IRT Lan
IRT Lan
ANATOMI KELENJAR
ENDOKRIN
BAB I
MATERI DAN METODE
Praktikum Ilmu Reproduksi Ternak dengan materi Anatomi Kelenjar
Endokrin dilaksanakan pada hari Senin tanggal 8 April 2013 pukul 09.00-11.00
Materi
Praktikum anatomi endokrin menggunakan alat berupa gergaji dan cutter
untuk membelah kepala ayam, nampan sebagai alas, dan alat tulis untuk
menggambar. Bahan yan digunakan dalam praktikum ini berupa kepala ayam
untuk dilakukan pembedahan dan pengamatan kelenjar endokrin.
1.2.
Metode
Praktikum anatomi endokrin yang akan dilakukan yaitu membelah kepala
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1. Anatomi Kepala Ayam
Berdasarkan hasil praktikum didapatkan hasil sebagai berikut:
1
1. Ventrikel I
5. Hypophysa
2. Ventrikel II
6. Master of Gland
3.
Ventrikel III
metabolisme
yang
ada
di
dalam
tubuh.
Ditambahkan
oleh
2.1.1. Hipotalamus
2.1.2. Hipofisa
Hipofisa pada ayam broiler terletak di bawah ventrikel keempat dan pada
bagian belakang kelanjutan dari hipotalamus (bagian dari otak). Menurut Banerjee
(1976), bahwa kelenjar hipofisa terletak di dasar otak. Kelenjar ini terbagi
menjadi 3 bagian yaitu anterior lobe, lobe intermediate, dan posterior lobe.
Hipofisa menghasilkan hormon pertumbuhan (growth hormone), hormon
perangsang tiroid (TSH), perangsang gonad (FSH), dan lain-lain. Menurut
Partodihardjo (1980), hipofisa adalah suatu kelenjar hormon yang mengatur
hampir seluruh mekanisme biologi yang terdapat dalam tubuh dapat
menyelamatkan mekanisme yang dapat menyelamatkan keturunan spesies
makhluk hidup. Hormon hipofisa selain Follicle Stimulating Hormone (FSH)
yang merangsang produksi hormon seks yaitu prolactin yang mengatur produksi
air susu induk setelah melahirkan (pada mammalia).
Hipofisa terbagi menjadi dua yaitu adenohipofisa (pars disnatalis dan
pars partuberalis) dan neurohipofisa (pars intermedia dan pars nervosa). Menurut
Partodihardjo (1980), adenohipofisa berfungsi mensekresikan TSH, FSH, LH,
LTH, ACTH, LPH, dan GH sedangkan neurohipofisa berfungsi mensekresikan
oxytocin dan Anti Diuret Hormon (ADH). Hal ini diperkuat oleh Turner (1988)
yang menyatakan, bahwa terdapat tujuh hormon yang diperoleh dari
adenohipofisa yaitu STH, ACTH, FSH, LTH, FSH, LH, ICSH dan MSH.
2.1.3. Ventrikel I
Hipotalamus
RF - FSH
(IH FSH)
Feedback (-)
Hipofisa
Adenohipofisa
FSH
Neurohipofisa
LH
Relaxin
Corpus Luteum (CL)
progesteron
Oxitosin
Hal ini
diperkuat dengan pendapat Ismail (2009) bahwa umpan balik positif terjadi pada
saat hipotalamus mensekresikan hormon FSH kemudian hormon FSH berperan
penting dalam merangsang pertumbuhan folikel pada ovarium sehingga dalam
pertumbuhannya folikel menghasilkan hormon estrogen yang mampu merangsang
pertumbuhan folikel satu hingga mencapai folikel de Graaf yang matang
setelah kadar estrogen meninggi dalam darah, produksi LH menjadi meningkat
dan akan menyebabkan ovulasi.
2.2.2. Feed Back Mechanisme Negatif
Umpan balik negatif terjadi karena corpus luteum memproduksi
progesteron yang merangsang hipotalamus mensekresikan IH-FSH sehingga
hipofisa menghentikan produksi hormon FSH. Akibatnya folikel tidak
berkembang sehingga tidak terjadi ovulasi dan mengakibatkan hormon LH turun.
Hal ini sesuai dengan pendapat Partodihardjo (1980), bahwa contoh umpan balik
10
negatif adalah FSH dan estrogen. FSH akan mernagsang terbentuknya folikel De
Graaf yang akan menghasilkan estrogen dan pada saat estrogen mencapai
ketinggian tertentu maka pelepasan FSH oleh kelenjar hipofisa anterior akan
terhambat hingga akadar FSH dalam darah menjadi sangat rendah. Menurut
Wodzicka, et. al, (1991), Hormon-hormon hipotalamus merupakan hormon/faktor
pelepas atau penghambat. Yang langsung berhubungan dengan reproduksi adalah
Gonadotrophin Releasing Hormone/Faktor yang menyebabkan dilepaskannya
FSH dan LH.
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
11
3.1. Simpulan
Berdasarkan hasil praktikum anatomi kelenjar endokrin dapat diambil
kesimpulan bahwa kelenjar endokrin terbagi menjadi 2, yaitu kelenjar endokrin
reproduksi penunjang dan kelenjar endokrin reproduksi utama. Kelenjar endokrin
reproduksi penunjang berfungsi bukan pada proses reproduksinya tetapi pada
proses fisiologis tubuh yang lain yang menunjang proses reproduksi. Fungsi
utama kelenjar reproduksi utama ialah menunjang proses reproduksi. Kelenjar
endokrin reproduksi utama melliputi hipotalamus, hipofisa, ovarium, testis, dan
plasenta.
3.2 Saran
Kelenjar endokrin pada kepala ayam terutama hipofisa jarang terlihat
bahkan cenderung tidak terlihat, untuk itu pada saat melakukan pembedahan
diharapkan hati-hati agar kepala ayam tersebut tidak rusak.
DAFTAR PUSTAKA
12
Banerjee, G. C. 1976. A Text Book Of Animal Husbandry. Jay Print Pack (P) Ltd,
New Delhi
Frandson, R.D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.
Ismail, M. 2009. Onset Dan Intensitas Estrus Kambing Pada Umur Yang Berbeda.
J. Agroland 16 (2) : 180 186.
Partodihardjo, S. 1980. Ilmu Reproduksi Hewan. Mutiara, Jakarta.
Turner, C. D. And Bagnara, J. T. 1988. Endokrinologi Umum. Airlangga
Univesity Press, Yogyakarta.
Wodzicka, T. M., Sutama, I.K., Putu, I.G., Thamrin D.C. 1991. Reproduksi.
Tingkah Laku dan Produksi Ternak di Indonesia. PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
13
ANATOMI ORGAN
REPRODUKSI TERNAK
14
BAB I
MATERI DAN METODE
Praktikum Ilmu Reproduksi Ternak dengan materi Anatomi Fisiologi
Organ Reproduksi yang dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 16 April 2013
pukul 07.00-09.00 WIB di Laboratorium Genetika, Pemuliaan dan Reproduksi
Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang.
1.1.
Materi
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah nampan untuk tempat
preparat organ reproduksi, alat tulis untuk menggambar hasil pengamatan preparat
organ. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah organ reproduksi jantan
dan betina pada sapi, domba dan babi.
1.2.
Metode
Praktikum yang dilaksanakan dalam mata acara praktikum anatomi organ
15
BAB II
HASIL PRAKTIKUM
2.1.
3
4
1
2
2
5
Sumber:
Sumber:
Data Primer Praktikum Ilmu Reproduksi http://changes-theworld.blogspot.com
Ternak, 2013
Ilustrasi 3. Organ Reproduksi Jantan
Keterangan : 1. Testis
2. Epididimis
3.Vas defferens
4. a. Kelenjar Vesikularis, b. Kelenjar prostata, c. Kelenjar cowper 5.Penis
16
Organ reproduksi primer jantan yaitu testes. Organ kelamin primer atau
testes berjumlah dua buah dan pada ternak mamalia secara normal terdapat di
dalam suatu kantong luar yaitu skrotum. Organ reproduksi jantan pendukung yaitu
vas deferens, kelenjar aksesoris, uretra, penis dan lain lain.
2.1.1. Testes
Testes merupakan organ reproduksi primer jantan yang menghasilkan sel
kelamin jantan yaitu spermatozoa. Selain itu testes juga menghasilkan hormon
testosteron. Hal ini sesuai dengan pendapat partodihardjo (1980) yang
menyatakan bahwa fungsi testes ada 2 yaitu menghasilkan sel benih jantan atau
atau spermatozoa dan hormon hormon jantan atau androgen seperti testosteron.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Blakely dan Bade (1985) yang menyatakan
bahwa bahwa fungsi dari testes adalah memproduksi sperma yang sangat kecil
didalam tubulus konvolusi (saluran berkelok) testes. Sel-sel interstisial yang
terletak di ruang antara tubulus seminiferous di dalam testes menghasilkan
hormon jantan yang disebut testosteron. Hormon inilah yang bertanggungjawab
pada munculnya sifat-sifat kelamin sekunder pada ternak jantan. Testosteron juga
diperlukan untuk mengatur gland accesoris (kelenjar aksesoris).
2.1.2. Epididimis
17
18
19
kerja otot retraktor penis yang bekerja menarik penis masuk kedalam bungkus
pelindungnya yang disebut skrotum.
2.1.5. Uretra
20
datang dari dorsalis penis, suatu cabang pudenda. Gland penis sangat banyak
mengandung serabut-serabut syaraf dan ujung-ujung syaraf. Hal ini sesuai dengan
pendapat partodihardjo (1980) yang menyatakan bahwa permukaan penis banyak
mengandung ujung syaraf perasa (sensory) oleh karena itu jangan dipegang saat
pengumpulan semen.
2.2.
21
seperti pada sapi dan glandis penis terdapat penonjolan filifermis processus
urethralis. Hal ini sesuai dengan pernyataan wodzicka (1979) yang menyatakan
bahwa skrotum domba relatif lebih besar dan bulat panjang dengan leher terlihat
jelas dibanding babi . Kulit skrotum umumnya tertutup wol. Testes domba dan
kambing berbentuk lonjong yang berukuran 7,5 cm sampai 11,5 cm, diameter 3,8
cm sampai 6,8 cm. Toleihere (1979) menambahkan pada domba kelenjar prostata
tidak mempunyai corpus, hanya ada pars disseminata yang berdifusi dengan
sebagian besar urethra pelvis. Badan filiformis akan berputar secara cepat sewaktu
ejakulasi dan menyemprotkan semen sekeliling orificium externa uterus. Organ
reproduksi pada babi jantan terdapat perbedaan yaitu skrotum tidak begitu jelas,
testes yang terdapat pada babi relatif besar dibandingkan dengan domba namun
lunak, perbedaan yang lain juga terletak pada ampulla yang tidak jelas, namun
babi memiliki kesamaan domba yang testesnya berbentuk lonjong. Testesnya
sangat besar tetapi relatif lebih lunak, terletak horizontal didalam skrotum dan
berbentuk lonjong. Vas deferens terletak cranial dan medial dari testes dan tidak
mempunyai ampulla yang jelas. Funiculus spermaticusnya panjang babi corpus
prostatae terletak dorsal dari vesica urinaria dan tertutup oleh kelenjar vesicularis.
Kelenjar cowper sangat besar dan padat, hampir selindrik dan terletak terpisah
dikedua sisi urethra pelvis. Penis babi mirip penis sapi tetapi flexure sigmoidnya
terletak praescrotal. Bagian cranial penis tidak mempunyai glands tetapi berputar
seperti spiral ke arah yang berlawanan dengan arah jarum jam. Preputium
mempunyai orifisium yang sempit dengan bulu-bulu yang kaku. Hal ini sesuai
22
dengan pendapat Turner (1988) deposit sel sel interstisial yang sangat banyak ada
pada testes babi jantan.
2.3.
2
3
4
2
1
5
6
5
2
3
1
23
yang fungsinya saling berkaitan satu dengan yang lain ; oviduk, servik, uterus,
vagina serta vulva.
2.3.1. Ovarium
Menurut pengamatan yang telah dilakukan, diketahui bahwa ovarium
merupakan organ kelamin primer betina yang berbentuk bulat atau oval. Ovarium
berfungsi untuk menghasilkan sel ovum an hormone estrogen. Hal ini sesuai
dengan pendapat Banerjee (1976) yang menyatakan ovarium adalah bagian dari
organ yang berada di antara abdominal cavity dan dinding dorsal yang
memproduksi ovum. Dikuatkan oleh Partodihardjo (1980) yang menyatakan
bahwa ovaria merupakan alat kelamin yang utama yang menghasilkan telur.
Bentuk ovarium berbeda-beda pada setiap spesies.
2.3.2. Oviduk
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, diketahui bahwa oviduk
merupakan saluran kecil yang menghubungkan ovarium dan uterus. Oviduk juga
berfungsi menangkap ovum yang diovulasikan oleh ovarium dan sebagai tempat
bertemunya sperma dan ovum (fertilisasi). Hal ini sesuai dengan pendapat
Banerjee (1976) yang menyatakan bahwa oviduk berbentuk saluran berkelokkelok yang memiliki panjang 20-25 cm dengan diameter 0,1 cm dan berfungsi
untuk menangkap sel ovum yang dilepaskan oleh ovarium. Diperkuat oleh
Blakely and Bade (1985) yang menyatakan bahwa oviduk menangkap sel ovum
yang di lepaskan oleh ovarium lalu diteruskan ke uterus. Fertilisasi terjadi di
dalam Oviduk (Tuba fallopi).
24
2.3.3. Uterus
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, diketahui bahwa uterus
terdiri dari dua Cornua uteri yang menyerupai tanduk. Uterus berfungsi sebagai
tempat implantasi dan tempat perkembangan embrio. Hal
ini
sesuai
dengan
pendapat Partodihardjo (1980) yang menyatakan bahwa Uterus terdiri atas dua
buah kornua uteri yang berbentuk panjang lancip. Uterus berfungsi sebagai tempat
perubahan-perubahan yang terjadi pada embrio. Dikuatkan oleh Blakely and Bade
(1985) yang menyatakan bahwa auterus terdiri dari dua tanduk yang mengerucut
seperti tanduk domba dan badan uterus Uterus memiliki banyak fungsi.
Contohnya sebagai jalan sperma setelah kopulasi dan menyalurkanya ke tuba
fallopi. Pada saat kebuntingan, uterus menyokong embrio.
2.3.4. Serviks
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan diketahui bahwa serviks
berada di antara uterus dan menuju ke vagina. Serviks berfungsi sebagai katup
yang
melindungi
uterus
sehingga
tidak
memungkinkan
kontaminasi
Partodihardjo (1980), yang menyatakan bahwa serviks ialah urat daging sphincter
yang terletak diantara uterus dan vagina atau dapat dianggap sebagai pintu masuk
ke dalam uterus dan berfungsi menutup lumen uterus sehingga petidak mungkin
jasad mikroskopik maupun makroskopik masuk ke dalam uterus. Hal ini diperkuat
oleh pendapat Blakely and Bade (1985), yang menyatakan bahwa fungsi utama
dari serviks ialah menutup uterus untuk melindungi dari kontaminasi bakteri dan
25
benda asing. Otot sphincter ini selalu tertutup kecuali pada saat proses estrus dan
kopulasi
2.3.5. Vagina
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, maka diketahui bahwa
vagina terletak diantara serviks dan vulfa. Vagina merupakan bagian dari organ
reproduksi betina yang berperan sebagai organ kopulasi dari alat reproduksi
betina. Hal ini sesuai dengan pendapat Banerjee (1976), bahwa vagina ialah organ
kopulasi pada heran betina yang berawal dari serviks posterior hingga urogenital
sinus atau vestibule yang terpisah oleh hymenal constriction. Hal ini diperkuat
oleh pendapat dari Blakely an Bade (1985), bahwa di dalam vagina semen
dikeluarkan oleh jantan. Seperti serviks vagina melebar agar bagian dari membran
dan fetus dapat melewatinya.
2.3.6. Vulva
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, maka diketahui bahwa vulva
merupakan bagian terluar dari organ reproduksi betina. Vulva berfungsi sebagai
tempat masuknya organ reproduksi jantan yang akan mengalami kopulasi. Hal ini
sesuai dengan pendapat Banerjee (1976), bahwa vulva merupakan alat kelamin
betina bagian luar dan terletak di bawah anus. Vulva memiliki dua sisi bibir yang
dipasangkan dengan tactile hair. Diameter dari vulva dipengaruhi oleh ukuran dari
vagina yang dimiliki oleh hewan tersebut.
2.4.
26
27
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1. Simpulan
Organ reproduksi ternak jantan antara lain, penis, epididimis, vas deferens,
ampula, kelenjar aksesoris, uretra, flexura sigmoid dan penis. Pada ternak betina
antara lain ovarium, oviduct, uterus, serviks, vagina dan vulva. Organ reproduksi
ternak sapi dan jantan yaitu penis babi flexure sigmoidnya terletak praescrotal.
Bagian cranial penis tidak mempunyai glands tetapi berputar seperti spiral ke arah
yang berlawanan dengan arah jarum jam. Pada ternak betina, vagina pada sapi
betina mempunyai ukuran paling besar dibandingkan domba dan babi.
3.2. Saran
Diharapkan kepada praktikan agar lebih teliti saat melakukan percobaan
apakah sudah sesuai prosedur atau tidak. Diharapkan seluruh alat dan bagan yang
digunakan dalam keadaan bersih dan baik sebelum maupun sesudah praktikum
agar praktikum berjalan baik.
DAFTAR PUSTAKA
28
Banerjee, G. C. 1976. A Text Book Of Animal Husbandry. Jay Print Pack (P) Ltd,
New Delhi
Blakely, J dan D. H. Bade 1994. The Science of Animal Husbandry.
Diterjemahkan Oleh Bambang Sri Gandono. Ilmu Peternakan. Edisi
Keempat. Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Hal. 276, 262
Frandson, R.D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.
Partodihardjo, S. 1980. Ilmu Reproduksi Hewan. Mutiara, Jakarta.
Turner, C. D. And Bagnara, J. T. 1988. Endokrinologi Umum. Airlangga
Univesity Press, Yogyakarta.
Toelihere, M.R. 1979. Fisiologi Reproduksi Pada Ternak. Penerbit Angkasa,
Bandung.
Wodzicka, T. M., Sutama, I.K., Putu, I.G., Thamrin D.C. 1991. Reproduksi.
Tingkah Laku dan Produksi Ternak di Indonesia. PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
29
SEL GAMET
30
BAB I
MATERI DAN METODE
Praktikum
Ilmu
Reproduksi
Ternak
dengan
materi
Sel
Gamet
dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 24 April 2013 pukul 11.00-13.00 WIB di
Laboratorium Genetika, Pemuliaan dan Reproduksi Ternak Fakultas Peternakan
dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang.
1.1
Materi
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum Sel Gamet yaitu mikroskop
untuk mengamati preparat sel spermatozoa, LCD proyektor dan medium movie
untuk pengamatan morfologi sel sperma dan ovum. Bahan-bahan yang digunakan
di antaranya yaitu semen beku sapi sebagai media pengamatan sel sperma dan
foto ovum sebagai media pengamatan ovum
1.2
Metode
Praktikum Sel Gamet yang pertama dilakukan adalah pengamatan sel
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
31
2.1
Spermatogenesis
Berdasarkan
hasil
pengamatan
praktikum
Sel
Gamet
proses
32
menghasilkan
spermatozoa.
Ditambahkan
Walker
(1999)
bahwa
5. Mitokondria
33
sentriol. Bagian mid piece terdiri dari mitokondria dan terminal disc. Bagian end
piece terdiri dari ekor sperma. Hal ini sesuai dengan pendapat Frandson (1993)
bahwa sperma terdiri dari kepala, bagian tengah (midpiece), dan ekor.
Ditambahkan oleh Toelihere (1981) yang menyatakan bahwa kepala spermatozoa
berbentuk oval memanjang, lebar dan datar. Berisi kromosom yang terdiri dari
DNA.
2.2.1
Akrosom
Akrosom berfungsi sebagai pelindung pada kepala sperma yang
Sitoplasma
Sitoplasma membantu melindungi nukleus dalam sperma. Sitoplasma juga
berfungsi untuk mempertahankan bentuk dari kepala sperma agar tetap utuh
Frandson (1993) yang menyatakan bahwa sitoplasma menjadi tempat banyak
reaksi biokimiawi serta perantara transfer bahan dari luar sel ke organel atau inti
sel.
2.2.3
Nukleus
34
Sentriol
Berdasarkan praktikum sel sperma di peroleh hasil bahwa pada bagian
tengah dari sperma terdapat cincin sentriol yang berfungsi untuk memutuskan
kepala dari badan sperma saat bertemu ovum.
2.2.5
Mitokondria
Berdasarkan praktikum sel sperma di peroleh hasil bahwa bagian badan
Terminal Disc
35
Ekor
Bagian akhir dari sperma ini berfungsi sebagai penggerak flagel agar bisa
bergerak maju menuju sel telur. Hal ini sesuai dengan. Frandson (1993) bahwa
pada bagian ekor sperma terdapat dua fibril sentarl yang dikelilingi oleh sebuah
cincin yang terdiri dari sembilan pasangan fibril perifer yang bersifat kontraktil
dan menimbulkan gerakan ekor sperma. Ditambahkan oleh Toelihere (1981)
bahwa bagian utama ekor mengandung sebagian besar mekanisasi daya gerak
spermatozoa.
36
2.3
perbedaan bentuk sel sperma pada domba, sapi, mencit, dan ayam sebagai berikut:
37
2.4
Oogenesis
Berdasarkan hasil pengamatan praktikum Sel Gamet, oogenesis diperoleh
38
39
2.5.
Sumber : medicaldictionary.thefree
dictionary.com
2.5.1
Cumullus Oophorus
Berdasarkan hasil praktikum sel gamet, cumullus oophorus berfungsi
untuk menyeleksi sperma yang masuk kedalam ovum. Memberi nutrisi pada
40
ovum agar tetap bertahan hidup.. Hal ini sesuai dengan pendapat Toilehere (1981)
bahwa Cumulus oophorus dibentuk oleh ovum dan sel-sel granulosa sekitarnya.
2.5.2
Corona Radiata
Berdasarkan hasil praktikum sel gamet, corona radiata berfungsi
Membran Vitellin
Berdasarkan dari hasil praktikum sel gamet, membran vitellin berguna
untuk difusi dan pengangkutan aktif. Hal ini sesuai dengan pendapat Toilehere
(1981) bahwa membran vitellin suatu diferensiasi kortikal oosit dan dapat
dianggap mempunyai struktur dan sifat-sifat yang sama membran sel-sel somatik.
2.5.3
Zona Pellucida
41
memiliki fungsi untuk menyeleksi sperma yang masuk dan bersifat mudah
ditembus karena tipis.
2.5.5
Sitoplasma
Berdasarkan dari hasil praktikum sel gamet, sitoplasma adalah cairan yang
mengisi ovum. Fungsi dari sitoplasma adalah mempertahankan agar nukleus tetap
ditengah. Hal ini sesuai dengan pendapat Toilehere (1981) menyatakan bahwa
sitoplasma terletak di bagian tengah setelah zona pellucida. Hardjopranjoto (1995)
menambahkan bahwa didalam sitoplasma terdapat membran vitelline dan inti
nukleus.
2.5.6
Nukleus
Berdasarkan hasil praktikum sel gamet, nukleus membawa materi genetik
dan mengatur aktivitas pada ovum.. Hal ini sesuai dengan pendapat Toilehere
(1981) bahwa inti terdiri dari DNA yang bersenyawa dengan protein. Yatim
(1991) menambahkan bahwa nukleus atau inti mengandung cairan kental daripada
sitoplasma yang disebut nukleuplasma. Nukleus berfungsi sebagai pembawa sifat
genetik dari induk yang akan diturunkan pada keturunannya.
42
2.6
2.
4.
43
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1. Simpulan
44
DAFTAR PUSTAKA
Frandson, R. D. 1993. Anatomi dan Fisiologi Ternak Edisi Keempat. Gadjah
University Press, Yogyakarta.
Hardjopranjoto, S. 1995. Ilmu Kemajuan pada Ternak. Airlangga. University
Press. Surabaya.
Isnaeni, W. 2006. Fisiologi Hewan. Kanisius. Yogyakarta.
45