemudian tumbuh menuju ke arah dorsal infundibulum. Pada akhir bulan
kedua, hubungan dengan oral cavity hilang dan kemudian lebih dekat dengan infundibulum.
Selama pengembangan lebih lanjut, jumlah sel-sel di dinding anterior dari kantong Rathke
meningkat pesat dan membentuk lobus anterior (adenohypophysis). Dinding posterior dari
kantong Rathke berkembang menjadi pars intermedia, infundibulum berkembang menjadi
batang/tangkai dan pars nervosa, atau lobus posterior hipofisis (Neurohypophysis) yang
terdiri dari sel-sel neuroglia dan sejumlah serabut saraf dari daerah hipotalamus (Sadler,
2015).
Pada awal minggu ke-6 terjadi proliferasi kantong Rathke, kantong Rathke terbuka ke
bagian primitive oral cavity dan cavitas terututup. Pada akhir minggu ke-6 batang
pharyngohypophyseal jarang terlihat jelas, untuk menghubungkan antara bagian anterior dari
dinding posterior serta dinding anterior kantong Rathke dengan dienchepalon atau
infundibulum, kedua permukaan lateral pada ujung kantong Rathke membungkus sekitar
infundibulum. Setelah itu, sel-sel membentuk kantong rathke, sel yang berada pada bagian
yang berhubungan dengan otak ditempatkan di bagian yang berjarak lebih jauh lagi untuk
mengubah bentuk dari memanjang menjadi membulat. Selama minggu ke-7 kehamilan ,
perkembangan primordial kartilago tulang sphenoid terjadi, dan hubungan kantong Rathke
dengan stomodeum terputus. Bersamaan dengan perpindahan kantong Rathke, terjadi
perubahan cavitas pada minggu ke-8 kehamilan, Rathkes cavity terbentuk 3 divertikula yang
luas, 2 lateral dan 1 anterior. Pada minggu ke-9 kehamilan, kedua ujung dari kantong rathke
dan lebih dari separuh dinding posterior berhubungan dengan infundibulum dienchepalon.
Pada tahap perkembangan tersebut terdapat perbedaan polaritas sel dari bagian yang
terhubung dengan dienchepalon dan bagian yang tidak berhubungan dengan dienchepalon.
Pada bagian yang berhubungan dengan dienchepalon memiliki kumpulan sel seperti sel epitel
dengan nukleus berbentuk oval, sedangkan pada bagian lain nukleus berbentuk bulat dan sel
kehilangan telah kehilangan karakteristik epithel. Akibat lobulasi , struktur asinus tampak
pada bagian peripheral dari kantong rathke, karena disini epitel telah hilang.
Pada minggu ke-13 kehamilan terjadi evaginasi pada epitelium dan lipatan cavitas
dapat terlihat. Pada minggu ke-13 hanya bagian kantong Rathke yang berhubungan dengan
infundibulum, yaitu bagian ujung superior dari dinding posterior, medial dan pada bagian
dinding lateral (Fig.8). Karakteristik sel seperti epitel hanya terdapat pada bagian akntong
Rathke yang berhubungan dengan infundibulum. Pada waktu tersebut sistem portal
hyphophyseal tidak berkembang. Pada minggu ke-13 kehamilan ACTH-positive cells terlihat
menjauhi contact region diantara primordium pituitary dan mesenkim yang akan menjadi par
intermedia dan berhubungan dengan infundibulum. Tempat dimana GH, TSH- dan FSH
positive cells berpisah ketika berada pada peripheral primordium pituitari. Pada minggu ke-
21 sel pada pars intermedia ACTH positivecells dan sel positif pada hormon pituitari lainnya
terlihat. PRL cell positive dan GH terlihat berdifusi keluar dari lobus anterior dan TSH-,
LH- dan FSH cell positive berdifusi menuju lobus anterior dan pars tuberalis (Hitedoshi et
al., 1988).
Mekanisme induksi organ hipofisis didasarkan pada interaksi antara saraf dan
ektoderm oral. Sinyal BMP4 dan aktivitas FGF dari ventral diencephalon yang diperlukan
untuk pengembangan kantong definitif. Dua LIM Faktor homeobox Lhx3 / Lhx4 telah
terbukti menjadi molekul marker hipofisis yang diekspresikan bersamaan untuk pembentukan
kantong definitif dari kantong Rathke (Sheng et al., 1997). Selanjutnya gradien BMP2
ventrodorsal (Treier et al., 1998), bersama-sama dengan lawan (opposite) gradien FGF8
dorsoventral berfungsi untuk menentukan bagian ventral / fenotip sel intermediet
(gonadotropin,thyrotropes, somatotropes, lactotropes) dan fenotip sel dorsal (melanotropes
dan corticotropes), berturut-turut, selanjutnya akan terjadi pelemahan sinyal BMP2 untuk
diferensiasi bagian terminal. Akibat adanya gradien akan membangun pola ekspresi
overlapping pada beberapa faktor transkripsi di kantong Rathke, memungkinkan penentuan
posisi daritipe sel hipofisis oleh E10.5-E12.5. Beberapa faktor menunjukkan daerah ekspresi
yang terbatas ,termasuk Isl1 (Ericson et al, 1998;.. Treier et al, 1998), P-Frk (Treier et al.,
1998), Brn4 (Sornson et al, 1996), dan Gata2. Pada tahap akhir, sel hipofisis mengalami
diferensiasi, dimana diferensiasi tersebut merupakan marker yang muncul pada pola temporal
dan spasial yang berbedaantara E14.5-E16.5, termasuk corticotropes, mensekresi Hormon
adrenocorticotropin (ACTH); melanotropes, mensekresi melanosit-stimulating hormone
(MSH); thyrotropes, mensekresithyroid-stimulating hormone (TSH); gonadotropin,
mensekresiluteinizing hormone (LH) dan follicle-stimulating hormone(FSH); somatotropes,
mensekresi hormon pertumbuhan (GH); danlactotropes, mensekresi prolaktin (Prl). Selain itu,
embrioJenis sel memproduksi TSH (sel tip rostral). LH, FSH dan TSHadalah heterodimers
berbagi umum subunit a-glikoprotein(Agsu) dan b-subunit tertentu (ditinjau oleh Treier dan
Rosenfeld, 1996).
Hormon yang dibebaskan oleh pituitari posterior adalah oksitosin dan ADH
(Antidiuretik) yang dibuat oleh hipotalamus. Oksitosin mempengaruhi otot uterus, dan ADH
mempengaruhi ginjal. Oksitosin berasal dari peptide, berfungsi merangsang kontraksi uterus
dan sel-sel kelenjar susu. Hormon ADH juga berasal dari peptide yang berfungsi dalam
mendorong retensi air oleh ginjal, mekanisme tersebut diatur oleh keseimbangan air/garam.
Tiga hormon yang disekresikan oleh pituitari anterior merupakan hormon yang secara
kimiawi saling berhubungan dekat. Hormon perangsang folikel (Folicle Stimulating
Hormone (FSH)), Hormon Luteinisasi (Luteinizing Hormone (LH)), dan hormon perangsang
tiroid (Thyroid Stimulating Hormone (TSH)) yang merupakan glikoprotein. Hormon pituitari
anterior lainnya semua berasal dari suatu proopiomelanokortin. Protein besar ini dipotong
menjadi beberapa fragmen pendek didalam sel pituitari. Homon Adenokortikotropik
(Adenocorticotropic hormone (ACTH)) merangsang produksi dan sekresi hormon peptide.
Hormon ACTH merangsang produksi dan sekresi hormon steroid oleh korteks adrenal.
Hormon perangsang melanosit (MSH) mengatur aktivitas sel yang mengandung pigmen pada
kulit manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Ganong, W.F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Edisi 22. Jakarta. EGC
Greenstein, B., Wood, D. F., 2010. At a Glance Sistem Endokrin Edisi Kedua. Erlangga.
Jakarta.
Guyton, A.C., dan Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC
Hidetoshi, Ikeda, Jiro Suzuki., Nobuaki Sasano., and Hiroshi Niizuma. 1988. The
Development and Morphogenesis of the Human Pituitary Gland. Anat Embryo.
178:327-336.
Junqueira, Luiz Carlos.& Jose Carneiro. 2007. Histologi Dasar ;Teks dan Atlas .Edisi 10.
Jakarta. EGC.
Treier, M., Gleiberman, A.S., OConnel, S.M., Szeto, D.P., McMahon, L.A., McMahon, A.P.,
Rosenfeld, M.G., 1998. Multistep signalling requirements for pituitary organogenesis in
vivo. Genes Dev. 12: 16911704
Sadler, TW. 2015. Lengman Medical Embryology. Wolters Kluwer heart. China
Sheng, H., Moriyama, K., Yamashita, T., Li, H., Potter, S., Mahon, K., Westphal, H., 1997.
Multistep control of pituitary organogenesis. Science. 278: 8091812.
Sherwood, Lauralee. 2012. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem.Edisi 6. Jakarta. EGC
Singh, Visramh. 2012. Textbook clinical embryology. Elsevier. Ajanta offset. New Delhi
Sornson, M., Wu, W., Dasen, J., Flynn, A., Norman, D., OConnell, S., Gukovsky, I.,
Carriere, C., Ryan, A., Miller, A., Zuo, L., Gleiberman, A., Andersen, B., Beamer, W.,
Rosenfeld, M.G., 1996. Pituitary lineage determination by the Prophet of Pit-1
homeodomain factor defective in Ames dwarsm. Nature. 384:327333.