Endokrin berasal dari bahasa Yunani “”endon”” (dalam) dan “”krino” (berpisah).
Jadi endokrin menyatakan organ tanpa saluran (pembuluh) yang sekresinya
(hormon) diserap secara langsung ke aliran darah daripada dimasukkan ke sistem
pembuluh sebelum ke peredaran darah. Namun, tidak semua organ tanpa
pembuluh memiliki karakter endokrin seperti sumsum tulang, tonsil, limpa, dan
limfenodus. Organ-organ ini tidak tersusun atas sel sekretori yang menghasilkan
hormon (endokrin). Hormon adalah senyawa organik yang dihasilkan oleh
kelenjar endokrin (kelenjar buntu). Hormon berfungsi mengatur pertumbuhan,
reproduksi, tingkah laku, keseimbangan dan metabolisme.
Sel-sel penyusun organ endokrin dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai
berikut.
1. Sel Neusekretori, adalah sel yang berbentuk seperti sel saraf, tetapi berfungsi
sebagai penghasil hormon. Contoh sel neusekretori ialah sel saraf pada
hipotalamus. Sel tersebut memperhatikan fungsi endokrin sehingga dapat juga
disebut sebagai sel neuroendokrin. Sesungguhnya, semua sel yang dapat
menghasilkan sekret disebut sebagai sel sekretori. Oleh karena itu, sel saraf seperti
yang terdapat pada hipotalamus disebut sel neusekretori.
2. Sel endokrin sejati, disebut juag sel endokrin kelasik yaitu sel endokrin yang
benar-benar berfungsi sebagai penghasil hormon, tidak memiliki bentuk seperti
sel saraf. Kelenjat endokrin sejati melepaskan hormon yang dihasilkannya secara
langsung ke dalam darah (cairan tubuh). Kelenjar endokrin sejati dapat ditemukan
pada hewan yang memepunyai sistem sirkulasi, baik vertebrata maupun
invertebrata. Secara pragmatis, organ endokrin dapat dibedakan menjadi tiga tipe.
Tipe pertama disusun atas beberapa organ yang membentuk endokrin secara
utama seperti hipofise, epifise (pineal), dan tiroid, paratiroid, glandula adrenal
(supra renal). Tipe kedua, tersusun atas organ-organ yang menggabungkan fungsi
endokrin dengan fungsi lainnya tetapi sangat berhubungan, sebagai contoh
pankreas, testes, ovarium, dan plasenta. Tipe ke tiga, tersusun atas organ-organ
dengan fungsi utama yang cukup berbeda, tetapi organ tersebut termasuk
komponen endokrin yang tidak menyolok, seperti ginjal, hati, timus, jantung, dan
traktus digastivus.
B. Pengertian Hormon
C. Klasifikasi Hormon
Ikan
Amfibia
Hormon tiroid tidak hanya mengatur pertumbuhan dan pematangan seksual, tetapi
juga mengontrol metamorfosis. Semua kelompok Amfibi, termasuk Anura dan
Caudata, mempunyai dua jenis hormon gonadotropik yang secara stuktur dan
fungsi mirip dengan LH dan FSH pada mamalia. Stimulasi pelepasan hormon
gonadotropik dihasilkan dari pengaruh Gonadotropin-releasing hormone (GnRH).
GnRH merupakan neurohormon utama yang mengaktifkan reproduksi amfibi,
dihasilkan oleh hipotalamus.
Reptilia
Kelenjar endokrin pada reptil adalah hipofisis, adrenal, tiroid, pankreas, testis,
ovarium, dan pineal. Terdapat beberapa perbedaan hormon pada reptil
dibandingkan dengan mamalia. Pituitari (hipofisis) posterior reptil mensekresikan
hormon AVT (arginine vasotocin) dan mesotocin. Sekresi dari korteks adrenal
adalah corticosterone.
Aves
Mamalia