Anda di halaman 1dari 2

Fungsi Pars Distalis dari Hipofisis

Nama : Raihan Lucky Buana


NIM : 17711101

Hipofisis atau yang sering kita sebut dengan kelenjar pituitari adalah sebuah organ
yang terletak di dalam cekungan sella turcica tulang sphenoid di dasar otak. Hipofisis ini
dibagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian anterior dan posterior. Hipofisis anterior terdiri dari sel
kelenjar, oleh karena itu hipofisis anterior juga disebut dengan adhenohipofisis sedangkan
hipofisis postrerior terdiri dari jaringan saraf sehingga disebut sebagai neurohipofisis.
Meskipun adhenohipofisis dan neurohipofisis memiliki letak yang bersebelahan, akan tetapi
memiliki fungsi dan asal embriologi yang sangat berbeda.(1)
Adhenohipofisis berasal dari oropharynx (kantong Rathke) dan selama proses
embriologi berlangsung oropharynx ini tumbuh ke atas sampai nantinya oropharynx bertemu
dengan jaringan pertumbuhan saraf inferior. Jaringan saraf yang bertemu ini nantinya akan
membentuk lobus posterior. Pada akhir dari proses embriologi, lobus posterior memiliki
ujung saraf neuron yang berasal dari hipotalamus. Tangkai hipofisis menghubungkan
hipotalamus dengan hipofisis atau kelenjar pituitari dan mengirimkan akson hipotalamus ke
lobus posterior, selain itu fungsi lainnya adalah untuk mengirimkan hormon regulasi dari
hipotalamus ke lobus anterior melalui sistem portal. Lobus anterior memiliki bentuk yang
lebih besar dari lobus posterior dan mempresentatifkan kurang lebih 2/3 dari keseluruhan
volume dari kelenjar pituitari.(2)
Kita sudah membahas embriologi dari kelenjar pituitari, sekarang kita masuk ke
pembahasan yaitu pars distalis dari hipofisis, pars distalis hipofisis berada di adhenohipofisis
atau hipofisis bagian anterior, fungsi dari pars distalis ini adalah untuk menghasilkan enam
hormon seperti : tiroid stimulating hormone (TSH), corticotropin, follicle stimulating
hormone (FSH), prolaktin (PRL) dan Grow Hormone (GH). Selain 5 hormon ini sel sel di
pars distalis ini juga menghasilkan proopiomelanocortin (POMC). (3)
Daftar Pustaka

1.Bancalari RE, Gregory LC, Mccabe MJ, Dattani MT. Pituitary Gland Development : An Update.
2012;23:1–15.
2. Amar AP, Weiss MH. Pituitary anatomy and physiology. 2003;13:11–23.
3. Hong GK, Payne SC, Jr JAJ. A n a t o m y , P h y s i o l o g y , an d L a b o r a t o r y Ev a l u a t i
o n o f the Pituitary Gland. 2016;49:21–32.

Anda mungkin juga menyukai